Anda di halaman 1dari 3

Jemaat yang dikasihi dalam Tuhan.

Saya bersyukur karena disaat ini kita masih diberikan waktu oleh Tuhan untuk berkumpul dan
belajar bersama dari Firman Tuhan. Di sepanjang minggu ini, kita diajak untuk mengenal dan melihat
karya Tuhan lewat seorang nabi yang bernama Yoel. Siapakah Yoel ini? Yoel, yang namanya berarti
"Tuhan adalah Allah", memperkenalkan dirinya sebagai "bin Petuel" di pasal yang pertama. Nabi Yoel
dipakai Tuhan untuk menyatakan nubuat Tuhan atas segenap Kaum Yehuda pada waktu itu yang
tengah ditimpa sebuah bencana nasional karena mereka ada dalam sebuah kemerosotan moral dan
kemunduran iman. Dalam Yoel 1:2-20 digambarkan kehancuran Yehuda ketika serbuan belalang yang
besar melahap daun-daunan dari kebun anggur, pohon, dan ladang mereka. kemudian berlanjut dengan
musim kering yang sangat hebat. Dengan demikian mendatangkan kesengsaraan besar atas umat itu.
Di tengah malapetaka itu, nabi Yoel meminta para pemimpin rohani Yehuda untuk memimpin bangsa itu
kepada pertobatan nasional. Selain itu ia juga memperingatkan kaum Yehuda akan datangnya sebuah
hukuman Allah yang jauh lebih besar (Yoel 2:1-17) mencatat dekatnya hukuman Allah yang bahkan
lebih besar lagi dari utara (Yoel 1:1-11), dalam artian akan ada serbuan pasukan yang akan
mengepung Yehuda karena disekililing mereka menetap bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan
Oleh karena itu, nabi Yoel memanggil perkumpulan raya yang kudus di mana para imam dan seluruh
bangsa itu dengan sungguh-sungguh akan mencari kemurahan Allah di dalam pertobatan, puasa, dan
syafaat yang ikhlas di hadapan-Nya (Yoel 2:12-17). Nabi Yoel berhasil membawa kaum Yehuda untuk
bertobat. Sehingga selanjutnya Allah menjauhkan petaka dan menjanjikan berkat besar, dan dari
bacaan inilah kita melihat Allah merestorasi keadaan kaum Yehuda.
Kita melihat bersama dari ayat 18-20. Kita melihat bahwa Tuhan menjadi cemburu apabila
Israel membelakangi Tuhan. Tuhan tidak menghendaki bahwa tanah-Nya serta umat-Nya dirun-
tuhkan. Hukuman-Nya terhadap umat-Nya berubah menjadi belas kasihan, karena Yehuda dan
Yerusalem memohon berdasarkan perjanjian kasih yang sejak lama antara Tuhan dengan umat-Nya.
Gandum, anggur dan minyak mengingatkan Israel dengan pemulihan yang direncanakan Tuhan. Keadaan
bencana dihentikan, sehingga ada lagi kelimpahan yang mengenyangkan rakyat dan Tuhan tidak lagi
menyerahkan umat-Nya kepada bangsa-bangsa lain yang kering dan tandus dan ada kelepasan yang
dikerjakan Tuhan dengan mengusir yang datang dari utara dan timur.
Selanjutnya Ayat 21-25. suatu janji kepada umat-Nya untuk bersorak-sorak dan bersukacita
karena telah melakukan perkara besar yaitu rencana Allah bukan lagi kebinasaan melainkan
keselamatan. Diberikan-Nya binatang-binatang, tanah gembalaan menjadi hijau, pohon menghasilkan
buah, pohon ara dan anggur memberi berkat kepada umat-Nya sebagai tanda memulihkan tahun-
tahun. Kesejahteraan diberikan kepada umat-Nya dan keluarga-keluarga Israel dengan memberikan
musim hujan dan tanah melimpah dengan menghasilkan gandum, anggur yang sebelumnya telah dimakan
habis oleh belalang pelahap.
Di ayat 26-27 kita lihat setelah umat mendapatkan janji berkat, maka mereka harus
bertobat dan memuji-muji nama Tuhan Allah yang telah memperlihatkan keajaiban sehingga mereka
merasa malu atas perbuatan mereka yang tidak berkenan kepada Tuhan. Di dalam penyataan Tuhan
sendiri maka segenap kekuasaan hanya ada pada Tuhan Allah saja, tidak ada yang lain. Sikap Israel
terhadap rahmat dan janji pemulihan hendaknya juga harus disertai dengan pertobatan supaya
mereka menjadi malu untuk selama-lamanya. Hal ini memberi gambaran bahwa keselamatan tidak
hanya terletak di sorga tetapi di atas bumi di mana umat menikmati gandum, anggur, minyak,
rumput, hujan sebagai bukti ada ‘kekenyangan’.
Jemaat sekalian, nubutan Yoel bermaksud untuk membangkitkan kepercayaan bahwa Tuhan
menyelamatkan orang yang menyerahkan diri kepada-Nya. Orang-orang ini tidak pernah akan
dipermalukan dan mereka akan berfungsi sebagai berkat di antara bangsa-bangsa. Tuhan telah
berjanji menyingkirkan aib mereka dan memulihkan berkat-Nya atas negeri itu. Hal-hal yang
menakutkan akan diganti dengan yang mengagumkan dari Tuhan dan ketakutan akan diganti dengan
sukacita.
Begitu jelasnya bagaimana peristiwa yang dialami kaum Yehuda pada masa itu menjadi
pelajaran untuk kita sekalian di masa kini. Bahwa pertobatan yang sungguh membawa kita pada hidup
yang diberkati Tuhan. Pertanyaannya, sudahkah kita bertobat dengan sungguh? Sesungguhnya hidup
ini penuh dengan godaan sehingga kita sering jatuh dalam lubang yang sama. Pertobatan yang sungguh
itu bisa dihasilkan namun harus berjalan dengan komitmen untuk tetap bertahan dalam hidup yang
benar. Pertobatan menjadi sia-sia bila kita terus bertengkar dengan pasangan kita. Pertobatan
menjadi percuma bila ego, iri hati, kesombongan, munafik, dengki, mulut ringan berbicara kotor,
tangan ringan memukul, kaki ringan menendang, jari ringan mengetik keburukan seseorang, pertobatan
menjadi murah harganya.
Ingatlah dari bacaan kita ini, Tuhan akan mendatangkan malapetaka bilamana kita masih hidup
dalam dosa yang sama, dan percayalah tidak ada yang sanggup menahan murka Tuhan bila kita terus
berdosa. Kita harus mengalami metanoia, yakni pertobatan yang sungguh. Pertobatan mempunyai
hubungan erat dengan sebuah pengakuan dosa seseorang yang telah melanggar perintah-perintah
Tuhan. Ada orang yang telah melakukan kesalahan seperti membenci, menfinah, berselingkuh namun
ketika mendengarkan nasihat dari hamba Tuhan, langsung menyadari perbuatannya dan bertekat
untuk melakukan perbuatan yang baik, namun ada yang harus diingatkan berulang kali karena masih
saja bergelut dengan dosa itu, tetapi ada juga yang harus menerima hukuman Tuhan, barulah dia
akan bertobat. Kita harus mampu berbalik seratus depan puluh derajat dari kehidupan yang lama
atau meninggalkan cara hidup yang jahat kepada cara hidup yang baru. Pertobatan sejati lahir dari
ketulusan untuk berbalik dan meninggalkan dosa dan kesalahan, untuk hidup berkenan kepada Tuhan
dan sesama manusia. Dalam keadaan tertentu perbuatan dosa sering menghasilkan penderitaan,
kesusahan dan tangisan sehingga keinginan untuk bertobat sangat diperlukan. Pertobatan mempunyai
makna perubahan pikiran dan hati untuk berbalik dari dosa dan berpaling kepada pengampunan dari
Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus.
Pembacaan kita disaat ini memberi kita pelajaran. Pertama, pada saat mengalami
musibah,jangan menyalahkan Allah, sebaliknya, kita perlu introspeksi diri. Seringkali Allah memakai
musibah untuk menyadarkan kita, agar kita bertobat dan berbalik mengikuti jalan Allah. Yakinlah
bahwa Allah berkuasa dan bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya,
walaupun yang terbaik itu mungkin merupakan sesuatu yang terasa menyakitkan. Allah membiarkan
bangsa Yehuda mengalami musibah belalang untuk mengingatkan orang Yehuda akan hukuman yang
dahsyat yang akan datang kelak pada hari Tuhan.
Kedua, Allah menguasai sejarah. Semua yang terjadi dalam hidup kita tidak terjadi di luar
kendali Allah, melainkan diizinkan Allah untuk menggenapkan kehendak dan rencana-Nya, sehingga
musibah seharusnya membuat kita semakin tunduk dan bersandar kepada Allah. 
Ketiga, Ketika umat Allah merendahkan diri, mencari wajah-Nya di dalam doa dan berbalik
atau bertobat dari cara-cara fasik maka Allah mendengar dari sorga. Tuhan memutarbalikan
hukuman-Nya dan memperbaharui umat-Nya serta mencurakan berkat bagi umat yang bertobat.
Janji diberikan kepada umat-Nya atau gereja ketika kesetiaan jemaat kepada Tuhan tetap teguh.
Apabila menjadi sombong dan kembali kepada jalan-jalan dosa maka berkat-berkat Allah akan
ditahan dan hukuman-Nya akan menyusul.
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari Yehuda: seperti belalang, pelanggaran kita menggerogoti kehidupan yang indah
dan berbuah seperti yang dikehendaki Allah bagi kita. Namun, jika kita datang kepada-Nya dan
melepaskan semua pilihan kita di masa lalu, Allah berjanji akan menghapus aib kita dan memulihkan
kita untuk kembali mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Dia. Kaum Yehuda pernah membuat
pilihan-pilihan yang buruk akan hidupnya dan mereka menyesal dan berpaling kembali kepada Allah.
Ketika kita berpaling pada Allah dan melakukan yang benar sesuai firman-Nya, maka ada pemulihan
yang luar biasa atas hidup kita, itulah berkat. Tidak menutup kemungkinan juga jika pemulihan dari
Tuhan itu terjadi lebih dari apa yang kita pikirkan selama ini dan pastinya mendatangkan kebaikan
bahkan damai sejahtera bagi hidup kita.
Tidak selamanya Allah akan menghukum umat yang dikasihi-Nya, demikianlah kasih dan anugerah
Allah itu ada untuk kita. Pilihan-pilihan buruk yang pernah kita ambil akan menjadi sebuah pelajaran
yang berharga. Mari kita mencari wajah Tuhan, maka Tuhan akan memulihkan keadaan kita menjadi
baik menurut pemandangan-Nya. Kita akan semakin mengenal-Nya selama kita mau taat. AMIN.

Anda mungkin juga menyukai