Anda di halaman 1dari 8

Kerajaan islam di jawa

Masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa terjadi karena peran dari Walisongo yang
sudah mulai berdakwah sejak awal abad 14 M. Walisongo ini juga mempunyai peran sangat
baik dalam perkembangan kerajaan Islam di Indonesia. Sejak saat itu, perkembangan agama
Islam menjadi sangat pesat. Dan menguasai daerah-daerah yang berada di Pulau Jawa.
Perkembangan agama Hindu dan Buddha yang sejak dahulu ada, terkalahkan dengan
masuknya Islam.
Bukti dari perkembangan budaya Islam dan pengaruhnya tersebut ditandai dengan munculnya
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Yang hingga kini masih ada wujudnya, baik itu bangunan-
bangunanya maupun benda peninggalannya.

1. Kerajaan Demak (1475-1554)


Kerajaan Demak ini merupakan kerajaan islam yang pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini
muncul pada tahun 1500 M dan runtuh pada tahun 1550 M. Meski terbilang cukup singkat
berdirinya (50 Tahun), kerajaan ini mempunyai peranan yang sangat penting. Dan sebagai
pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.

Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, yang diberi gelar Sultan Alam Akbar Al-
Patah. Raden Patah memerintah di Demak dari tahun 1500-1518 M. Menurut cerita, Raden
Patah ini keturunan dari raja terakhir Majapahit, yaitu raja Brawijaya V.

Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak berkembang sangat pesat. Karena
memiliki daerah pertanian yang sangat luas sekali. Daerah pertanian itu menghasilkan banyak
bahan makanan, seperti padi, rempah-rempah dan lain-lain.

Selain itu, kerajaan Demak juga tumbuh sebagai kerajaan maritim, karena letaknya yang
strategis dan menjadi jalur perdagangan anatara Maluku dan Malaka. Maka dari itu, kerajaan
Demak disebut juga kerajaan yang agraris dan maritim.

Selama berdirinya, kerajaan Demak mengalami 5 kali pergantian kepemimpinan. Yakni


Raden Patah sebagai pendiri kerajaan (1475-1518), Pati Unus (1518-1521), Trenggana (1521-
1546), Sunan Prawata (1546-1549), dan Arya Penangsang (1549-1554).
Dari 5 raja tersebut, kerajaan Demak mengalami masa kejayaan saat di pimpin oleh Pati unus
dan Sultan Trenggana. Dan masa keruntuhannya kerajaan demak saat dipimpin oleh Arya
Penangsang. Karena beliau dibunuh oleh pemberontak kiriman Hadiwijaya (Jaka Tingkir).

2. Kesultanan Cirebon (1430-1666)

Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada abad ke 15 sampai
dengan 16 Masehi. Kerajaan ini terletak di Pantai Utara Jawa (Pantura) dan menjadi daerah
pembatas pelayaran antara daerah-daerah pelabuhan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kerajaan Cirebon juga diyakini memegang peran yang sangat penting bagi penyebaran Islam
di Jawa. Bukti pertamanya adalah kerajaan ini pernah di pimpin oleh Sunan Gunung Jati
sebagai Sultan Cirebon II.

3. Kesultanan Banten (1524-1813)


Kesultanan Banten merupakan kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada abad ke 16 sampai
dengan 19 Masehi. Latar belakang berdirinya kerajaan ini, sebab adanya perluasan wilayah
yang dilakukan oleh kerajaan Cirebon. Perluasan itu bertujuan untuk membangun sebuah
pangkalan pertahanan maritim di barat wilayahnya.

Maulana Hasanuddin yang merupakan putra pertama dari Sunan Gunung Jati. beliau
mempunyai peran yang sangat penting dalam penaklukan kawasan Banten. Keberhasilan
penaklukan kawasan ini dibuktikan dengan berdirinya Benteng Surosowan. Yang sampai saat
ini wujudnya masih dapat dilihat sebagai salah satu peninggalan kerajaan Banten.

Pada awalnya kawasan Banten ini dikenal dengan nama Banten Girang, yang merupakan
bagian dari kerajaan Sunda. Kawasan tersebut selain sebagai perluasan wilayah juga untuk
penyebaran dakwah Islam.

Pada tahun 1596, orang-orang Belanda datang ke Banten untuk yang pertama kalinya. Saat
itu terjadilah perkenalan dan transaksi berdagang antara orang-orang Belanda dan para
pedagang Banten.

Tapi, kelama-lamaan orang-orang Belanda bersikap angkuh dan sombong, bahkan mulai
menimbulkan permasalahan di daerah Banten. Oleh karena itu, orang-orang Banten menolak
bertransaksi dan mengusir orang-orang Belanda.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Daerah Banten terus mengalami kemajuan.
Lokasi Banten yang strategis mempercepat perkembangan dan kemajuan ekonomi di Banten.
Kehidupan sosial dan budaya juga mengalami kemajuan.

Secara politik pemerintahan Banten juga semakin kuat. Perluasan wilayah kekuasaan terus
dilakukan sampai daerah yang pernah dikuasai Kerajaan Pajajaran. Masyrakat umum pada
saat itu sudah memeluk agama Islam. Namun sebagian ada yang masuk kepedalaman Banten
Selatan dan menolak untuk memeluk agama Islam.

4. Kesultanan Pajang (1568-1618)

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam di Jawa Tengah, yang menjadi penerus dari
kerajaan Demak. Setelah kematian Sultan Trenggana, kerajaan Demak kemudian runtuh.
Kerajaan Pajang berdiri di pedalaman wilayah Jawa Tengah, setelah runtuhnya kerajaan
Demak.

Daerah pajang zaman dahulu adalah daerah bawahan kerajaan Demak, yang dipimpin oleh Ki
Ageng Penging. Karena dahulu Ki Ageng Penging mengikuti pemberontakan kepemimpinan
Pati Unus, dan beliau di hukum mati.

Tapi, putranya yang bergelar Jaka Tingkir ini justru mengabdi kepada kerajaan Demak.
Karena Jaka Tingkir prestasinya baik, dia di serahi kekuasaan daerah Pajang, Surakarta.
Bahkan, dia diangkat menantu oleh Sultan Trenggana.

Setelah Jaka Tingkir wafat, kepemimpinanya dilanjutkan oleh Arya Pangiri. Beliau bukan
anak kandung dari Jaka Tingkir. Anakaya kandung Jaka Tingkir yaitu Pangeran Benowo saat
masih kecil diangkat menjadi Adipati.
Namun, dia tidak menerima diangkat menjadi Adipati, sehingga menimbulkan kekacauan
pada kerajaan Pajang.

Pangeran Benowo kemudian bersekutu dengan Sutawijaya (raja pertama Mataram) untuk
menggulingkan pemerintahan Arya Pangiri.

Usaha untuk menggulingkan pemerintah Arya Pangiri pun berhasil. Dan Pangeran Benowo
diangkat menjadi Sultan Pajang. Tapi, Sutawijaya yang membantunya meminta pengakuan
penguasa Pajang berada di wilayah kekuasaan Mataram Islam.

5. Kesultanan Mataram Islam (1586-1755)

Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Jawa Tengah yang berdiri pada abad ke 17 M.
Raja pertamanya adalah Sutawijaya, Putra dari Ki Ageng Pemanahan. Pada masa
kejayaannya, kerajaan Mataram ini pernah menyatukan tanah Pulau Jawa.

Kerajaan tersebut berbasisi pada bidang pertanian, dan menguasai di Jawa. Kerajaan ini juga
pernah memerangi VOC di Batavia. Peninggalan-peninggalan yang masih bisa dijumpai
adalah Kampung Matraman, sistem persawahan di Pantura (Pantai Utara Jawa), penggunaan
Hanacaraka dalam bahasa Sunda, dan lain-lain.

6. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan


Kasunan Surakarta Hadiningrat (1755-Sekarang)
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunan Surakarta Hadiningrat merupakan
bagian dari kerajaan Mataram Islam yang terpecah menjadi dua. Dua kerajaan Islam di Jawa
ini berdiri dari tahun 1755 sampai sekarang ini.

Kedua kerajaan ini berdiri sebagai negara dependen yang berbentuk kerajaan. Dan dibawah
dari kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Wilayah kedua kerajaan ini
dahulunya adalah kekuasaan Mataram yang runtuh akibat dari perebutan kekuasaan.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Kerajaan Islam di Jawa. Semoga setelah membaca
artike ini, kalian sudah mengetahui sejarah, peninggalan, pemerintahannya. dan bisa
menambah pengetahuan anda semua.

Share this:
 Click to share on Twitter (Opens in new window)
 3Click to share on Facebook (Opens in new window)3
 Click to share on Pinterest (Opens in new window)
 Click to share on Tumblr (Opens in new window)
 Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
 Click to share on Telegram (Opens in new window)
 Click to print (Opens in new window)

Categories

Anda mungkin juga menyukai