Anda di halaman 1dari 6

Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

1. Irigasi
Irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan usaha
untuk mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat
meliputi : perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk mengambil
air dari sumber air dan membagi air tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air
dengan membuangnya melalui saluran drainasi.
1.1. Jenis-Jenis Irigasi

1.1.1. Berdasarkan Status Jaringan Irigasi


a. Irigasi Pemerintah
Adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, baik
pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Irigasi pemerintah umumnya
berukuran besar.

b. Irigasi Desa
Adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa.
Tidak jarang masyarakat desa secara gotong royong membangun sendiri
jaringan irigasinya, karena pembangunan dari pemerintah belum mampu
menjangkau daerahnya. Ukuran luas irigasi desa berkisar antara 100-500
ha dengan kelengkapan jaringan yang lebih sederhana.

c. Irigasi Swasta
Adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh swasta atau
perseorangan untuk keperluannya sendiri, misalnya jika swasta membuka
usaha perkebunan maka dapat membangun dan mengelola jaringan irigasi
untuk keperluannya sendiri.

1.1.2 Berdasarkan Tingkat Teknis


a. Irigasi Teknis
Adalah jaringan irigasi dimana airnya diatur dan dapat diukur. Untuk
dapat mengatur air yang masuk atau keluar, jaringan irigasi ini dilengkapi
dengan pintu. Untuk mengukur besarnya aliran air, jaringan irigasi ini
dilengkapi dengan bangunan ukur yang bisa berupa papan berskala,
bangunan ukur khusus (contoh: Cipoleti, Venturi dan lain-lain).
Umumnya pintu air dimanfaatkan sekaligus berfungsi sebagai bangunan
ukur, misalnya: pintu sorong, pintu Romijn, Crump de Gruyter dan
sebagainya).

b. Irigasi Setengah Teknis


Adalah jaringan irigasi yang airnya dapat diatur tetapi tidak dapat diukur.
Jaringan ini dilengkapi dengan pintu tetapi tidak dengan bangunan/alat
ukur.

pg. 1
Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

c. Irigasi Sederhana
Adalah jaringan irigasi yang tidak dilengkapi bangunan ukur maupun
pintu. Kalaupun ada pintu, bangunan pintu itu tidak permanen dan sangat
sederhana sehingga mudah rusak.

1.1.3. Berdasarkan Aplikasi Air


a. Irigasi Genangan
Adalah pemberian air dengan cara menggenangi lahan tempat tanaman
tumbuh. Irigasi genangan ini diperuntukkan bagi tanaman padi. Di negara
tropis seperti Indonesia, tingginya genangan antara 15-20 cm yang
berguna bagi: menjaga temperatur tanaman agar tidak terlalu panas,
melarutkan pupuk agar mudah terserap akar tanaman,
mengurangi/menangkal serangan hama dan sekaligus dapat untuk
memelihara ikan dalam petak sawah.

b. Irigasi Sprinkler
Adalah pemberian air dengan cara menyiram tanaman. Cara ini digunakan
bagi tanaman hortikultura atau tanaman lain yang tidak memerlukan
banyak air. Di negara yang bukan tropis, karena temperaturnya tidak
tinggi, hampir seluruh irigasinya dilakukan dengan springkler, seperti
tanaman gandum, rumput, buah-buahan berpohon kecil dan tanaman kecil
lainnya.

c. Irigasi Tetes (Drip)


Adalah pemberian air dengan cara meneteskan. Cara pemberian air seperti
ini dilakukan bagi tanaman besar yang tidak memerlukan air banyak.

1.1.4. Berdasarkan Sumber Air


a. Irigasi Air Permukaan
Adalah irigasi yang sumber airnya dari air yang mengalir diatas
permukaan tanah misalnya dari sungai atau air dari danau atau waduk.
Irigasi tersebut dibedakan atas lima golongan, yaitu:
1) Irigasi Alur (furrow irrigation) Air irigasi dialirkan melalui alur-alur
di sela-sela petakan pada gambar 3.1. untuk dapat mengairi tanaman
di sebelah kanan dan kirinya. Pergerakan air dari alur dapat dilihat
pada gambar 3.2. Sistem irigasi ini sangat cocok untuk tanaman yang
ditanam secara lajur, seperti jagung, tebu, kentang, tomat dan buah-
buahan. Alur biasanya dibuat dengan dengan mengikuti kemiringan
lahan dan kemiringan alur minimum berkisar 0,05%, sebaiknya antara
15-40 cm. Panjang alur biasanya antara 25-500 m sedangkan jarak
alur satu dengan yang lainnya berkisar antara 0,3-2 m. Kelebihan lain
dari sistem ini adalah tanaman tidak secara langsung terkena air yang
dapat mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.

pg. 2
Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

Gambar 3.1. Skema Irigasi Alur

Gambar 3.2. Pergerakan Air dari Alur

2) Irigasi gelombang (Corrugation Irrigation) Sistem irigasi ini hampir


sama dengan sistem alur, hanya lebih rendah dan lebih lebar (gambar
3.3). Irigasi gelombang biasanya digunakan terutama untuk tanaman
padi-padian maupun rumput makanan ternak. Sistem irigasi model ini
di Indonesia belum banyak dikenal.

Gambar 3.3. Skema Irigasi Gelombang

3) Irigasi Penggenangan Petak Jalur (border strip irrigation) Caranya


adalah lahan dibuat petakan yang masing-masing petakan dibatasi
oleh galengan atau pematang (gambar 3.4), di sebelah atas dibatasi
oleh saluran pembawa kemudian di sebelah bawah oleh saluran
pembuang (drainasi). Irigasi petak jalur sungai cocok untuk tanaman
padi-padian, rumput makanan ternak dan tanaman lainnya yang
ditanam dengan jarak yang rapat.

pg. 3
Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

Gambar 3.4. Skema Irigasi Petak Jalur

4) Irigasi genangan (check atau basin irrigation). Lahan untuk irigasi


dibuat sistem genangan dengan dibatasi oleh galengan. Irigasi ini
lebih banyak digunakan untuk padi sawah atau untuk tanaman buah-
buahan. Sebagian besar penanaman padi di Indonesia menggunakan
sistem irigasi genangan ini.
5) Sistem Irigasi di bawah Permukaan Tanah. Pada sistem ini air irigasi
dimaksudkan untuk mninggikan muka air tanah agar lapisan akar
mendapat air melalui kapiler (gambar 3.5). Sistem irigasi ini banyak
digunakan pada lahan yang banyak mengandung gambut.

Gambar 3.5. Skema Irigasi Bawah Tanah

b. Irigasi Air Tanah


Adalah irigasi yang sumber airnya dari air yang berada di bawah
permukaan tanah. Untuk dapat memanfaatkannya, air dipompa sampai
permukaan tanah kemudian dialirkan ke lahan. Pengembangan irigasi air
tanah ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Pengambilan air tanah
yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kota Jakarta
misalnya, karena kekosongan air di dalam tanah, mengakibatkan beberapa
bangunan besar ambles. Disusul oleh air laut yang menyusup dan
merembes sejauh lebih dari 20 km dari pantai.

pg. 4
Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

Pengisian kembali (recharge) dari air hujan memerlukan waktu sangat


panjang sedangkan pemompaan dari dalam tanah jauh lebih cepat.
Pemompaan air tanah di daerah bukan perkotaan, dalam jangka panjang
akan mengakibatkan hal yang sama. Dimusim kemarau, sumur-sumur dan
aliran air di sungai akan kekurangan air. Karena itu irigasi air tanah hanya
sebagai pendukung terhadap irigasi air permukaan dan hanya dibangun
jika lokasi itu air permukaan tidak ada sementara air tanah berlebihan.
Pengembangan irigasi air tanah di Indonesia yang dimulai sejak tahun
1970 sebagian besar ada di Jawa Timur. Dalam 20 tahun pertama, Proyek
Pengembangan Air Tanah (PAT) lebih difokuskan pada nilai sosial
ekonominya dibandingkan terhadap aspek teknis dan efektifitas
ekonominya. Tahun 1987-1991 PAT mulai menerapkan the least cost and
most appropriate technologies for developing geroundwater resources
dengan adanya bantuan dana Bank Dunia melalui Irrigation Sub Sector
Project (ISSP).
Salah satu segi positif pemanfaatan air tanah segi positif pemanfaatan
air tanah ialah sebagai proyek yang dapat segera dimanfaatkan (quick
yielding) karena pembuatan sumur bor (tube well) dan pemasangan pompa
dapat segera dilakasakan bagi daerah tertentu yang baik potensi air
tanahnya. Air tanah dapat merupakan sumber air utama, atau secara
terpadu bersama-sama dengan air permukaan memenuhi air irigasi
(conjunctive use). Pengelolaan terpadu dalam penggunaan air permukaan
dan air tanah diperlukan terutama pada pemanfaatan air tanah sebagai
pengganti air permukaan pada musim kemarau dan/atau sebagai tambahan
(suplesi) bagi irigasi permukaan.
Kriteria pemilihan daerah pengembangan irigasi air tanah didasarkan
pada:
a. Daerah pertanian yang intensif dan berpenduduk padat.
b. Daerah yang kekurangan air, dimana tidak terdapat air permukaan.
c. Mendapat tanggapan dari petani serta dukungan dari Pemerintah
Daerah setempat sehingga akan terjamin terselenggaranya
pengoperasian dan pemeliharaan pompa.
d. Potensi air tanah di daerah tersebut dapat dikembangkan untuk
keperluan irigasi.
e. Pembuatan sumur bor.
Dengan mesin bor alat lain, pada tanah dibuat lubang dengan diameter
25-55 cm dengan kedalaman 30 – 120 m, tergantung kualitas air yang
dibutuhkan dan tebal serta mutu akuifer yang dijumpai. Dengan data
akuifer direncanakan susunan pipa-pipa berlubang (screen) pada daerah
akuifer. Pipa dimasukkan, lalu ruang antara pipa dan lubang bor diisi
kerikil (gravel pack). Sumur selesai setelah dicuci dengan menekan angin
sehingga air keluar sumur sampai bersih. Setelah itu baru dipasang

pg. 5
Summary of Irrigation | Rimawati Nurchotimah

pompa. Air mengalir dari akuifer melalui screen masuk ke sumur dan
diisap oleh pompa.

1.2. Analisis Kebutuhan Irigasi


Saluran irigasi teknis dibangun ditunjukkan dengan adanya sekat sebagai
saluran tempat mengalirnta air. Untuk mengatur volume dan kecepatan air, saluran
harus dibagi-bagi. Adanya kotoran dan sampah yang tertimbun juga dapat
mengganggu aliran air. Saluran air juga dapat membendung jika terjadi banjir
sewaktu-waktu (Wirawan,1991).
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air
tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu
periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk
areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan
untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta
kehilangan selama pemakaian. (Sudjarwadi 1990).
Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk merancang
sistem irigasi serta mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit
aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air
suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada.

pg. 6

Anda mungkin juga menyukai