Z
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CEDERA KEPALA SEDANG
DI RUANG UGD RSUP MATARAM
TANGGAL 7 APRIL 2020
DISUSUN OLEH :
2) nyeri kepala
4) Pupil edema
6) peningkatan suhu.
E. Patofisiologi
Benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan :
1. Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak
Kekuatan benda yang bergerak akan menyebabkan deformitas akibat
percepatan, perlambatan dan rotasi yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba
terhadap kepala dan jaringan otak. Trauma tersebut bisa menimbulkan
kompresi dan regangan yang bisa menimbulkan robekan jaringan dan
pergeseran sebagian jaringan terhadap jaringan otak yang lain.
2. Kepala yang bergerak membentur benda yang diam
Kepala yang sedang bergerak kemudian membentur suatu benda yang
keras, maka akan terjadi perlambatan yang tiba-tiba, sehingga mengakibatkan
kerusakan jaringan di tempat benturan dan pada sisi yang berlawanan. Pada
tempat benturan terdapat tekanan yang paling tinggi, sedangkan tempat yang
berlawanan terdapat tekanan negative paling rendah sehingga terjadi rongga
dan akibatnya dapat terjadi robekan.
3. Kepala yang tidak dapat bergerak karena menyender pada benda lain dibentur
oleh benda yang bergerak (kepala tergencet).
Pada kepala yang tergencet pada awalnya dapat terjadi retakan atau
hancuran tulang tengkorak. Bila gencetan hebat tentu saja dapat
mengakibatkan hancurnya otak.
G. PATHWAYS
Hal yang tidak umum pada beberapa pasien cedera kepala dengan
fraktur tengkorak untuk mengalami kebocoran CSS dari telinga atau hidung.
Hal ini dapat akibat dari fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal atau
dari fraktur tengkorak basilar bagian petrous dari tulang temporal. (
Hudak,1996 )
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. CT-Scan
b. MRI ( Magnetik Resonance Imaging )
c. EEG ( Elektroensepalogram )
d. Pemeriksaan tulang belakang: deformitas, pembekakan , nyeri tekan,
gangguan gerakan ( terutam leher ). Jangan banyak manipulasi tulang
belakang.
e. Pemeriksaan radiologi: foto polos vertebral AP dan lateral. Pada servikal
diperlukan proyeksi khusus mulut terbuka ( odontoid ).
( Arief Mansjoer,200 ).
Secondary Survey
Observasi Dan Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Meliputi tanda-tanda vital, BB/TB,
2) Kesadaran(GCS) :
Skala Koma Glasgow ( Glasgow Coma Scale, GCS )
1. Respon membuka mata ( E )
2. Respon motorik ( M )
a. mengikuti perintah ( 6 )
b. melokalisir nyeri ( 5 )
c. menghindar nyeri ( 4 )
d. fleksi abnormal ( 3 )
e. ekstensi abnormal ( 2 )
3. Respon verbal ( V )
c. bicara kacau ( 3 )
d. mengerang ( 2 )
Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges. 2000. Buku Rencana Asuhan Keperawata. Jakarta: EGC.
Aritonang, S. 2007. Trauma Kepala, online [PDF], (http://digilib.unimus.
ac.id/download .php?id=9070, diakses pada tanggal 28 Mei 2014).
Yoseph, Hendry. 2011. Head Injury/ Trauma Kepala/ Trauma Capitis, online,
(http://hendryyoseph.blogspot.com/2011/10/head-injury-trauma-kepala-trauma.html,
diakses pada tanggal 31 Mei 2014).
Kasus Trauma Kepala Sedang
Seorang pasien, Ny “Z”, 30 Tahun mengalami kecelakaan saat hendak mengantar istrinya ke
pasar di jalan Dasan Cermen, di bawa ke UGD Rumah Sakit Umum Provinsi dalam keadaaan tidak
sadar di bawa oleh keluarganya.
Informasi pasien
Ny ”Z”, 30 Tahun, Perempuan.mengalami kecelakaan lalu lintas. Masuk Rumah sakit dengan keadaan
tidak sadar.
• Riwayat Alergi :
Tidak diketahui adanya riwayat allergi
• Riwayat keluarga:
Klien IRT, menikah. Tidak ada riwayat penyakit,hipertensi atau diabetes millitus dalam
keluarga.
Tingkat kesadaran : coma,
GCS 10 (E:3; V:3; M:4)
Suhu :36,70 C
Nadi : 96 x /menit
Irama : reguler ,
Suaran Jantung : Normal
Tekanan Darah :150/90 mmHg
MAP : 85 mmHg
Sianotik pada bibir dan ekstrimitas
Pupil : isokor
Umur : 30 Tahun
Riwayat Keperawatan
Riwayat penyakit Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti Hipetensi, DM dll
dahulu dan juga paien tidak pernah masuk rumah sakit.
Riwayat Allergi Keluarga klien mengatakan pasien tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan.
Riwayat medikasi Keluarga klien mengatakan pasien tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
Keadaan umum : Lemah
PENGKAJIAN PIMER
General Assessment : Pediatric Assesment Triangle
Appearance Mental status : Delirium
GCS : 10 (E:3; V:3; M:4)
Muscle tone : lemah
Body position :Paien tampak mengangkat tangannya dan memegang kepalanya,
terdapat luka pada bagian kaki, tangan dan lutut kanan
General observation
1. Keadaan umum : Lemah
Posisi pasien supinasi
2. Klien tampak menjaga aktivitasnya karena terdapat lesi di bagian tangan dan lutut sebelah
kanan. Masalah yang tampak terlihat
3. Prilaku pasien tampak gelisah
4. Pasien tidak dapat melakukan ambulasi, tampak tidak kuat dalam posisinya
5. Pasien dapat melakukan komunikasi verbal, berbicara dengan jelas tetapi dengan keadaan
lemah
6. Pasien tampak tidak ada bau khas sesuatu, seperti urin, keton, etanol, zat kimia
7. Terdapat tanda luka baru ataupun akibat injury
INTEGUMEN
Luka Bakar : tidak ada
Terdapat lesi di bagian kepala, tangan dan lutut kanan
Tampak adaya edema serebral.
Masalah Kep : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan
Jam Hasil
Lab/Foto/ECG/lain lain
Pemberian Terapi
Piracetam
Untuk mengobati pasien yang mengalami cidera kepala
Manitol Untuk mengurangi tekanan dalam kepala akibat edema
otak
PERAWATAN INTENSIF
09: 25 Masalah Kep : Gangguan perfusi Tujuan : Setelah diberkan 1. Mengkaji pasien dengan S : - Pasien mengatakan pusing
jaringan cerebral b/d adanya asuhan keperawatan 1x3 jam di prinsip ABC
O : - Airway : paten dan bebas
edema atau hematoma cerebral harapkan edema cerebral dapat (Airway,Breathing dan
teratasi dengan : Circulation) - Breathing : 30x/menit
DATA :
2. Mengkaji tingkat kesadaran - Circulation :
KH :
Ds : pasien - Ttv
- Edema cerebral 3. Pemberian cairan isotonic Td : 150/90 mmHg
- Pasien mengatakan
berkurang dan iv line N : 96x/menit
pusing
- Ttv dalam batas normal 4. Mengobservasi tanda-tanda RR : 30x/menit
Do : - Pasien tidak pusing S : 36,6 Derajat Celcius
vital pasien
- Ttv 5. Memberikan obat - Kesadaran : coma
S : 36,6 Derajat Celcius cedera kepala itu sendiri A : - Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
E : - kesadaran composmentis
dengan GCS 13-15
09:25 Masalah Kep : Pola nafas tidak Tujuan : Setelah di lakukan 1. Memasang oksigen nasal S : - Pasien mengataan sesak
efektif b/d hiperventilasi tindakan keperawatan selama kanul 3rpl nafasnya sudah berkurang
1x3 jam di harapkan pola nafas 2. Observasi RR pasien
- Pasien mengatakan nyaman
pasien kembali normal dengan: setiap 1 jam sekali
dengan posisi semi fowler
DATA : 3. Memberikan posisi semi
KH :
fowler O : - Tidak tampak adanya otot
Ds :
- RR : 18-24X/Menit bantu pernafasan
- Pasien mengatakan sesak - Tidak ada bantuan otot
- Pasien tampak terpasang
pernafasan
O2 nasal kanul 3rpl.
Do : - Pasien mengatakan tidak - RR : 25x/menit
sesak
- RR : 30X/menit A : Masalah teratasi sebagian
- Tampak adanya otot
P : Intervensi dilanjutkan
bantu pernafasan
I : - Pertahankan posisi semi
fowler
- Observasi RR pasien
09:25 Masalah Kep : Nyeri akut b/d Tujuan : Setelah dilakuka 1. Membersihkan dan S : - Pasien mengatakan nyerinya
agent injury fisik tindakan keperawatan selama mengobservasi semua luka berkurang
1x3jam diharapkan nyeri pasien
DATA : - Pasien dan keluarga
berkurang dengan : 2. Mengkaji skala nyeri pasien
mengatakan mau
Ds : 3. Menganjurkan pasien dan
KH : melakukan rontgen
- P : pasien mengatakan keluarganya untuk rontgen
- Pasien tampak tidak untuk mengetahui adanya O : - Tampak luka sudah di
jatuh dari motor
meringis kesakitan fraktur tulang akibat bersihkan dan di tutupi dengan
- Q : pasien mengatakan
- Skala nyeri pasien kecelakaan
seperti di sayat-sayat berkurang menjadi 2 4. Memberikan obat anti nyeri kasa
- R : pasien mengatakan
- Ekspresi wajah pasien
nyeri di kepala,tangan
tampak rileks
kanan dan lutut
- S : pasien menunjuk skala
kanannya
nyeri 4 (nyeri ringan )
- T : pasien mengatakan
nyeri ketika hendak A : masalah teratasi sebagian