1. Body image
gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri , misalnya karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola Personal Hygiene
3. Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi
yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan
kakinya.
5. Budaya
di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
6. Kebiasaan seseorang
ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain-lain
7. Kondisi fisik
pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya
2. Praktik sosial.
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal
hygiene.Termasuk produk dan frekuensi perawatan pribadi. Selama masa kanak-kanak,
kebiasaan keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi dan
jenis hygienemulut. Pada masa remaja, hygienepribadi dipengruhi oleh teman. Misalnya remaja
wanita mulai tertarik pada penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa
dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan
pada lansia beberapa praktikhygieneberubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia
(Potter & Perry, 2009).
Menurut Wartonah, 2004 Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.