Anda di halaman 1dari 92

PEJABAT PEMBUAT

KOMITMEN DALAM
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
SESUAI DENGAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2018 DAN
TURUNANNYA
2
3
Garis Besar Proses PBJ
Perencanaan Persiapan Pelaksanaan
Persiapan Swakelola
Pelaksanaan Swakelola
Penetapan sasaran
Identifikasi Kebutuhan Pelaksanaan Swakelola
(Mulai) Penyelenggara Swakelola
Tipe (I, II, III, IV)
Rencana Kegiatan
Penetapan Barang/Jasa Pembayaran Swakelola
Jadwal Pelaksanaan
Pengawasan dan
Penyusunan RAB Pertanggungjawaban
Cara Pengadaan
Swakelola
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Pelaksanaan PBJ Melalui
Jadwal Pengadaan Penyedia
Menetapkan HPS

Pelaksanaan Pemilihan
Anggaran Pengadaan Menetapkan rancangan Kontrak

Menetapkan spesifikasi Pelaksanaan kontrak


teknis/KAK

Menetapkan uang muka, Serah Terima Hasil Pekerjaan


Perencanaan Pengadaan jaminan uang muka,jaminan (Selesai)
terdiri atas : Perencanaan pelaksanaan, jaminan
PBJ melalui Swakelola pemeliharaan,sertifikat garansi
dan/atau Penyedia dan/atau penyesuaian harga
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
MELALUI PENYEDIA

Perencanaan Persiapan Persiapan


Pengadaan Pengadaan Pemilihan

Pelaksanaan Proses
Serah Terima
Kontrak Pemilihan
Pengguna
Anggaran
Kuasa
Penyedia Pengguna
Anggaran

Penyeleng Pejabat
gara Pembuat
Swakelola Komitmen
PELAKU
PBJ

Pejabat/
Panitia
Pejabat
Pemeriksa
Pengadaan
Hasil
Pekerjaan

Agen Pokja
Pengadaan Pemilihan
 Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil
keputusan dan/ atau melakukan tindakan yang dapat
PENGERTIAN mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran
belanja daerah.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Menyusun Perencanaan PBJ Menetapkan Spek / KAK Menetapkan rancangan kontrak

Mengusulkan perubahan jadwal


Menetapkan HPS Menetapkan Besaran Uang Muka
kegiatan

Melaksanakan e-purchasing diaras


Menetapkan Tim Pendukung Menetapkan Tim atau Tenaga Ahli
Rp. 200 Juta

Melaporkan pelaksanaan dan


Menetapkan SPPBJ Mengendalikan kontrak
penyelesaian pekerjaan

Menyerahkan hasil pekerjaan Menjaga dan menyimpan seluruh


Menilai kinerja penyedia
kepada KPA dokumen pelaksanaan kegiatan

Melakukan tindakan yang


Catatan : Mengadakan dan menetapkan
mengakibatkan pengeluaran Dapat dibantu Pengelola PBJ
perjanjian dengan pihak lain
anggaran belanja
a. memiliki integritas dan disiplin;
b. menandatangani Pakta Integritas;
c. memiliki Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK;
d. berpendidikan paling rendah Sarjana Strata Satu (S1) atau setara;
Persyaratan e. memiliki kemampuan manajerial level 3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
untuk
ditetapkan Keterangan :
 Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud huruf c tidak dapat terpenuhi, Sertifikat Keahlian
Tingkat Dasar dapat digunakan sampai dengan 31 Desember 2023.
sebagai PPK  Dalam hal persyaratan sebagaimana huruf d tidak dapat terpenuhi, persyaratan Sarjana Strata Satu
(S1) dapat diganti dengan paling rendah golongan III/a atau disetarakan dengan golongan III/a.
 Persyaratan sebagaimana dimaksud dapat ditambahkan dengan memiliki latar belakang keilmuan dan
pengalaman yang sesuai dengan tuntutan teknis pekerjaan.
 Dalam hal tidak terdapat pegawai yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud, PA/KPA dapat
merangkap sebagai PPK
PPK dapat dijabat
 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa atau Aparatur Sipil Negara di
lingkungan Kementerian/Lembaga /Perangkat Daerah
 Aparatur Sipil Negara/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
Republik Indonesia di lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Kepolisian Republik Indonesia
 personel selain diatas

PPK tidak boleh dirangkap


 Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau
Bendahara;
 Pejabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket Pengadaan
Barang/Jasa yang sama; atau
 PjPHP/PPHP untuk paket Pengadaan Barang/Jasa yang sama.
TAHAP PERENCANAAN PENGADAAN
Perencanaan Pengadaan

1. Identifikasi Kebutuhan;

2. Penetapan Barang/Jasa;

3. Cara Pengadaan Barang/Jasa;

4. Jadwal Pengadaan Barang/Jasa;

5. Anggaran Pengadaan Barang/Jasa;

6. RUP
PARA PIHAK
PA/KPA
•menetapkan Perencanaan Pengadaan;
•menetapkan dan mengumumkan RUP;
•melaksanakan Konsolidasi Pengadaan
Barang/Jasa.
PPK
• menyusun Perencanaan Pengadaan
sesuai kebutuhan K/L/PD masing-
masing,
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
 Identifikasi kebutuhan barang/jasa dilakukan berdasarkan
rencana kegiatan yang ada di dalam Rencana Kerja K/L/PD.
 Identifikasi kebutuhan barang/jasa tahun anggaran
berikutnya dilakukan pada tahun anggaran berjalan.
 Identifikasi kebutuhan dalam proses Perencanaan
Pengadaan dapat dilakukan sebelum penetapan pagu
indikatif/Nota Kesepakatan KUA-PPAS untuk pengadaan
strategis yang sudah teridentifikasi dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) K/L/PD.
Penetapan Barang/Jasa

Barang/
Barang/ Barang/
Barang/
Jasa A Jasa B Jasa A Jasa C
(Prioritas Prioritas
1) 2)
Barang/
Jasa C

Menyusun Barang/Jasa Prioritas Barang/Jasa


Cara Pengadaan

Swakelola Penyedia

Spesifikasi/KAK
Tipe swakelola
Perkiraan Biaya/RAB
Spesifikasi/KAK Pemaketan
Perkiraan Biaya/ Konsolidasi
RAB
Biaya Pendukung
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV

Tipe
Direncanakan,di Direncanakan Direncanakan Direncanakan
laksanakan & & diawasi oleh & diawasi oleh sendiri oleh
diawasi oleh K/L Perangkat K/L/Perangkat K/L/Perangkat

Swakelola K/L/Perang-
kat Daerah
Daerah
Penanggung
Jawab
Daerah
Penanggung
Jawab
Daerah
Penanggung Jawab
dan/atau &
Penanggung Anggaran & Anggaran & dilaksanakan serta
Jawab dilaksanakan dilaksanakan diawasi oleh
Anggaran oleh K/L/PD oleh Kelompok
Pelaksana Organisasi Masyarakat
Swakelola Kemasyara-
katan
penyusunan spesifikasi teknis/KAK;

Ketentuan penyusunan perkiraan biaya/Rencana Anggaran


Umum Biaya (RAB);

Perencanaan pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;

Pengadaan konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;


Melalui
Penyedia biaya pendukung.
 dibuat berdasarkan kebutuhan barang/jasa dari
K/L/PD masing-masing.
 Spesifikasi teknis digunakan untuk pengadaan:
Spesifikasi  barang;
Teknis/  pekerjaan konstruksi;
Kerangka  jasa lainnya.
Acuan Kerja  KAK digunakan untuk pengadaan Jasa
Konsultansi.
Penyebutan merek dimungkinkan pada kondisi :

Komponen
Suku Cadang
barang/jasa

Bagian dari sistem Barang/Jasa dalam


yang sudah ada e-katalog

Barang/Jasa pada
tender cepat
Spesifikasi Mutu/kualitas
Spesifikasi
Teknis
Spesifikasi jumlah

Spesifikasi waktu

Spesifikasi pelayanan
Penyusunan perkiraan biaya /
Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Membuat Membuat Membuat daftar


spesifikasi teknis spesifikasi bahan rincian pekerjaan
/KAK dan peralatan (aktifitas-aktifitas)

Menghitung Mendapatkan harga Menghitung


volume tiap-tiap barang atau biaya harga satuan dan
pekerjaan upah volume

Menyusun RAB dalam format yang berlaku untuk pengesahan


Pemaketan Pengadaan
Pemaketan pengadaan berorientasi pada :

ketersediaan
keluaran / hasil
barang/jasa

kemampuan pelaku Ketersediaan


usaha Anggaran

volume barang/jasa

Pasal 20 ayat 1
Larangan Pemaketan Pengadaan
• Menyatukan/ memusatkan beberapa PBJ yang
tersebar di beberapa lokasi/ daerah yang menurut sifat
pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya
dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing
• Menyatukan beberapa paket PBJ yang menurut sifat
dan jenis pekerjaannya harus dipisahkan
• Menyatukan beberapa paket PBJ yang besaran
nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil
• Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa
paket dengan maksud menghindari Tender/Seleksi

Pasal 20 ayat 2
Pemaketan dilakukan dengan menetapkan
Notes : sebanyak- banyaknya paket untuk Usaha Kecil
tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan
sehat, kesatuan sistem, dan kualitas kemampuan
teknis dengan nilai paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya sampai
dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah), kecuali untuk paket pekerjaan yang
menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh Usaha Kecil.
Konsolidasi Pengadaan
Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi PBJ yang
menggabungkan beberapa paket PBJ sejenis

Konsolidasi dilakukan pada tahap:


Persiapan
Perencanaan Pemilihan
Pengadaan Persiapan penyedia
Pengadaan
melalui penyedia

Dilaksanakan oleh PA/KPA, PPK, dan/atau UKPBJ


Jadwal Pengadaan

Sasaran,
penyelenggara,
Swakelola Pelaksanaan swakelola
Rencana kegiatan,
RAB

Perencanaan Persiapan Pelaksanaan


Pengadaan Pengadaan Pengadaan
HPS, rancangan
Kontrak, Spek, Pemilihan Penyedia,
Penyedia Pelaksanaan Kontrak
uang muka,
jaminan

Pasal 18, 23,


25, 47, 50
ANGGARAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH

biaya
Anggaran
barang/jasa biaya
Pengadaan
yang pendukung.
Barang/Jasa
dibutuhkan;
• harga barang;
• biaya pengiriman;
• biaya suku cadang dan purna jual;
Biaya •

biaya personil;
biaya non personil;
barang/jasa • biaya material/bahan;
• biaya peralatan;
• biaya pemasangan;
• biaya sewa.

biaya pelatihan;

biaya instalasi dan testing;


BIAYA
PENDUKUNG biaya administrasi;

biaya lainnya.
Rencana Umum Pengadaan
• Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa (RUP) adalah
daftar rencana PBJ yang akan dilaksanakan oleh
K/L/Perangkat Daerah
• RUP ditetapkan dan diumumkan oleh Pengguna
Anggaran (PA) masing-masing K/L/Perangkat Daerah

RUP tersebut sedikitnya berisikan, antara lain:


1. Nama dan alamat Pengguna Anggaran
2. Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan
3. Lokasi Pekerjaan; dan
4. Jumlah Paket penyedia dan paket swakelola
5. Perkiraan besaran biaya
Pengumuman RUP

Perangkat
K/L Daerah
Pengumuman RUP Pengumuman RUP
Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah dilakukan
dilakukan setelah setelah rancangan
penetapan alokasi anggaran Peraturan Daerah tentang
(APBN) APBD disetujui bersama
oleh Pemda dan DPRD
TAHAP PERSIAPAN PENGADAAN
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
Penetapan
Riviu Spesifikasi Spesifikasi
RKA, Dokumen Teknis/KAK Teknis/KAK, dan
Perencanaan Pengadaan Konsolidasi

Penetapan
Rancangan Penetapan HPS
Dokumen Persiapan Kontrak
Pengadaan
Tujuan
 Tahapan reviu spesifikasi teknis/KAK bertujuan untuk memastikan
bahwa spesifikasi/KAK pada saat penyusunan anggaran belanja atau
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa masih sesuai dengan kebutuhan
barang/jasa dan ketersedian anggaran belanja sesuai hasil persetujuan.
 Reviu tersebut meliputi: kuantitas, kualitas, waktu akan
digunakan/dimanfaatkan, dan ketersediaan di pasar.

Reviu dan Proses


 PPK melakukan reviu spesifikasi teknis/KAK yang telah disusun pada
Penetapan tahap perencanaan Pengadaan Barang/Jasa. Reviu dilakukan
berdasarkan data/informasi pasar terkini untuk mengetahui
ketersediaan, harga dan alternatif barang/jasa sejenis, ketersediaan
Spesifikasi barang/jasa yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), dan memenuhi kriteria
produk berkelanjutan. Dalam hal barang/jasa yang dibutuhkan tidak
Teknis/KAK tersedia di pasar maka PPK mengusulkan alternatif spesifikasi
teknis/KAK untuk mendapatkan persetujuan PA/KPA.
 PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli yang bertugas membantu
PPK dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK
Penetapan
 PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK yang telah disetujui oleh
PA/KPA berdasarkan hasil reviu. Penetapan spesifikasi teknis/KAK
dicantumkan dalam Dokumen Spesifikasi Teknis/KAK.
Penyusunan dan Penetapan HPS
Tujuan
 Penyusunan dan penetapan HPS bertujuan untuk menilai kewajaran harga
penawaran dan/atau kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas
tertinggi penawaran yang sah dalam pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya dan dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS.
 Penetapan HPS dikecualikan untuk :
 Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran paling banyak Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah);
 E-purchasing; dan
 Tender pekerjaan terintegrasi.
Proses
 PPK menyusun HPS berdasarkan pada:
 hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap
perencanaan pengadaan;
 Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang
dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang
tercantum dalam RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah; dan
 hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk komponen
keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli yang bertugas memberikan masukan
dalam penyusunan HPS.
 HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data/informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang dapat digunakan untuk
menyusun HPS antara lain:
a) harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa
diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pemilihan Penyedia;
b) informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
c) informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah asosiasi profesi
keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula
sumber data dari situs web komunitas internasional yang
menayangkan informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar
negeri yang berlaku secara internasional termasuk dimana Pengadaan
Barang/Jasa akan dilaksanakan;
d) daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/ potongan
harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha;
e) inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun
berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia valuta asing
terhadap Rupiah;
f) hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis
dengan Kontrak yang pernah atau sedang dilaksanakan;
g) perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan
oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
h) informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri
untuk tender/seleksi internasional; dan/atau
i) informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). HPS tidak boleh memperhitungkan
biaya tak terduga, biaya lain-lain, dan Pajak Penghasilan (PPh).
Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia. Sedangkan
rincian harga satuan bersifat rahasia, kecuali rincian harga satuan
tersebut telah tercantum dalam Dokumen Anggaran Belanja.
Barang Jasa Lainnya

• Harga barang; • Upah Tenaga Kerja;


• Biaya pengiriman; • Penggunaan
• Keuntungan dan biaya Bahan/Material/Peralatan;
overhead; • Keuntungan dan biaya
• Biaya instalasi; overhead;
• Suku cadang; • Transportasi; dan
• Biaya operasional dan • Biaya lain berdasarkan jenis
pemeliharaan; atau jasa lainnya
• Biaya pelatihan.
Pekerjaan Konstruksi Jasa Konsultansi

• Perhitungan HPS untuk Pekerjaan • Metode Perhitungan berbasis Biaya


Konstruksi berdasarkan hasil (cost-based rates)
perhitungan biaya harga satuan • Metode Perhitungan Berbasis Pasar
yang dilakukan oleh konsultan (market-based rates)
perencana (Engineer’s Estimate) • Metode Perhitungan Berbasis
berdasarkan rancangan rinci (Detail Keahlian (value-basedrates)
Engineering Design) yang berupa
Gambar dan Spesifikasi Teknis.
• Perhitungan HPS telah
memperhitungkan keuntungan dan
biaya overhead yang wajar untuk
Pekerjaan Konstruksi sebesar 15%
(lima belas persen).
Penetapan
 PPK menetapkan HPS dengan menandatangani pada lembar
persetujuan/penetapan. HPS yang sah adalah yang telah
ditandatangani oleh PPK. Nilai HPS paling tinggi sama dengan
nilai Pagu Anggaran.
 Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja
sebelum batas akhir:
1. penyampaian penawaran untuk pemilihan dengan
pascakualifikasi; atau
2. penyampaian dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.
Tujuan
 Penyusunan rancangan kontrak bertujuan sebagai pedoman bagi
Pokja Pemilihan dalam proses pemilihan dan pedoman bagi
Penyedia dalam menyusun penawaran.
Proses
Penyusunan  PPK menyusun rancangan kontrak yang antara lain memuat: Jenis
dan Kontrak, Bentuk Kontrak, Naskah Perjanjian, Uang Muka, Jaminan
Pengadaan, Sertifikat Garansi, Sertifikat/Dokumen dalam rangka
Penetapan Pengadaan Barang Impor, Penyesuaian Harga, Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK), serta Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Rancangan (SSKK).
Jenis Kontrak
Kontrak  PPK memilih jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dengan
mempertimbangkan antara lain; jenis barang/jasa, spesifikasi
teknis/KAK, volume, lama waktu pekerjaan, dan/atau kesulitan
dan risiko pekerjaan.
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA

 Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan
produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum
digunakan misalnya:
 pelaksanaan pekerjaan kontruksi sederhana;
 Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi (design and build);
LUMSUM  pengadaan peralatan kantor;
 pengadaan benih;
 pengadaan jasa boga;
 sewa gedung; atau
 pembuatan videografis.
 Pembayaran dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap, senilai
dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat
dilakukan sekaligus berdasarkan hasil/keluaran atau pembayaran secara
bertahap pekerjaan berdasarkan tahapan atau bagian keluaran yang
dilaksanakan.

42
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA

 Kontrak Harga Satuan digunakan dalam hal ruang lingkup,


kuantitas/volume tidak dapat ditetapkan secara tepat yang
disebabkan oleh sifat/karakteristik, kesulitan dan resiko pekerjaan.
HARGA Dalam Kontrak Harga Satuan pembayaran dilakukan berdasarkan
harga satuan yang tetap untuk masing-masing volume pekerjaan dan
SATUAN total pembayaran (final price) tergantung kepada total
kuantitas/volume dari hasil pekerjaan.
 Pembayaran dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan yang
dituangkan dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh monthly
certificate).
 Kontrak Harga Satuan digunakan misalnya untuk kegiatan
pembangunan gedung atau infrastruktur, pengadaan jasa boga pasien
di rumah sakit.

43
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA

 Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan


GABUNGAN digunakan dalam hal terdapat bagian pekerjaan
LUMSUM DAN yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak
HARGA Lumsum dan terdapat bagian pekerjaan yang
dikontrakkan menggunakan Kontrak Harga Satuan.
SATUAN
 Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
digunakan misalnya untuk Pekerjaan Konstruksi
yang terdiri dari pekerjaan pondasi tiang pancang
dan bangunan atas.

44
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA

 Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal Kontrak Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
TERIMA JADI  jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
(TURN KEY) dilaksanakan; dan
 pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakatan dalam Kontrak.
 Penyelesaian pekerjaan sampai dengan siap dioperasionalkan/
difungsikan sesuai kinerja yang telah ditetapkan.Kontrak Terima
Jadi biasa digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi terintegrasi,
misalnya Engineering Procurement Construction (EPC)pembangunan
pembangkit tenaga listrik, pabrik, dan lain-lain.

45
KONTRAK
PENGADAAN BARANG
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JASA LAINNYA

 Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan


dilaksanakan secara berulang dengan spesifikasi yang pasti
KONTRAK namun volume dan waktu pesanan belum dapat
PAYUNG ditentukan.
 Kontrak Payung digunakan misalnya pengadaan obat
tertentu pada rumah sakit, jasa boga, jasa layanan
perjalanan (travel agent), atau pengadaan material.

46
KONTRAK
JASA KONSULTANSI

 Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan


pekerjaan, dan produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas.
 Kontrak Lumsum pada Pengadaan Jasa Konsultansi digunakan misalnya
konsultan manajemen, studi kelayakan, desain, penelitian/studi,
kajian/telaahan, pedoman/petunjuk, evaluasi, produk hukum, sertifikasi,
studi pendahuluan, penilaian/appraisal.Pekerjaan Pra Studi Kelayakan,
LUMSUM Pekerjaan Studi Kelayakan termasuk konsep desain, Pekerjaan Detail
Engineering Design (DED), manajemen proyek, layanan pengujian dan
analisis teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran
struktur, investigasi kegagalan struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli
litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketa.
 Dalam Kontrak Lumsum pembayaran dengan jumlah harga pasti dan tetap,
senilai dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa
memperhatikan rincian biaya.Pembayaran berdasarkan produk/keluaran
seperti laporan kajian, gambar desain atau berdasarkan hasil/tahapan
pekerjaan yang dilaksanakan.

47
KONTRAK
JASA KONSULTANSI

 Kontrak Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk


pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci
dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum
bisa dipastikan.
 Kontrak Waktu Penugasan dapat digunakan apabila:
WAKTU  Ruang lingkup dan waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat
PENUGASAN ditetapkan;
 Ruang lingkup belum dapat didefinisikan dengan jelas dan mungkin
berubah secara substansial;
 Nilai akhir kontrak tergantung dengan lama waktu penugasan;
 Pekerjaan yang ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya
pendek dimana kompensasi cenderung berbasis harga per jam, per
hari, per minggu atau per bulan; atau
 Pekerjaan yang tidak umum/spesialis yang membutuhkan keahlian
khusus.

48
KONTRAK
JASA KONSULTANSI

 Dalam Kontrak Waktu Penugasan pembayaran terdiri atas biaya personel dan
biaya non personel.Biaya personel dibayarkan berdasarkan remunerasi yang
WAKTU pasti dan tetap sesuai yang tercantum dalam Kontrak untuk setiap satuan
waktu penugasan. Biaya non personel dapat dibayarkan secara lumsum, harga
PENUGASAN satuan, dan/atau penggantianbiaya (reimbursable cost/at cost). Nilai akhir
kontrak yang akan dibayarkan, tergantung lama/durasi waktu penugasan.
Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan periode waktu yang ditetapkan
dalam Kontrak.
 Kontrak Waktu Penugasan digunakan misalnya untuk pra studi kelayakan,
pekerjaan studi kelayakan termasuk konsep desain, pekerjaanDetail Engineering
Design(DED), manajemen kontrak, manajemen proyek, layanan pengujian dan
analisis teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi kehancuran
struktur, investigasi kegagalan struktur, testing struktur/bagian struktur, ahli
litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketakhususnya untuk proyek
bernilai besar, pengawasan,
penasihat,pendampingan,pengembangansistem/aplikasi yang kompleks,
monitoring, atau survei/pemetaan yang membutuhkan telaahan mendalam.

49
KONTRAK
JASA KONSULTANSI

 Kontrak Payung pada Jasa Konsultansi digunakan untuk


mengikat Penyedia Jasa Konsultansi dalam periode waktu
tertentu untuk menyediakan jasa,dimana waktunya belum
KONTRAK dapat ditentukan.
 Penyedia Jasa Konsultansi yang diikat dengan Kontrak
PAYUNG Payung adalah Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memenuhi/lulus persyaratan yang ditetapkan.
 Kontrak Payung digunakan misalnya untuk Pengadaan Jasa
Konsultansi dalam rangka penasihatan hukum, penyiapan
proyek strategis nasional, dan penyiapan proyek dalam
rangka kerjasama pemerintah dan badan usaha.

50
PERSIAPAN PEMILIHAN OLEH POKJA
PEMILIHAN
Menetapkan :
Riviu oleh 1. Metode Pemilihan
Dokumen Persiapan UKPBJ/Pejabat 2. Metode Evaluasi Penawaran
Pengadaan Melalui Pengadaan 3. Metode Penyampaian Dokumen
Penyeduia Penwaran
4. Metode Evaluasi Kualifikasi

Menyusun
Menetapkan Dokumen Menyusun Jadwal
Dokumen Pemilihan Pemilihan
Tahapan umum pemilihan penyedia
Pascakualifikasi

PENAWARAN
Harga Terendah
B/PK/JL Nilai
BSUE
Kualitas
JK Kualitas & biaya
Pagu Anggaran
Nilai terendah

KUALIFIKASI
Sistem Gugur
Pembobotan (JK)
PENUNJUKAN PEMENANG
Dalam hal PPK menyetujui hasil pemilihan, maka PPK menerbitkan SPPBJ

Dalam hal PPK tidak menyetujui hasil pemilihan Penyedia, maka PPK
menyampaikan penolakan kepada Pokja Pemilihan disertai alasan dan bukti.
PPK dan Pokja Pemilihan melakukan pembahasan bersama atas hasil pemilihan
Penyedia.

Dalam hal tidak tercapai kesepakatan, maka pengambilan keputusan atas hasil
pemilihan diserahkan kepada PA/KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah
tidak tercapai kesepakatan.
Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai
Pejabat Penandatangan Kontrak tidak
PENERBITAN bersedia menerbitkan SPPBJ maka PA/KPA
menyampaikan penolakan tersebut kepada
SURAT Pokja Pemilihan disertai dengan alasan dan
PENUNJUKAN bukti, serta memerintahkan melakukan
PENYEDIA evaluasi penawaran ulang, penyampaian
penawaran ulang, atau Tender ulang paling
BARANG/JASA lambat 6 (enam) hari kerja setelah menerima
laporan hasil pemilihan Penyedia
PELAKSANAAN
KONTRAK
1. Penetapan SPPBJ 7. Rapat Persiapan 14. Penyesuaian
Pelaksanaan Harga
2. Penandatanganan Kontrak
Kontrak 15. Keadaan Kahar
8. Mobilisasi
3. Penyerahan 16. Penghentian
Lokasi Kerja 9. Pemeriksaan Kontrak atau
Bersama Berakhirnya
4. Surat Perintah Kontrak
Mulai Kerja 10. Pengendalian
PELAKSANAAN (SPMK)/Surat Kontrak 17. Pemutusan
KONTRAK Perintah
Pengiriman (SPP) 11. Inspeksi Pabrikasi
Kontrak
18. Pemberian
5. Pemberian Uang 12. Pembayaran Kesempatan
Muka Prestasi
Pekerjaan 19. Denda dan Ganti
6. Penyusunan Rugi
Program Mutu 13. Perubahan
Kontrak
 Penggunaan jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, dan jaminan pembayaran
sebagai berikut:
a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus jutarupiah)
dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Penjaminan,
konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa
kepada PPK.
b. Paket pekerjaan di atas Rp2.500.000.000,00 (duamiliar lima ratus jutarupiah) diterbitkan
oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
Jaminan  Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukanpenandatanganan kontrak dengan
besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh perseratus) HPS.

 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penanda-


tanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand
Over/PHO).
 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau dengan menahan
uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka
pengambilan uang muka sekurang-kurangnya sama dengan
besarnya uang muka;
 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional
sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak
tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan
tanggal penyerahan pertama pekerjaan (PHO).
 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan
kontrak;
 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya
sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai
dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);
PERUBAHAN KONTRAK
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak, berlaku untuk pekerjaan
dengan kontrak
PERPRES 54/2010 PERPRES 16/2018

LUMSUM
SEMUA JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN
GABUNGAN LUMSUM
DAN HARGA SATUAN

59
 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
1. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam
Kontrak;
PERUBAHAN 2. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
3. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
KONTRAK dan/atau
4. mengubah jadwal pelaksanaan.
 Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat
dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak. Masalah administrasi
yang dimaksud antara lain pergantian PPK, perubahan rekening
penerima.

60
Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:
1. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga
yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal;
dan
2. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
PERUBAHAN 3. Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan
KONTRAK kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak dapat
menetapkan tim atau tenaga ahli.
4. Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada
masa tambahan waktu penyelesaian pekerjaan
(masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir.

61
YG DIHINDARI
DARI
ADENDUM
KONTRAK
KEADAAN KAHAR DAN PERISTIWA
KOMPENSASI
 Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada
PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya
Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari
pejabat yang berwenang.
 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar.
Keadaan  Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya
Kahar Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.
 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini
harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
 Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia
yaitu:
1. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
2. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;

Peristiwa 4. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam


kontrak;
Kompensasi 5. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian
ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
7. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
8. ketentuan lain dalam SSKK.
 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran
tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan
maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata
akibat Peristiwa Kompensasi.
 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat
diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa
Kompensasi.
 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai
untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi
atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
KONTRAK KRITIS
 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai
jadwal, maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis
atau dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis
 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
Keterlambatan 1. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
Pelaksanaan 2.
dengan rencana pelaksanaan lebih besar 10%;
Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
Pekerjaan dan kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
dengan rencana pelaksanaan lebih besar 5%;
Kontrak Kritis 3. Dalam periode III (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
dengan rencana pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan.
 Penanganan kontrak kritis
a. Dalam hal keterlambatan pada poin 1 dan penanganan kontrak pada poin 2,
penanganan kontrak kritis dilakukan dengan Rapat pembuktian (show cause
meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara
SCM tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan
SCM Tahap II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang
dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam berita acara SCM. Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat peringatan
kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, sebelum
dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan
diberlakukan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau
nilai bagian Kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari kalender tersebut dapat melampaui
tahun anggaran berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan diterbitkan addendum untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa
pekerjaan yang akan diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan di atas, setelah dilakukan penanganan
kontrak kritis, PPK dapat langsung memutuskan kontrak secara
sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan Kontrak secara
sepihak,apabila:
1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan; dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.
Penghentian dan Pemutusan Kontrak
 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai,
Penghentian termasuk:
dan a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk
pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Pemutusan b.
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Kontrak Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.

 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau


pihak PPK.
 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata,pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan
apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender
dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah
melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan PPK menilai bahwa
Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan atau
kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh
delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan
yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.
 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan;
c. Penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan pekerjaannya
terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pemeliharaan dilakukan
karena kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkanuntuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat
penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan usaha di dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan
Pembayaran Kepada Penyedia
 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan
pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan,
beban pajak dan biaya overhead termasuk
Harga penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
Kontrak praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang
harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi.
Pembayaran  Uang muka
1. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang
tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;
2. untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus)
dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
3. untuk usaha non kecil, uang muka dapatdiberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
4. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan paling tinggi 15% (lima belas
perseratus) dari nilai Kontrak.
5. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKKdan dibayar setelah penyedia menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima;
6. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis
kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak;
7. PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut
pada hurufc, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Jaminan Uang Muka diterima;
8. Jaminan Uang Muka dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan /
perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship),
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk paket pekerjaan sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah);
9. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi
umum / lembaga penjaminan /perusahaan penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk paket pekerjaan diatas Rp2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah);
10. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).
 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
b. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau pembayaran
secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
c. Pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka, peralatan angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari hasil pekerjaan
yang akan diserahterimakan (material on site) yang sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi;
d. Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
e. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita AcaraPenyerahan Pertama Pekerjaan diterbitkan;
f. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) harikalender setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
g. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia
untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan diserah terimakan. Sesuai dengan ketentuan
yang tercantum di dalam SSKK, peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak dan
perubahannya;
2) Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;
3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk oleh
produsen;
4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan
6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan tanggung
jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on site (berkisar antara
50% sampai dengan 70%). Besaran nilai pembayaran dicantumkan
di dalam SSKK;
 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnyadendayangdikenakankepada penyedia atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak (sebelum PPN), apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;
3) sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran
prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum
kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.
 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.
 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
Hari Kerja dan  Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan
berdasarkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
Perhitungan berita acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah
Pihak berdasarkan Berita Acara Pekerjaan Selesai dari Panitia
Akhir Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan
SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan
untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan
proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia.
 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengenaan denda kepada penyedia.
CACAT MUTU, PENGUJIAN DAN
KEGAGALAN KONSTRUKSI/BANGUNAN
 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan
dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan
Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK
atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
Cacat Mutu melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan
dan Pengujian adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung
biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu
maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia
berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan dalam pemberitahuan.
 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
Perbaikan yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima permintaan penggantian biaya/klaim dari
Cacat Mutu PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan
memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika
ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan
atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan
sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.
 PPK mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan
perbaikan Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi daftarhitam kepada
penyedia jika tidak melaksanakan perbaikan Cacat Mutu. Besaran
denda keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.
 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
konstruksi sesuai dengan kesalahan masing-masing.
 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur
konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
dan dalam SSKK pada umur konstruksi agar dicantumkan lama pertanggungan
Kegagalan terhadap kegagalan bangunan yang ditetapkan apabila rencana umur konstruksi
kurang dari 10 (sepuluh) tahun.

Konstruksi  Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa


batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
dan pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda,
Kegagalan dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan
konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.
Bangunan  Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama umur
konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
Penyelesaian Perselisihan
 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam
Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi,
Penyelesaian konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa
Perselisihan yang dipilih ditetapkan dalam SSKK.
dan Itikad  Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
Baik  Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur
tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan
tersebut.
LAYANAN PENYELESAIAN SENGKETA
SERAH TERIMA
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMERIKSAAN
ADMINISTRATIF HASIL PEKERJAAN

Pengajuan
Pemeriksaan Berita Acara Hasil
Pekerjaan kepada PPK
Hasil Pekerjaan Pemeriksaan
selesai 100% untuk serah
oleh PPK (BAHP)
terima

Serah terima Pemeriksaan Berita Acara Hasil


Berita Acara Serah kepada PA/KPA Administratif Pemeriksaan
Terima (BAST) oleh PPK oleh PjHP/PPHP Administratif
 Terimakasih

92

Anda mungkin juga menyukai