Anda di halaman 1dari 4

https://www.kemdikbud.go.

id/main/blog/2020/03/sikapi-covid19-kemendikbud-
terbitkan-dua-surat-edaran

Sikapi COVID-19, Kemendikbud Terbitkan Dua Surat Edaran  12 Maret 2020 

Jakarta, 12 Maret 2020


Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber : SIARAN PERS Nomor: 048/SIPRES/A6/III/2020

Jakarta, Kemendikbud —

Sehubungan dengan perkembangan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan dua surat
edaran terkait pencegahan dan penanganan virus tersebut. Yang pertama, Surat
Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di
lingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim


menyampaikan bahwa Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan
COVID-19 ini adalah panduan dalam menghadapi penyakit tersebut di tingkat
satuan pendidikan.

“Saya mengimbau kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota,


Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala
Sekolah di seluruh Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mencegah
berkembangnya penyebaran COVID-19 di lingkungan satuan pendidikan. Kita
bergerak bersama untuk bisa lepas dari situasi ini,” disampaikannya di kantor
Kemendikbud, Jakarta, Rabu (11/03/2020).

Dalam imbauannya, Mendikbud menginstruksikan untuk segera mengoptimalkan


peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau unit layanan kesehatan di perguruan
tinggi dengan cara berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat
dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19.
“Komunikasikan dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan/atau Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi setempat untuk mengetahui apakah Dinas Kesehatan
telah memiliki semacam rencana atau persiapan dalam menghadapi COVID-19,”
tutur Mendikbud.

Kemudian, Mendikbud meminta agar pihak sekolah memastikan ketersediaan


sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tisu)
di berbagai lokasi strategis di satuan pendidikan. Selain itu, pastikan warga satuan
pendidikan menggunakan saranan CTPS (minimal 20 detik) dan pengering tangan
sekali pakai sebagaimana mestinya, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
lainnya.

Terkait ruang belajar, Kemendikbud meminta agar pihak pengelola satuan


pendidikan dapat memastikan proses pembersihan ruangan dan lingkungan
secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik
(keyboard) dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. “Gunakan petugas
trampil menjalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang
sesuai untuk keperluan tersebut,” ujar Mendikbud.

Kemendikbud juga meminta agar pihak sekolah dapat memonitor absensi


(ketidakhadiran) warga satuan pendidikan. Kemudian memberikan izin kepada
warga satuan pendidikan yang sakit untuk tidak datang ke satuan pendidikan.
Serta tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena sakit
serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran.

“Laporkan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan/atau Lembaga Satuan


Pendidikan Tinggi jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit
yang berkaitan dengan pernafasan. Alihkan tugas pendidik dan tenaga
kependidikan yang absen kepada pendidik dan tenaga kependidikan lain yang
mampu,” pesan Mendikbud.

Kemendikbud juga meminta agar satuan pendidikan dapat melakukan konsultasi


dengan Dinas Pendidikan atau Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi jika level
ketidakhadiran dianggap sangat mengganggu proses belajar-mengajar untuk
mendapatkan pertimbangan apakah kegiatan belajar-mengajar perlu diliburkan
sementara.
Satuan pendidikan tidak diwajibkan untuk mampu mengidentifikasi COVID-19. Hal
ini akan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk
melakukannya. Jika ada siswa/mahasiswa yang menunjukkan gejala penyakit ini,
segera laporkan ke Kemenkes atau Dinas Kesehatan terkait untuk dilakukan
pengujian. Perlu diingat bahwa mayoritas penyakit terkait dengan pernafasan
bukan merupakan COVID-19.

Dalam surat edaran ini, Kemendikbud juga mengingatkan satuan pendidikan agar
menyediakan makanan yang sudah dimasak sampai matang dan kepada seluruh
warga satuan pendidikan untuk tidak berbagi makanan, minuman, dan alat musik
tiup. Kemudian menghindari kontak fisik langsung antara warga satuan
pendidikan (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan sebagainya).

Kemendikbud juga mengimbau agar pihak satuan pendidikan dapat menunda


kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar
satuan pendidikan (berkemah, studi wisata). Kemudian melakukan pembatasan
tamu dari luar satuan pendidikan. Khusus bagi warga satuan pendidikan dan
keluarga yang bepergian ke negara-negara terjangkit yang dipublikasikan World
Health Organization (WHO) diminta untuk tidak melakukan pengantaran,
penjemputan, dan berada di area satuan pendidikan untuk 14 hari saat kembali
ke tanah air.

Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Unit Kerja

Di lingkungan unit kerja internal Kemendikbud, Mendikbud mengimbau agar


pertama, memastikan ketersediaan sarana untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
alat pembersih sekali pakai (tisu), dan/atau hand sanitizer di berbagai lokasi
strategis di lingkungan unit kerja. Kedua, memastikan bahwa pegawai di
lingkungan unit kerja Saudara untuk menggunakan sarana CTPS (minimal 20 detik)
dan pembersih sekali pakai (tisu) serta berperilaku hidup bersih sehat (PHBS)
lainnya.

Ketiga, memastikan unit kerja melakukan pembersihan ruangan dan


lingkungannya secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer,
papan tik (keyboard) dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan.
Keempat, membatasi perjalanan dinas ke luar negeri serta menangguhkan
perjalanan ke luar negeri untuk keperluan yang dapat ditunda terutama ke
negara-negara terdampak COVID-19.

Kelima, melakukan pemeriksaan suhu badan seluruh pegawai dan pengunjung


serta pelaksanaannya tidak mengganggu kenyamanan dan ketertiban. Keenam,
mengingatkan pegawai untuk menghindari kontak fisik secara langsung seperti
bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan lain sebagainya.

Ketujuh, menyediakan papan pengumuman yang berisi informasi mengenai


pencegahan COVID-19. Kedelapan, mengimbau kepada seluruh pegawai dan
pengunjung yang sedang batuk atau pilek untuk menggunakan masker.

Kesembilan, bagi seluruh pegawai diharapkan senantiasa melakukan klarifikasi


terhadap semua informasi terkait COVID-19 yang diterima dan tidak
menyebarluaskan informasi terkait COVID-19 dari sumber yang tidak
kredibel/valid atau hoaks.

“Kepada seluruh pimpinan unit utama dan kepala unit pelaksana teknis (UPT) agar
dapat mengimplementasikan instruksi ini di satkernya masing-masing,” kata
Mendikbud Nadiem. (*)

---ooOoo---

Anda mungkin juga menyukai