1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Menurut Sumarnah (2009) persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke jalan lahir adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan atau tanpa
bantuan. (Manuaba, 1998 dalam Shofa Ilmiah, 2015). Persalinan
merupakan suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang
wanita melahirkan bayinya yang diawali dengan kontraksi uterus yang
teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan
pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan
berlangsung selama 12 sampai 14 jam.
b. Etiologi Persalinan
Beberapa teori timbulnya persalinan menurut Manuaba (2014), yaitu:
1) Teori Penurunan Hormon
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan dimulai maka terjadi
penururnan kadar hormon progesteron. Progesteron merupakan
hormon penting untuk mempertahankan kehamilan. Progesteron
berfungsi menunrukan kontraktilitas dengan cara meningkatkan
potensi membran istirahat pada sel miometrium sehingga
menstabilkan Ca membrane dan kontraksi berkurang, uterus rileks
dan tenang. Ketika hormon ini mengalami penurunan sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oksitoksin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
2) Teori Rangsangan Estrogen
Estrogen merupakan hormon yang dominan dalam kehamilan.
Hormon ini memiliki dua fungsi yaitu meningkatkan sensivitas otot
6
7
3) Pollikasuria
Pada akhir bulan ke sembilan hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendur, fundus uteri lebih rendah dari sebelumnya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut dengan
pollikasuria.
4) False labor
His pendahuluan bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
dan bila dibawa jalan berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
Adapun berikut ini yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:
d) Pada saat his terjadi perubahan pada servik yaitu menipis dan
membuka.
Hal-hal yang harus diobservasi pada his persalinan adalah
frekuensi, amplitudo atau intensitas, aktivitas his, durasi his,
datangnya his terjadi sering, teratur atau tidak, dan masa relaksasi.
Tenaga mengejan, setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban
pecah tenaga yang mendorong anak keluar selain his, terutama
disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga ini
serupa dngan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tetapi
jauh lebih kuat lagi. Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul
suatu reflek yang mengakibatkan ibu menutup glottisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya
ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his.
Tanpa tenaga mengejan ini janin tidak dapat lahir, misal pada
penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu
dengan forceps. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta
setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
3) Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin bergerak di
sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor
yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Janin dapat memengaruhi persalinan karena presentasi dan
ukurannya.
Pada presentasi kepala, tulang-tulang masih dibatasi fontanel
dan sutura yang belum keras, tepi tulang dapat menyisip di antara
tulang yang satu dengan tulang yang lainnya (disebut dengan
moulage atau molase) sehingga ukuran kepala bayi jauh lebih kecil.
4) Psikologis
a) Perubahan psikologis ibu bersalin
12
e. Klasifikasi Persalinan
Persalinan berdasarkan caranya yaitu:
1) Persalinan biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses
lahirnya bayi dengan kekuatan ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung <24 jam.
2) Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan operasi SC.
3) Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
2) Kebutuhan psikologis
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang
dialami oleh setiap ibu bersali, sekaligus merupakan suatu hal yang
menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut
maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan.
Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan
pada ibu bersalin yang cenderung meningkat.
g. Tahapan persalinan
1) Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten, ketika pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara bertahap sampai pembukaan 3 cm. Fase laten berlangsung 8
jam (APN, 2008). Fase aktif, ketika pembukaan serviks mulai dari 4
cm sampai lengkap (10 cm), berlangsung selama 6 jam. Fase ini
dibagi menjadi 3 sub fase atau periode yaitu periode akselerasi
dimana pembukaan berlangsung lambat dari pembukaan 3-4 cm.
Periode ini berlangsung 2 jam. Periode dilatasi maksimal, pembukaan
berlangsung cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm periode ini
berlangsung 2 jam. Periode deselerasi, periode ini berlangsung sangat
lambat dari pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm) periode ini
berlangsung 2 jam.
15
2) Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multi gravida.
Gejala utama dari kala II adalah:
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan
durasi ≥40 detik.
b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan merupakan pendeteksi lengkap
diikuti keinginan mengejan karena fleksus frankenhauser
tertekan.
d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga kepala bayi membuka pintu, subocciput bertindak
sebagai hipomoglion berturut-turt lahir dari dahi, muka, dagu
yang melewati perineum.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar yaitu
penyesuaian kepala dan punggung.
f) Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
(1) Kepala dipegang pada ocsiput dan dibawah dagu, arahkan
kebawah untuk melahirkan bahu belakang
(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak digenggam untuk melahirkan
sisa badan bayi.
(3) Bayi kemudian lahir diikuti oleh air ketuban.
3) Kala III
Dimulai segera setelah bayi baru lahir sampai plasenta lahir
berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih maka harus diberi
penanganan lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta sudah dapt
diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda yaitu tali pusat
16
4) Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan adalah:
a) Tingkat kesadaran pasien
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
c) Kontraksi uteris
d) Terjadi perdarahan
b) Pertolongan persalinan
Pertolongan persalinan kala II dimulai jika sudah terdapat tanda
dan gejala kala II yaitu (JNPK-KR, 2008):
(1) Ibu merasa ada dorongan ingin meneran bersama terjadinya
kontraksi.
(2) Ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
(3) Perineum menonjol.
(4) Vulva membuka.
Tanda pasti kala II, tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa
dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah pembukaan
serviks telah lengkap, atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui
introitus vagina
teraba bagian janin, serta tinggi fundus uteri lebih tinggi dari pusat.
Jika tidak ada janin kedua biasanya uterus teraba diskoid setinggi
pusat. Setelah diyakini tidak ada janin, lakukan manajemen aktif kala
III, penyuntikkan oksitoksin 10 IU secara intramuskular untuk
menimbulkan kontraksi uterus sehingga mempercepat lahirnya
plasenta dan meminimalkan terjadinya perdarahan. Selanjutnya
dilakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), melahirkan
plasenta, serta masase uterus.
4) Asuhan Persalinan Kala IV
Kala IV dimulai sejak lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu
(PP IBI, 2016). Ada beberapa hal yang perlu dipantau pada kala ini
yaitu kondisi ibu meliputi tanda-tanda vital ibu, konsistensi uterus,
pengeluaran perdarahan dan kondisi bayi.
a. Pemeliharaan suhu
Pencegahan kehilangan panas setelah lahir merupakan hal penting
yang perlu dilakukan. Suhu bayi yang normal berkisar antara 36,5-
37,5oC. Upaya untuk mencegah kehilangan panas pada bayi dapat
dilakukan dengan menyelimuti bayi, memakaikan topi, serta
melakukan kontak kulit ke kulit atau dengan perawatan metode
kanguru. Selain itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi, diantaranya:
25
B. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai dari beberapa
jam setelah plasenta lahir dan selesai selama kira-kira 6 minggu saat
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
(Saifuddin, 2009).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun
2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup dan penyebab terbesar kematian ibu selama
tahun 2010 sampai tahun 2013 yaitu perdarahan. Survei SDKI juga
melaporkan bahwa cakupan kunjungan nifas pada tahun 2013 hanya
86,64% lebih rendah dari cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
(90,88%). Hal ini memberi gambaran bahwa apabila jumlah cakupan
nifas tidak sama dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan,
28
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
1) Lochia rubra ( crueta ) : berisi darah segar dan sisa – sisa
selaput ketuban, sel – sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
30