Terapi Musik Alfa PDF
Terapi Musik Alfa PDF
1 (2020) 134-139
Abstrak
Latar Belakang Pasien yang dirawat di ICU (Intensive Care Unit) banyak yang menggunakan
ventilator mekanik. Penggunaan ventilator mekanik dapat menyebabkan nyeri pada pasien karena masuknya
benda asing ke dalam mulut pasien. Managemen nyeri yang tidak akurat dapat menyebabkan perubahan
fisiologis dan psikologis yang signifikan. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri adalah menggunakan
terapi musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri pada
pasien dengan ventilator. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi
eksperimental dengan one group design (pretest-posttest). Hasil Berdasarkan hasil analisa menggunakan
software statistik “R”, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata skor nyerisebelum dan sesudah
diberikan terapi musik (p value=0,004). Kesimpulan Terapi Musik dapat menurunkan nyeri pada pasien
dengan ventilator mekanik.
Kata Kunci: Nyeri, Terapi Musik, Ventilator Mekanik,
Abstract
Background Many patients treated in ICU (Intensive Care Unit) use mechanical ventilators. The use
of mechanical ventilators can cause pain in patients due to the entry of foreign objects into the patient's
mouth. Inaccurate pain management can cause significant physiological and psychological changes. One
way to reduce pain is to use music therapy. The purpose of this study was to determine the effect of music
therapy on pain in patients with ventilators. Method This study uses quantitative research with a quasi-
experimental design with one group design (pretest-posttest). Results Based on the results of the analysis
using statistical software "R", it was found that there were differences in mean scores before and after music
therapy (p-value = 0.004). Conclusion Music therapy can reduce pain in patients with mechanical
ventilators.
Keywords: Mechanical Ventilator, Music Therapy, Pain
meningkatkan angka kematian. Salah satu dapat meningkatkan stress pasien, anggota
faktor yang menyebabkan terhambatnya keluarga, perawat bahkan angka kematian.
pengkajian nyeri adalah pengkajian nyeri Salah satu hambatan yang membuat
memiliki tingkat kesulitan tersendiri karena pengkajian nyeri terhambat adalah sulitnya
pasien ICU tidak dapat berkomunikasi secara mengkaji pasien kritis karena kondisinya yang
bebas karena intubasi atau gangguan kognitif. tidak sadar dan terintubasi. Instrumen
Salah satu cara untuk mengatasi nyeri pengkajian nyeri yang dapat digunakan adalah
pasien adalah dengan memberikan obat sedasi CPOT (Critical-care Pain Observational
atau analgetik. Pemberian analgetik/sedasi Tools). CPOT digunakan untuk pasien yang
memang efektif dalam menurunkan nyeri tidak dapat melaporkan nyeri secara mandiri
pasien. Pemberian obat sedatif tersebut selaras dan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
dengan penelitian yang dilakukan oleh nyeri
Adhiany (2014) yang mengatakan bahwa obat Terapi Musik
sedasi digunakan untuk menjamin Menurut asosiasi terapis musik, terapi
kenyamanan, memperkecil distress, dan
musik adalah penggunaan musik di
membuat intervensi penyelamatan hidup. lingkungan klinik yang diberikan oleh terapis,
Namun efek samping yang dihasilkan, dalam dimana semua unsur musik (suara, ritme,
pemberian obat sedasi memiliki efek samping melodi dan harmoni) digunakan untuk
bagi pasien berupa penurunan tingkat kepentingan terapi sebagai proses
kesadaran dan ketidakmampuan untuk mempertahankan kesehatan mental, fisik, dan
melakukan mobilisasi secara independen kognitif dari klien atau kelompok (Mangouila,
(Adhiany, 2014). 2013).
Melihat hal tersebut, maka perlu diberikan Menurut Johan (2011) elemen musik terdiri
terapi komplementer sebagai usaha untuk dari lima unsur, yaitu pitch (frekuensi),
menurunkan nyeri secara maksimal, salah volume (intensity), warna nada (timbre),
satunya menggunakan terapi musik. Tujuan interval, rhtym (tempo atau durasi). Jika pitch
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi, dengan rhytm cepat dan volume yang
pengaruh terapi musik alfa terhadap penurunan
keras akan meningkatkan ketegangan otot atau
nyeri pasien dengan ventilator di ICU. menimbulkan perasaan tidak nyaman.
TINJAUAN PUSTAKA Sebaliknya, pitch dan rhytm yang lambat akan
membuat efek relaksasi, juga tempo yang
Nyeri pasien ventilator lambat dapat menurunkan respiratory rate,
Nyeri adalah pengalaman subjektif pasien sedangkan Pitch dan rythm akan berpengaruh
yang sering muncul pada pasien dengan pada sistem limbik yang mempengaruhi emosi
ventilator mekanik dan dapat mempengaruhi (Johan, 2011).
status kesehatan pasien (Pandaripandhe, 2014). Johan (2011) juga berpendapat bahwa
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa frekuensi untuk mengurangi nyeri adalah 40-
nyeri pada beberapa pasie kritis dipicu oleh 52 Hz. Terapi musik bisa diawali dengan
beberapa faktor seperti stadium penyakit, frekuensi 40 Hz dimana frekuensi tersebut
prosedur invasif, dan tindakan pasca bedah sama dengan frekuensi di Thalamus sehingga
(Siffleet, 2007). Sedangkan, menurut Al Sutari musik dapat membuat efek kognitif yang
(2014), nyeri dialami pasien dengan ventilator positif pagi pendengar. Frekuensi musik 40-60
baik saat istirahat maupun ketika diberikan Hz telah terbukti dapat menurunkan
intervensi keperawatan. Level nyeri ketegangan otot, nyeri, dan memberikan efek
berhubungan dengan usia, status kesehatan, tenang.
dan jenis tindakan keperawatan yang diberikan. American Music Therapy Association
Pengkajian nyeri pada pasien dengan mengungkapkan bahwa intervensi musik dapat
ventilator perlu dilakukan secara berkala dan dirancang untuk mempromosikan
serius. Menurut Georgiou (2015), pengkajian kesejahteraan, managemen stress, mengurangi
dan intervensi nyeri yang tidak akurat dapat rasa nyeri, mengekspresikan perasaan,
berpengaruh signifikan pada kondisi fisik dan meningkatkan memori, meningkatkan
psikologis. Dampak yang lebih jauh, nyeri komunikasi dan rehabilitasi kondisi fisik.
136 | Destiya Dwi Pangestika, Endiyono / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 134-139
Penelitian mengenai efektifitas terapi musik Purwokerto terhadap 17 responden. Kriteria
menghasilkan kesimpulan bahwa terjadi inklusi pada penelitian ini adalah pasien ICU
perubahan psikologis dan fisiologis pada yang terpasang ventilator mekanik dan tidak
pasien setelah diberikan terapi musik, seperti mendapatkan terapi analgetik/sedasi secara
pada penelitian McCraty dimana musik berkelanjutan (terapi analgetin/sedasi tidak
terbukti dapat meningkatkan aktivitas saraf diberikan menggunakan syringe pump).
parasimpatik dan imunitas humoral. Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, peneliti sudah
lain juga menyebutkan musik efektif dalam mendapatkan ijin etik penelitian dari Komite
menurunkan stress dan neuroendokrin dan Etik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
memfasilitasi respon relaksasi fisiologis, dengan nomor etik 420/038859/II/2019 pada
Musik dapat menurunkan persepsi nyeri tanggal 20 Februari 2019.
melalui distraksi atau disosiasi, dan Prosedur pada penelitian ini, sebelum
menurunkan sedatif dan kebutuhan analgesik diberikan terapi musik responden akan dikaji
pasien, misalnya meningkatkan efek kenyamanan dan nyeri terlebih dahulu
midazolam sebelum operasi dan mengurangi menggunakan Critical-care Pain Observation
konsumsi tramadol pada pasien post-operasi Tool (CPOT), selanjutnya responden akan
(Sem, 2010). diberikan terapi musik selama 30 menit 16
Aplikasi terapi musik ini sangat bermanfaat detik dan dilanjutkan dengan pengkajian nyeri
baik bagi pasien maupun perawat, seperti yang kembali. Jenis musik yang digunakan adalah
disampaikan oleh Wong (2001), bahwa tujuan musik alfa yang sudah dilakukan uji lab
aplikasi terapi musik di ruang Kardiologi/ICU terlebih dahulu dengan tingkat kebisingan
adalah sebagai relaksasi,mengurangi 68,75 dB. Analisa data yang digunakan
kecemasan dan juga membantu seseorang menggunakan uji dependent t test untuk
untuk mengontrol nyeri (Voss, 2004). mendapatkan nilai perbedaan skor
Penelitian dari Chlan (2001) menyebutkan kenyamanan sebelum dan setelah diberikan
bahwa musik dapat digunakan pada pasien terapi musik.
yang terpasang ventilator mekanik, dan Cooke
(2010) juga menyampaikan bahwa musik HASIL DAN PEMBAHASAN
bahkan dapat digunakan selama melakukan Tabel 1. Karakteristik skor kenyamanan pada
prosedur medis. Conrad (2007) juga responden sebelum dan sesudah terapi (n=17)
menyampaikan bahwa musik mempunyai Karakteristik Jumlah
pengaruh positif dalam menurunkan F %
kecemasan dan stress pada pasien dengan Usia
ventilator jugadapat menurunkan level hormon < 20 1 5,9
stress dan penurunan kebutuhan obat sedatif. 21-30 2 11,8
Dalam penelitian Almerud dan Petersson 31-40 0 0
41-50 7 41,2
(2003) membiarkan pasien mendengarkan
51-60 4 23,5
musik saat dilakukan interview akan dapat 61-71 3 17,6
meningkatkan daya ingat pasien terutama jika
pasien memnpunyai kebiasaan untuk Jenis Kelamin
mendengarkan musik. Selain itu musik juga Laki-Laki 7 41,2
terbukti dapat menormalkan motalitas usus Perempuan 10 58,8
pada pasien di ICU sehingga dapat Glasgow Comma Scale
meningkatkan asupan nutrisi enteral, Composmentis 7 41,2
mengurangi kebutuhan nutrisi parenteral. Apatis 1 5,9
Delirium 5 29,4
METODE PENELITIAN Somnolen 3 17,6
Jenis penelitian yang digunakan adalah Sopor 1 5,9
jenis penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian kuasi eksperimental dengan one Terapi sedasi/analgetik
Ketorolak 2 11,8
group design (pretest-posttest). Penelitian
Paracetamol 10 58,8
dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019 di Tramadol 3 17,6
ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Destiya Dwi Pangestika, Endiyono/ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 134-139 | 137