PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mencetak generasi unggul di tengah persaingan global dapat
dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, bakat, dan minatnya. Setiap orangtua
tentu ingin anaknya kelak menjadi anak yang cerdas, unggul, aktif, dan
berbakti. Hal tersebut dapat terwujud jika pendidikan yang demikian
dilakukan sejak anak usia dini.
PAUD yang seharusnya menjadi tempat anak bermain dan belajar hal
hal baru lama-kelamaan semakin bergeser fungsinya yang awalnya
merupakan pendidikan nonformal menjadi pendidikan semiformal, yaitu
tempat anak belajar baca, tulis, hitung (calistung) sehingga pada jenjang
pendidikan dasar anak mampu calistung. Beberapa sekolah dasar bahkan
mewajibkan anak mampu calistung sebagai persyaratan untuk menjadi siswa
baru dari sekolah tersebut. Hal ini bertentangan dengan peraturan UU
Permendiknas no 58 tahun 2009 mengenai Standar Pendidikan Anak Usia
Dini dan dapat mengganggu psikologis anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Calistung
Calistung merupakan kependekan dari membaca, menulis, dan
menghitung. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).Menulis adalah membuat
huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb). Menghitung adalah
membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyakkan dsb). 2
Calistung memiliki dampak positif dan juga dampak negatif bagi anak
usia dini. Adapun dampak positif dari pengajaran calistung yaitu:
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pembelajaran Calistung dalam PAUD tidak dibenarkan dalam hukum.
Sesuai dengan pasal 66 PP No. 17 tahun 2010 menuliskan Program
pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam
konteks bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak
mulia;bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian;bermain
dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan
teknologi;bermain dalam rangka pembelajaran estetika; dan bermain dalam
rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Oleh: