0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan17 halaman
Berikut ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Kebanyakan faktor strategis di ruang rawat inap telah sesuai dengan peraturan pemerintah dan standar pelayanan kesehatan, seperti kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah tenaga, dan prosedur pelayanan. Motivasi tenaga kesehatan dan dukungan pelatihan juga telah memenuhi standar. Identifikasi dan dokumentasi pasien serta manajemen obat telah sesuai prosed
Berikut ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Kebanyakan faktor strategis di ruang rawat inap telah sesuai dengan peraturan pemerintah dan standar pelayanan kesehatan, seperti kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah tenaga, dan prosedur pelayanan. Motivasi tenaga kesehatan dan dukungan pelatihan juga telah memenuhi standar. Identifikasi dan dokumentasi pasien serta manajemen obat telah sesuai prosed
Berikut ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Kebanyakan faktor strategis di ruang rawat inap telah sesuai dengan peraturan pemerintah dan standar pelayanan kesehatan, seperti kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah tenaga, dan prosedur pelayanan. Motivasi tenaga kesehatan dan dukungan pelatihan juga telah memenuhi standar. Identifikasi dan dokumentasi pasien serta manajemen obat telah sesuai prosed
STRATEGIS (B) (R) N = BxR A. KEKUATAN 1. Seluruh perawat diruangan 0.04 4 0,16 Perawat di ruang memiliki STR dan masih rawat inap telah berlaku. memenuhi syarat STR PMK RI No 26 tahun 2019 yang menyatakan bahwa perawat wajib memiliki STRP dalam melakukan praktik keperawatan dan masih berlaku selama 5 tahun. 2. Usia rata-rata perawat di 0,02 4 0,08 Hal ini dijelaskan ruangan yaitu 25-35 tahun juga dalam (Usia produktif) penelitian Anggoro (2019) yang mengatakan bahwa usia produktif seorang perawat sangat berpengaruh terhadap kinerja untuk berperilaku caring, dimana semakin tua usia perawat maka dalam menerima sebuah pekerjaan akan semakin bertanggung jawab dan berpengalaman. 3. Jumlah apoteker dan tenaga 0,03 3 0,09 Perkemenkes kefarmasian di rawat inap No.56 tahun 2014 sudah sesuai dengan bahwa dalam rawat Perkemenkes No.56 tahun inap RS kelas B 2014 yaitu 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit. 4. Jumlah administrasi dan OB 0,03 3 0,09 Perkemenkes sudah sesuai dengan No.56 tahun 2014 Perkemenkes No.56 tahun bahwa disesuaikan 2014 dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit. 5. Jumlah dokter spesialis sudah 0,03 3 0,09 Perkemenkes sesuai dengan No.56 tahun No.56 tahun 2014 2014 yang mengatakan bahwa Jumlah dokter spesialis dasar minimal sebanyak 4. Dokter tetap di ruangan sudah sesuai dengan PMK NO.340 tahun 2010 yang menyebutkan bahwa harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter subspesialis dengan 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap. 6. Motivasi perawat termasuk 0,03 3 0,09 kedalam motivasi baik hasil ini diperoleh dari 3 orang perawat di ruangan dengan jumlah total perawat di ruangan yaitu 12 orang 7. Terdapat dana untuk 0,03 3 0,09 Hal ini diperkuat pengembangan dan pelatihan dengan hasil pegawai sesuai dengan penelitian oleh PERPRES RI nomor 77 tahun Nurhamzah bahwa 2015 pasal 15 ayat 2. pelatihan perawat sangat berperan penting dalam profesionalisme perawat di ruangan. 8. Standar perbedaan tarif pasien 0,03 1 0,03 Standar perbedaan sesuai dengan PERMENKES tarif sudah sesuai RI nomor 85 tahun 2015 BAB permenkes yaitu IV pasal 15 berdasarkan fasiilitas atau sarana di rumah sakit. 9. Struktur organisasi yang 0,03 3 0,09 digunakan adalah metode tim, dimana dibagi menjadi 2 tim yang terdiri dari 2 katim dan 10 anggota. Hal ini sesuai dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit : KepMenKes No. 134/ Menkes/ SK/V/78 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit : PerMenKes No. 1045/ Menkes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Struktur Organisasi 10 Terdapat peraturan, baik 0,03 4 0,12 peraturan untuk perawat, pasien dan keluarga. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.
11. Alur masuk pasien sudah 0,03 4 0,12
sesuai SOP. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 pasal 8 (2a).
12. Model asuhan keperawatan 0,03 3 0,09
(MAKP) yang digunakan di ruangan adalah MAKP Tim. Nursalam (2011)
13. Sistematika timbang terima 0,03 3 0,09
ruangan sudah sesuai dengan PMK 10 tahun 2015 14. Supervisi di ruangan sudah 0,03 2 0,06 sesuai Simarmata (2015) bahwa Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala
15. Pendokumentasian asuhan 0,03 3 0,09
keperawatan sudah sesuai dengan PMK NO.10 TAHUN 2015. 16. Setiap tindakan yang 0,03 3 0,09 dilakukan di ruang perawatan penyakit dalam dewasa sudah sesuai dengan SOP. Hal ini sejalan dengan Depkes RI 2003. 17. Identifikasi pasien sesuai 0,04 3 0,12 dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/II/2008 tentang Rekam Medis SK tentang Kebijakan Identifikasi Pasien.
18. Komunikasi antar perawat 0,02 3 0,06
efektif hal ini sesuai dengan peningkatan derajat keselamatan pasien Cut Tari (2019). 19. Kesesuaian penyimpanan 0,02 4 0,08 obat-obatan High allert sesuai dengan SOP (Nurul F, Rakhmadhan N, Erna P, 2014).
20. Kepastian tepat lokasi, tepat 0,03 3 0,09
prosedur, tepat pasien operasi di ruangan sudah berjalan sesuai SOP. Hal ini sesuai dengan Kemenkes dan KARS (2011). 21. Pengurangan resiko infeksi 0,03 3 0,09 terkait pelayanan kesehatan sudah berjalan sesuai dengan SOP. Hal ini sesuai dengan Kemenkes dan KARS (2011) sasaran V. 22. Lingkungan fisik (material) 0,03 3 0,09 100% sudah unit yang meliputi : memenuhi a. Ruang rawat inap ketentuan b. Ruang Perawatan Peraturan Mentri c. Ruangan Laktasi Kesehatan d. Ruang Post Perawatan Republik (nurse station) Indonesia Nomor e. Ruang Linen Bersih 24 Tahun 2016, f. Gudang Kotor Tentang g. Toilet Persyaratan h. Dapur Kecil (pantry) Teknis Bangunan i. Ruang Petugas Kebersihan dan Prasarana j. Ruang Perawatan isolasi Rumah Sakit. 23. Sarana dan Prasarana: 0,03 3 0,09 a. Persediaan atau Pengadaan barang b. Peralatan Kesehatan c. Linen d. Non Medik e. Dokumentasi 24. System proteksi kebakaran 0,02 3 0,06 (APAR)
25. Melakukan kajian system 0,02 3 0,06
komunikasi telepon sebagai alat komunikasi antar ruang. 26. System sanitasi. 0,02 3 0,06 a. Persyaratan air bersih b. Pengelolaan limbah infeksius, patologis, dan non medik
27. Akreditasi Rumah sakit yaitu 0,05 4 0,20 Berdasarkan hasil
Utama Bintang 4 tipe C kajian situasi, akreditasi RS S yaitu Utama bintang 4 tipe C sudah sesuai dengan SNARS edisi 1 th 2018 dan PMK No. 34 Th 2017 tentang akreditasi rumah sakit 28. RS S memiliki batasan yang 0,03 2 0,06 Berdasarkan hasil jelas di setiap bangunannya kajian situasi, dan memiliki akses pintu didaptkan hasil masuk yang tidak menyatu bahwa RS S dengan bangunan memliki batasan jelas dengan memiliki akses pintu masuk yang tidak meyatu dengan bangunan dan sudah sesuai dengan PMK No. 34 Th 2017 tentang akreditasi rumah sakit 29. RS S berdiri di tanah yang 0,03 2 0,06 Berdasarkan hasil keras dan stem drainase yang kajian situasi, baik serta dengan luas tanah didapatkan hasil 1038 m2 dan luas bangunan bahwa berdirinya 600 m2 bangunan RS S sudah sesuai dengan PMK No. 30 Th 2019 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit 30. dengan menggunakan zen set : 0,03 2 0,06 Berdasarkan hasil 30 KW/37,5 KVA, 400/230 V, kajian situasi, di 54,1 A dapatkan hasil bahwa RS S sudah memiliki energi listrik yang sesuai dengan PMK No. 2306 th 2011 tentang persyaratan teknis prasarana instalasi elektrikal rumah sakit 31. RS S memiliki sumber air 0,03 2 0,06 Berdasarkan hasil dengan menggunakan PDAM kajian situasi, dan Sumur Bor (air artesis) didapatkan hasil bahwa RS S memiliki sumber air meliputi DPAM dan Sumur Bor (air artesis) yang sudah sesuai dengan PMK no. 7 Th 2019 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit yang menyatakan bahwa rumah sakit harus memiliki volume cadangan sumber air untuk mengatasi keadaan darurat. 32. RS S memiliki program 0,03 2 0,06 Berdasarkan hasil unggulan yaitu Pembedahan kajian situai, Rs S dan VK memiliki program ungulan seperti Pembedahan dan VK (persalinan). Sesuai dengan PMK Nomor 30 tahun 2019 pasal 19 ayat (6) tentang tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, dijelaskan bahwa RS tipe C harus memiliki paling sedikit 4 program unggulan. 33. Lokasi RS S sangat strategis 0,05 3 0,30 Berdasarkan hasil berada di tengah pusat kota kajian situasi Lokasi RS S strategis berada di pertengahan pusat kota, berdiri di tanah yang keras, jauh dari pabrik industry, taman bermain, sudah sesuai dengan PMK No. 30 Th 2019 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Lokasi ruang rawat inap RS S memiliki lokasi yang tenang, aman dan nyaman sudah sesuai dengan PMK Nomor 24 Tahun 2016, tentang persyaratan tekniks bangunan dan prasarana Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap Ruang perawatan RS S juga memiliki ruang perawatan yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan jenis penyakit sudah sesuai dengan PMK Nomor 24 Tahun 2016, tentang persyaratan tekniks bangunan dan prasarana Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap JUMLAH TOTAL : 1 3.07
MATRIKS IFAS / WEAKNESS
FAKTOR-FAKTOR BOBOT RATING NILAI KOMENTAR
STRATEGIS (B) (R) N = BxR B. KELEMAHAN 1. Jenjang karir di ruang rawat 0,09 -3 - 0,27 dimana terdapat inap masih belum sesuai beberapa perawat dengan PMK No.40 (2017). dengan masa pengalaman 15 tahun masi berada di PK III yang seharusnya sudah berada di PK IV. 2. Masing-masing perawat 0,08 -2 -0,16 PMK UU No13 bekerja 40 jam atau bahkan tahun 2003 lebih (42 jam) dalam satu mengatakan minggu tidak sesuai dengan ketentuan jam PMK kerja mengatur 2 sistem yaitu : - 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu - 8jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu 3. Perbandingan perawat s1 dan 0,10 -3 -0,30 Perbandingan d3 keperawatanmasih belum perawat s1 dan d3 sesuai berdasarkan PMK keperawatan masih No.340 tahun 2010 belum sesuai berdasarkan PMK No.340 tahun 2010 yang mengatakan bahwa perbandingan Sarjana keperawatan dan D3 Keperawatan yaitu 1 : 1.
4. Tidak terdapatkan perawatan 0,10 -4 - 0,40 Dari hasil kajian
untuk pasien total care situasi, diperoleh informasi bahwa rumah sakit RS S tidak melayani pasien pasien dengan total care hal ini diakibatkan karena RS S tidak memiliki ruang khusus untuk pasien dengan klasifikasi total care 5. Gaji perawat tidak memenuhi 0,09 -4 -0,36 UMK Kota standar UMK Kota Bandung Bandung yaitu Rp. 3.623.067,- Sedangkan gaji perawat di RS S berkisar Rp. 1.500.000- 2.000.000 6. Kepala ruangan membuat 0,08 -1 -0,08 tidak adanya tugas anggaran ruangan tidak sesuai membuat anggaran dengan jobdesk karena tidak dalam uraian tugas tercantum dalam uraian tugas kepala ruangan kepala ruangan (didapatkan dari team metode) 7. Pendokumentasian asuhan 0,11 -2 -0,22 keperawatan yang dikerjakan juga oleh kepala ruangan hal ini tidak sesuai dengan uraian tugas Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1925/MENKES/PER/XII/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen kesehatan RI dan Uraian Tugas menurut Depkes RI 1999.
8. Jadwal dinas yang dilakukan 0,08 -2 -0,16
oleh perawat pelaksana dalam satu hari kerja >12 jam pada perawat yang berdinas siang, dimana jadwal perawat tersebut di mulai dari pukul 14:00 – 21:00 dan dilanjutkan kembali berdinas malam pukul 21:00-07:00. Hal ini tidak sesuai dengan waktu normal menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigasi No 102/MEN/VI/2004.
9. Fasilitas ruang umum belum 0,09 -1 -0,09 60% belum
sepenuhnya memenuhi standar sepenuhnya ketentuan Peraturan Mentri memenuhi Kesehatan Republik Indonesia standar Nomor 24 Tahun 2016, ketentuan Tentang Persyaratan Teknis Peraturan Mentri Bangunan dan Prasarana Kesehatan Rumah Sakit. Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016, Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 10. Nilai BOR bulan Juli 2020 0,09 -4 -0,36 Berdasarkan hasil yaitu 31,25% kurang dari nilai kajian situasi, nilai ideal Depkes RI, 2005 (60- BOR bulai juni 80%) dibawah 60% yatu 31,25 % yang jika dibulatkan menjadi 31%. Yang seharusnya nilai BOR yang ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 60-80% 11. Jumlah TT kelas 3 terbatas 0,09 -3 -0,27 Berdasarkan hasil kajian situasi, jumlah tempat tidur untuk kelas III pada ruang rawat inap RS S adalah 7 tempat TT. Ditinjau dari PMK No 43 tahun 20197 pasal 43 ayat (1) tentang penyelenggaraan pelayanan ruang rawat inap. Yaitu jumlah TT untuk kelas III harus berjumlah 10 TT. JUMLAH TOTAL : 1 -2,67