Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.A DENGAN


NEGLECTED FRAKTUR OF RIGHT FEMUR DI RUANG KEMUNING 3
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Dosen Pembimbing:

Inggriane puspita dewi, M.kep

Oleh

RESA AULIA DAMAYANTI

102017034

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.A NEGLECTED
FRAKTUR OF RIGHT FEMUR DI RUANG KEMUNING 3 RSUP DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. A
Tanggal Lahir : 23 Oktober 1992 (26 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp.Pasir meong 04/04 desa.cililin kec.cililin
kab.bandung barat
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Status : Menikah
Nomor RM : 0001681209
Diagnosa Medis : NEGLECTED FRAKTUR OF RIGHT FEMUR
Tanggal Masuk RS : 02 Mei 2018
Tanggal Pengkajian :
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : laki - laki
Hubungan dengan Pasien : kakak
Alamat : Kp.pasir meong 04/04 desa.cililin kec.cililin
kab.bandung barat
Pendidikan : Smp
Agama : Islam
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien megeluh nyeri kaki disebelah kanan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Satu tahun sebelum masuk rumah sakit klien mengalami kecelakaan,
mendapat pengobatan alternatif namun pengobatannya tidak berhasil
pada tanggal 02 mei 2018 pasien mendapat ruangan masuk ke ruang
rawat inap kana pasien terpasang infus dan kateter karena akan di
lakukan pembedahan skeletal traksi. Setelah berada di ruangan, pasien
dilakukan perawatan luka dengan kompres NaCL 0,9% luas sekitar 35
cm.
Tanggal masuk 22 mei 2018 dilakukan pengkajian, pasien mengeleluh
nyeri, nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk, nyeri sekamin berat apabila
pasien bergerak, nyerinya hilang timbul, skala 4 (1-10).
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Satu tahun yang lalu, pasien memanjat pohon kelapa di dekat rumahnya.
Setelah berada diatas pohon, kaki pasien terpeleset dan terjatuh dengan
kaki kanan mendarat terlebih dahulu. Setelah itu pasien sulit
menggerakan kaki kanannya dan terasa nyeri, kemudian pasien diobati
dengan diurut didekat rumahnya, tetapi pengobatan itu tidak ada
kemajuan, semenjak saat itu pasien menggunakan tongkat untuk berjalan,
pasien tidak dibawa ke RS ataupun klinik hanya di urut di rumah. Setelah
hampir 1 tahun pasien dan keluarga meyadari kaki kanan pasien menjadi
pendek. Pada bulan April 2018 pasien dibawa ke RS Dustira, kemudian
di RS Dustira pasien hanya dilakukan rontgen, setelah itu pasien di rujuk
ke RSHS.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, maupun asma.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Kesehatan Umum
a. Penampilan umum : klien tampak lemas
b. Kesadaran : composmentis – GCS 15 (E4 M6 V5)
c. Tanda-tanda vital : TD = 110/80 mmHg HT = frekuensi 87x/menit,
amplitude 3 (penuh), irama regular RR = pola pernapasan normal,
frekuensi 20x/menit, irama regular S = 36,8℃
d. Status antropometri : BB = 51 kg TB = 160cm IMT = 51 : (1,6)=19,9
(normal)
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernapasan
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan, suatu napas vesikuler, RR: 20x/menit, PCH (-), tidak ada
penggunaan obat bantu pernafasan, pengembangan dada simetris, pada
saat diperkusi terdengar suara resonan.
b. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterus, tidak ada bunyi jantung
tambahan, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba hangat, tidak ada
sinosis, bunyi jantung lupdup, tidak ada suara tambahan, bunyi S1 lebih
halus dari S2, tidak ada murmur, CRT <3 detik.
c. Sistem pencernaan
Perut datar, asites (-), tidak ada mual, mukosa bibir kering, berwarna
merah muda, tidak ada kesulitan saat menelan, bising usus 8x/menit.
d. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada
pembengkakan pada hepar, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
e. Sistem perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada
nyeri tekan.
f. Sistem persyarafan
a. Nervus I (olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau minyak kayu putih
b. Nervus II (optikus)
Pasien mampu membaca tanpa menggunakan alat bantu.
c. Nervus III,VI (okulomotoris,trokhealis,abdusen)
Pasien berespon terhadap cahaya dengan penlight pada pupilnya pada
bola mata klien dapat digerakan kesegela arah dengan normal, respon
miosis normal saat diberi cahaya sedangkan respon nidriasis
(membesarnya pupil) normal saat tidak diberi cahaya.
d. Nervus V (trigeminus)
Mata pasien berkedip saat diberi pilihan kapas yang diusapkan pada
kelopak mata, klien juga merasakan kapas yang diusapkan pada
kelopak mata dengan mata tertutup.
e. Nervus VII (fasialis)
Pasien tidak memiliki tremor/kelumpuhan dimuka
f. Nervus VIII (auditorius)
Pasien dapat menjawab pertanyaan dari perawat, yaitu perawat
berbicara dengan suara dan intonasi yang jelas dan agak keras agar
dapat mendengarkan dengan baik.
g. Nervus IX,X (glosofaringeus, vagus)
Klien dapat merasakan masakan dengan baik, reflex menelan (+),
reflex muntah (+).
h. Nervus XI (asesorius)
Klien dapat menggerakan leher kekanan dan kekiri.
i. Nervus XII (hipoglossus)
Posisi lidah simetris dan dapat bergerak kesegala arah.
g. Sistem musculoskeletal
Ekstremitas atas : ekstremitas simetris, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan, terpasang infus RL 0.9%, kekuatan ekstremitas atas 5/5,
tidak ada deformitas, tidak ada kekuatan, tidak ada tremor, ROM aktif
kesegal arah, reflex bisep(+), reflex trisep (+), klien dapat membedakan
sensasi kasar, halus dan tajam, tidak terdapat nyeri tekan pada area
ekstremitas atas.
Ekstremitas bawah : ekstremitas tidak simetris, tidak dapat edema,
terdapat nyeri tekanan pada ekstremitas kanan bawah, tidak terdapat
pucat pada ekstremitas bawah, ROM pasif pada ekstremitas kanan
bawah, dan ROM aktif pada ekstremitas kiri bawah, kekuatan otot
ekstremitas bawah 1/5.
Pada saat pengkajian 5p (pain, pallor, pulselessness, paresthesia,
paralysis), terdapat nyeri lokal dibagian pembedahan femur, tidak
terdapat pucat dibagian distal, teraba denyut nadi dan CRT <3 detik pada
bagian distal, terasa kesemutan, tidak terdapat kelumpuhan pada tungkai
dan dapat digerakkan.
h. Sistem integgumen
Warna kulit pasien sawo matang dan mererata , turgor kulit baik , suhu
36,8℃ , kulit elastis terdapat luka pada ekstremitas bawah kaki kanan,
kulit rambut sedikit kotor. Tanda-tanda REEDA tidak terdapat
kemerahan, tidak terdapat edema, tidak terdapat memar atau kehitaman,
terdapat sedikit cairan di tabung traksi berwarna kemerahan, dan tidak
terdapat penyatuan jaringan.
D. Riwayat Psikososial
1. Status emosi
Emosi klien tampak setabil, di tandai dengan respons pasien sangat tenang
dan sesuai dengan keadaan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan dirinya tidak berdaya ketika melihat keadaan kakinya
sekarang, klien takut kakinya tidak bisa di sembuhkan.
b. Harga diri
Klien tidak merasa malu dengan keadaan penyakitnya
c. Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya.
d. Peran
Klien merupakan seorang ayah dari 2 anak, klien juga merupakan
seorang suami untuk istrinya. Di keluarganya klien adalah seorang kepala
keluarga.
3. Gaya komunikasi
Dalam berkomunikasi sehari-hari klien mengunakan bahasa sunda.
4. Pola interaksi
Hubungan klien dengan lingkungan sekitar baik, hubungan klien dengan
dokter, perawat, dan petugas, kesehatan lainnya baik, klien tampak
kooperatif.
5. Pola koping
Klien terlihat sabar dan tabah dengan penyakitnya, menurut klien apabila ada
masalah, klien selalu membicarakan dengan keluarganya.
6. Riwayat social
Hubungan klien dengan keluarga dan tetangga baik
7. Pengetahuan kesehatan
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga klien menanyakan penyakit klien
menurut penurunan keluarga, jika keluarga tidak mengetahui tindakan apa
yang akan selanjutnya dilakukan pada klien.
8. Riwayat spiritual
a. Konsep ibadah dirumah
Saat dirumah pasien mengatakan selalu beribadah sholat 5 waktu,
mengaji dan berdoa kepada allah SWT.
b. Konsep ibadah di RS
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan belum melaksanakan
praktik ibadah seperti sholat, karena keadaan pasien sedang sakit
c. Hubungan antar keyakinan spiritual dengan setatus kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sakitnya merupakan ujian dari allah SWT dan
sakitnya merupakan bentuk pelajaran agar selalu berhati-hati dalam
melalukan pekerjaan.
d. Konsep pasien tentang tuhan
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan bahwa allah SWT maha
adil dan maha pemberi kasih sayang kepada dirinya.
e. Makna hidup
Pasien mengatakan makna hidupnya adalah untuk beribadah kepada allah
SWT dan selalu berdoa kepadanya
f. Support sistem dan dukungan
Pasien mengatakan yang menjadi sumber dukungan bagi dirinya adalah
keluarga ayah,ibu,nenek,saudara, makna dukungan bagi pasien sangat
penting karna mampu memotipasi pasien untuk sembuh.
g. Sumber kekuatan atau harapan
Pasien mengatakan sumber kekuatan dan harapan pasien saat ini adalah
keluarga dan doa dari semua keluarga dan kerabatnya.
h. Dukungan komunitas
Pasien perlu di bimbing dalam berdoa dan beribadah selama dirawat di
RS.
E. Pola aktivitas sehari-hari

No Aktivitas sehari-hari Sebelum sakit Sesudah sakit


1 Nutrisi
a. Makan 3x/hari 3x/hari
Nasi,sayur- Nasi,sayur-
sayuran,lauk pauk, sayuran,lauk pauk,
1 porsi habis 1 porsi habis
b. Keluhan Tidak terdapat Tidak dapat keluhan
keluhan Air
c. Minuman Air putih,teh,kopi,susu
putih,teh,kopi,susu 5-6 gelas
6-7 gelas Tidak terdapat
Tidak terdapat keluhan
d. Keluhan keluhan
2 Eliminasi
a. BAB 1x/hari 1x/hari
b. BAK 3-4x/hari 3-4x/hari
Kuning jernih Kuning jernih
c. Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
3 Istirahat dan tidur
a. Malam 21.00-05.00 22.00-05.00
b. Siang 7-8 jam/hari 6-7 jam/hari
Jarang tidur siang Jarang tidur siang
c. Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
4 Kebiasaan diri
a. Mandi 2x/hari 1x/hari
b. Perawatan kuku 1minggu sekali Dipotong bila
panjang
c. Perawatan gigi 2x sehari 1x sehari
d. Perawatan rambut 3x sehari Belum keramas
e. Ketergantungan Mandiri Dibantu keluarga
dan perawat
5 Aktivitas Pasien dapat Pasien mengatakan
beraktivitas sehari- tidak dapat
hari melakukan aktivitas
karena nyeri dan
terpasang alat pada
ekstermitas
bawahnya
aktivitasnya harus
dibantu, pasien
tampak terbaring
ditempat tidur.

F. Data penunjang
a. Pemeriksaan X-RAY (tanggal 3 mei 2018)
Kesan :
Femur kanan AP/Lateral
- Displacement fraktur dengan pemendekan 1/3 tengah femur
kanan. Belum terlihat pembentukan kallus (mal-union)
- Tidak tampak osteomyelitis
G. Terapi
Nama obat Rute Pagi Siang Malam
Ceftriaxon 2x1 gr/IV 08.00 - 20.00
Ranitidine 2x50 mg/IV 08.00 - 20.00
Ketorolac 3x30mg/IV 08.00 14.00 20.00
Nacl 0,9% 150cc/24jam 20gtt/menit - -

H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Do : Trauma langsung Nyeri akut
Ds : ↓
• klien mengeluh nyeri kaki Jaringan tidak kuat/
disebelah kanan tidak dapat menahan
• nyeri terasa seperti kekuatan dari luar
ditusuk-tusuk ↓
• nyeri semakin berat Fraktur
apabila bergerak ↓
• nyeri hilang timbul Tindakan operatif
• skala nyeri 4 (1-10) ↓
Kerusakan jaringan-
jaringan lunak

Kerusakan jaringan
syaraf

Implus nyeri dibawa ke
otak

Nyeri
2 Do : Fraktur Gangguan mobilitas fisik
• terdapat luka pada ↓
ekstremitas bawah di kaki Perubahan letak
kanan. fregmen
• ekstremitas bawah kaki ↓
kanan tidak simetris. Kehilangan fungsi
• ROM pasif pada ↓
ekstremitas kanan bawah. Traksi
• kekuatan otot ekstremitas ↓
bawah 1/5 Keterbatasan gerak
Ds : ↓
• terdapat nyeri lokal Imobilisasi
dibagian pembedahan ↓
femur s Gangguan mobilitas
fisik
3 Do : Distress spiritual
Ds :
• klien mengatakan dirinya
tidak berdaya ketika
melihat keadaan kakinya
yang sekarang.
• klien takut kakinya tidak
bisa disembuhkan.
• klien mengatakan belum
melaksanakan Praktik
ibadah seperti sholat.
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Diagnosa Medis:
No. Medrek : Tidak terkaji

No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi karakterristik 1. Untuk mengetahui letak posisi
dengan agen cedera fisik 3x24 jam diharapkan keluhan rasa durasi frekuensi, kualitas, bentuk perasaan nyeri pasien
nyaman dan aman secara fisik, intensitas nyeri. seperti apa.
psikologis, spiritual, sosial meningkat. 2. Identifikasi skala nyeri. 2. Untuk mengetahui presepsi
Dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi factor yang nyeri pasien seperti apa.
- Rasa sakitnya menurun atau memperberat dan 3. Untuk mengetahui apa yang
(berkurang) memperingan nyeri. bisa meningkatkan nyeri
4. Berikan teknik non pasien atau yang memperberat
farmakologi untuk nyeri pasien.
mengurangi rasa nyeri. 4. Agar pasien tidak selalu
5. Pertimbangkan jenis dan menggunakan farmakologi
sumber nyeri dalam dalam mengatasi nyerinya
pemilihan strategi meredakan karena ada teknik seperti terapi
nyeri. music.
6. Kolaborasi pemberian 5. Untuk menyesuaikan dengan
analgetik. kondisi pasien seperti apa.
6. Untuk meredakan nyeri pasien
jika nyerinya sangat tidak
tertahankan.
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawaatan 1. Identifikasi adanya nyeri 1. Agar kita mengetahui adanya
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan gangguan mobilitas atau keluhan fisik lainnya. nyeri.
kerusakan intregritas fisik teratasi dengan kreteria hasil : 2. Monitor frekuensi jantung 2. Untuk mengetahui kondisi
struktur tulang - Klien mampu menggerak dan tekanan darah sebelum keadaan pasien, jika tidak
gerakan kaki kanan memulai mobilisasi. memungkinkan tidak akan
(meningkat) 3. Monitor kondisi umum dimulai untuk mobilisasi.
selama melakukan 3. Untuk mengetahui keadaan
mobilisasi. pasien jika sedang melakukan
4. Fasilitasi aktivitas mobolisasi mobilisasi pasien mengalami
dengan alat bantu. penurunan keadaan.
5. Libatkan keluarga untuk 4. Agar pasien lebih cepet untuk
membantu pasien dalam bisa berlatih.
meningkatkan pergerakan. 5. Agar pasien mendapat
6. Jelaskan tujuan dan prosedur dukungan dari keluarga.
mobilisasi. 6. Agar pasien tahu apa yang
7. Ajarkan mobilisasi sederhana akan dilakukannya.
yang harus dilakukan 7. Supaya pasien bisa
menggerakan dengan cara
yang sederhana.
3 Distress spiritual Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi pemahaman 1. Untuk mengetahui apakah
2x24 jam diharapkan distress teratasi proses penyakit. pasien tahu dengan
dengan kreteria hasil : 2. Gunakan pendekatan yang penyakitnya.
- Membaik tenang dan meyakinkan. 2. Agar pasien lebih bisa
3. Fasilitasi dalam memperoleh menjalankan tras.
informasi yang di butuhkan. 3. Agar pasien tahu informasi
4. Anjurkan penggunaan apakah yang dibutuhkan.
sumber spiritual 4. Supaya untuk pasien tetap ada
5. Anjurkan keluarga terlibat. di jalannya.
6. Motivasi untuk menetukan 5. Agar pasien merasa
harapan yang realistis. bersemangat karena ada
dukungan dari keluarga.
6. Agar pasien mendapatkan
motivasi yang baik.

Implementasi dan Evaluasi


Hari/tanggal Dx Pukul Implementasi Evaluasi Paraf
Selasa 1 08.00 - Observasi TTV : S : klien masih mengeluh sakit di Resa aulia
- Mengobservasi skala nyeri : kaki kanan
4 (1-10) O:
- mengidentifikasi adanya nyeri TD : 120/90mmHg
- Memberikan teknik relaksasi seperti HR : 85x//menit
narik napas dalam. RR : 18x/menit
- mengganti cairan infusan S : 36,5℃
- memberi obat Klien sedikit terlihat cemas
A : nyeri akut belum teratasi
P : lanjut intervensi
Selasa 2 09.00 - Observasi TTV : S : klien mengatakan masih sakit dan Resa aulia
- mengobservasi keadaan umum sulit untuk menggerak kaki kanan
- mengidentifikasi adanya nyeri nya
- memberi motivasi agar pasien mau O:
menggerakkan kakinya TD : 120/80mmHg
- memberi edukasi kepada keluarga HR : 83x/menit
agar pasien mau mobilisasi RR : 19x/menit
- mengajarkan pasien untuk miring Suhu : 36,2℃
kanan miring kiri Klien terlihat masih ragu untuk
menggerakan atau untuk mobilisasi
kaki kanan
A : Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P : lanjut intervensi

Selasa 3 10.00 - Observasi TTV : S: Resa aulia


- menanyakan keadaan umum -klien mengatakan dirinya tidak
- pendekatan dengan pasien agar berdaya melihat keadaan kakinya
menjadi tras yang sekarang
- pemberi pemahaman proses - klien mengatakan belum melakukan
penyakit ibadah sholat karena keadaannya
- memberikan pemahaman tentang sedang sakit
sholat tayamum O:
TD :120/90mmHg
HR :76x/menit
RR :19x/menit
Suhu :36,4℃
-Klien terlihat tenang
- klien tampak masih kesulitan untuk
melakukan tayamum
A : distress spiritual belum teratasi
P : lanjut intervensi

Anda mungkin juga menyukai