Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
TRANSFER B 2018
II.1 Kulit
Kulit merupakan panca indera yang terletak di permukaan tubuh
yang berperan penting dalam melakukan proteksi tubuh. Secara alami,
kulit akan melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme dengan
adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan
sedikit kelenjar keringat serta adanya lapisan kulit (Wasitaatmadja, 2007).
Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi
spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini
merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada
kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku,
dan kelenjar-kelenjar (Kalangi, Sonny, 2013).
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam
jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan
jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit
dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara
halus berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan
merupakan indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat
perubahan pada kulit (Syaifuddin, 2009).
Adapun struktur lapisan kulit, yaitu (Syaifuddin, 2009)
1. Epidermis
Lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur
utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada
di lapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan paling
luar epidermis akan mengelupas dan gugur. Epidermis dibina oleh sel-
sel epidermis terutama serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis.
Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang
menarik karena kosmetik dipakai pada lapisan epidermis. Meskipun
ada beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis,
namun tetap penampilan epidermis menjadi tujuan utama. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter, misalnya ada telapak kaki dan telapak tangan,
dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak
mata, pipi, dahi, dan perut (Tranggono & Latifah, 2007).
Konsentrasi pemberian : 2%
Interaksi zat aktif : Sensitif terhadap sinar matahari sehingga
penting untuk menggunakan tabir surya
terlebih dahulu
II.3.2 Uraian Sifat Fisika Kimia Bahan Aktif
1. Asam kojact (Rowe, 2009)
Nama resmi : KOJIC ACID
Nama lain : Asam kojac
RM : C6H6O4
BM : 142,11 g
RB :
Pemerian : Warna : -
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tidak berbau
Bentuk : Serbuk hablur putih
III.1 Formula
Asam Kojat 2%
Asam Stearat 8%
TEA 2%
Propilenglikol 7%
Cetyl Alkohol 5%
Metil Paraben 0,01%
Propil Paraben 0,1%
Alfa- tokoferol 0,001%
Oleum Rosae qs
Aquadest ad 100%
III.1.3 Master Formula
Tabel Formula
Beauty®
Produksi : PT. TeBe PharMa
Isi Bersih : 20 gram
Tgl Formula: Dibuat Oleh:
Tgl Produksi: Disetujui oleh:
18 Desember Eka, Pace dan
18 Januari 2019 Putri Dewi Angriani
2019 Fatmasari
Kode bahan Nama Bahan Fungsi Jumlah/Dosis Jumlah/Batch
AK Asam Kojat Zat Aktif 0,4 g 0,4 g
AS Asam Stearat Emulgator Anionik 2,4 g 2,4 g
TEA Triethanolamin Agen Pengemulsi 0,6 g 0,6 g
PG Propilenglikol Humektan 1,4 g 1,4 g
CA Cetil Alkohol Agen Pengemulsi 0,6 g 0,6 g
MP Metil Paraben Pengawet 0,004 g 0,004 g
PP Propil Paraben Pengawet 0,002 g 0,002 g
VITE Tokoferol Antioksidan 0,0002 g 0,0002 g
OR Oleum Rosae Parfum 3 tetes 3 tetes
AQDS Aquadest Pelarut
III.1.4 Perhitungan Bahan
Tiap 20 g
1. Asam Kojat
2. Asam Stearat
3. TEA
4. Propilenglikol
5. Cetyl Alkohol
6. Metil paraben
7. Propil paraben
8. Tokoferol
9. Aquadest ad 100 % = 100 – (0,44 + 1,76 +
0,44 +1,54 + 0,66 + 0,0044 + 0,0022 +
0,0022) g
= 100 – 4,8488
= 95,1512
% kelebihan
1. Asam Kojat = 0,4 g + 10% = 0,44 g
2. Asam Stearat = 1,6 g + 10% = 1,76 g
3. TEA = 0,4 g + 10% = 0,44 g
4. Propilenglikol = 1,4 g + 10% = 1,54 g
5. Cetyl Alkohol = 0,6 g + 10% = 0,66 g
6. Metil paraben = 0,004 g + 10% = 0,0044 g
7. Propil paraben = 0,002 g + 10% = 0,0022 g
8. Tokoferol = 0,002 g + 10% = 0,0022 g
III.1.5 Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan sesuai perhitungan bahan
3. Dilebur fase minyak (asam stearat, cetyl alkohol, propil paraben) sambil
dilakukan pengadukan dan dipertahankan suhunya sampai 70 oC
(Campuran 1)
4. Dipanaskan fase air (aquadest, metil paraben, propilenglikol) sambil di
lakukan pengadukan dan dipertahankan suhunya hingga 70 oC
(Campuran 2)
5. Ditambahkan fase minyak kedalam fase air sedikit demi sedikit sambil
dilakukan pengadukan hingga terbentuk krim
6. Ditambahkan zat aktif (asam kojat) yang sudah dilarutkan dengan
propilenglikol sedikit demi sedikit kedalam campuran krim, lalu aduk
hingga homogen
7. Ditambahkan alfa-tokoferol ke dalam campuran krim
8. Dilakukan evaluasi
9. Dimasukkan kedalam kemasan primer
10. Dimasukkan kedalam wadah sekunder
III.2 Evaluasi
1. Organoleptik
Dengan menggunakan panca indra melihat kesesuaian warna, bau
dan bentuk sedapat mungkin mendekati spesifikasi sediaan yang
telah ditentukan selama formulasi. Pemeriksaan pemerian obat jadi
dilakukan dengan metode sebagai berikut : ambil 1 pcs produk,
pindahkan seluruh isi kedalam wadah kaca (beker gelas), amati
warna, bau (aroma) dan konsistensi.
2. Pengukuran pH
Dengan menggunakan kertas pH universal tujuan untuk
mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Homogenitas
Dilihat pada kaca pembesar jika warna pada dasar krim menyebar
secara merata maka krim dikatakan homogen. Pemeriksaan
homogenitas obat jadi dilakukan dengan metode sebagai berikut :
ambil 0,5 g, simpan diatas plat kaca (objek gelas) tutup dengan deg
glass, amati bentuk sediaan.
4. Uji daya lekat
Ini dapat dilakukan dengan cara krim diletakkan pada suatu sisi
kaca objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk
mengikat beban, kemudian ditempatkan pada kaca objek lain beban
yang digunakan adalah 50 g kemudian diamati waktu yang dibutuhkan
beban tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.
5. Uji daya sebar
Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca tersebut
diletakkan 0,5 gram kemudian ditutup dengan kaca transparan baru
dibiarkan selama 1 menit untuk beberapa diameter daerah yang
terbentuk kemudian dilanjutkan dengan penambahan beban diatas
kaca tersebut, beban yang diberikan 50, 100, 200, dan 500 g dan
dihitung setiap beban yang diberikan. Pemeriksaan daya sebar
dilakukan dengan metode sebagai berikut : ambil 1 pcs produk,
sediaan sebanyak ±0,5 g letakkan pada plat kaca biarkan 1 menit, beri
beban tiap 1 menit 50 g hingga 250 g lalu diukur diameter sebar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1 Alur Produksi
Tahap Bahan Alat Parameter Hasil
Zat aktif dan bahan Penimbangan
Penimbangan Timbangan Sesuai
tambahan seksama
Dipanaskan
Pemanasan Fase air Hot plate pada suhu 75- Sesuai
80oC
Terbentuk
Fase air, fase Mortir dan
Pencampuran massa krim Homogen
minyak, Asam kojat Stamper
yang homogen
Baik,
Pengemasan Sediaan ruahan Pot cream terlindung Baik
cahaya
Seperangkat
alat untuk uji Sesuai
Sesuai
daya lekat persyaratan
Evaluasi Sediaan jadi persyaratan
dan daya sediaan
sediaan krim
sebar, kertas krim yang
yang baik
pH universal baik
1. Hasil Evaluasi
Tanggal Pengesahan : 18 desember 2019
Nama Produk
Nomor Registrasi : NA18190100003
Beauty®
Nomor Batch : J903001
Jenis Evaluasi Alat Bahan Kriteria Hasil
Berwarna
Berwarna putih, tidak putih, tidak
Uji Organoleptik Panca indra Sediaan krim berbau, konsistensi berbau,
semipadat konsistensi
semipadat
Seperangkat alat
Sediaan krim
Uji Daya Lekat uji daya lekat + > 4 detik 3 detik
1g
stopwatch
Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, 10-17, Gadjah Mada University Press:
Jogyakarta.
Hamzah Mochtar, Adhi Djuanda Siti Aisah, 2014, Anatomi Kulit dan Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
Rachmalia Izzatul, Mukhlishah, 2016, Daya Iritasi dan Sifat Fisik Sediaan
Salep Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzigium aromaticum) pada
Basis Hidrokarbon, Majalah Farmaseutik, Vol. 12 No. 1, Universitas
Ahmad Dahlan: Yogyakarta, pp: 372 – 376
Rowe R. C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation;
London
Sinko, Patrick J. (2006). Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, Edisi
5, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Tranggono, R.I., & Latifah, F.2007.Buku Pengantar limu Kosmetik.,
Jakarta: Gramnedia Pustaka Utarna, 6-8, 11-13, 30-3 1, 129.
Wibowo. S.A, Arif. B, Dwi. H. 2017, Formulasi dan Aktivitas Anti Jamur
Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum
Swartz) terhadap Candida albicans. J. Riset Sains dan Teknologi
(1)1.