Anda di halaman 1dari 18

PUBLIKASI ILMIAH

STUDI SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA SOLIDIFIKASIBESI COR


KELABUDALAM CETAKAN PERMANEN UNTUK TAPPINGAKHIR

Publikasi Tugas Akhir ini disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Program Studi Strata Pada Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
HERI SUPRIYANTO
NIM : D200040055

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Surakarta
2016

i
ii
iii
iv
STUDI SIFAT FISIS DAN MEKANIS
PADA SOLIDIFIKASI BESI COR KELABU DALAM CETAKAN
PERMANEN UNTUK TAPPING AKHIR

Heri Supriyanto, Masyrukan.


Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura
Email : aslipelatge gmail.com

Abstraksi
Penelitian ini mengambil salah satu bagian dari pengecoran logam
yaitu masalah peleburan yang bertujuan untukmengetahui pengaruh dari
peleburan besi cor kelabu pada tapping akhir dengan tanur induksi frekuensi
tinggi terhadap nilai kekerasan, struktur mikro dan komposisi kimianya.
Penelitian ini dilakukan terhadap spesimen uji besi cor kelabu dari
cetakan permanen. Pengujian yang dilakukan adalah uji komposisi kimia dengan
spektrometer, uji kekerasan dengan metode rockwell menggunakan hardness
tester yang dikonversi ke metode hardness brinell, dan pengujian struktur mikro
dengan menggunakan mikroskop metalografi.
Dari hasil pengujian terhadap spesimen didapatkan bahwa spesimen
besi cor kelabu memiliki beberapa komposisi kimia yaitu: karbon (C):3,52%,
silikon (Si):1,95%, mangan (Mn):0,470%, dan banyak lagi lainya yang
terkandung dalam spesimen uji. Pada uji kekerasan dilakukan pada 2 sisi, yaitu
sisi bagian atas dan samping, masing-masing terdapat 5 titik pengujian. Disisi
samping didapat harga kekerasan (97,24; 97,81;97,30; 98,79; 97,82). Didapat
harga kekerasan rata-rata yaitu 97,79. Pada sisi atas didapat harga kekerasan
(46,67; 45,90; 45,70; 46,53; 45,31) dan didapat nilai rata-rata 46,02.

v1
STUDI SIFAT FISIS DAN MEKANIS
PADA SOLIDIFIKASI BESI COR KELABU DALAM CETAKAN
PERMANEN UNTUK TAPPING AKHIR

Heri Supriyanto, Masyrukan.


Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura
Email : aslipelatge gmail.com

ABSTRACT

This research took a part of metal casting, that was a matter of melting
which aimed at knowing the influene of the melting of grey cast iron in the final
tapping with a high frequency induction on the values of hardness, micro
structure and chemical composition.

This research was conducted on the specimen of greay cast iron testing
from a permantent mold. The testings conducted were a testing of chemical
composition using spectrometer, a testing of hardness through the rockwell
method using a hardness testinger converted into the hardness brinell method,
and the testing of micro structure using a metalography microscope.

From the results of the testing of specimen, it was obtained that the bahwa
specimen of grey cast iron has several chemical composition, they were: carbon
(C): 3.52%, silicon (Si): 1.95%, manganese (Mn): 0.,470%, etc. The hardness
testing was conducted on two sides: the upper-part testing and the side part
testing, each had 5 testing points. In the side part, it was obtained the hardness
values (97.24; 97.81; 97.30; 98.79; 97.82). it was obtained the average hardness
value as much as 97.79. In the upper-part, it was obtained the hardness value
(46.67; 45.90; 45.70; 46.53; 45.31) and the average value 46.02.

2
vi
PENDAHULUAN sangat jarang digunakan untuk besi
cor; Singkatnya, pembekuan adalah
Ilmu bahan logam pendorong utama sifat-sifat dari
digolongkan dalam kelompok logam proses pengecoran. (Doru M.
Ferro yaitu logam yang mengandung Stefanescu The Ohio State University,
unsur besi dan non Ferro merupakan Columbus, Ohio, USA2005)
logam bukan besi. Proses pengolahan
logam harus memperhatikan jenis
PERUMUSAN MASALAH
logam dan sifatnya terutama pada
Dari latar belakang di atas
proses pembentukan
dapat di rumuskan permasalahan
Pengecoran dapat diartikan
yaitusampai sejauh mana kekuatan
sebagai suatu proses manufaktur
material yang akan di uji dan
dengan menggunakan materi cair dan
bagaimana sifat fisis dan mekanis dari
cetakan untuk menghasilkan bagian-
spesimen tersebut.
bagian dengan bentuk yang mendekati
bentuk geometri akhir produk.
Pengecoran dapat berupa material BATASAN MASALAH
logam cair , termoplastik , material Berdasarkan latar
yang terlarut air misalnya beton atau belakang dan perumusan masalah
gips , dan material lain yang dapat diatas, penelitian ini berkonsentrasi
menjadi cair atau pasta ketika dalam pada:
kondisi basah seperti tanah liat yang a. Proses pembekuan besi cor
akan menjadi keras saat dalam kondisi dalam cetakan permanen
kering. berbahan besi cor nodular
Studi tentang solidifikasi besi (ductile iron).
cor mengapa penting untuk dipahami, b. Pembuatan spesimen besi cor
ada beberapa jawaban adanya kelabu.
pertanyaan tersebut. Solidifikasi besi c. Pengujian sifat fisis &mekanik
cor memungkinkan rekayasa mikro; dari spesimen yang di uji.
solidifikasi besi cor menentukan
hasilnya pengecoran; perlakuan panas

3
TUJUAN PENELITIAN yang menggunakan baja tuang
sebagai material pendukungnya
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahuipengaruhcetakan
TINJAUAN PUSTAKA
permanen pada solidifikasi besi
cor kelabuuntuk tapping akhir. Stefanescu, Doru M. B., Jul
2. Mengetahui sifat fisis & mekanis 2007, “Modeling Of Cast Iron
besi cor kelabu dalam cetakan Solidification” Tata McGraw Hill,
permanen pada tapping akhir. dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa pembahasan tentang pengaruh

MANFAAT PENELITIAN pembekuan serpihan grafit mikro dan


sifat mekanik dari ASTM A-48 besi
1. PengembanganAkademis
cor kelabu menggunakan cetakan baja
Penyusun dapat
SKD 11, baja karbon sedang S45C
menerapkan ilmu yang telah
dan cetakan baja hot –rolled SS400.
dipelajari dan dapatmemberi
Sifat mekanik ASTM struktural A-48
pengetahuan tentang hasil
bahan besi cor kelabu sangat
penelitian yang telah dilakukan
bergantung pada struktur mikro.
kepada pembaca atau ahli
Bagian metalografi diamati secara
permesinandan
kuantitatif mengukur struktur mikro
konsumensebagaireferensi
yang relevan parameter, sebagai
pengembangan penelitian
lamellar grafit morfologi, ukuran sel
selanjutnya sehingga bermanfaat
eutektik dan konten inklusi. Hasil
untuk memperkaya khasanah ilmu
berkolerasi dengan yang di ukur sifat
pengetahuan dan teknologi.
mekanik : Konten grafit di kurangi
2. Pengembangan Industri
meningkatkan kekuatan tarik.
Hasil penelitian ini
(Ganwarich Pluphrach, 2010).
diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada dunia industri Pembekuan paduan aluminium
terutama industri mesin, pompa, dengan penambahan besi dan silikon
alat-alat berat dan industri lain dipelajari untuk menyelidiki efek
gabungan keduanya pada

4
pembentukan dan pengendapan permukaan tidak menyebabkan
intermetallics, khususnya fase Fe. Besi kerugian konsentrasi dalam sel bahan
diendapkan terutama oleh β (CuFe) bakar oksida padat. Analisis lebih
atau α (MnFe), atau keduanya lanjut dilakukan dan hasilnya
tergantung dari kandungan besi dan disajikan untuk mendukung
silikon, serta laju pendinginan. pentingnya antarmuka difusi pada
Ditemukan bahwa dalam paduan perilaku pada perilaku tegangan pada
memiliki hingga 0,3 persen berat Fe, membatasi arus.
pengendapan fase β (CuFe) dapat Sebuah model fase multi-
ditekan jika rasio limit Si / Fe = 1 dan grain digunakan untuk mempelajari
laju pendinginan cukup tinggi. pembentukan garis ikatan
Mobilitas rendah dari fase β (CuFe) bergelombang pada difusi fase
akan membatasi jumlah fase ini, transient’ Hal ini diteliti oleh Jabbareh
terutama ketika atom besi memiliki M.A. dan Assadi H (2009).Simulasi
kemungkinan untuk ditangkap oleh menunjukkan bahwa kondisi prima
fase lain, dalam hal ini, fase α (MnFe) migrasi antarmuka searah dapat
.(ZHANG Wei' , YU Yan' , FANG dicapai di bawah gradien suhu secara
Yuan', LI Jian-guo, 2011). signifikan lebih kecil dari pada yang
Pengaruh difusi merupakan diprediksikan oleh model
pada kinerja sel bahan bakar oksida analitis.Keduanya juga menunjukkan
padat diselidiki oleh Janardhanana V. bahwa ketidakstabilan morfologi dapat
M., Deutschmannb O, (2011). Sebuah terbentuk tidak hanya selama padat,
pendekatan metodis untuk tetapi juga dalam keadaan cair.
mengevaluasi koefisien difusi Klasifikasi jenis material
permukaan berbagai jenis terserap paduan sangat diperlukan dalam
berdasarkan metode konservasi orde industri mesin,Kuryłoa P( 2012 ),
ikatan potensial (BOC-MP). Fluks tujuan utama dari penelitian yang
difusi permukaan di gunakan untuk dilakukan adalah untuk melihat sifat-
evaluasi perubahan temporal dalam sifat teknologi dan mekanik perbedaan
pertanggungan permukaan. Analisis antara besi cor kelabu dengan struktur
ini menunjukkan bahwa difusi grafit lamelar dan besi cor bulat

5
dengan struktur grafit nodular. dengan melakukanheat
treatmen yang tujuanya
LANDASAN TEORI menguraikan seluruh
1. Pengertian dan jenis besi cor gumpalan grafit (Fe3C) akan
a. Pengertian besi cor terurai menjadi matriks ferrit,
Secara umumbesi cor perlite danmartensite.
adalah besi yang mempunyai Mempunyai sifat yang mirip
kandungan karbon antara dengan baja.
2,5%-4%, karena itu maka besi  Besi cor kelabu (grey cast
cor mempunyai kemampuan iron)
las yang rendah. Karbon Jenis besi tuang ini
dalambesi cor dapat berupa sering dijumpai (sekitar 70%
sementit (Fe3C) atau biasa besi tuang ini berwarna abu-
disebut dengan karbon bebas abu). Mempunyai grafit yang
(Grafit). berbentuk flake. Sifat dari
b. Jenis-jenis besi cor besi tuang ini kekuatan
Besi cor terbagi menjadi tariknya tidak begitu tinggi
beberapa jenis, yaitu: dan keuletanya rendah sekali.
 Besi cor putih (white cast  Besi cor nodular
iron) Besi cor nodular dibuat
Dimana pada besi cor dengan menambahkan sedikit
ini seluruh karbonya berupa unsur magnesium atau
sementit sehingga serium. Penambahan unsur
mempunyai sifat sangat keras ini menyebabkan bentuk
dan getas. Mikro strukturnya grafit besi cor menjadi
terdiri dari karbida yang nodular, atau bulat atau
menyebabkan berwarnaputih speroid. Perubahan bentuk
 Besi cor mampu tempa struktur inidiikuti dengan
(malleable cast iron) perubahan keuletan. Keuletan
Besi tuang jenis besi cor berkisar 10-20
inidibuat dari besi tuang putih persen.

6
2. Pengertian solidifikasi besi cor Besi cor kelabu mempunyai
kelabu sifat mampu las yang buruk,
ketahanan korosi rendah, dan
Solidifikasi besi cor
ketahanan aus yang juga
kelabu ialah pemadatan besi cor
rendah.Namun demikian besi cor
kelabu,salah satu karakteristik
ini memiliki sifat mampu mesin
yang dimiliki oleh besi cor kelabu
yang baik dan mampu cor yang
adalah bidang patahannya.Patahan
sangat baik.
terjadi dengan rambatan yang
melintasi satu serpih ke serpih 3. Pengertian struktur mikro
yang lainnya.Karena sebagian Diagram kesetimbangan
besar permukaan patahan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting
melintasi serpih-serpih grafit, untuk memahami struktur mikro
maka permukaannya berwarna dan sifat-sifat baja karbon.
kelabu.Untuk itu disebut besi cor Karbon larut di dalam besi
kelabu. dalam bentuk larutan padat
(solution) hingga 0,05% berat
Besi cor kelabu memiliki
pada temperatur ruang. Baja
kandungan karbon antara 2,7
dengan atom karbon terlarut
sampai 4 persen dan unsure
hingga jumlah tersebut memiliki
mangan sekitar 0,8 persen. Besi
alphaferrite pada temperatur
cor kelabu ini mengandung unsur
ruang. Pada kadar karbon lebih
silicon relative tinggi yaitu antara
dari 0,05% akan terbentuk
satu sampai tiga persen. Dengan
endapan karbon dalam bentuk
silicon sebesar ini, besi cor akan
hard intermetallic stoichiometric
membentuk garfit dengan mudah,
compound (Fe3C) yang dikenal
sehingga fasa karbida Fe3C tidak
sebagai cementite atau carbide.
terbentuk. Grafit serpih besi cor
Selain larutan padat alpha-
ini terbentuk saat proses
ferrite yang dalam
pembekuan.
kesetimbangan dapat ditemukan
pada temperatur ruang terdapat

7
fase-fase penting lainnya, yaitu Ada dua struktur dalam
delta-ferrite dan gamma prosses solidifikasi besi cor
austenite. Logam Fe bersifat kelabu yaitu struktur Kristal BCC
polymorphism yaitu memiliki dan struktur Kristal FCC dimana
struktur kristal berbeda pada keduanya terdapat perbedaan fase
temperatur berbeda. Pada Fe antara lain :
murni, misalnya, alpha-
a. Ferrite
ferriteakan berubah menjadi
gamma austenite saat dipanaskan
Ferrite adalah fase
melewati temperature 910°C.
larutan padat yang memiliki
Pada temperatur yang lebih
struktur BCC (body centered
o
tinggi, mendekati 1400 C
cubic). Ferrite dalam keadaan
gamma austenite akan kembali
setimbang dapat ditemukan
berubah menjadi delta-ferrite.
pada temperatur ruang, yaitu
(Alpha dan Delta) Ferrite
alpha-ferrite atau pada
dalam hal ini memiliki struktur
temperatur tinggi, yaitu delta-
kristal BCC sedangkan gamma
ferrite. Secara umum fase ini
austenite memiliki struktur kristal
bersifat lunak (soft), ulet
FCC.
(ductile), dan magnetik
(magnetic) hingga temperatur
tertentu, yaitu Tcurie. Kelarutan
karbon di dalam fase ini relatif
lebih kecil dibandingkan dengan
kelarutan karbon di dalam fase
larutan padat lain di dalam baja,
Gambar 1. Diagram alir Fe-Fe3C yaitu fase Austenite. Pada
temperatur ruang, kelarutan
4. Perbedaan antara struktur Kristal karbon di dalam alpha-ferrite
BCC dan struktur Kristal FCC hanyalah sekitar 0,05%.
Berbagai jenis baja dan besi
cor dibuat dengan

8
mengeksploitasi sifat-sifat eutectoid. Pearlite memiliki
ferrite. Baja lembaran berkadar struktur yang lebih keras
karbon rendah dengan fase daripada ferrite, yang terutama
tunggal ferrite misalnya, disebabkan oleh adanya fase
banyak diproduksi untuk cementite atau carbide dalam
proses pembentukan logam bentuk lamel-lamel.
lembaran. Dewasa ini bahkan
telah dikembangkan baja 4 Komposisi kimia
berkadar karbon ultra rendah Pengujian komposisi kimia
untuk karakteristik mampu adalah suatu pengujian untuk
bentuk yang lebih baik. mengetahui kandungan unsur kimia
Kenaikan kadar karbon secara yang terdapat pada logam dari
umum akan meningkatkan sifat- suatu benda uji.Komposisi kimia
sifat mekanik. Untuk paduan dari logam sangat penting untuk
baja dengan fase tunggal ferrite, menghasilkan sifat logam yang
faktor lain yang berpengaruh baik.Optical Emission
signifikan terhadap sifat-sifat Spectrometer (OES) adalah alat
mekanik adalah ukuran butir. yang mampu menganalisa unsure -
unsur logam induk dan
b. Pearlite
campurannya dengan akurat, cepat
Pearlite adalah suatu
dan mudah dioperasikan. Prinsip
campuran lamellar dari ferrite
dasar dari diketahuinya kandungan
dan cementite. Konstituen ini
unsure dan komposisinya pada alat
terbentuk dari dekomposisi
ini adalah apabila suatu logam
Austenite melalui reaksi
dikenakan energ listrik atau panas
eutectoid pada keadaan
maka kondisi atom-atomnya akan
setimbang, di mana lapisan
menjadi tidak stabil. Elektron-
ferrite dan cementite terbentuk
elktron yang bergerak pada orbital
secara bergantian untuk
atomnya akan melompat ke orbital
menjaga keadaan
yang lebih tinggi. Apabila energy
kesetimbangan komposisi
yang dikenakan dihilangkan maka

9
electron tersebut akan kembali ke METODOLOGI PENELITIAN
orbit semula dan energi yang 1. Diagram alir penelitian
diterimanya akan dipancarkan
kembali dalam bentuk sinar. Sinar
yang terpancar memiliki panjang
gelombang tertentu sesuai dengan
jenis atom unsurnya, sedangkan
intensitas sinar terpancar sebanding
dengan kadar konsentrasi unsure.
Hal ini berarti bahwa jenis suatu
unsure dan kadarnya dapat
diketahui melalui panjang Gambar 3. Diagram alir
gelombang dan intensitas sinar penelitian
yang terpancar.
2. Penyiapan bahan
a. Geram bekas bubut
5 Kekerasan
Didefinisikan sebagai
kekuatan bahan terhadap penetrasi
pada permukaan. Dapat
diperkirakan bahwa terdapat
hubungan antara kekerasan dan Gambar4. Gerambekas bubut
kekuatan bahan . Bilangan kekerasa b. Karbon
biasanya menurut alat uji yang
digunakan untuk menguji
kekerasan benda. Brinnel
dinyatakan dalam HB, kekerasan
Vickers dinyatakan dalam HV, dan
kekerasan /rockwell dinyatakan Gambar5. Karbon
dalam HRB untuk penetrator bola
baja atau HRC untuk penetrator
kerucut imtan.

10
3. Alat penelitian 6. Alat uji foto mikro
a. Tungku induksi

Gambar10. Alat uji struktur


Gambar6. Tungku Induksi
mikro
b. Cetakan (mold) fcd
7. Alat uji komposisi kimia

Gambar11. Alat uji komposisi


Gambar7. Cetakan FCD kimia

HASIL PENELITIAN
4. Alat uji CE meter

1. Pengujian kekerasan cetakan FCD

Jenis kode Kekerasan Rata-


cetakan rata
Besi A 96,29 95,89
Cor B 95,10
FCD C 95,75
Gambar8.CE meter D 95,49
E 96,84
5. Alat uji kekerasan
Tabel 1. Hasil Pengujian Kekerasan

Dari 5 kali pengujian diatas


diambil nilai rata-rata yaitu 95,89.
Maka dapat dipastikan bahwa
Gambar9. Rockwell Hardness cetakan yang digunakan
tester merupakan besi cor nodular. Hal

11
ini diperkuat dengan adanya foto Belerang S 0,035
mikro dibawah. kromium Cr 1 0,152
Molibden Mo 0,000
2. Pengujian Struktur Mikro cetakan Nikel Ni 1 0,042
FCD Aluminium Al 0,019
Boron B 0,0010
Kobalt Co 0,000
Tembaga Cu 0,034
Magnesium Mg 0,000
Niobium Nb 0,002
Gambar 12, Foto mikco cetakan Timbel Pb 0,0024
FCD Timah Sn 0,009
3. Pengujian CE Meter Titanium Ti 0,000
Vanadium V 0,040
Wolfram W 0,047
Tabel 2. Data pengujian
komposisi kimia

Gambar13 .Grafik hasil


5. Pengujian kekerasan
pengujian CE meter
4. Pengujian komposisi kimia
Dari pengujian komposisi
kimia didapatkan : Tabel 3. Hasil pengujian RHN
KODE KOMPOSISI
KIMIA (%)
Besi Fe 2 93,46
Karbon C 3,52 Tabel 4. Hasil pengujian RHN
Silikon Si 1,95
Mangan Mn 1 0,470
Fosfor P 0,023

12
Grafik 1. Perbandingan HRB dan
perbesaran 500X
HRC
Gambar 15 . struktur mikro sisi
6. Pengujian struktur mikro
samping

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang

perbesaran 100X telah dilakukan dapat di ketahuibahwa


cetakan yang digunakan merupakan
besi cor FCD, hal ini diketahui dari
hasil pengujian struktur mikro yang
menampakan struktur berupa nodular
atau bulat.Spesimen uji benar-benar
perbesaran 500X
merupakan besi cor kelabu. Hal ini
dapat dibuktikan dengan data hasil
Gambar 14 . Struktur mikro sisi
pengujian komposisi kimia.
atas
Kandungan yang terdapat pada
spesimen yaitu besi(Fe) 93,46%,
karbon (C) 3,52%, Silikon (Si) 1,95%,
Mangan (Mn) 0,470%, dan masih
banyak lagi. Harga rata-rata kekerasan
yang didapat pada spesimen melalui

perbesaran 100X uji kekerasan yaitu 46,02 pada bagian


atas, 97,79 pada bagian samping.

13
DAFTAR PUSTAKA kinerja sel bahan bakar oksida
padat
Fani Adnan Setiawan, 2001, Pengaruh
variasi penambahan nikel
terhadap kekuatan lelah besi cor
kelabu.

ZHANG Wei' , YU Yan' , FANG


Yuan', LI Jian-guo, 2011.
Pembekuan paduan aluminium
dengan penambahan besi dan
silikon

Stefanescu, Doru M. B., Jul 2007,


“Modeling Of Cast Iron
Solidification” Tata McGraw
Hill, 7 West Patel Nagar, New
Delhi 110 008

Jabbareh M.A. dan Assadi H (2009).


Sebuah model fase multi-grain
digunakan untuk mempelajari
pembentukan garis ikatan
bergelombang pada difusi fase
transient’.

Janardhanana V. M.,
Deutschmannb O, (2011).
Pengaruh difusi permukaan pada

14

Anda mungkin juga menyukai