Curve Matching PDF
Curve Matching PDF
Moe2KiyoKidi
S f = S1 + S 2
( 2.37 )
Atau dalam bentuk tahanan jenis
hf h1 h2
= +
ρf ρ1 ρ2
( 2.38 )
hf
Sedang ketebalan lapisan semu adalah
h f = h1 + h2
( 2.39 )
hf
Disini diperoleh 3 variabel yang belum diketahui yaitu
ρf
, , dan h2 . Dengan memvariasi harga h2 akan didapat
ρf hf
harga dan . Dan bila harga – harga di atas diplot
h2
log
dalam skala log – log dengan absis h1 dan ordinat
ρ2
log
ρ1 , maka didapat kurva bantu tipe H.
b) Kurva bantu tipe A
Kurva ini mencerminkan harga yang selalu naik. Dibentuk
oleh 2 kurva baku, yaitu depan naik dan belakang turun.
Sama seperti kurva bantu tipe H, tipe A ini terjadi seperti
ada 3 lapisan dengan 1 2ρ <ρ <ρ
3 . Dan dengan cara yang
h f = [(s1 + s2 )(
. T1 + T2 )]
1
2
( 2.40 )
(T + T )
1
2
ρf = 1 2 ( 2.41 )
(S1 + S 2 )
Moe2KiyoKidi
turun. Seperti 3 lapisan dengan ρ1 < ρ 2 > ρ 2 . Kurva bantu
tipe K diperoleh dari rumusan :
h f = ε [(S1 + S 2 )(
. T1 + T2 )]
1
2
( 2.42 )
(T1 + T2 )
1
2
ρf =
(S1 + S 2 ) ( 2.43 )
Dimana ε adalah angka banding ketidak isotropan.
Moe2KiyoKidi
d) Tentukan tahanan jenis lapisan kedua yaitu ρ2 = ρ1 x ρ2/ρ1.
e) Pilih lengkung bantu yang cocok dengan pola lengkung data.
Lalu letakkan pusat lengkung bantu berhimpit dengan titik
silang P1 lalu pilih harga sama dengan ρ2/ρ1.
f) Plot lengkung bantu diatas lembar data lapangan dengan
garis putus – putus.
g) Ganti lengkung bantu dengan lengkung baku. Telusurkan
pusat lengkung baku diatas garis putus – putus yang telah
dibuat sampai match dengan data di belakang data yang telah
di interpretasi.
h) Setelah cocok catat harga ρ3/ρ2 , plot titik kedua P2 pada
kertas data ( letak pusat lengkung baku ).
i) Koordinat titik P2 memberikan harga kedalaman lapisan
kedua (absis ) dan tahanan jenis ρ2’ (ordinat).
j) Tentukan tahanan jenis lapisan ketiga ρ3 = ρ2’ x ρ3/ρ2.
k) Bila masih ada data yang belum diinterpretasi, langkah
selanjutnya sama seperti 10 poin diatas. Diteruskan hingga
data terakhir yang merupakan kedalaman lapisan terakhir
( dasar).
Perlu diketahui bahwa diantara keempat jenis tipe lengkung bantu
yang ada, lengkung bantu tipe H merupakan lengkung bantu yang
paling mudah penggunaannya, karena harga h2/h1 dapat diperoleh
langsung dengan menarik garis sejajar sumbu ordinatnya, dan harga
h tidak perlu dikoreksi. Sedangkan tipe A, K dan Q memerlukan
koreksi untuk menentukan ketebalannya. Harga ketebalan
merupakan harga h dikalikan dengan faktor koreksi.
Moe2KiyoKidi
3. Kurva tahanan jenis semu hasil masukan dari poin 2,
dihitung atau diolah dengan menggunakan program
perhitungan maju ( forward calculation program ).
4. Dilakukan minimalisasi kesalahan dari parameter tiap
lapisan, hingga didapatkan kurva teoritis yang sama atau
mendekati kurva lapangan.
2. 15 Progres 3.0
Progres 3.0 adalah program interpretasi tahanan jenis
menggunakan metode optimasi non – linier yang secara otomatis
menentukan model inversi tahanan jenis dan interpretasi data untuk
struktur bawah permukaan dari data observasi titik sounding hasil
survey geolistrik. Dasar teori yang mendasari pembuatan program
komputer Progres 3.0 adalah teori pencocokan kurva atau Curve
Matching.
Progres 3.0 membutuhkan masukan berupa nilai tahanan jenis
semu (ρa) dan nilai AB/2 atau setengah jarak elektroda arus. Hasil
masukan kedua variabel ini akan menampilkan sebuah kurva
lapangan tahanan jenis semu (ρa ) vs setengah jarak elektroda arus
(AB/2). Untuk pengolahan kurva lapangan menggunakan forward
modelling dan inverse modelling membutuhkan masukan model
parameter berupa lapisan ( layer ), kedalaman (depth),dan nilai
tahanan jenis semu (ρa ).
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Moe2KiyoKidi
Kertas Log Log
Moe2KiyoKidi
Titik 1
Moe2KiyoKidi