Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PEMBAHASAN
A. Tumbuhan Herbal dan Manfaat nya untuk Penyakit
1. Jahe

Jahe sering kita temui sehari-hari. Banyak manfaat yang kita dapat dari penggunaan
jahe. Diantaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit,
kembang gula, serta berbagai minuman (bandrek, sekoteng, dan sirup). Jahe juga dapat
digunakan pada obat tradisional sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk
mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan
rasa sakit, obat antimual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut),
kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai penawar racun ular dan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar.
Kandungan senyawa dalam jahe ada 2 golongan senyawa berdasarkan kemudahan
menguap, yaitu golongan senyawa volatil (mudah menguap) dan golongan non-volatil.
Senyawa yang menyebabkan pedas di atas merupakan senyawa non-volatil.
Jika kita menumbuk seruas jahe, maka akan timbul aroma khas yang kuat, dan jika
kita hirup akan memberi suasana hangat di hidung kita. Aroma khas ini berasal dari minyak
atsiri yang terkandung didalamnya. Minyak astiri merupakan senyawa volatil atau mudah
menguap, sehingga baunya tercium oleh hidung kita. Minyak ini juga menyebabkan rasa jahe
yang khas. Minyak atsiri dalam jahe merupakan gabungan dari senyawa terpenoid yang
terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpena, zingiberena, bisabolena, sineol, sitral, zingiberal
(ada yang menyebut zingiberol, tapi keduanya adalah senyawa berbeda; zingiberal
mengandung gugus aldehid, sedangkan zingiberol mengandung gugus hidroksida,-OH),
felandren (phellandrena),borneol, sitronellol, geranial, linalool, limonene, kamfena. Minyak
atsiri yang terkandung dalam jahe antara 1 sampai 3 %.
Selain itu, juga ada kandungan senyawa lain, such as: senyawa oleoresin (gingerol,
shogaol), senyawa fenol (ada sumber yang menyebut polifenol)(gingeol, zingeron), enzim
proteolitik (zingibain), 8,6 % protein, 6,4 % lemak, 5,9% serat, 66,5% karbohidrat, 5,7% abu,
kalsium 0,1%, fosfor 0,15 %, besi 0,011%, sodium 0,03%, potassium 1,4%, vitamin A 175
IU/100 g, vitamin B1 0,05 mg/100 g, vitamin B2 0,13 mg/100 g, niasin 1,9% dan vitamin C
12 mg/100g. Dalam jahe, ada juga kandungan asam-asam organik seperti asam malat [yang
sering disebut sebagai asam apel; COOHCH2CH(OH)COOH ;asam hidroksibutanadioat],
dan asam oksalat. Senyawa Oleoresin dalam jahe digunakan sebagai zat aktif untuk
mengobati batuk, penurun panas, dan analgetik.
Jahe diolah dalam bentuk minuman seduh atau kembang gula dan salah satu
komponen jamu. Bisa juga dikemas dalam bentuk kapsul serbuk jahe atau bentuk kristal jahe.

2. Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh pada
iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena fungsi pengobatannya.
a. Gel Lidah Buaya
Menurut Yaron (1991), bahwa pelepah tanaman Aloe vera L. ini terdiri dari beberapa
bagian utama, yakni mucilage gel dan exudate (lendir). Bagian utama mucilage gel terdiri
atas berbagai macam polisakarida (glucomannan, acetylated glucomannan, acemannan,
galactogalacturan, dan galactoglucoarabinomannan), mineral (calcium, magnesium,
potassium, sodium, iron, zinc, dan chromium), protein (enzim pectolytic, aloctindan lectin
(glikoprotein), serta jenis protein lain), ß- sitosterol, hidrokarbon rantai panjang, dan ester.
Bagian utama exudate (lendir) terdiri atas yellow sap (lendir berwarna kuning) dan lendir
tidak berwarna. Yellow sap mengandung berbagai komponen seperti anthraquinone beserta
turunannya, aloin (barbaloin), dan aloe-emodin, sedangkan lendir tidak berwarna
mengandung berbagai jenis komponen fenolik. Gel lidah buaya yang terdiri dari polisakarida,
berperan menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat pembusukan
makanan. Gel ini juga mengandung antibiotik dan anti cendawan yang berpotensi
memperlambat atau menghalangi mikroorganisme yang mengakibatkan keracunan makanan
pada manusia (Reynolds dan Dweck, 1999).
b. Komposisi Gizi dan Kandungan Gel Lidah Buaya
Komposisi terbesar gel lidah buaya adalah air, yaitu 99.20% sisanya adalah padatan
yang terutama terdiri dari karbohidrat, yaitu mono dan polisakarida. Polisakarida gel lidah
buaya terutama terdiri dari glukomanan serta sejumlah kecil arabinan dan galaktan.
Monosakaridanya berupa D-glukosa, D-manosa, arabinosa, galaktosa dan xylosa (Setiabudi,
2008).
Secara kuantitatif, protein dalam lidah buaya ditemukan dalam jumlah yang cukup
kecil, akan tetapi secara kualitatif protein gel lidah buaya kaya akan asam-asam amino
essensial terutama leusin, lisin, valin, dan histidin. Selain kaya akan asam-asam amino
essensial, gel lidah buaya juga kaya akan asam glutamate dan asam aspartat. Vitamin dalam
lidah buaya larut dalam lemak, selain itu juga terdapat asam folat dan kolin dalam jumlah
kecil (Setiabudi, 2008).
Dari segi kandungan nutrisi, gel atau egene, lidah buaya mengandung beberapa
mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, sodium, besi, zinc, dan kromium. Beberapa
vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti
fenol, flavonoid, vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan magnesium. Antioksidan ini berguna
untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif
(Astawan, 2008).

Zat Kegunaan
Vitamin B1, B2, Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara
Niasinamida, B6, cholin, normal dan sehat.
asam folat
 

Asam amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan dan untuk


sintesa bahan lain.
 

Enzim oksidase, amylase, Mengatur proses kimia dalam tubuh dan


katalase, lipase, protease menyembuhkan luka dalam dan luar.
 

Selulosa, glukosa, mannose, Mengatur proses kimia dalam tubuh dan


aldopentosa, ramnosa menyembuhkan luka dalam dan luar
 

Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi,


sehingga memudahkan peresapan gel ke kulit
 

Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat


antiseptik, bahan pencuci yang sangat baik

Sumber : Furnawanthi (2003)


Setiabudi (2008) menyatakan bahwa aloin merupakan bahan aktif yang bersifat
sebagai antiseptik dan antibiotik. Senyawa aloin merupakan kondensasi dari aloe emodin
dengan glukosa. Senyawa ini mempunyai rasa getir yang ditentukan pertama kali oleh Smith
pada tahun 1841. Selain itu, kandungan aloin pada Aloe Vera sebesar 18-25%, Aloe perryi
sebesar 7,5-10% dan Aloe ferox Miller sebesar 9-24,5%, serta senyawa tersebut bermanfaat
untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti demam, sakit mata, tumor, penyakit kulit
dan obat pencahar.
Lidah buaya bisa diolah dalam bentuk makanan, minuman, atau pun cairan. Misalnya
di buat puding, jus, dibuat masker wajah, dll.
3. Kumis Kucing dan Daunnya

Kumis kucing memiliki nama ilmiah Orthosiphon Stamineus B merupakan tumbuhan


yang termasuk dalam keluarga Lamiaceae. Kumis kucing biasa di manfaat kan masyarakat
sebagai obat tradisional seperti jamu. Sedangkan bagian tanaman yang sering dimanfaat kan
yaitu daun nya, baik daun yang masih segar atau pun daun yang sudah melalui proses
pengeringan.
a. Kandungan dalam daun kumis kucing
Daun kumis kucing mengandung beberapa senyawa kimia seperti senyawa
turunan terpen, senyawa turunan fenolat (flaronoid), garam kalium, minyak
atsiri, dan Orthosiponin Glycosides.
b. Khasian kandungan kumis kucing bagi kesehatan

1) Kandungan Orthosiponin Glycosides berkhasiat melarutkan asam urat,


fosfat, dan asam oksalat dari tubuh terutama pada kandung kemih,
empedu, dan ginjal.
2) Garam kalium memiliki efek diuretik atau peluruh air seni dan pelarut
batu saluran kencing sehingga dapat mencegah terjadinya endapan batu
ginjal.
3) Flavonoid yang terdapat dalam daun kumis kucing berpotensi untuk
menjadi anti-inflamasi dan anti oksidan.
Selain itu, dengan mengkonsumsi ekstrak rebusan dari daun kumis kucing secara alamiah
dapat menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Daun kumis kucing bisa di buat
minum seperti teh dengan proses pengeringan terlebih dahulu.
4. Daun Kelor

Daun kelor bermanfaat untuk mengobati panas dalam dan demam,


meningkatkan ketahanan alamiah tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh,
meningkatkan serum kolestrol alamiah, meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal,
memudahkan pencernaan, memelihara sistem imunitas tubuh, mendukung kadar gula
dalam tubuh dll.

Daun kelor juga berkhasiat dalam menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Daun kelor bisa mengatasi beragam keluhan yang timbul karena kekurangan mineral
dan vitamin seperti kekurangan protein (rambut pecah-pecah), kekurangan vitamin C
(pendarahan pada gusi gigi), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin
A (gangguan pada penglihatan), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah),
kekurangan vitamin B1 (penyakit beri-beri), kekurangan Choline (penumpukan lemak
pada liver), kekurangan zat besi (anemia) dan kekurangan kalsium (osteoporosis).

Daun kelor memiliki nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga
kesehatan.Nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (seperti
kalsium, tembaga, zat besi, magnesium dan zat besi) terkandung lengkap dalam daun
kelor. Selain itu kandungan serta dalam daun kelor juga ternyata sangat tinggi.
Sebagai contoh, dalam satu batang lembaran daun kelor, kandungan proteinnya
ternyata 2 kali lebih besar dibanding protein dalam yoghurt atau sebutir telur.

kandungan kalsium dalam daun kelor ternyata memiliki kandungan empat kali
lebih banyak dibandingkan dengan klasium susu.Selain nutrisi umum tersebut diatas,
ternyata daun kelor juga memiliki kandungan jenis-jenis asam amino essensial yang
dibutuhkan bagi tubuh, asam amino ini sangat berperan dalam proses penyembuhan
berbagai macam penyakit.

Beberapa jenis asam amino yang terdapat dalam daun kelor antara lain argine,
histidine, isoleucine, leusin, lysine, methionine, phenilalinin, theronin, threonine,
tryptophan dan valine. Beberapa asam amino ini sangat dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan tubuh, sehingga tidak heran daun kelor sangat baik untuk diberikan
kepada bayi ataupun anak dalammasa pertumbuhan, untuk menunjang pertumbuhan
badannya.

kandungan utama beberapa kandungan daun kelor ini ternyata akan lebih
tinggi jika daun kelor diolah terlebih dahulu menjadi bentuk kering atau tepung.
Kecuali vitamin C, zat nutrisi lain akan meningkat kandungannya ketika daun kelor
diubah menjadi bentuk kering.

5. Daun sirih

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau


bersandar pada batang pohon lain. Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m.
Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing,
tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas.
Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm.

Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan


cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada
kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Biasanya untuk obat hidung berdarah. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan
kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama penghisap.
Kandungan daun Sirih yaitu Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak
terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol
yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur.

Kandungan utama yang terdapat di daun sirih dan memberikan ciri khas
tersendiri yaitu MINYAK ATSIRI. Selain itu daun sirih juga mengandung zat aktif
yaitu kavikol, prepona, sineol, tannin dan senyawa lainnya seperti vitamin, asam
organik, gula, lemak, pati, dan karbohidrat.

Di dalam minyak atsiri tersusun dari senyawa fenol, fenol propenil (hingga
60%) Komposisi utamanya eugenol (sampai 42,5 %), karvakrol, chavikol, kavibetol,
alilpirokatekol, kavibetol asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol,
metileter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen.

6. Daun Sembung

Daun sembung sejak lama dikenal memiliki khasiat sebagai obat sehingga
sering sekali digunakan sebagai bahan ramuan untuk membuat obat tradisional.
Bagian tanaman sembung yang biasanya digunakan untuk pengobatan adalah bagian
akar dan daun, baik dalam keadaan segar atau saat sudah kering. Kandungan senyawa
kimia di dalam daun sembung adalah limonene, cineole, borneol, glukosida, dimethyl
ether phloroacetophenone, asam palmitin, alkohol sesquiterpen, minyak siri dan juga
zat yang bergetah yang digunakan untuk kapur barus.

Khasiatnya, Sebagai penambah nafsu makan, obat sakit perut, pengencer darah, obat
batuk, pereda nyeri haid, dan juga luka luar seperti gatal-gatal dan bisul. Untuk
penyakit paru-paru seperti bronkhitis pun, daun sembung sangat berguna sebagai obat.

Kandungan kimianya terdiri dari borneol, cineole, limonene, dan dimenthyl ether
phloroacetophenone, glukosida, alkohol sesquiterpen, asam palmitin, minyak siri, dan
zat bergetah (untuk kapur barus).Daun segarnya mengandung borneol, rasanya asam,
sedikit pahit, agak hangat, dan harum.
7. Lengkuas/Laja/Laos

Lengkuas, laja atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis umbi-umbian.


Rimpang lengkuas atau laja dan laos sangatlah bermanfaat dan sudah sering
digunakan sebagai bumbu masakan Indonesia, dimulai dari sayur asem sampai
berbagai jenis gulai berbumbu santan gurih.

Lengkuas mengandung minyak asiri, flavonoida saponin dan tanin. Selain itu
lengkuas juga menyimpan kandungan zat aktif galangan, eugenol, basonin, dan
galangol. Hasil penelitian menemukan bahwa lengkuas mengandung senyawa
terpenoid, fenol, dan flavonoid yang sering digunakan sebagai bahan dasar obat
modern.

Efek farmakologis lengkuas berasal dari kandunga Basonin yang dapat


merangsang semangat. Eugenol, mencegah ejakulasi prematur, membasmi jamur
candica albicans, bersifat anti kejang, analgetik, anestetik, dan sedatif. Galangan
mengatasi lelah bersifat antimutagenik, menghambat enzim siklo-oksigenase dan
lipoksogenase. Galangol, merangsang semangat, dan menghangatkan tubuh.

Lengkuas dikatakan memiliki sifat anti jamur dan anti kembung. Lengkuas
adalah obat mujarab untuk membasmi jamur kulit. Lengkuas juga dapat menghambat
mikroba pembusuk dan mengawetkan makanan. sifat anti mikroba berasal dari
kandungan minyak asiri sehingga lengkuas berfungsi sebagai bekterisida (pembunuh
bakteri), bakteristatis (penghambat pembiakan bakteri), fungisida(membunuh jamur),
dan garmisida (penghambat spora bakteri).

Selain untuk rempah dalam masakan, Lengkuas juga digunakan sebagai bahan
dalam membuat jamu atau sebagai penyegar. Ramuan jamu yang mengandung
Lengkuas ini berfungsi untuk menjaga kesehatan dan menjaga stamina, khususnya
pria. Untuk masakan caranya kadang dimemarkan atau dipotong berapa centimeter
sesuai kebutuhan, kemudian dicelupkan ke dalam campuran masakan atau di ulek
/ditumbuk dengan bumbu-bumbu yang lain hingga lembut.
8. Daun Pepaya

Daun pepaya memiliki kandungan gizi yang cukup beragam diantaranya


vitamin A 18250 SI, vitamin B1 0,15 miligram per 100 gram, vitamin C 140 miligram
per 100 gram daun pepaya, kalori 79 kal per 100 gram, protein 8,0 gram per 100
gram, lemak 2,0 gram per 100 gram, hidrat arang/karbohidrat 11,9 gram per 100
gram, kalsium 353 miligram per 100 gram, dan air 75,4 gram per 100 gram. Daun
pepaya juga mengandung carposide yang dapat berfungsi sebagai obat cacing. Daun
pepaya mengandung zat papain yang tinggi sehingga menjadikan rasanya pahit,
namun zat ini justru bersifat stomakik yaitu dapat meningkatkan nafsu makan.

Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut yang diduga memiliki
potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin (Priyono,
2007).

Daun pepaya bisa digunakan untuk mencegah kanker karena sarat akan getah
putih seperti susu, Selain mengandung senyawa antikanker. Daun pepaya juga
menyimpan senyawa karpain yang baik untuk menghambat kinerja beberapa jenis
mikroorganisme yang mengganggu fungsi pencernaan. Daun pepaya bisa juga
dimanfaatkan untuk mengontrol tekanan darah serta mengobati demam berdarah dan
nyeri haid.
9. Daun Miana Merah

Daun miana atau yang biasa disebut dengan tanaman iler menurut Lisdawati (2008)
mempunyai nama ilmiah (Coleus benth). Pada saat dewasa atau tanaman ini
mempunyai bunga yang berwarna merah atau ungu atau kuning. Senyawa kimia yang
terkandung dalam daun miana (Coleus benth) adalah golongan minyak atsiri,
flavonoid, alkaloid, steroid, tanin,dan saponin (Iler, 2012).

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar
mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap,
diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan
& Mulyani, 2004).

Flavonoid adalah senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan
mempuyai bioaktifitas sebagai obat.Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna
merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan dan terdapat pada batang, daun, bunga, dan buah. Flavonoid dalam
tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan
kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,
meningkatkan efektifitas vitamin C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan
sebagai antibiotik.

manfaat daun miana untuk kesehatan : untuk diabetes melitus, ambeien, demam atau
panas, mengatasi bisul, pereda mulas dan sakit perut, menstruasi tidak teratur,
sembelit, batuk dan flu, dan luka borok.
10.

Anda mungkin juga menyukai