TENTANG
MANUSIA PURBA INDONESIA
GURU PEMBIMBING
DIDI MIZHAR SP.d
DISUSUN OLEH
TASYA AYU DIAH
SMA NEGERI 7 KOTA BENGKULU
2019/2020
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Saya sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Pancasila Sebagai Ilmu Pengetahuan. penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis
harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kita semua
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………….......................................................i
DAFTAR ISI……………..…………………………….........................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................……………………………..............................……….1
Rumusan masalah............………………………………....................................................….1
Tujuan Penulisan............………………………………..………............................................2
Kegunaan Penulisan………………………………………………….............................……2
BAB II PEMBAHASAN
Tinjauan Pustaka………………………………………………………………..……………3
Pengertian manusia purba……………………………………………............................……4
Zaman Palaeolitikum…………………………………….......................................................4
Zaman Mezolitikum ………………………..............................................………………….5
Zaman Neolitikm……………………...............................................…………………….….6
Zaman Megalitikum………............................................……………………………………6
Zaman Logam…………………...............................................………………………….…..7
Zaman Perunggu ……………….............................................………………………………8
Zaman besi…………………………………..............................................………………….8
Jenis-Jenis Manusia Purba………………….............................……………………………..8
Meganthropus Paleojavanicus……………..........................................………………………8
Pithecanthropus…………………………........................................…………………………9
BAB III PENUTUP
Simpulan…………………………….............................................…………………………………10
Saran……………………………….............................................…………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penemuan-penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan
Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni manusia kala
itu. Penemuan–penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini.
Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah hidup dan
bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang
fosil manusia –manusia purba.Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan
perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya, ,ciri-ciri dari manusia
purba dan tempat ditemukanya, ,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul
hingga menjadi manusia sekarang ini.Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat
dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia
hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang
ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil-
fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia. Penemuan –penemuan terbaru juga
termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru
yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk
penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
akan dibahas adalah sebagai berikut :
Bagaimana jenis dan ciri manusia purba pada zaman dahulu?
Bagaimana persebaran manusia purba pada zaman dahulu?
Tujuan makalah
Untuk mengetahui jenis dan ciri manusia purba pada zaman dahulu.
Untuk mengetahui persebaran manusia purba pada zaman dahulu.
Kegunaan makalah
Bagi pembaca dafat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang kehidupan manusia purba di Indonesia pada zaman dahulu.
Bagi penulis dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan
yang lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui kehidupan manusia purba di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan pustaka
Sejak Charles Darwin meluncurkan bukunya The Origin Of Species di tahun 1859, paham
tentang evolusi berkembang. pemikiran Darwin dianggap sebagai dasar bagi ilmu
pengetahuan tentang evolusi, bahwa terbentuknya berbagai kelompok organisme adalah dari
perubahan secara terus menerus dari kelompok organisme lain yang lebih rendah atau
sederhana.
Banyak orang tidak menyadari bahwa teori Darwin ini masih menantikan bukti-bukti dari
fakta penemuan fosil. Sebab sejauh ini, bukti fosil menunjukan keadaan yang :
Statis yaitu bahwa spesies tidak menunjukan perubahan ciri yang signifikan semasa
hidupnya di Dunia.
Kemunculan yang tiba-tiba yaitu yaitu spesies tidak muncul secara bertahap melalui
perubahan yang terus-menerus, namun muncul secara tiba-tiba dalam bentuk yang sempurna
(Iih. Stephen J Gould, The Panda’s Thumb. 1980, p. 181-182
Indonesia termasuk salah satu negara terpenting dalam penemuan fosil manusia purba.
Banyak fosil dan artefak yang telah ditemukan di Negara ini. Dengan begitu ada banyak
ahli purbakala yang datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kehidupan manusia purba. Para ahli purbakala ini antara lain :
Eugene Dubeois
Dia adalah seorang dokter yang berkebangsaan belanda. Dia adalah orang yang pertama kali
dating ke Indonesia untuk melakukan penelitian tentang manusia purba. Fosil itu diberi
nama Pithecanantthropus erectus yang memiliki arti manusia kera yang berjalan tegak.Fosil
ini diduga memiliki usia lebih kurang 1 juta tahun, penemuannya ini, ternyata
menggemparkan dunia.
Tjokrohandoyo dan Dulfies
Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokro dibawah pimpinan Dulfjes telah menemukan
fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojikerto dan Sanggiran dekat
Surakarta itu menjadi sangat penting karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang
sangat tua (lebih kurang dari dua juta tahun yang lalu). Fosil ini diberi nama Homo
Mojokertensis.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Tanah air
kita sudah dihuni manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Fosil-fosil manusia purba banyak
ditemukan di Indonesia yaitu sejak jutaan tahun yang lalu terutama di Pulau Jawa. Manusia
purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia
belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak.
Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang
tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah
peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang,
kayu dan logam. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung
pada alam. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu
Zaman Palaeolitikum
artinya zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya
sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu hidup
berkelompok; tinggal di sekitar aliran sungai, gua, atau di atas pohon; dan mengandalkan
makanan dari alam dengan cara mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari
itu, manusia purba selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden)
belum tahu bercocok tanam. Pada zaman ini alat-alatnya terbuat dari batu yang masih kasar
dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah :
Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “Chopper”
(alat penetak/pemotong)
Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak
bergerigi Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat
digunakan untuk mengupas makanan. Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil
kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap
ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-
alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan
dan Ngandong.Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya (mezo) atau pertengahan.
Zaman ini disebut pula zaman “mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat lanjut”,
yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau. Para ahli
memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa Melanesoide yang
merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin. Sama dengan
zaman palaeolitikum, manusia zaman mezolitikum mendapatkan makanan dengan cara
berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di gua-gua di bawah bukit karang (abris
souche roche), tepi pantai, dan ceruk pegunungan. Gua abris souche roche menyerupai
ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan hujan.
Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah berupa alat-alat kesenian yang
ditemukan di gua-gua dan coretan (atau lukisan) pada dinding gua, seperti di gua Leang-
leang, Sulawesi Selatan, yang ditemukan oleh Ny. Heeren Palm pada 1950. Van Stein
Callenfels menemukan alat-alat tajam berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di
Gua Lawa
dekat Sampung, Ponorogo, dan Madiun. Selain itu, hasil peninggalannya ditemukan di
tempat sampah berupa dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai
timur Sumatera yang disebut kjokkenmoddinger. Peralatan yang ditemukan di tempat itu
adalah kapak genggam Sumatera, pabble culture, dan alat berburu dari tulang hewan.
Zaman Neolitikum
artinya zaman batu muda. Di Indonesia, zaman Neolitikumdimulai sekitar 1.500 SM. Cara
hidup untuk memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari cara food
gathering menjadi food producing, yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara
ternak. Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari
bahaya binatang buas.Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat
lumbung-lumbung guna menyimpan persediaan padi dan gabah. Tradisi menyimpan padi di
lumbung ini masih bisa dilihat di Lebak, Banten. Masyarakat Baduy di sana begitu
menghargai padi yang dianggap pemberian Nyai Sri Pohaci. Mereka tak perlu membeli
beras dari pihak luar karena menjualbelikan padi dilarang secara hukum adat. Mereka
rupanya telah mempraktikkan swasembada pangan sejak zaman nenek moyang. Pada zaman
ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua jenis peralatan, yakni beliung persegi dan
kapak lonjong. Beliung persegi menyebar di Indonesia bagian Barat, diperkirakan budaya
ini disebarkan dari Yunan di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke
Kepulauan Indonesia. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan
dari Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, Sulawesi Utara, Maluku, Irian dan
kepulauan Melanesia. Contoh dari kapak persegi adalah yang ditemukan di Bengkulu,
terbuat dari batu kalsedon yang digunakan sebagai benda pelengkap upacara atau bekal
kubur. Sedangkan kapak lonjong yang ditemukan di Klungkung, Bali, terbuat dari batu
agats yang digunakan dalam upacara-upacara terhadap roh leluhur. Selain itu ditemukan
pula sebuah kendi yang dibuat dari tanah liat berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Kendi ini digunakan sebagai bekal kubur.
Zaman Megalitikum
artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudahmengenal kepercayaan animisme
dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur)
yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan
dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga
gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan
manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan manusia pada Zaman Megalitikum ini
sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang
yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan.Adanya
kepercayaan manusia purba terhadap kekuatan alam dan makhluk halus dapat dilihat dari
penemuan bangunan-bangunan kepercayaan primitif. Peninggalan yang bersifat rohaniah
pada era Megalitikum ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Kalimantan, dalam bentuk menhir, dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden
berundakundak, serta arca. Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan; dolmen
adalah meja batu untuk menaruh sesaji; sarkopagus adalah bangunan berbentuk lesung yang
menyerupai peti mati; kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur
mayat; punden berundak adalah bangunan bertingkat-tingkat sebagai tempat pemujaan;
sedangkan arca adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau
hewan.
Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat
dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat
yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu
yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan
undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas.
Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami zaman perunggu tanpa melalui zaman tembaga.
Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli
Indonesia (Proto Melayu) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu
(Melayu Muda). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki
kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan logam
dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM. Masa penggunaan logam, perunggu, maupun besi
dalam kehidupan manusia purba di Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang
banyak ditemukan di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit,
mata kapak, pedang, dan mata tombak.
Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan keterampilan khusus yang hanya mungkin
dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat, yakni golongan undagi. Di luar Indonesia,
berdasarkan bukti-bukti arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi mereka
telah mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi
logam lebih mudah untuk tembaga dari pada besi.
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat
yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun
perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, mata
sabit, mata pedang, cangkul. Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta),
Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Jenis-Jenis Manusia Purba
Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia adalah sebagai
berikut :
1.) Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan artinya besar, Anthropus
artinya manusia, Paleo berarti tua, Javanicus artinya dari Jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa
Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil
manusia purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa tengah antara tahun 1936-1941 oleh
seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam
keadaan lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta
gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur
1-2 Juta tahun.
Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus :
Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.
Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
Makanannya berupa daging dan tumbuh-tumbuhan.
2.) Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang
paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera
yang berjalan tegak. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan
tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka
sudah memakan segala, tetapi makanannya belum dimasak. Terdapat tiga jenis
manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis. Berdasarkan
pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia
mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah
sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu
setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang
tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc.
Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600
cc. (Pithecanthropus erectus).Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan
Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada
tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia
sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu.
Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening
yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan
Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan
berupa tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus :
Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
Hidung lebar dan tidak berdagu.
Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia
purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia
belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak.
Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman
mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman
yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan
di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar
tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.Homo
Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan
manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan
mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1.) Homo Soloensis
2.) Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan zaman
manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu terbagi dua
tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru (Neolithikum).
DAFTAR PUSTAKA
http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.html
http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-
Praaksara.html
http://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-indonesia/
http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.html
http://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html