BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
A. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta
uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini.
Bila terdapat ketidak jelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencanaan atau Pengawas untuk
mendapatkan penyelesaian.
B. Lingkup Pekerjaan
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
C. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi
yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan
kerja dilokasi dapat tercapai.
D. Gambar-Gambar Dokumen
Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
(Arsitektur, Struktur dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang
terjadi akibat keadaan di lokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi
setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas
tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
1) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai
terpasang.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Mengingat masalah
ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
3) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Manajemen Konstruksi.
4) Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini
harus dapat dilihat Pengawasan Direksi setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan di
dokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
F. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor
sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
H. Contoh-Contoh
1) Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-
contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.
I. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang berstandar SNI, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
L. Koordinasi Pekerjaan
1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan yang lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi
/ memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan
konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan / Pengawas.
3) Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap
waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap
O. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
Q. Shop Drawing
1) Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.
5) Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN
dilengkapi dengan tali kaitan lentur dan tempat penyangkut kaitan yang
mampu menahan beban minimal 500 kg.
B. Pengukuran Tapak Kembali
1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai ruangan, letak
batas-batas ruang dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada perencana / pengawas untuk dimintakan
keputusannya
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan
4) Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepetingan pemeriksaan perencana/pengawas selama pelaksanaan proyek
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
perencana/pengawas
6) Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan kontraktor
C. Papan dasar Pelaksanaan (BOUWPLANK)
1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau, tertancap di tanah sehingga
tidak bias digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2m satu sama lain
2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh perencana/pengawas
3) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, kontraktor harus melaporkan
kepada perencana/pengawas
4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan kontraktor
D. Pekerjaan Penyediaan Air & Daya Listrik untuk Bekerja
1) Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan perencana/pengawas
2) Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya
sekurang-kurangnya (minimum) 20 Kva
3) Penggunaan disel untuk pembangkit listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk
suplai Kantor Direksi Lapangan
4) Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban kontraktor
E. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
1) Selama Pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung pemadam
kebakaran (fire extinguisher)Yamato lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 2 (dua) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 6 kg yang
ditempatkan di tapak dan direksi kit
2) Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemdam kebakaran
tersebut bisa diambil kembali oleh kontraktor
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL I
PEKERJAAN
SLOOF, KOLOM, BALOK DAN PELAT
- Dimensi maksimum dari anggregat kasar tidak lebih dari 2,5cm dan tidak
lebih dari seperempat dimesi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya
c) Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
d) Aditive/admixture
- Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencapur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
- Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas mengenai
hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-
data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan- keterangan lain yang dianggap
perlu.
- Penggunaan bahan-bahan additive dalam pencampuran beton harus
sudah ditentukan dalam mix disign.
- Bahan additive hanya dipergunakan dengan tujuan untuk mempercepat
proses pengeringan.
- Pekerjaan berton bertulang ini juga harus disesuaikan dengan P.B.I.1971.
e) Penyimpanan
- Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus
sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah
diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton
hingga dengan cepat dapat diperoleh 16 benda uji yang pertama. Bisa juga
dibuat benda uji untuk setiap beton struktur yang dipakai seperti Kolom lantai
2, Balok, Plat Lantai yang masing masing tergantung pada kebutuhan.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan
d) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Direksi Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan
persetujuan Direksi Pengawas.
e) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5cm dan
maksimum 10 cm, cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
harus mempunyai tingkat kualitas yang sama seperti adukan beton yang
dihasilkan di lapangan.
- Tidak ada tambahan biaya untuk Kontraktor untuk memakai beton
ready mix.
G. Siar-siar Pelaksanaan
- Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.5. dari P.B.I.
1971.
- Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat
sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui
oleh Direksi Pengawas.
H. Perawatan
a) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan
c) Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran
I. Perbaikan Permukaan Beton
a) Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas. Bahan grouting
yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.
b) Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor
c) Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
J. Penyambungan Beton dan Water Stop
a) Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan
diberi bahan bonding agent seperti: EMAGG atau sejenis yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru
b) Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah
permukaan tanah atau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air
hujan/air kotor harus diberi PVC water stop LWG (9") dan dipasang sesuai
dengan petunjuk KONSULTAN PENGAWAS/produsen.
K. Contruction joint (Sambungan Beton)
a) Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh.
b) Dalam schedule tersebut KONSULTAN PENGAWAS/perencana akan
memberikan persetujuan dimana letak construction joints tersebut
c) Dalam keadaan mendesak KONSULTAN PENGAWAS/perencana dapat
merubah letak construction joints.
d) Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat
dengan menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang
dari 4 jam sejak beton dituang.
e) Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan
dilakukan dengan CONCRESIVE SGB Process.
L. Bagian yang tertanam dalam beton
Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
B. Penggantian Besi
a) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
b) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka :
- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
- Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas
adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor
c) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan dari Direksi Pengawas
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas). Khusus untuk balok induk, jumlah
luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh
dari pembesian aslinya
d) Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat Toreransi diameter (atau jarak
antara dua yang diperbolehkan permukaan yang berlawanan)
16 mm sampai 28 mm
c) Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan
d) Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan
tersebut pada sisi bawah
e) Penggunaan kertas semen untuk penyumbat pada sambungan acuan tidak
diperkenankan. Terutama pada sambungan pengecoran kolom
f) Setelah pekerjaan di atas selesai dan siap untuk pengecoran, harus
diperoleh persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas untuk dapat melangkah
kepekerjaan selanjutnya
g) Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada
“Recommended Practice for Concrete formwork” (ACI.347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap Peraturan
Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
C. Pembongkaran Cetakan/Acuan
a) Pembongkaran acuan harus dengan cara-cara yang menjamin akan keamanan
struktur, tanpa getaran keras atau kejutan pada beton
b) Acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban- beban
pelaksanaan yang bekerja padanya
c) Kecuali ditentukan lain, maka waktu minimum yang dibutuhkan untuk
pembongkaran acuan/cetakan adalah sebagai berikut :
1. Sisi - sisi kolom : 3 hari
Tidak diperkenankan mempergunakan kembali hasil pembongkaran
begesting yang telah lapuk.
BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
PASAL II
PEKERJAAN PLESTERAN
8) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishingnya.
9) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping playwood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
10) Ketebalan plesteran harus meneapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan pereneana / Manajemen Konstruksi.
11) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 c m,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
12) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
13) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
14) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana /
Pengawasdengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
15) Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
a. 16) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
PASAL III
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2) Pasangan keramik untuk lantai, koridor dan dinding luar kelas dikerjakan dan
dipasang pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
B. STANDARD
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3)
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for
Ceramic Tile.
C. PERSYARATAN BAHAN
1) Lantai yang digunakan :
Ukuran : 60 x 60 cm
Warna : Sesuai gambar
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Granite Polish
Bahan Pengisi produksi : Tile grout
Bahan Perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir
Produksi : Ex. Lokal, China
2) Lantai Tempat Toilet yang digunakan :
Ukuran : 25 x 25 cm
Warna : Sesuai gambar
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Keramik
Bahan Pengisi produksi : Tile grout
Bahan Perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir
Produksi : Ex. Asia Tile
3) Dinding Tempat Toilet yang digunakan :
Ukuran : 25 x 40 cm
Warna : Sesuai gambar
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Keramik
Bahan Pengisi produksi : Tile grout
Bahan Perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir
Produksi : Ex. Asia Tile
4) Lantai Selasar dan Ramp yang digunakan :
Ukuran : 40 x 40 cm
Warna : Sesuai gambar
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Keramik
Bahan Pengisi produksi : Tile grout
Bahan Perekat : Spesi 1 pc : 3 pasir
Produksi : Ex. Asia Tile
5) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (MOCK UP) kepada Pengawas/ Pemberi tugas
D. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik .
2) Granite yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
3) Adukan pasangan / pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan
ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian
PC murni dan ditambah bahan perekat.
4) Hasil pemasangan lantai granit harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.
5) Pola, arah dan awal pemasangan lantai granit harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan drainase / bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
6) Jarak antara unit-unit pemasangan granit satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah diisyaratkan di atas.
E. PEMASANGAN KERAMIK
1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar, harus dibasahi. Pakai benang untuk
menentukan layout, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin atau
homogeneous guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
3) Pada pemasangan tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar.
Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-Iahan hingga mortar perekat menutupi
penuh bag ian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi
ubin.
4) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (ioint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile.
Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
5) Pemasangan tile grout (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik. yang
sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
6) Granit yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup
dengan adukan semen pasir (trasram) sampai rata terhadap permukaan
sekelilingnya.
PASAL IV
PEKERJAAN ALUMINIUM
4.1 UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium, lengkap
dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian window wall seperti
yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
2) Standard
ASTM :
- C 509 - Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
- C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
- C 2287 - Nonrigit Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extination Compounds.
3) Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing
- Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-
hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan
hardware dan detail-detail pemasangan.
- Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
- Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan
kaca, sea/ant.
b. Contoh bahan dan Mock Up
- Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm.
Untuk alluminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai
dengan yang akan dipakai.
- Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis
alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
c. Pengadaan dan Penyimpanan Material
4.2 BAHAN/PRODUK
1) Kusen dan Daun Alluminium yang digunakan
- Bahan Kusen pintu jendela :
Dari bahan Alluminium framing system
- Bahan Daun pintu
Pintu Engineering door solid dan WPC
- Bahan Daun jendela :
Dari bahan alluminium
- Warna profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
- Lebar profil :
10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
- Tebal profil :
0,15 mm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
- Pewarnaan :
anodized coating yang disesuaikan semuanya dengan gambar yang ada.
- Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
- Merk : Alexindo
2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
5) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit- unit,
jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill,
dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai
untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm
- Untuk diagonal 2 mm
6) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus ditutup
caulking dan sealent, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
7) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
4.3 PELAKSANAAN
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana /
Pengawasmeliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
3) Semua frame / kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7) Angkur-angkur untuk rangka / kusen alluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alluminium
akan kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door
12) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent
supaya kedap air dan kedap suara.
13) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
PASAL V
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengambangan (Float glass).
2) Toleransi lebar dan panjang : Ukuran panjang dan lebar tidak boleh
melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3) Kesikuan : Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
4) Cacat-cacat.
- Cacat lembaran bening yang dibolehkan sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pemandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar / masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas lengkungan (Iembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik.
5) Bahan kaca :
a) Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBV11982.
b) Bahan untuk cermin menggunakan: Clear float glass, tebal sesuaikan dengan
gambar (t=5 mm)
c) Di satu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver).
d) Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak.
e) Clear Glass tebal 5 mm
f) Produksi : ex. Asahimas
6) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda 1 dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
KUNCI :
1) Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantumdalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan.
2) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari gantungan plastik
berwarna. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak
kunci.
KUNCI :
1) Engsel atas dipasang + 28 c m dan + 56 (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 c m (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 c m dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 c m (as) dari permukaan lantai.
4) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas / Pemberi
Tugas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
5) Seluruh perangkat kunei harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
6) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
7) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantuKonsultan
Pengawasan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
PASAL VI
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL VII
PEKERJAAN PLAFOND
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan ini meliputi finishing langit-langit / plafond dengan menggunakan
penutup plafond gypsum board dan GRC board. Pekerjaan plafond ini dilakukan
pada seluruh finishing langit-langit sesuai yang disebutkan/ditunjukan dalam detail
gambar.
BAB VI
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN
b. Sistim penerangan
Sistim penerangan terdiri darii lampu-lampu beserta fixturenya, sakelar, kabel-kabel dan
conduit, serta material bantuannya.
PASAL II
PERATURAN DAN STANDARD
- Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam. spesifikasi ini, instalasi listrik
harus dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Indonesia edisi terakhlr (1987).
- Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Perhubungan , Departemen Tenaga Kerja, dan Perum Listrik
Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini
- Kontraktor harus memiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA)
dari Perum Listrik Negara yang masih berlaku. Kontraktor wajib menunjukkan dan/atau
menyerahkan salinan surat-surat ini bila diminta oleh Pemberi Tugas, pengawas/atau
pihak-pihak yang berwenang lainnya.
PASAL III
DOKUMEN DAN INFORMASI
Kontraktor harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan di bawah ini kepada
pengawas sebagal bahan pemeriksaan dan persetujuan, masing-masing sebanyak 3 (tiga) set.
a. Shop Drawings
Gambar-gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data peralatan,material,
komponen dan sistem secara lengkap dan terperinci, serta sudah disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan
b. Brosur-brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan material,yang
memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-barang yang akan
diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy
c. Metoda Pelaksanaan dan Pengujian
Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan pengujian
yang akan dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari kecelakaan, baik terhadap
peralatan maupun personil
d. As-Built Drawing
Garnbar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen dan
material sesuai dengan yang terpasang di lapangan
e. Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan
Uraian dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan peralatan,
termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang diperlukan dalam perawatan
f. Program Pelatihan
Kontraktor harus membuat program pelatihan (training) untuk operator Pemberi Tugas,
dimana pelaksanaannya diatur oleh pengawas. Program ini terutama berisi penjelasan
dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam buku petunjuk operasi dan perawatan.
PASAL VIII
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
a. Semua bahan./material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, 100
% baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
PASAL IX
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.
c. Penerangan dan Stop Kontak
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
Pasang titik lampu NYM 2 x 2.5 mm2
Pasang titik stop kontak NYM 3 x 2.5 mm2
Lampu Downlight LED 12 watt
Lampu Downlight LED 6 watt
Panel lengkap
Base bar
MCB power 100 A
MCB line 10 A
Box panel 40 x 60
Ampere meter 0-200 A + CT 200/5 GAE
Voltmeter 0-200 V
Pilot lamp
Hendel
Grounding roud
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa
fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction
box) dan amature lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop
kontak menggunakan pipa PVC.
g. Lain-lain
Pengetesan
- Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua. testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang perlu
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus
disediakan Kontraktor.
- Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana. pembangunan.
PASAL X
PANEL TEGANGAN RENDAH
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus menglkuti
peraturan IEC dan PUIL
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat
bakar, warna, dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak pemberi kerja. Pintu dari
panil-panil tersebut harus dilengkapi dengan master key.
c. Konstruksi dalam panel-panel serta. letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-pmyambungan komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya
d. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdin' dari 3 busbar phase 4 R-S-T,
1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar diperhitungkan
untuk besarnya arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan
suhu yang lebih dari 65o C. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan
PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus
dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan
e. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran, untuk Amphere meter dan. volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan
skala linier dan ketelitian I % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat
tera dari LKONSULTAN PENGAWAS/PLN (mimimum 1 buah untuk setiap Jenis
alat ukur).
f. Ukuran tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai
dengan yang disetujui oleh pengawas
g. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:
MCCB
Miniatur Circuit Breaker
Rated sesuai gambar
Operating Voltage 200 V, 380 V
Frequency 50 Hz
Breaking capacity 10 - 18 KA
Permitted ambient temp. 550 C
Overload release sesuai gambar
h. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakal
Current Transformator
Ampermeter
Voltmeter
Frequency meter
PASAL XI
INSTALASI TEGANGAN RENDAH
a. Kabel-kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 KV
dan 0,5 KV untuk kabel NYA
b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM
c. Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada pengawas
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.
PASAL XII
INSTALASI SANITASI DAN DRAINASE
A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
B. Persyaratan bahan
a. Perlengkapan drainase yang digunakan yaitu produk dalam negeri atau produk lain
yang berstandar SNI.
b. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan dipasaran
kecuali bila ditentukan lain.
- Wastafel : Ex. TOTO
- Kran Air : Ex. ONDA
- Leher Angsa : Ex. TOTO
- Kloset Duduk : Ex. TOTO
- Tandon Air : Kapasitas 1000 Ltr
- Floor Drain : Stainless Ex. LOKAL
- Clean out 4” : Stainless Ex. LOKAL
- Jet Shower : Ex. ONDA
- Pipa PVC 3/4” Type AW Ex. Rucika, Maspion
- Pipa PVC 2,5” Type AW Ex. Rucika, Maspion
- Pipa PVC 3” Type AW Ex. Rucika, Maspion
- Pipa PVC 4” Type AW Ex. Rucika, Maspion
c. Semua matrial dan peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik dan mudah
didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain.
d. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini.
e. Pekerjaan pemasangan pipa dikerjakan sesuai gambar kerja :
Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Ex. Rucika, Maspion, atau merk lain yang
sudah mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standart, dikeluarkan oleh
pabrik yang disetujui dan harus disambungkan dengan memakai lem/solvent cement
khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik.
BAB XIII
PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh
pemborong " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS
ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang
disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.