Anda di halaman 1dari 12

Medical Check Up

1. Pengertian Medical Check Up

Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan lengkap untuk mengetahui

kesehatan seseorang. Beberapa penyakit dapat dideteksi secara dini

melalui medical check up, berbagai penyakit degeneratif seperti: tekanan

darah tinggi,

SCROOL KE BAWAH
stroke, diabetes, kanker, kelainan pada liver dan jantung, yang sering

dihubungkan dengan gaya hidup (Droeska, Oen 2010).

2.4.2 Kegunaan Medical Check Up

Adapun kegunaan ataupun tujuan medical check up adalah:

a. Mencegah berkembangnya suatu kelainan atau penyakit

b. Melakukan pengobatan segera

c. Mencegah atau menunda terjadinya komplikasi

d. Menghemat biaya pengobatan

e. Memperpanjang usia produktif dan usia harapan hidup

f. Meningkatkan kualitas hidup.

2.4.3 Jenis-Jenis Pemeriksaan Medical Check Up

Menurut Lely S. Setio mengatakan bahwa jenis-jenis pemeriksaan medical

check up adalah:

1. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

Dilakukan beberapa wawancara tentang riwayat kesehatan dan keluhan yang

dirasakan saat ini, serta pemeriksaan kondisi tubuh secara umum.

2. Rontgen foto thorax

Pemeriksaan rontgen dada atau thorax untuk mendeteksi adakah kelainan pada

paru-paru dan jantung.

3. Elektrokardiografi

Pemeriksaan rekam jantung dalam keadaan istirahat, untuk menilai irama

aktifitas jantung, sehingga dapat mendeteksi kelainan jantung.


4. USG (Ultrasonografi)

Pemeriksaan dengan gelombang berfrekuensi tinggi, untuk menilai organ-

organ dalam rongga perut (abdomen).

5. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan penunjang dari sample darah, urine dan feses untuk mendeteksi

adakah kelainan-kelainan pada tubuh.

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari:

a. Hematologi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapat gambaran permasalahan

seperti tanda-tanda infeksi akut atau kronis, tanda-tanda perdarahan, tanda-

tanda keganasan (kanker darah), tanda-tanda anemia dengan berbagai sebab

seperti: gangguan pembentukan darah, gangguan hematologi.

b. HbsAg,Anti HbsAg, SGOT, SGPTdan GGT

1. HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

HbsAg (Hepatitis B Surface Antigen) adalah material permukaan/ kulit

virus hepatitis B berisi protein yang dibuat oleh sitoplasma sel hati yang

terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan selama infeksi akut,

karier dan hepatitis B kronik. HbsAg tidak infeksius tetapi justru

merangsang tubuh untuk membentuk antibodi.

2. Anti HBs Ag.

Anti HbsAg adalah antibodi terhadap HbsAg, yang muncul setelah

secara klinis menderita hepatitis B. Anti HbsAg + (positip) menunjukkan

adanya antibodi terhadap virus Hepatitis B yang berarti memberi


perlindungan dari penyakit Hepatitis B. Apabila anti HbsAg + (positip)

menetap akan memberi perlindungan terhadap infeksi HVB. Apabila titer

menurun menunjukkan perlunya imunisasi ulang.

3. SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase):

SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase adalah enzim

transaminase sering juga disebut AST (Aspartat Amino Transferase)

katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat.

Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.

Pelepasan enzimyang tinggi kedalam serum menunjukkan adanya

kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati.Pada penderita infark

jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak

setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke tiga

sampai hari kelima.

4. SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase):

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase) merupakan enzim

transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh

terutama Hati. Sering disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase).

5. GGT (Gama – GT / Gama Glutamil Transferase)

Gama Glutamil Transferase adalah enzim yang ditemukan terutama

pada jaringan hati dan ginjal. Pemeriksaan ini sensitif untuk mendeteksi

macam-macam penyakit hati.


Peningkatan GGT dalam serum menunjukkan adanya:

a. Kerusakan hati

b. Konsumsi alkohol (12 – 24 jam setelah konsumsi)

c. Hepatitis akut maupun kronis, sirosis hati, nekrosis hati

d. Kanker hati, kanker pankreas, dan kanker prostat

e. Mononukleasis, penyakit ginjal, paru-paru dan otak. (Wimann,

2010).

c. Asam Urat

Penyakit asam urat disebabkan akibat berlebihnya zat purin. Anda bisa

merasa pegal atau sakit khususnya pada persendian.

Jenis kelamin mempengaruhi jumlah angka sehat, rentangnya adalah:

Jenis Kelamin Angka Sehat


Pria 3,7 - 7,6 mg/dl
Wanita 2,5 - 6,0 mg/dl
d. LDL (Low Density Lipoprotein)

Biasa disebut kolesterol jahat. Kolesterol ini yang membuat penyumbatan

pada pembuluh darah. Rentang angka sehatnya adalah:

Angka Keterangan
<159 Sehat, semakin kecil berarti semakin baik
159 Batas normal tertinggi
160 – 189 Tidak sehat, sebaiknya ubah pola makan dan
gaya hidup
>190 Sangat tidak sehat, karena berisiko
terkena stroke atau penyakit jantung
e. HDL (High Density Lipoprotein)

Kebalikan dari LDL, ini merupakan kolesterol baik karena akan

membawa kolesterol yang ada pada pembuluh darah ke hati yang

selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh.

Akan semakin baik bila tubuh memiliki banyak kolesterol baik. Rentang

angka sehatnya adalah:

Angka Keterangan
< 40 Tidak sehat
41-59 Mengkhawatirkan
> 60 Sehat
f. Total Kolesterol

Total Kolesterol adalah jumlah antara kolesterol jahat (LDL) dan

kolesterol baik (HDL). Rentang angka sehatnya adalah:

Angka Keterangan
< 200 Sehat
200 – 239 Hati-hati
> 240 Tidak sehat, upayakan untuk memperbanyak
kadar HDL dan turunkan LDL
g. Trigliserida(TG)

Trigliserida (TG) adalah lemak yang berasal dari makanan yang

dikonsumsi, misalnya dari makanan berlemak atau makanan berkarbohidrat

tinggi. Rentang angka sehatnya adalah:

Angka Keterangan
< 150 Sehat

150 – 199 Hati-hati

200 – 499 Tidak sehat, batasi konsumsi makanan berlemak


dan perbanyak makanan berserat
> 499 Sangat tidak sehat. Konsultasikan ke dokter
untuk mendapat penanganan yang baik.
h. Gula Darah

Gula darah yang berlebih dapat menyebabkan penyakit diabetes atau

kencing manis dengan akibat yang cukup berbahaya. Angka yang dihasilkan

berbeda bergantung pada saat pengambilan darah (Kosasih, 2008).


- K.adar Gula Setelah Puasa

Gula puasa, yang diambil setelah seseorang berpusa selama minimal 8 jam. Rentang

angkanyasebagai berikut:

Angka Keterangan
<110 Mg/dl Sehat
110-125 Mg/dl Hati-hati, pada rentang angka ini berarti
anda memgalami pra diabetes
>126 Mg/dl Tidak sehat. Pada angka ini berarti
anda mengalami diabetes.
- Kadar Gula tanpa Puasa

Gula darah sewaktu, yang diambil kapan saja tanpa puasa sebelumnya

(Yunita, 2012).

Angka Keterangan
< 110 mg/dL Sehat
110 - 199 mg/dL Hati-hati, termasuk pradiabetes
> 200 mg/dL Tidak sehat, pada angka ini berarti Anda
mengalami diabetes
i. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

TSH berguna untuk mengetahui apakah ada kelainan pada tiroid. Rentang

angka sehatnya adalah antara 0,35 - 2,1 mU/L.

j. PSA (Prostat Spesific Antigen)

PSA merupakan hormon yang dihasilkan oleh pria pada glandula prostat.

Bila berada pada rentang angka tidak sehat dapat berarti seorang pria

mengalami pembesaran prostat atau kanker prostat. Angka sehatnya adalah

antara 0 - 2,6 ng/ml (Bradley, 2005).


2.4.4 Deteksi Awal Yang Harus Dilakukan Medical Check Up

Deteksi awal suatu penyakit sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan

atau perawatan dini sehingga akan mengurangi biaya kesehatan. Adapun

persiapan awal yang dilakukan adalah:

1. Puasa (sesuai dengan kebutuhan) mulai jam 21.00 WIB sehari sebelum uji

kesehatan dilakukan atau puasa dilakukan minimal 10 jam sebelum

pemeriksaan dilakukan. Saat puasa, peserta diperbolehkan minum air putih.

Puasa dilakukan untuk peserta Uji Kesehatan mulai Tipe II (Silver) hingga

Tipe Eksekutif (Diamond)dan Tipe Jantung.

2. Datang ke Unit Uji Kesehatan pukul 07.00 WIB

3. Membawa kacamata bagi peserta yang menggunakan kacamata.

4. Untuk peserta wanita tidak disarankan melakukan Uji Kesehatan pada saat

menstruasi.

2.4.5 Ragam PemeriksaanMedical Check Up Berdasarkan Usia

Apabila dikategorikan berdasarkan usia, pemeriksaan medical check up

yang sesuai dengan usia pasien adalah:

a. Usia 18 - 29 Tahun

Medical check up, menurut Lita, dapat dimulai pada usia 18 tahun. “Karena

pada usia di bawah 18 tahun seseorang masih masuk kategori anak-anak,

sehingga pemeriksaan mengenai kondisi medis hingga tumbuh kembang masih

dilakukan oleh dokter anak”.


25

Pada rentang usia 18-29 tahun, medical check up sebaiknya meliputi

pemeriksaan fungsi paru, USG abdomen, foto Thorax, dan tes jantung dengan

menggunakan EKG dan treadmill .

Sementara pemeriksaan laboratorium yang dapat ditempuh adalah sebagai

berikut:

1. Pemeriksaan hematologi lengkap.

2. Pengecekan kadar gula darah puasa dan kadar gula darah setelah 2 jam

makan.

3. Tes fungsi hati.

4. Tes fungsi ginjal.

5. Profil lemak (pengecekan kadar kolesterol dan trigliserida)

6. Tes urine lengkap

7. Tes feses lengkap

b. Usia 30 Tahun Ke Atas

Pada usia 30 tahun ke atas dianjurkan rutin untuk mengambil pemeriksaan

yang lebih lengkap. Komponen-komponen pemeriksaan dasar yang disebutkan

di atas turut dilakukan, hanya ditambah dengan pemeriksaan berikut:

1. Pemeriksaan dengan dokter gigi, dokter spesialis mata, dan dokter THT.

2. Pemeriksaan dengan ginekolog khusus untuk wanita.

3. Hepatitis B Marker untuk mendiagnosis penyakit hepatitis B.

4. Hepatitis C Marker untuk mendiagnosis penyakit hepatitis C.

5. Agregrasi trombosit.
26

6. Tumor Marker misalnya pemeriksaan kadar CEA dan AFP, dan khusus

untuk pria ada pula PSA screening untuk deteksi dini kanker prostat.

7. Deteksi dini kanker leher rahim dengan pemeriksaan ginekologi dan pap’s

smear.

8. Deteksi dini kanker payudara dengan mammografi atau USG.

9. Pemeriksaan Bone Densitometri atau ketebalan warna tulang untuk

mendiagnosis tulang keropos.

10. Pemeriksaan tambahan yang juga dapat diambil adalah cardiovascular

check up, yaitu pemeriksaan jantung secara menyeluruh (Dwinanda, 2012).

2.4.6 Keuntungan Pemeriksaan Medical Check Up

Keuntungan untuk melakukan pemeriksaan Medical Check Up adalah:

a. Bila hasil negatif; hati jadi senang, tubuh semakin bugar, dan produktifitas

meningkat. Sehingga dapat mempertahankan pola hidup sehat yang telah

dijalani.

b. Bila ada kelainan dan diagnosis sudah ditegakkan, maka pengobatan dapat

dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga penyakit dapat segera diatasi.

c. Bila ditemukan tetapi diagnosis belum tegak, maka diperlukan pemeriksaan

laboratorium tambahan untuk diagnosis yang lebih pasti (Hosting, 2011).


27

2.4.7 Kerugian yang timbul jika tidak melakukan Pemeriksaan Medical


Check Up

Kerugian yang timbul jika tidak melakukan pemeriksaan Medical Check

Up adalah:

a. Kelainan yang tidak dapat diketahui secara dini

b. Saat muncul keluhan, penyakit telah mencapai tahap lanjut

c. Pengobatan sulit dan biaya tinggi (Hosting, 2011).

Anda mungkin juga menyukai