Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18 Februari 2020. Responden
dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII SMPN 266 Jakarta. Dari 66
responden data dikumpulkan dan diolah sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Remaja Putri
Berdasarkan Pendidikan Ibu, dan Keterpaparan Informasi
Di SMPN 266 Jakarta
Tahun 2020
Variabel f %
Pengetahuan
Baik 12 18,18
Cukup 46 69,7
Kurang 8 12,12
Pendidikan Ibu
Pendidikan rendah 40 60,61
Pendidikan tinggi 26 39,39
Keterpaparan Informasi
Pernah 64 96,97
Tidak Pernah 2 3,03
Total 66 100
Berdasarkan tabel 4.1 pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dari 66
responden diketahui sebanyak 46 responden (69,70%) memiliki pengetahuan
cukup. Sebanyak 40 responden (60,61%) memiliki ibu berpendidikan rendah, dan
sebanyak 64 responden (96,97%) pernah terpapar informasi mengenai menstruasi.
Tabel 4.2
Tabel Silang Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Remaja Putri
Berdasarkan Pendidikan Ibu
Di SMPN 266 Jakarta
Tahun 2020
Pengetahuan
Variabel Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % f %
Pendidikan Ibu
Rendah 7 17,5 28 70 5 12,5 40 100
Tinggi 5 19,2 17 65,4 4 15,4 26 100
Total 12   45   9   66  
Berdasarkan tabel 4.2 cukupnya pengetahuan pada responden dikarenakan
pendidikan ibu yang rendah (70%).

Tabel 4.3
Tabel Silang Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Remaja Putri
Berdasarkan Keterpaparan Informasi
Di SMPN 266 Jakarta
Tahun 2020
Pengetahuan
Variabel Baik Cukup Kurang Jumlah
f % f % f % f %
Keterpaparan
Informasi
Pernah 12 18,8 45 70,3 7 10,9 64 100
Tidak Pernah 0 0 1 50 1 50 2 100
Total 12   46   8   66  
Berdasarkan tabel 4.3 sebanyak 45 responden (70,3%) yang pernah terpapar
informasi memiliki pengetahuan cukup mengenai menstruasi.

B. Pembahasan
1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi di SMPN 266 Jakarta
Penelitian yang dilakukan pada 66 remaja putri di SMPN 266 Jakarta tahun
2020 mengenai pengetahuan tentang menstruasi memperoleh hasil sebanyak 46
responden (69,70%) memiliki pengetahuan cukup, 12 responden (18,18%)
memiliki pengetahuan baik, dan 8 responden (12,12%) memiliki pengetahuan
kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2012) di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta mengenai tingkat
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi yang menunjukan sebesar 58,33%
remaja berpengetahuan cukup, 30,56% remaja berpengetahuan baik, dan 11,11%
remaja berpengetahuan kurang. Karakteristik siswi berupa pendidikan ibu, dan
pernah atau tidaknya memperoleh keterpaparan infromasi dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan mereka.
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingin tahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh sesorang (Agus, 2013). Pengetahuan remaja tentang
menstruasi merupakan hasil tau seorang remaja tentang berbagai hal terkait
menstruasi seperti pengertian, menarche, tanda dan gejala menstruasi, siklus
menstruasi, masa subur, dan yang bukan termasuk tanda ketidak normalan organ
seksual.
Menurut Notoatmodjo (2012) terdapat enam tingkat pengetahuan salah
satunya berupa tahu. Tahu (know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan (Maryam, 2015).
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian ini masih terdapat 12,12%
responden yang berpengetahuan kurang dan 69,70% berpengetahuan cukup yang
menunjukan bahwa masih kurang tahunya responden untuk menyatakan secara
benar pernyataan yang ada.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri hanya memiliki
pengetahuan cukup mengenai pengetahuan menstruasi yang ditandai dengan
besarnya persentase remaja berpengetahuan cukup (69,70%), kurangnya
pengetahuan tentang menstruasi pada siswi di SMPN 266 Jakarta dikarenakan
responden tidak memiliki kebenaran pengetahuan yang baik yang dimilikinya
yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan ibu, dan keterpaparan infromasi.
2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMPN 266 Jakarta
Berdasarkan Pendidikan Ibu
Penelitian yang dilakukan di SMPN 266 Jakarta didapatkan hasil ibu dengan
pendidikan rendah (60,61%) dan ibu dengan pendidikan tinggi (39,39%).
Pendidikan ibu yang rendah (60,61%) memiliki anak berpengetahuan baik tentang
menstruasi (17,5%), berpengetahuan cukup (70%), dan berpengetahuan kurang
(12,5%), sedangkan ibu berpendidikan tinggi (39,39%) memiliki anak
berpengetahuan baik (19,2%), berpengetahuan cukup (65,4%), dan
berpengetahuan kurang (15,4%). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Erinda (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan responden
tentang menstruasi kategori cukup dapat dikaitkan dengan data orang tua sarjana
(50,0%), SMA (45,5%), SMP (2,3%), SD (2,3%). Penelitian tersebut menunjukan
pengetahuan responden dengan berpengetahuan cukup diakibatkan oleh tingkat
pengetahuan ibu yang tinggi, sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menunjukan persentase terbesar yaitu pada remaja berpengetahuan cukup
yang diakibatkan oleh tingkat pengetahuan ibu yang rendah (60,61%) sehingga
hal ini menyatakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
perbedaan dengan penelitian Erinda (2011) tersebut.
Nursalam (2011) mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya semakin pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan. Pendidikan orang tua merupakan faktor penting dalam
tumbuh kembang anak sehingga semakin tinggi pendidikan orang tua maka
semakin mudah dalam menerima dan mengembangkan pengetahuan yang pada
akhirnya meningkatkan keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mendapatkan kesesuaian dengan teori diatas hal ini terlihat bahwa pendidikan ibu
mempengaruhi stimulasi yang diberikan kepada anak. Ibu dengan pendidikan
rendah memiliki risiko tidak menerapkan pola asuh yang baik pada anaknya
sehingga mempengaruhi pengetahuan terhadap anak tersebut khususnya mengenai
pengetahuan tentang menstruasi.
Sebagian besar siswi yang berpengetahuan cukup di SMPN 266 Jakarta pada
ibu responden yang berpendidikan rendah (SD/SMP). Semakin rendah pendidikan
ibu di SMPN 266 Jakarta maka semakin sulit dalam menerima dan
mengembangkan pengetahuan, serta semakin sulit juga responden menerima dan
memahami informasi yang didapatkan dari ibunya sehingga responden hanya
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai menstruasi.

3. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMPN 266 Jakarta


Berdasarkan Keterpaparan Informasi
Hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 266 Jakarta didapatkan hasil yang
pernah mendapatkan keterpaparan informasi sebanyak 64 responden (96,97%) dan
yang tidak pernah mendapatkan keterpaparan informasi sebanyak 2 responden
(3,03%). Dari 64 responden yang pernah terpapar memiliki responden
berpengetahuan baik (18,8%), responden berpengetahuan cukup (70,3%), dan
responden berpengetahuan kurang (10,9). Dan 2 responden yang tidak pernah
terpapar memiliki responden berpengetahuan cukup (50%) dan berpengetahuan
kurang (50%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Asih dan
Anggrani (2012) yang menyatakan bahwa keterpaparan informasi tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan pengetahuan sesorang.
Informasi adalah suatu yang dapat diketahui namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi merupakan hasil
pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Berkembangnya teknologi
akan menyediakan berbagai macam media masa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukkan opini kepercayaan orang. Menurut Long (1996) dalam Nursalam
dan pariani (2010) Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu
mengurangi rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi
tingkat pengetahuan terhadap suatu hal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti teori tersebut sebanding lurus dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa siswi memiliki pengetahuan dengan kategori cukup
dikarenakan masih adanya siswi yang tidak terpapar informasi, dan siswi yang.
Hal ini menandakan masih kurangnya informasi baik secara dasar ataupun
mendalam yang diterima oleh siswi mengenai menstruasi sehingga berpengaruh
pada pengetahuan siswi tersebut.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Pada penelitian yang dilakukan penulis mengenai gambaran pengetahuan
tentang menstruasi pada remaja putri di SMPN 266 Jakarta tahun 2020 dapat
disimpulkan bahwa dari 66 responden didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang menstruasi pada remaja sebagian besar berpengetahuan
cukup (69,67%). Hal ini menggambarkan bahwa remaja di SMPN 266 Jakarta
masih perlu pengetahuan lebih mengenai menstruasi karena dilihat dari
proporsi remaja berpengetahuan baik lebih kecil dibandingkan dengan
berpengetahuan cukup.
2. Lebih dari 50% responden dengan ibu berpendidikan rendah (60,61%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu berkaitan dengan tingkat
pengetahuan remaja yang masih dalam kategori cukup mengenai menstruasi.
3. Sebesar 96,97% responden pernah terpapar informasi mengenai menstruasi
hal ini menunjukan bahwa informasi mengenai menstruasi belum tersebar
secara menyeluruh yang ditandai dengan masih adanya siswi yang belum
terpapar informasi mengenai menstruasi.

B. Saran
1. Institusi pendidikan
Adanya penelitian ini diharapkan dapat bekerjasama dengan fasilitas
kesehatan terdekat untuk memberikan penyuluhan tentang mentsruasi untuk
meningkatkan pengetahuan siswi.
2. Tenaga Kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi atau
pendidikan kesehatan mengenai menstruasi pada remaja dengan bekerja sama
pada pihak sekolah untuk mengadakan penyuluhan, dan seminar sehingga
diharapkan seluruh siswi mendapatkan keterpaparan informasi mengenai
menstruasi.
3. Peneliti selanjutnya
Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan analisis
lebih lanjut mengenai menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai