Oleh :
RESA AULIA DAMAYANTI
NIM 102017034
penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Sel
Kanker adalah penyakit yang tidak menular namun dapat bertumbuh atau berubah yang
terjadi pada organ kita, sel yang tidak terkendali dan Sel abnormal tersebut untuk menyerang
jaringan biologis yang dapat menyerang dengan pertumbuhan langsung maupun menyebar ke
organ yang lain. Tapi pada kanker paru tidak dapat terkendali karena salah satu faktor resiko
paru-paru yang sering disebut dengan (efusi pleura). Efusi pleura merupakan akumulasi
cairan tidak normal di rongga pleura yang di akibatkan oleh transudasi dan eksudasi
Efusi pleura adalah kondisi dimana udara atau cairan berkumpul di rongga pleura
yang dapat menyebabkan paru kolaps atau mengempis sebagian atau seluruhnya
(smelzer&bare, 2017).
B. ANATOMI FISIOLOGI
Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh
darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum. Paru-paru adalah
organ yang terbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi
daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landau rongga
toraks, diatas diafragman. Paru-paru mempunyai permukaan dalam yang memuat tampak
paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi
1. Trachea
Disokong pleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang
panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus
utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat
2. Bronkus
Terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebar, merupakan kelanjutan dari trachea yang arahnya hampir vertical. Bronkus kiri
lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang
lebih tajam. Cabang utama bronchus segmentalis. Bronkus dan brobkiolus dilapisi oleh
sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang
berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi menuju laring.
3. Bronkiolus
kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara
pertukaran gas.
4. Alveoli
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, sel
alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alvioler tipe II sel-
sel yang aktif secara metabolic, mensekresi surfactant, suatu fosfilipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak tidak kolaps. Sel alveolar tipe III
adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagositosis yang besar yang memakan benda
5. Alveoulus
Struktur anatomi yang memiliki bentuk yang berongga. Terdapat pada petenkim
paru-paru, yang meruapakan ujung dari pernapasan, dimana kedua sisi merupakan
6. Paru-paru
Merupakan alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung
hawa, alveoli).
C. ETIOLOGI
Koes irianto (2015) menyatakan Penyebab faktor resiko pada kanker paru adalah
meroko. Asap rokok merupakan penyebab utama munculnya kanker paru karena diketahui
bahwa asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia sementara 50 jenis kandungan
didalamnya bersifat karsinogen dan beracun. Faktor resiko kanker paru adalah
1. Pria
Selain merokok juga ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena kanker
paru-paru.
1. Tidak ada asupan buah-buahan segar dan sayuran secara berkepanjangan dan makanan
kaya vitamin A.
Pleura Anoreksia
Hipoventilasi
Tanda dan gejala pada kanker paru-paru akan muncul saat perkembangan abnormal,
dari sejak awal perkembangan sampai ke stadium yang parah memerlukan waktu bertahun-
tahun. Bahkan ada yang tidak tampak adanya tanda dan gejala di bawah ini apabila di rasakan
sebaiknya langsung periksa ke dokter (1) batuk-batuk yang lama pada orang merokok (2)
kesulitan bernafas (napas pendek) (3) batuk mengeluarkan darah (4) sering mengalami infeksi
paru (pneunonia atau bronchitis) (5) adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung (6) suara
yang berubah dari biasanya (7) pergerakan dada berkurang dan terhambat bagian yang
mengalami efusi pleura (8) perkusi meredup di atas efusi pleura. (berta dan puspita, 2017)
F. TINDAKAN MEDIS
Wuryano, 2016 mengatakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien efusi pleura
adalah
a. WSD (water seal drainage) jika efusi menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri, dan
sesak nafas maka cairan efusi sebanyak 1-1,2 liter perlu dikeluarkan sesegera
mungkin untuk mencegah terjadinya edema paru, jika jumlah cairan efusi lebih
2. Terapi farmakologi
a. Antibiotik
b. Cefazolin digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri obat ini
c. Keterolak di indikasi untuk penatalaksaaan terhadap untuk nyeri akut sedang atau
berat.
G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan labolatorium
2. Foto toraks merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan kecurigaan
3. CT-Scan toraks dilakukan sebagai evaluasi lanjut pada pasien kanker paru, dan diperluas
4. Bronkoskopi adalah prosedur utama yang dapat menetapkan diagnosis kanker paru.
6. Biopsi jarum halus adalah metode utama mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan
sitologi.
pemeriksaan sitologi.
8. Tindakan biopsi pleura dapat dilakukan untuk mendapatkan spesimen pada pleura.
9. Jika hasil sitologi negatif, tetapi masih ada kecerigaan keganasan, maka penilaian ulang
H. DIET
Sumber protein hewani Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa atau
sperti keju dan eskrim santan kental
Sumber protein nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil olahanya, minyak atau kepala santan
seperti tahu, tempe kental
a. Data demografi/identitas
Status, Alamat.
b. Keluhan utama
efusi pleura didapat keluhan berupa sesak nafas, nyeri dada akibat iritasi pleura yang
bersifat tajam dan terlokalisir terutama pada saat batuk dan bernafas.
Pasien dengan efusi pleura biasanya akan diawali dengan tanda-tanda sesak
nafas, batuk, nyeri dada, berat badan menurun dan tanda lainnya. Dan juga perlu
tanyakan sejak kapan keluhan tersebut mulai timbul, apa tindakan yang telah di
TBC, pneumonia, gagal jantung, trauma, asites, dan sebagainya. Hal ini perlu
Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang dapat menyebabkan efusi pleura seperti Ca paru, asma, TB, paru, dan
lain-lain.
perubahan persepsi tetang kesehatan, yang bisa menimbulkan persepsi yang salah
Mengukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi, perlu
juga ditanyakankebiasaan makan dan minum sebelum dan setelah masuk rumah
sakit. Pasien dengan efusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat
3. Pola eliminasi
Dalam pola eliminasi perlu ditanyakan kebiasaan sebelum dan sesudah masuk
rumah sakit. Karena kebiasaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih
Karena adanya sesak nafas pasien akan mengalami kelemahan pada pasien saat
hospitalisasi juga dapat membuat pasien merasa kurang nyaman karena suasana
Kaji apakah kehidupan agama klien berubah atau tidak saat berada di rumah
sakit.
a. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien efusi pleura menurut
(SDKI,2017) adalah :
masuk sirkulasi.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan resiko masuknya patogenik di area selang atau
area luka.
HASIL PENELITIAN