Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HUKUM PEMBUNUHAN
II. QISHASH
1. Defenisi Qishash...
Qishash adalah ketentuan tentang kejahatan yang dibalas dengan perlakuan serupa
atau memberikan perlakuan yang sama terhadap pelaku tindak pidana, sebagaimana
yang dilakukannya pada korban. Pelaksanaan hukum qishash diserahkan kepada
hakim, supaya mendapatkan hasil putusan yang adil dan tidak boleh menghakimi
sendiri. Kecuali kalau keluarga korban memaafkan atau oleh anggota keluarga yang
terbunuh, sehingga qishash tidak dapat dimaafkan.
2. Dasar Hukum Qishahs
Pelaksanaan hukum qishash didasarkan pada al-Quran dan al-Hadits. Allah SWT
berfirman: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu (hukum)
qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang
merdeka;hamba dengan hamba; wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang
mendapat sebagian keampunan dari saudaranya (ahli waris yang terbunuh), maka
hendaklah ia membalas kebaikan itu dengan cara yang baik. Dan hendaklah (yang
diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik
pula. Yang tersebut itu ialah suatu keringanan dan rahmat Tuhanmu”. (QS. Al
Baqarah: 178). Perbuatan membunuh termasuk pada golongan dosa besar yang tak
diampuni oleh Allah SWT. Sebagaimana Nabi SAW bersabda: Artinya: ”Setiap dosa
ada harapan Allah akan mengampuninya, kecuali seorang laki-laki yang mati dalam
keadaan syirik atau seseorang membunuh seorang mukmin dengan sengaja”. (HR.
Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Hakim). Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu
Umar ra., Nabi SAW. bersabda: Artinya: ”Sesungguhnya lenyapnya dunia akan lebih
mudah bagi Allah daripada (hilangnya dosa) seseorang yang membunuh orang
Islam”. (HR. Nasa’i dan Tirmidzi) Balasan yang setimpal akan dikenakan pada pelaku
pembunuhan, yaitu neraka. Sebagaiman difirmankan Allah dalam QS. An-Nisa”:93
berikut ini: Artinya: ”Dan barangsiapa yang membunuh seseorang mukmin dengan
sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”.
3. Syarat-syarat qishash. Hukuman qishash wajib dilaksanakan apabila memenuhi
syarat-syarat sebagaimana di bawah ini:
a. Pelaku pembunuhan sudah baligh dan berakal. Rasulullah bersabda: Artinya:
Dari Aisyah, nabi SAW bersabda: ”Diangkat hukum (tidak terkena hukuman)
dari tiga perkara: orang tidur hingga ia bangun, anak-anak hingga ia dewasa,
dan orang gila hingga ia sembuh dari gila.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
b. Pembunuhan disengaja. Artinya pembunuhan yang dilakukan karena tidak
ada unsur kesengajaan atau seperti sengaja tidak dapat dikenakan qishash.
c. Pembunuh bukan orangtua terbunuh. Tidak ada kewajiban qishash bagi
pelaku pembunuhan jika ia adalah orang tua dari korban. Rasulullah SAW
bersabda: Artinya: Dari Umar bin Khattab ra. diterangkan: Aku pernah
mendengar Rasulullah SAW : ”Tidak boleh orang tua diqishash sebab
(membunuh) anaknya.” (HR. Tirmidzi).
d. Korban adalah terpelihara darahnya. Artinya korban tersebut adalah bukan
orang jahat (orang baik-baik). Pembunuhan yang dilakukan karena
pembelaan diri atas dirinya, maka tidak ada qishash baginya. Sabda
Rasulullah SAW: Artinya: ”Orang Islam tidak dibunuh karena membunuh
orang kafir.” (HR. Bukhari).
e. Orang yang dibunuh sama derajatnya. Contohnya adalah orang Islam dengan
orang Islam, merdeka dengan merdeka, perempuan dengan perempuan dan
budak dengan budak. Allah SWT berfirman: Artinya: ”Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan
wanita dengan wanita.” (QS. Al Baqarah: 178).
f. Ada bukti dan 2 orang saksi.
g. Qishash dilakukan dalam hal yang sama Umpamanya adalah jiwa dengan
jiwa, mata dengan mata, telinga dengan telinga, kakki dengan kaki dan
sebagainya.
h. Pembunuhan oleh Massa Pembunuhan yang dilakukan secar sengaja oleh
sekelompok orang (lebih dari satu), maka semuanya harus diqishash. Semua
yang terlibat dalam pembunuhan dikenakan hukuman qishash. Keterlibatan
tersebut adalah orang yang membunuh korban, yang menyediakan alat untuk
membunuh, yang membiayai, yang membantu dengan pikirannya, dan lain-
lain. Dalam suatu riwayat diterangkan: Artinya: Dari Said bin Musayyab
bahwa Umar RA. Telah menghukum bunuh lima atau enam orang yang telah
membunuh seorang laki-laki secar tipuan di tempat sunyi. Kemudian ia
berkata: ”Andaikata semua penduduk Sun’a secara bersama-sama
membunuhnya, niscaya akan aku bunuh mereka semuanya.” (HR. Syafi’i). Ali
bin Abi Thalib pernah mengqishash tiga orang yang bekerja sama membunuh
seseorang. Bahkan Mughirah pernah mengqishash tujuh orang yang
bersekongkol melakukan pembunuhan. Ibnu abbas berpendapat: ”Kalau saja
sekelompok orang membunuh seseorang mereka harus dibunuh meskipun
jumlahnya 100 orang dengan cara yang sama”. Imam Malik menyatakan:
”Menurut kami semua laki-laki merdeka yang bersekongkol membunuh
seorang laki-laki terkena hukuman qishash, jika pembunuhan itu disengaja.
Demikian pula dengan para wanita yang bekerjasama membunuh wanita,
semuanya harus diqishash. Semua hamba sahaya yang membunuh hamba
sahaya, maka semuanya mendapatkan qishash.”
6. Hikmah diyat
a. mencegah kejahatan terhadap jiwa dan raga manusia.
b. Sebagai pelipur lara bagi korban atau keluarga korban.
c. Terciptanya ketenangan dan ketentraman dalam masyarakat.
d. memberikan kesempatan pembunuh untuk bertobat.
e. mendidik jiwa pemaaf.
IV. KAFFARAT
1. Defenisi Kafarat adalah tebusan dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang
telah ditentukan oleh syariat Islam karena melakukan kesalahan atau
pelanggaran yang diharamkan Allah.
2. Macam-macam Kafarat
a. kafarat karena pembunuhan
b. kafarat karena melanggar sumpah.
c. kafarat karena membunuh binatang buruan pada waktu
melaksanakan ihram
d. kafarat karena zhihar, yaitu menyerupakan istri dengan ibunya (suami).
e. kafarat karena melakukan hubungan intim suami istri di siang hari
pada bulan Romadhon.
f. kafarat Ila’ Kafarat bagi pembunuh adalah memerdekakan hamba
sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut.
3. Hikmah Kaffarat
a. membuat manusia jera dan menyesali perbuatannya.
b. manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah.
c. memberikan ketenangan kepada pembunuh.