Anda di halaman 1dari 10

Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen Konflik

Mito Julianto

Instalasi Rawat Inap (IRNA) Gedung Prof. Dr. Soelarto, RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia

Abstrak

Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan
dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Kelly dan Heidental (2004) dalam Marquis dan Huston (2000), menyatakan bahwa manajemen
keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian. Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada
akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen
keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan
melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala
unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan
keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen
keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien.
Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada,
peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies,
1994)
Tak jarang dalam menjalankan peran dan fungsinya ini seorang manajer keperawatan akan dihadapkan pada
kondisi yang menimbulkan konflik. Oleh karena itu seorang manajer keperawatan harus memiliki kemampuan dalam
mengelola setiap konflik yang muncul. Kemampuan menangani konflik yang terpenting adalah mengembangkan
pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif
terhadap organisasi. Oleh karena itu, pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik
yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari
dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

Kata kunci: peran, fungsi, manajemen keperawatan, manajemen konflik

PENDAHULUAN

Konflik merupakan kondisi yang muncul karena Nilai yang berbeda, komunikasi yang tidak
adanya perbedaan ide, nilai, perasaan antara dua memadai, saling ketergantungan disertai dengan
orang atau lebih. perubahan telah menjadi beberapa sumber utama
konflik (Moisoglou, I., Panagiotis, P., Galanis P.,
_______________________________________
2014, p.1). Konflik yang tidak segera ada
Korespondensi :Mito Julianto, Instalasi Rawat Inap pemecahan masalahnya akan dapat menjadi
Gedung Prof. Dr. Soelarto, RSUP Fatmawati, Jakarta, sumber dari stress berkepanjangan dan dapat
Indonesia. menciptakan suatu konflik baru yang akan
Email: nersmito87@gmail.com, mito.julianto@ui.ac.id mempengaruhi keefektifan individu, kelompok,
organisasi dan institusi tersebut karena adanya
perbedaan pandangan maupun pemikiran disetiap sesuai dengan misi dan visi yang di capai secara
karyawan yang ada di dalamnya. Suatu konflik bersama dalam kelompok dan kemampuan untuk
tetap akan membawa dampak bagi individu, mengelola konflik atau conflict management.
kelompok, organisasi maupun institusi. Konflik Kemampuan kepemimpinan dan manajemen
dapat terjadi pada keluarga, organisasi dan suatu untuk dapat mengelola konflik sehingga dapat
institusi, salah satunya adalah institusi kesehatan bermanfaat. Salah satu tantangan yang dihadapi
yang di dalamnya ada beberapa tenaga medis oleh perawat dalam bekerja adalah manajemen
dengan pasien dan juga keluarga pasien, dalam hal konflik
ini di dunia keperawatan antara perawat, dokter,
pasien dan keluarga pasien. PEMBAHASAN

Konflik dapat berdampak secara positif yaitu Manajemen Keperawatan di Indonesia


dapat meningkatkan kedisiplinan jam dinas, hasil Saat ini dunia keperawatan di Indonesia sedang
kerja meningkat, dan meningkatkan hubungan
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
kerjasama antar teman sejawat lebih produktif.
Bidang kesehatan telah menjadi industri dengan
Dampak secara Negatif dapat meningkatkan pertumbuhan yang luar biasa dan dengan
jumlah absensi perawat dan seringnya seorang
sendirinya kebutuhan akan tenaga perawat yang
perawat yang mangkir pada jam kerja dengan profesional dan kompeten di bidangnya
alassan yang kurang jelas, Banyak perawat yang
meningkat pula.
mengeluh karena kurang adil dalam pembagian
tugas dan tanggung jawabnya serta dapat Di satu sisi, perkembangan ini merupakan suatu
menyebabkan seorang perawat yang keluar masuk kesempatan bagi tenaga keperawatan di Indonesia
(turn over). Suatu Konflik harus dikelola dengan untuk meningkatkan eksistensinya dalam dunia
baik karena jika tidak konflik dapat menjadi isu kesehatan, sehingga dapat bersanding secara
dalam patient safety dan lingkungan pelayanan sejajar dengan profesi lainnya. Namun, di sisi lain
kesehatan (Sherman, 2012). perkembangan ini juga merupakan tantangan bagi
insan keperawatan Indonesia untuk membuktikan
Perawat merupakan sumber daya manusia yang
kemampuannya.
ikut mewarnai pelayanan kesehatan di rumah
sakit, karena selain jumlahnya yang dominan juga Bila tenaga keperawatan Indonesia tidak segera
merupakan profesi yang memberikan pelayanan berbenah diri baik dari segi kompetensi maupun
yang konstan dan terus menerus 24 jam kepada maupun administrasi, maka kesempatan tersebut
pasien setiap hari. Oleh karena itu pelayanan tidak dapat dimanfaatkan dengan seefektif
keperawatan memberi konstribusi dalam mungkin hingga bidan keperawatan Indonesia
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. akan ketinggalan dibandingkan tren dunia
Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan internasional.
kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai
upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan Beberapa tantangan dalam manajemen
keperawatan salah satunya dengan peningkatan keperawatan yang ada di Indonesia saat ini
kinerja perawat. terutama terletak pada masalah hukum dan
peraturan mengenai keperawatan, beberapa di
Keberadaan pemimpin di tengah-tengah karyawan antaranya:
seperti perawat sangat diperlukan. Kepemimpinan
yang ideal adalah bila mana tujuan dan keputusan 1. Belum ada kejelasan mengenai hirarki
kompetensi perawatan yang berlaku secara umum,

Fatmawati Hospital Journal


}PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK

sehingga standar kompetensi tersebut seringkali 1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)


harus ditetapkan oleh masing-masing lembaga
pelayanan kesehatan secara terbatas dan berbeda- Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran
beda antara institusi kesehatan yang satu dengan pemimpin yang muncul secara langsung dari
yang lain. Contoh yang paling jelas adalah belum otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan
adanya peraturan yang baku tentang batas mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu:
kewenangan perawat lulusan D3 dan S1.
a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead
2. Tuntutan kompetensi dari perawat yang Role)
diangkat sebagai supervisor pun belum
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit
didefinisikan secara khusus. Posisi manajerial organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-
dalam keperawatan seringkali diasumsikan
tugas seremonial seperti menyambut tamu
berbanding lurus dengan durasi pengabdiannya di
penting, menghadiri pernikahan anak buahnya,
institusi kesehatan yang bersangkutan atau
atau menjamu makan siang pelanggan atau
pengalaman teknisnya, sehingga tuntutan akan
kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran
kompetensi manajerial justru tidak terpenuhi. interpersonal sering bersifat rutin, tanpa adanya
3. Hubungan kolaborasi dengan profesi komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun
lainnya (terutama dokter) juga belum demikian, kegiatan itu penting untuk
distandarisasi. Batasan antara wewenang perawat memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat
dan wewenang dokter seringkali kabur, sehingga diabaikan oleh seorang pemimpin.
seringkali menyudutkan profesi perawat.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
4. Standar kompensasi yang saat ini berlaku, Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil
masih berbasis profesi. Ini menyebabkan
kerja orang-orang dalam unit organisasi yang
timbulnya rasa ketidakadilan di sisi tenaga
dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu
perawat karena untuk tindakan yang sama dengan berhubungan dengan kepemimpinan secara
durasi serta risiko yang sama, tenaga perawat
langsung dan tidak langsung. Yang berkaitan
mungkin menerima kompensasi yang lebih rendah dengan kepemimpinan secara langsung antara lain
dibandingkan profesi lainnya.
menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya.
5. Belum adanya pemisahan fungsi Sedang yang berkaitan secara tidak langsung
manajerial dan teknikal pada profesi perawat. antara lain seorang pemimpin harus memberi
Meskipun keduanya merupakan satu kesatuan motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh
kompetensi yang sulit dipisahkan, namun seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya
pencampuradukkan fungsi manajerial dan dalam memimpin. Otoritas formal memberi
teknikal pada satu orang tenaga perawat seorang pemimpin kekuasaan potensial yang
menghasilkan konflik kepentingan dalam besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan
pemberian asuhan keperawatan. Perawat yang seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.
menyandang dua fungsi tersebut setiap kali harus
c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
menentukan kepentingan mana yang harus ia
dahulukan, kepentingan pasien atau kepentingan Literatur manajemen selalu mengakui peran
manajemen. sebagai pemimpin, terutama aspek yang berkaitan
dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja
Peran Manajerial

} Page 2
pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih
mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai lanjut.
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu
mengherankan, mengingat banyaktemuan studi b. Peran sebagai disseminator (Disseminator
mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan role)
bahwa pemimpin menghabiskan waktunya
Sebagian besar informasi yang diperoleh
bersama teman sejawat dan orang lain dari luar
pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing)
unitnya sama banyak dengan waktu yang dan didistribusikan kepada anak buah yang
dihabiskan dengan anak buahnya; sementara
membutuhkan. Di samping itu ketika anak
dengan atasannya justru kecil. Pemimpin
buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah,
menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut
pemimpinlah yang kadang-kadang harus
biasanya dalam rangka mencari informasi.
meneruskan informasi dari anak buah yang satu
Akibatnya, peran sebagai penghubung sering kepada yang lainnya.
secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan
sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman
informal, privat, verbal, tetapi efektif. Role)

2. Peran Informasional (Informational Role) Sebagai juru bicara seorang pemimpin


mempunyai hak untuk menyampaikan informasi
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik
yang dimilikinya ke orang di luar unit
dengan anak buah maupun dengan jaringan organisasinya.
kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul
sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya. 3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional
Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi Role)
setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya.
Pemrosesan informasi merupakan bagian utama Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah
(key part) dari tugas seorang pemimpin. tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar
bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas
Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat
aspek irformasional tersebut. menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang
baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya
a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
dia yang memiliki informasi yang benar dan
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan
secara terus menerus memonitor lingkungannya strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran
untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat
harus ’menginterogasi’ kontak serta anak empat peran pemimpin, yaitu:
buahnya, dan kadangkala menerima informasi
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur
gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan
Role)
kontak personal yang sudah dikembangkannya.
Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus
yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja
monitor datang dalam bentuk verbal, kadang unitnya dan beradaptasi dengan perubahan
berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih lingkungan di mana organisasi tersebut eksis.
Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang

Fatmawati Hospital Journal


}PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK

pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan Banyak studi mengenai kerja manajerial
berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan
baik bagi perkembangan organisasi yang cukup banyak waktunya dalam negosiasi.
dipimpinnya. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles,
negosiasi merupakan way of life dari seorang
b. Peran sebagai pengendali gangguan pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan
(Disturbance handler Role) kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin,
Peran sebagai pengendali gangguan memotret tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi merupakan
bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya
keharusan pemimpin untuk merespon tekanan-
dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan
tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini
perubahan merupakan sesuatu di luar kendali komitmen sumberdaya organisasi, dan hanya dia
yang memiliki pusat syaraf informasi yang
pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya
dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting.
tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
merespon gangguan yang menekan tersebut. Fungsi Manajerial
Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu mulus,
begitu terstandardisasi, yaitu telah 5 fungsi manajemen yg paling penting menurut
memperhitungkan sejak awal semua situasi Handoko (2000:21) yg berasal dari klasifikasi
lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan paling awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut
timbul bukan saja karena pemimpin bodoh Henri Fayol
mengabaikan situasi hingga situasi tersebut
1. Planning
mencapai posisi kritis, tetapi juga karena Planning atau perencanaan merupakan pemilihan
pemimpin yang baik tidak mungkin
atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program
tindakannya.
prosedur metode sistem anggaran dan standar yg
c. Peran sebagai yang mengalokasikan dibutuhkan utk mencapai tujuan.
sumberdaya (Resource allocator Role)
2. Organizing
Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab Organizing atau pengorganisasian ini meliputi:
memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit a. Penentuan sumber daya-sumber daya dan
organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai
yang dialokasikan seorang pemimpin adalah tujuan organisasi.
waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang b. Perancangan dan pengembangan suatu
yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat
bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
dan pengambil keputusan. Pemimpin juga c. Penugasan tanggung jawab tertentu
bertugas untuk mendesain struktur organisasi, d. Pendelegasian wewenang yg diperlukan kepada
pola hubungan formal, pembagian kerja dan individu-individu utk melaksanakan tugasnya.
koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.

d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)

} Page 4
3. Staffing timbal balik berupa laporan finansial, audit
Staffing atau penyusunan personalia adl penarikan keperawatan, survey kendali mutu dan
(recruitment) latihan dan pengembangan serta penampilan kerja perawat.
penempatan dan pemberian orientasi pada
karyawan dalam lingkungan kerja yg Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen
menguntungkan dan produktif. Keperawatan

Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen


4. Leading keperawatan adalah :
Leading atau fungsi pengarahan adl bagaimana
membuat atau mendapatkan para karyawan a. Manajemen keperawatan seyogyanya
melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
lakukan. perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang
5. Controlling efektif dan terencana.
Controlling atau pengawasan adl penemuan dan
penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui
rencana telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah penggunaan waktu yang efektif. Manajer
ditetapkan. keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan
Proses Manajemen Keperawatan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka dimana masing – c. Manajemen keperawatan akan melibatkan
masing komponen saling berhubungan dan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
dari lima elemen yaitu input, proses, output, keputusan di berbergai tingkat manajerial.
kontrol dan mekanisme umpan balik.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan
Input dari proses manajemen keperawatan antara pasien merupakan focus perhatian manajer
lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. perawat dengan mempertimbangkan apa yang
Proses dalam manajemen keperawatan adalah pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan
kelompok manajer dari tingkat pengelola pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan
keperawatan tertinggi sampai ke perawat keperawatan.
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir.
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset. f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan
manajemen keperawatan yang meliputi proses
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
keperawatan termasuk budget dari bagian
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat,
diorganisasikan.
prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme

Fatmawati Hospital Journal


}PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana
karyawan untuk memperlihatkan penampilan meliputi:
kerja yang baik.
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
h.Manajemen keperawatan menggunakan
komunikasin yang efektif. Komunikasi yang b. Melaksanakan intervensi keperawatan
efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan berdasarkan diagnosa
memberikan persamaan pandangan, arah dan
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan
pengertian diantara pegawai.
yang dilaksanakan olehperawat
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil
sebagai upaya persiapan perawat – perawat
keperawatan
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau
upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan e. Mengendalikan lingkungan praktek
karyawan. keperawatan

j. Pengendalian merupakan elemen manajemen Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di


keperawatan yang meliputi penilaian tentang inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui dengan melibatkan para perawat pelaksana.
penetapan standar, membandingkan penampilan Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup
dengan standar dan memperbaiki kekurangan. manajemen keperawatan terdiri dari:

Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para a. Manajemen operasional


manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama – sama dalam perenacanaan dan Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola
pengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah tingkatan manajerial, yaitu:
ditetapkan sebelumnya.
1) Manajemen puncak
Lingkup Manajemen Keperawatan
2) Manajemen menengah
Pelayanan kesehatan menjadi hak yang paling
3) Manajemen bawah
mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang –
memadai ditentukan sebagian besar oleh orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat Faktor – faktor tersebut adalah
didalamnya.
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis.
Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya 2) Ketrampilan kepemimpinan
memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan 3) Kemampuan menjalankan peran sebagai
pemimpin

} Page 6
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen Implementasi merupakan langkah berikutnya
dalam proses keperawatan semua kegiatan yang
b. Manajemen asuhan keperawatan
digunakan dalam memberikan asuhan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu keperawatan kepada pasien harus direncanakan
proses keperawatan yang menggunakan konsep- untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan
konsep manajemen didalamnya seperti memenuhi Tujuan rencana keperawatan.
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti
pengendalian atau evaluasi. Proses keperawatan perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi,
merupakan proses pemecahan masalah yang dan mendidik semua personil keperawatan yang
menekankan pada pengambilan keputusan tentang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien.
e.Evaluasi
Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002),
manajemen pada proses keperawatan mencakup Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan
manajemen pada berbagai tahap dalam standar dari Tujuan yang dipilih sebelumnya,
keperawatan, yaitu : dibandingkan dengan penerapan praktik yang
actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi
a.Pengkajian
keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat
Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya
keperawatan yang mengharuskan perawat setepat cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat,
mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pasien, dan keluarga. Kelima langkah dalam
pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan proses keperawatan ini dilakukan terus menerus
kesehatan dimasa datang. oleh perawat, melalui metode penugasan yang
ditetapkan oleh para menejer keperawatan
b.Diagnosis Keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan (terutama
menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses
Diagnosis Keperawatan merupakan tahap
menejerial yang melibatkan berbagai fungsi
pengambilan keputusan professional dengan
manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan
menganalisis data yang telah dikumpulkan.
menggerakkan bawahan. Hal ini dilakukan agar
Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan
mampu memberikan asuhan keperawatan yang
diagnosis keperawatan, yaitu respon
memadai, dengan kode etik dan standar praktik
biopsikososio spiritual terhadap masalah
keperawatan
kesehatan actual maupun potensial.
Manajemen Konflik
c.Perencanaan
Penelitian dengan judul Conflict Resolution Styles
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat
In The Nursing Profession (Iglesias danVallejo,
mampu memformulasikan diagnosis keperawatan.
2014, p.1) menjelaskan bahwa manajemen konflik
Perawat memilih metode khusus dan memilih
merupakan langkah-langkah yang diambil para
sekumpulan tindakan alternative untuk menolong
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
pasien mempertahankan kesejahteraan yang
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu
optimal.
yang mungkin atau tidak mungkin menciptakan
d.Implementasi ketenangan, mufakat, hal positif atau agresif.
Peran pemimpin dalam manajemen konflik
(Marquis & Houston, 2012):

Fatmawati Hospital Journal


}PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK

a. Adanya kesadaran untuk menyelesaikan konflik 4.   Gunakan komunikasi asertif dengan


mamaparkan isu dan fakta dengan jelas,
b. Kenali adanya konflik sedini mungkin membedakan sudut pandang, meyakinkan
bahwa tiap individu dapat menyampaikan
c. Gunakan strategi “win-win solution” jika idenya masing-masing, membuat kerangka
mungkin isu utama berdasarkan prinsip yang umum,
d. Pelajari bahwa ada persepsi yang berbeda menjadi pendengar yang baik.
tentang pemahaman yang muncul 5.   Setuju terhadap solusi yang menyeimbangkan
kekuatan dan memuaskan semua pihak
e. Kerjasama dengan pihak lain dalam membuat sehingga dicapai “win-win solution”.
alternatif solusi
b.   Compromise
f. Mengenali dan menerima perbedaan tiap
anggota Dalam mode ini setiap pihak mengalami
keuntungan dan kerugian. Mode ini digunakan
g. Menggunakan teknik komunikasi asertif untuk pada saat kedua atau lebih menginginkan
meningkatkan pengaruh dan lebih membuka keharmonisan atau mengakhiri konflik dengan
komunikasi cara setiap sisi memberikan bagian dari
tuntutannya. sehingga masing-masing pihak bisa
h. Berusaha menjadi role model yang jujur dan mengambil jalan tengah.
mampu melakukan negosiasi yang kolaboratif
c.   Defensive
i. Membangun konsensus untuk mengatasi
masalah Mode ini dilaksanakan untuk mengatasi akibat
buruk konflik saat tidak bisa lagi menggunakan
Strategi dalam Manajemen Konflik dua mode di atas. Mode ini juga bisa digunakan
untuk menambah waktu untuk menenangkan diri
Penelitian dengan judul Conflict Resolution Styles
dan situasi atau memikirkan cara yang lebih
In The Nursing Profession menjelaskan gaya
efektif untuk mengelola konflik. Contoh strategi
kepemimpinan yang umum digunakan oleh
yang dilakukan adalah memisahkan pihak yang
perawat secara keseluruhan untuk menyelesaikan
bertentangan dan menghindari topik yang memicu
konflik di tempat kerja antara lain
konflik.
mengkompromikan. Selain itu ada juga gaya
kepemimpinan bersaing, menghindari, DAFTAR PUSTAKA
menampung, dan berkolaborasi (Iglesias
danVallejo, 2014, p.4). Frame work untuk 1.   Arif, Yulastri,. (2013). Efektivitas Model
manajemen konflik adalah Strategi Manajemen Konflik Perawat
a.   Creative-problem solving Pelaksana terhadap Produktivitas Kerja
Perawat di Rumah Sakit Pendidikan.
Semua pihak bekerjasama untuk mendapatkan Manuskrip program doktoral. Depok : FIK UI
solusi yang memuaskan semua pihak. Semua 2.   Charlton, Paul Charlton. (2010). Indicators Of
pihak merasa diuntungkan dan tidak ada yang
Success: An Exploration Of Successful
dirugikan. Cara ini merupakan mode paling efektif
dalam manajemen konflik. Langkah-langkah Conflict Management In US Hospital
untuk mecapai solusi ini adalah: Settings. ProQuest Information and Learning
Company. Diperoleh dari http://e-
1.   Mulai dengan berdiskusi, dengan waktu dan resourches.pnri.go.id/library.php?id=00001
tempat yang kondusif
3.   Davis, S., Braye, R., Butler, C.,Holm, M.,
2.   Hargai perbedaan individu
3.   Bersikap empati dengan semua pihak (2013). Generational Conflict Management In

} Page 8
Hospitals Among Nurse Managers: A Case 15.   Wahyudi. 2006. Manajemen Konflik dalam
Study. ProQuest Information and Learning Organisasi: Pedoman Praktis bagi Pemimpin
Company. Diperoleh dari http://e- Visioner. Bandung: Alfabeta.
resourches.pnri.go.id/library.php?id=00001
4.   Fisher, Simon et all. 2000. Mengelola
Konflik: Ketrampilan & Strategi untuk
Bertindak (edisi bahasa Indonesia) Jakarta:
The British Council, Indonesia.
5.   Gillies, D. A. 1994.Nursing management : A
system approach ,Third edition.Philadelphia:
WB. Saunders Company.
6.   Hendriks, William. 2001. Bagaimana
Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi Aksara.
7.   Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen
Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
8.   Marquis & Huston. 2000. Leadership role and
management in nursing: theory
andapplication.Philadelphia: Lippincott.
9.   Moisoglou, I., Panagiotis, P., Galanis P., Olga,
Maniadakis, N., Kaitelidou, D.(2014).
Conflict Management in a Greek Public
Hospital: Collaboration or Avoidance?
Journal and Report Information from
ProQuest. Diperoleh dari http://e-
resourches.pnri.go.id/library.php?id=00001
10.   Minnery, John R. 1985. Conflict management
in urban planning. England: Gower
Publishing Company Limited.
11.   Robbins, SP. 1979. Organizational Behaviour.
Siding: Prentice Hall.
12.   Ross, Marc Howard Ross. 1993. The
management of conflict: interpretations and
interests in comparative perspective. Yale
University Press.
13.   S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan.
2002.Manajemen Keperawatan dengan
Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga
Medical Series.
14.   Swamburg. 2000. Management and
leadership for nurse manager. Boston: Jones
andBarlett Publishers

Fatmawati Hospital Journal

Anda mungkin juga menyukai