Anda di halaman 1dari 11

Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis

Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

UJI DIAGNOSTIK TROPONIN T-RA PADA PENDERITA


MIOKARDITIS AKUT. Widhongyudana Linggajaya; Rita
Setiawan; Mulyawan Suryadi; Gideon Sunotoredjo. Bagian/SMF
Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha.Rumah Sakit Immanuel Bandung.

RINGKASAN Streptococcus hemolyticus


(demam rematik), demam
Latar Belakang : berdarah dengue (DBD)
Kardiak troponin-T (cTnT) berat, penyakit kolagen a.l.
adalah protein yang spesifik sistemik lupus eritematosus
dari otot jantung, dan (SLE), bahkan penyakit beri-
dikeluarkan ke dalam sirkulasi beri yang berat (Shosin) dan
bila terjadi kerusakan otot lain-lain sebagainya.
jantung. Protein tersebut Walaupun selama ini banyak
dipergunakan sebagai kecurigaan adanya
petanda (marker) diagnostik miokarditis akut sebagai
untuk kerusakan otot jantung komplikasi penyakit-penyakit
baik yang disebabkan infark tersebut, diagnosis hanya
miokard akut, ataupun bergantung pada tanda-tanda
nekrose oleh sebab proses klinis atau EKG yang tidak
inflamasi miokarditis, atau selalu khas. Sesuai dengan
kerusakan atau kontusio judul, maka penelitian ini
jaringan otot jantung. Untuk bertujuan untuk
mendiagnosis adanya mengembangkan
miokarditis, yang penggunaan Uji TnT–RA
penyebabnya heterogen (RA=Rapid Assay) sebagai
sampai saat ini hanya modalitas diagnostik baru
berdasarkan gejala klinik dan untuk mendeteksi adanya
atau EKG yang tidak khas, keru-sakan jantung yang
satu-satunya cara untuk disebabkan miokarditis akut.
memastikan diagnosis adalah
biopsi endokardial, karenanya Metode : Penelitian ini
perlu dicari cara lain, yang merupakan studi uji diagnostik
sederhana, mudah dilakukan untuk mencari kepastian
dan aman. diagnosis pada kasus-kasus
yang dicurigai miokarditis.
Tujuan : Di RS Immanuel Dalam perioda Januari 1999
kasus-kasus miokarditis akut s/d Agustus 2000, penderita-
sering dijumpai, terutama penderita yang dirawat di
pada kasus-kasus tifoid bangsal SMF Penyakit Dalam
toksik, difteri, postinfeksi RS Immanuel Bandung, yang

54
JKM.
Vol. 1, No. 1, 2001, 54 - 64

berdasarkan gejala klinis dan sumber dapat dibuktikan


EKG, dicurigai menderita bahwa keberadaan pe-nyakit
miokarditis; sebanyak 20 ini sebagian besar
penderita, masuk ke dalam diremehkan. Ini kemungkinan
penelitian ini. Uji TnT disebabkan sebagi-an kasus
menggunakan cara kualitatif gejalanya berlangsung samar-
dan rapid immunoassay (RnT- samar (subklinik) dan
RA) menahun de-ngan berlanjut
menjadi kardiomiopati.
Hasil : 20 penderita terdiri
dari 12 penderita laki-laki dan Untuk mendiagnosa adanya
8 wanita. Usia termuda miokarditis sampai saat ini
adalah 14 th, tertua 40 th. Uji hanya bergantung pada
TnT-SR yang positif 7/20 atau gejala klinis yang sangat
35%. variabel dari yang tanpa
Sensitifitas uji tersebut adalah gejala sampai ke gagal
66,7% dan spesifisitas yang jantung akut dan mati
tinggi yakni 90,9%. mendadak. Dari pemeriksaan
EKG juga tidak selalu spesifik,
Kesimpulan : Hasil penelitian dari gangguan irama dan
membuktikan bahwa uji TnT gangguan hantaran jantung
dapat digunakan untuk sampai ke perubahan segmen
membantu memastikan “ST” dan “T”. Dari
diagnosa adanya kerusakan pemeriksaan biokimiawi
otot jantung yang disebabkan dengan uji CK-MB dan LDH
miokarditis. Dengan sensitivitas dan
sensitifitas yang cukup spesifisitasnya kurang,
(66.7%) dan spesifisitas yang sehingga untuk mendiagnosa
tinggi (90.9%). Karena jumlah kasus-kasus yang dicurigai
subjek yang diteliti relatif miokarditis sering tidak dapat
sedikit maka perlu penelitian dipastikan.
lebih lanjut.
Sampai saat ini untuk
menegakkan diagnosa
PENDAHULUAN penyakit tersebut tidak ada
jalan lain, kecuali melakukan
Miokarditis merupakan suatu biopsi endomiokardial, akan
penyakit atau keadaan yang tetapi tindakan biopsi
sulit dipahami. Walaupun endokardial yang terutama
umumnya beranggapan bila terlalu sering dilakukan,
bahwa kejadian penyakit ini tidak relevan dengan
jarang, tetapi dari beberapa keterbatasan dalam

55
Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis
Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

pengobatan penyakit tersebut, beri dan lain-lain. Walaupun


oleh karenanya masalah selama ini banyak kecurigaan
tindakan tersebut masih adanya miokarditis akut
terdapat pro dan kontra. sebagai komplikasi penyakit-
Dengan demikian usaha- penyakit tersebut di atas,
usaha ke arah penemuan tetapi diagnosa hanya
diagnosa kriteria dan teknik ditegakkan lewat gejala klinis
untuk kepastian diagnosa dan kelainan EKG yang tidak
kebanyakan kasus-kasus akut khas.
miokarditis masih menjadi
kendala. Hal-hal tersebut di atas
mendorong penulis untuk
Kardiak troponin-T (cTnT) melakukan penelitian
adalah protein spesifik dari menggunakan Troponin-T,
otot jantung, dan dikeluarkan petanda baru untuk jantung,
ke dalam serum bilamana untuk membantu menegakkan
terjadi kerusakan otot jantung, diagnosa adanya miokarditis
sehingga senyawa tersebut akut.
digunakan sebagai marker
atau petanda adanya
kerusakan otot jantung. baik METODE :
yang disebabkan karena
infark miokard akut (IMA), 1. Disain Penelitian :
ataupun adanya proses Penelitian ini merupakan
inflamasi dan nekrosis otot UJI DIAGNOSTIK untuk
jantung. Wolfgang M dkk mencari kemungkinan ada
(1994), melaporkan hasil tidaknya miokarditis akut
penelitiannya tentang serum pada kasus-kasus infeksi
troponin-T sebagai petanda bakterial, DHF dan
diagnostik untuk miokarditis Penyakit Jantung Beri-beri
akut. dengan uji pemeriksaan
Troponin T-Rapid Assai
Di RS Immanuel Bandung, (TnT-RA)
kasus-kasus miokarditis akut
dengan berbagai etiologi 2. Lokasi Penelitian :
sering dijumpai, terutama Bagian/ SMF Ilmu Penyakit
pada kasus-kasus tifoid Dalam RS Immanuel,
toksik, diphteria, post infeksi Bandung.
streptokokus ß hemolytikus
(demam rematik), DHF berat, 3. Lama Penelitian :
penyakit kolagen (SLE) Dilakukan pada Januari
bahkan pada penyakit beri- 2000 s/ d Agustus 2000

56
JKM.
Vol. 1, No. 1, 2001, 54 - 64

2. DHF I/ II atau
4. Sampel Penelitian : pemeriksaan imunologi
Semua penderita Tifoid DHF
toksik, DHF berat, Demam 3. Gal/ Widal (Tifoid toksik)
rematik, Pnemonia berat 4. EKG
dan Penyakit jantung beri- 5. Dan Pemeriksaan
beri yang dirawat di sampel darah untuk
bangsal SMF Penyakit Tropo-nin T-RA
Dalam RS Immanuel yang
dicurigai menderita 6. Uji Kualitatif
miokarditis atau miokarditis Immunoassay TnT-RA
sebagai komplikasi Uji cTnT ditentukan
penyakit yang sedang dengan cara immunoassay
diderita, baik berdasarkan menggunakan alat yang
gejala klinis maupun dari mengandung antibodi
perubahan EKG, dan monoklonal “ testkit ”
berusia 40 thn. ke bawah. dari Boehringer Mann-
Kasus-kasus yang diteliti heim.
adalah penderita :
1. Toksik tifoid, 2. Demam
Uji ini berdasarkan pada
Berdarah Dengue (DBD
“sandwich”, antibodi
atau DHF) berat, 3.
monoklonal ganda
Demam Rematik/ Penyakit
menggunakan sistem “poly
jantung rematik, 4.
(streptavidin)-biotin
Penderita peneumonia
capture”.
berat/ penderita keadaan
sepsis, 5. penderita
Mula-mula 150 uL darah
beriberi/ Penyakit jantung
EDTA atau heparin,
beri-beri.
teteskan pada lubang
sumur alat yang
5. Cara Kerja :
memisahkan eritrosit dari
Tiap subyek penderita
plasma.cTnT penderita,
dilakukan :
selanjutnya diikat oleh
− Anamnesa lengkap “biotinylated” anti-TnT
− Pemeriksaan fisik antibodi serta membentuk
− Menentukan berat “sandwich”. Biotin
ringannya penyakit menempel pada
− Pemeriksaan streptavidin dan
laboratorium : membentuk garis merah
1. X-foto thorax pada zona baca dari
alatnya. Jika darah

57
Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis
Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

penderita mengandung 8. Analisa Data


cTnT, maka gold partikel Data dicatat dan
pada sandwich dimasukkan ke dalam tabel
membentuk garis merah yang diberi nomor kasus,
yang terbaca secara jenis kelamin, umur, uraian
visual dalam waktu 20 kasus yang dicurigai
menit. Batas kadar dari miokarditis akut, onset
cTnT-RA yang terdeteksi penyakit, hasil rekaman
ialah 0,3 ng/ ml. EKG dan hasil uji TnT-SR.
Kemudian dibagi dua
Di samping reaksi di kelompok berdasarkan
atas, pada perjalanan kekhasan kelainan EKG,
dilakukan analisa tentang
plasma lewat alat tsb
sensitifitas dan spesifisitas
membawa juga antibodi
uji TnT-SR tersebut.
“gold-labelled” anti-cTnT
lewat zona baca yang
mengikat cTnT dan
HASIL
menghasilkan garis merah
yang kedua sebagai
internal control yang Berhubung kasus-kasus
menunjukkan bahwa seperti tertulis pada pemilihan
reagen dan pengujian sampel diatas yang dirawat di
dilakukan dengan baik. bagian SMF Penyakit Dalam
Penilaian : Bila terbaca 1 selama periode penelitian ini
garis merah (kontrol) sedikit, maka hasil yang kami
berarti hasil uji negatif; bila peroleh ini merupakan hasil
terbaca 2 garis merah sementara. Penelitian akan
(kontrol dan uji), hasilnya dilanjutkan terus, dan akan
adalah positif; bila tidak dilaporkan lebih lanjut.
ada garis merah berarti uji
tersebut gagal. Hasil sementara dari
penelitian perioda ini adalah
7. Kriteria Eksklusif : sebagai berikut (Lihat Tabel
Tidak dimasukkan dalam 1) : Jumlah penderita adalah
penelitian ini, penderita 20 orang, terdiri dari penderita
yang sebelumnya sudah laki-laki 12 orang dan wanita
pernah menderita penyakit 8 orang, usia termuda adalah
jantung atau pada 14 th tertua adalah 40 th.
pemeriksaan ditemukan
kelainan jantung koroner. Kelompok EKG yang khas : 9
penderita, TnT-SR yang

58
JKM.
Vol. 1, No. 1, 2001, 54 - 64

positif sebanyak 6 orang, yang tipe-nya beda dengan


TnT-SR yang negatif 3 orang. miokard infark. Proses
Dari 20 penderita yang uji inflamasi tersebut juga
TnT-SR Positif adalah 7 orang menyangkut jaringan
atau 35%. interstitium, elemen vaskuler
dan/ atau perikardium.
Kelompok EKG yang tidak
khas : 11 penderita Protein miofibril adalah
diantaranya uji TnT-SR yang aparatus untuk kontraksi yang
positif hanya 1 orang, dan terdiri dari 2 miofilamen;
yang negatif 10 orang. komponen yang tebal disebut
Dari perhitungan didapatkan miosin, yang tipis
sensitifitas uji TnT-SR adalah mengandung 3 macam
66,7%, spesi-fisitas TnT-SR protein yakni aktin,
adalah 90.9%. tropomiosin dan troponin.
Troponin berperan penting
dalam kontraksi otot via
PEMBAHASAN metabolisme kalsium.
Sedangkan troponin-T adalah
Miokarditis adalah sindroma salah satu komponen dari
dengan etiologi dan troponin yang terikat dengan
patogenesis yang heterogen. tropomiosin, dan sebagian
Dari miokarditis infektif yang kecil dalam bentuk bebas di
disebabkan oleh bakteri, dalam sitosol. BM dari
spiroketa, protozoa, virus dan troponin-T (Tn-T) adalah 87
lain-lain sampai ke penyakit kD, dan dilepas ke dalam
autoimun, misalnya sistemik aliran darah setelah terjadi
lupus eritematosus, demam kerusakan otot jantung.
rematik, dari sebab
metabolik dan vitamin a.l. Protein yang spesifik untuk
penya-kit jantung beri-beri jantung tersebut dapat
sampai ke miokarditis toksik diperiksa baik secara
dan miokarditis yang immunoassay kuantitatif
disebabkan oleh agen fisik maupun secara kualitatif yakni
antara lain syok elektrik. yang dikenal sebagai bedside
immunoassay yang
Miokarditis ditandai adanya pemeriksaannya hanya
inflamasi infiltrat pada membutuhkan waktu 20 menit
miokardium dengan nekrosis saja.
dan/ atau perubahan
degeneratif sekitar miosit

59
Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis
Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

Tabel 1. Uraian Kasus dan Hasil Uji Troponin T-SR :


On set EKG
No. L/P Umur Uraian Kasus, yang Hasil
Kasu (Th) dicurigai miokarditis <1 > 1-2 Kha Tidak Uji
s mgg mgg s khas TnT-
SR
1 L 17 Tifoid toksik + X X Positif
Perforasi usus
2 P 35 Meningoecephalitis X X Positif
+atyp pn +
miokarditis
3 P 30 Dek Kor + X X Positif
Miokarditis +Syok
septik
4 P 19 Post sectio + Dekom X X Positif
kordis + Sepsis
5 L 18 Perikarditis eff TB X X Negatif

6 P 19 Poliserositis TB X X Negatif

7 L 25 Beri-beri X X Negatif

8 L 18 IDDM + Sepsis X X Negatif


+ Sinus takikardi
9 P 22 DR + PID + AB in- X X Negatif
Komplit
10 L 20 Drug abuse + Pn TB X X Negatif
+ Pericartitis eff
11 L 20 Suspek Weil’s Di- X X Positif
Sease
12 P 40 Gastritis hem + Asp
pn + Sepsis X X Negatif
13 L 40 Postop +Pneumonia X X Positif
+ Sepsis
14 P 20 Syok septic + post- X X Negatif
Curettage
15 L 18 DHF III X Bradik Positif
ardi
16 L 26 DHF III X 1st deg Negatif
AV Bl
17 L 22 DHF II X 1st deg Negatif
AV Bl
18 P 20 Demam tifoid X X Negatif
+ Takhikardia
19 L 14 DHF II X X Negatif
Norm
20 L 16 Susp. Rh. HD ac. X X Negatif
exacerb

60
JKM.
Vol. 1, No. 1, 2001, 54 - 64

Penyelidikan selama 10 bulan Wolgang-M dkk (1994), dalam


ini membuktikan bahwa penelitiannya menggunakan
petanda jantung yang baru uji kadar serum cTNT dan
tersebut, memiliki spesifisitas kreatin kinase (CK dan CK-
dan sensitivitas yang lebih MB) pada penderita dengan
tinggi dibandingkan petanda- miokarditis akut. Semua
petanda jantung yang lain. penderita sebanyak 7 orang,
Bukti manfaat uji TnT-T untuk mendapat perawatan di
mendeteksi adanya rumah sakit dengan keluhan
kerusakan miokard tersebut nyeri dada akut, EKG menun-
pada saat sekarang telah jukkan elevasi segmen “ST”
dipakai sebagai kriteria (>0,1 mV). Dilakukan
diagnostik baru untuk kateterisasi untuk me-
kerusakan otot jantung karena nyingkirkan kemungkinan
infark miokard akut adanya PJK, dan dilakukan
biopsi minimal 5 kali yang
Uji TnT-T tersebut juga diambil dari miokardium
dipakai untuk menguji ventrikel kiri. Diagnosa
kerusakan otot jantung yang miokarditis ditun-jang oleh
lain yang bukan disebabkan fungsi ventrikel kiri yang
miokard infark a.l. miokarditis, lemah, pemeriksaan secara
jejas jantung akibat trauma histopato-logik dengan
dll. elektro-mikroskopi dan
analisa imunohistokimia
Mair J, dkk (1992) dengan anti-limfosit-T
mengemukakan bahwa dari antibodi.
penelitiannya terhadap tikus
dengan model miokarditis, Hasil uji serum TnT-T
ditemukan korelasi antara meningkat secara signifikan
konsentrasi serum TnT (2,8 sampai 60 kali ) pada
dengan tanda-tanda semua penderita (7 pasien )
histopatologik dari kerusakan dalam waktu 2 sampai 8 hari.
miosit. Juga dite-mukan Total aktivi-tas CK
adanya kenaikan konsentrasi menunjukkan peningkatan
TnT pada penderita-penderita yang signifikan (2 sampai 10
yang telah terdiagnosa kali ) hanya pada 5 kasus
menderita miokarditis. dalam waktu 1 sampai 2 hari
Katus dkk (1991), saja. Aktivitas CK-MB mening-
menemukan hal yang sama kat pada 3 kasus. Data ini
pada penderita - penderita menunjukkan cTNT
dengan perimiokarditis. merupakan parameter yang
lebih sensitif daripada CK

61
Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis
Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

atau CK-MB untuk dengan seleksi penderita


mendeteksi kerusakan berdasarkan onset penyakit,
miokardial yang disebabkan gejala klinis, labora-torium
miokarditis akut. Selain itu, dan EKG yang lebih ketat
cTNT sangat ber-guna untuk akan memperbaiki hasil
mendiagnosa penderita tersebut.
dengan gejala yang timbulnya Sayang hasil tersebut belum
lambat setelah terjadi dapat dibandingkan dengan
serangan serangan peneliti lain teruta-ma di
miokarditis. Indonesia, karena belum ada
laporan dari peneliti lain
Pada penelitian ini didapatkan mengenai uji TnT tersebut
pada 20 penderita yang sebagai pemeriksaan
dicurigai miokarditis penunjang untuk membantu
berdasarkan gejala klinik dan menegakkan diagnosa
kelainan EKG, didapatkan uji miokarditis.
TnT-SR yang positif sebanyak
7/20 atau 35%. Sedangkan
sensitivitas dari uji TnT-SR KESIMPULAN :
adalah 66,7% dan spesifisitas
adalah 90,9%. 1. Dengan dilakukan
penelitian ini dapat
Troponin-T yang dibebaskan dibuktikan bahwa uji TnT-
kedalam sirkulasi, dan T dapat digunakan
konsentrasinya dalam serum sebagai uji klinik yang
tetap tinggi sampai k.l. 2 sederhana, mudah
minggu, sejak terjadinya dilakukan dan biaya yang
nekrose miokar-dium. Oleh relatif murah untuk mem-
karenanya uji TnT masih bantu mendeteksi adanya
dapat positif pada kasus- kerusakan miokard yang
kasus yang terlambat disebabkan miokarditis
diketahui. Pada penelitian ini akut.
7 kasus yang diperiksa 2. Pada penelitian ini
dengan perkiraan onset diperoleh hasil sementara
antara 1-2 minggu semuanya uji TnT-SR yang positif
negatif. adalah 35%. Sensitivitas
dari uji TnT-SR adalah
Persentasi yang rendah, dan 66.7% sedangkan
sensitifitas yang relatif kurang spesifisitasnya adalah
ini, kemung-kinan disebabkan tinggi, yakni 90,9%.
jumlah yang diteliti masih 3. Belum ada laporan peneliti
relatif kecil, dan diharapkan lain terutama di

62
JKM.
Vol. 1, No. 1, 2001, 54 - 64

Indonesia mengenai uji 4. Linggajaya, W., K. Hilman,


TnT untuk mendeteksi dan U., Rahardja : Hasil
memastikan adanya pengamatan penggunaan
kerusakan miokard yang troponin-T (RA) pada
disebabkan miokarditis, infark miokard, acta
hingga perolehan madica Indonesiana 1996,
penelitian ini belum 28 (suppl 5) : 1315-1321.
dapat diperbandingkan.
4. Berhubung data yang 5. Sunotoredjo, G., W.
diperoleh masih relatif Linggajaya : Beri-beri
sedikit, maka perlu sebagai penyebab payah
penelitian lebih lanjut. jantung, Naskah lengkap
KOPAPDI VII, Ujung
Pandang 1987 : 579-585
KEPUSTAKAAN
6. Tohardi, A., G.
1. Caforio ALP, WJ Sunotoredjo : Dengue
McKenna : Recognition shock syndrome dengan
and optimum second degree A-V block/
management of Wenkebach phenomen.
myocarditis, Medical Naskah lengkap
Progress 1997, 24 (suppl KOPAPDI VII, Ujung Pan-
3) : 15-20. dang, 1987 : 140-42

2. Chou, T. : Myocardial 7. Wu, AHB., T. Gornet, F.


disease, In Chou’s Apple , et al : Use of
Electrocardiography in Cardiac troponin T in
Clinical Practice. 3rd ed, diagnosis of acute
WB Saunders Co, myocardial infarction : a
Philadelphia, 1991, 249- multicenter clinical
257. evaluation. Posters
presented at 45th AACC
3. Franz, W., A. Remppis, T. Congress, New York, NY,
Scheffold , et al : Serum July 1993,11-15.
troponin T : a diagnostic
marker for acute 8. Wynne, J., E. Braunwald :
myocarditis? Posters The cardiomyopathies and
presented at 67th Scientific myocardities, In :
Sessions Dallas Braunwald. Heart Disease
Convention Center Dallas, 5th ed, WB Saunders Co,
Texas, November 1994. Philadelphia, 1997, 1405-
14-17. 1463.

63
Uji Diagnostik Troponin T-RA Pada Penderita Miokarditis
Akut (Widhongyudana L., Rita S.; Mulyawan S.; & Gideon S.)

9. Zander, M. Diagnostic
value of tropxin T in chest
pain patients – the
German troponin T
multicenter study. Posters
presented at 45th MCC.
Congres, New York, July
1993, 11-15.

64

Anda mungkin juga menyukai