Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN EFUSI PLEURA

e.c CA PARU + WSD DI RUANG ….

RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

RESA AULIA DAMAYANTI

NIM 102017034

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

BANDUNG

2020
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Kuntaraf (2018) mengatakan, kanker adalah penyakit yang

disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam

tubuh. Pertumbuhan sel di sekitarnya.

Perbedaan sel normal adalah sel-sel ini memiliki kemampuan untuk

bereproduksi, berhenti bereproduski bila perlu, tetap di lokasi tertentu,

menjalani fungsi tertentu.

1. Reproduksi sel

Reproduksi sel yang diperlukan untuk menganti sel yang mati, rusak,

atau hancur. Sesel normal bereproduksi sepenuhnya dan terkendali,

melepaskan sel kelamin, semua sel berkembang biak dengan mitosis.

Sel kelamin mereproduksi melalui proses yang di sebut meiosis.

2. Komunikasi sel

Sel berkomunikasi dengan sel lain melalui sinyal kimia. Sinyal ini

membantu sel-sel normal untuk mengetahui kapan saja harus

bereproduksi dan kapan saja harus berhenti. Sinyal sel biasanya

dihantarkan ke sel melalui protein tertentu.

3. Adhesi sel

Sel memiliki molekul pada permukaannya yang memungkinkan

mareka menempel pada sel membran lainnya. Adhesi membantu sel


untuk berada di lokasi yang tepat serta membantu menghantarkan

sinyal antara sel-sel.

4. Spesialisasi sel

Sel-sel normal memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel

khusus. Sebagai contoh, sel dapat berkembang menajdi sel jantung, sel

otak, sel paru, atau sel lain.

5. Kematian sel

Sel-sel normal memiliki kemampuan untuk merusak diri sendiri.

Kemampuan membunuh diri sebagai apoptosis. Sisa sel lantas di

buang oleh sel darah putih.

Karakteristik sel kanker adalah sel-sel kanker memiliki karakteristik yang

berbeda dari sel normal.

1. Reproduksi sel

Sel-sel kanker yang dikenal memiliki kemampuan reproduksi tak

terkendali. Sel-sel ini mungkin memperbaiki mutasi gen atau mutasi

kromosom yang mempengaruhi sifat-sifat reproduksi sel. Sel-sel

kanker berkembang biak tak terkendali dan tak bertumbuh penuaan

biologis juga terus bertumbuh.

2. Komunikasi sel

Sel-sel kanker kehilangan kamampuan untuk berkomunikasi dengan

sel lain melalui sinyal kimia. Mereka juga kehilangan kepekaan

terhadap sinyal anti pertumbuhan sari sel-sel di sekitarnya yang

meningkatkan pertumbuhan sel.


3. Adhesi sel

Sel-sel kanker yang di lepaskan, adhesi yang membuat mereka

dilepaskan pada saat selisih. Beberapa jenis sel kanker memiliki

kemampuan untuk bermetastasis atau menyebar ke area lain melalui

darah atau cairan getah bening. Setelah keluar dalam aliran darah, sel-

sel melepaskan kimia yang disebut kemokin yang memungkinkan

mereka untuk melewwati pembuluh darah dalam jaringanlintas.

4. Spesialisasi sel

Sel-sel kanker tidak terspesialisasi dan tidak mampu berkembang

menjadi sel jenis tertentu. Serupa dengan sel induk, sel-sel kanker

berkembang biak atau mereplikasi berkali-kali dalam jangka waktu

lama. Penyebaran sel kanker berlangsung cepat dan mampu menyebar

ke seluruh tubuh.

5. Kematian sel

Ketika gen dalam sel normal rusak dan tidak bisa diperbaiki, DNA

khusus memperbaiki sinyal untuk memperbaiki kerusakan sel. Mutasi

yang terjadi pada pemeriksaan gen yang rusak pada sel kanker tidak

dibatalkan.
Purba (2015) mengatakan Ca paru atau sering disebut juga kanker

paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru-paru maupun yang

berasal dari paru-paru itu sendiri. Keganasan itu sendiri disebabkan oleh

kumpulan perubahan genetik pada sel saluran nafas. Sistem pernapasan

bagian bawah yang berasal dari mukosa percabangan bronkus. (Poltekes

Kemenkes Yogyakarta, 2019)

kanker paru menyebabkan penimbunan atau penumpukan cairan

disekitar rongga paru-paru yang sering disebut dengan (efusi pleura). Efusi

pleura merupakan akumulasi cairan tidak normal di rongga pleura yang di

akibatkan oleh transudasi dan eksudasi di permukaan pleura. (kahirani,

2018)

Anderson (2011) mengatakan, Efusi pleura adalah kondisi dimana

udara atau cairan berkumpul di rongga pleura yang dapat menyebabkan

paru kolaps atau mengempis sebagian atau seluruhnya dan suatu keadaan

terjadinya tambahan udara, cairan atau darah di dalam rongga pleura. Jika

adanya tambahan cairan menyebabkan tekanan udara pada jaringan paru,

sehingga pengembangan paru akan terganggu dan akan menyebabkan

sesak nafas. Sesak nafas dapat penyebabkan gangguan aktivitas pada

sehari-hari sehingga akan dilakukan tindakan dengan obat-obatan atau

pemasangan water seal drainage (WSD) untuk mengeluarkan udara,

darah, atau cairan di dalam rongga pleura. (Indonesia Journal Of Nursing

Research, 2019)
George & papagiannopoulos (2015) mengatakan, water seal

drainage (WSD) adalah tindakan medis untuk mengerluarkan udara atau

cairan yang ada di dalam rongga pleura. Pemasangan (WSD) akan

mengurangi keluhan sesak nafas dan ada resikonya, resiko terjadinya

infeksi untuk itu jika seseorang yang terpasang WSD harus latihan

pernafasan diafrag ma yang fungsinya untuk mempercepat pengembangan

paru sehingga nafas lebih efektif. (Indonesia Juornal Of Research, 2019)

B. ANATOMI FISIOLOGI

Gambar anatomi fisiologi pernafasan


Di rongga dada terdapat paru-paru, paru di bungkus oleh selaput

tipis yang bernama pleura, pleura terbagi menajdi dua yaitu pleura

viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput tipis yang

langsung membungkus paru-paru, dan pleura pariental adalah selaput yang

menempel pada rongga dada. Paru-paru dan dinding dada mempunyai

struktur elastis, dalam keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara

paru dan dinding dada sehingga paru-paru mudah bergeser pada dinding

dada karena memiliki struktur yang elastis. Fungsi paru-paru yaitu untuk

pertukaran gas antara darah dan atmosfer atau lapisan gas. Pertukaran gas

bertujuan untuk menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeluarkan

karbon di oksida. Oksigen dan karbo dioksida terus berubah sesuai dengan

aktivitas dan metabolisme seesorang, akan tetapi pernafasan harus tetap

dapat berjalan agar pemasukan kandungan oksigen dan karbo dioksida

bisa normal. (hedu, 2016)

C. ETIOLOGI

(irianto,2015) menyatakan, penyebab faktor resiko pada kanker

paru adalah meroko. Asap rokok merupakan penyebab utama munculnya

kanker paru karena diketahui bahwa asap rokok mengandung lebih dari

4000 zat kimia sementara 50 jenis kandungan didalamnya bersifat

karsinogen dan beracun. Faktor resiko kanker paru adalah :

1. Pria

2. berusia lebih dari 40 tahun


3. menggunakan tembakau untuk merokok

4. hidup dalam lingkungan asap tembakau.

Selain merokok juga ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko

terkena kanker paru-paru.

1. Tidak ada asupan buah-buahan segar dan sayuran secara

berkepanjangan dan makanan kaya vitamin A.

2. Asupan makanan yang di awetkan atau di panggang (berbekyu) secara

berkala.

3. Paparan terhadap uap hasil bakaran dupa secara berkepanjangan.

4. Ras atau faktor keturunan (lung cancer,2017)

Penyebab efusi pleura adalah

Infeksi :

1. Tuberculosis

2. Pneumonia

3. Abses paru

4. Perforasi esophagus

5. Abses subfrenik

Non-infeksi

1. Karsinoma paru

2. Karsinoma pleura primer atau sekunder


3. Karsinoma mediastinum

4. Tumor ovarium

5. Bendungan jantung gagal jatung

6. Gagal hati

7. Gagal ginjal

8. Hipotiroidisme

9. Kilotoraks

10. Emboli paru


D. PATOFISIOLOGI

Bahan karsinogenik Merokok, polusi industri Nyeri ansietas


mengendap kurang vitamin A,C defisiensi
pengetahuan

Perubahan epitel silia Karsinoma sel besar


dan mukosa/ulserasi Penyebaran neoplsatik
bronkus kemediastinum timbul
Kanker paru-paru karena pleuritik

Hiperolasi, metaplasi
Iritasi, ulserasi, pneumoni
Karsinoma sel
adenokarsinoma skuamosa,karsinoma
Himoptisis
bronkus menjadi
berkembang maka batuk
Mengandung mokus
timbul lebih sering
berlebih

Menyumbat jalan nafas Ketidak efektifan Ketidakefektifan


bersihan jalan nafas pola nafas
Sesak nafas
Anemis Gangguan pertukaran
Malas gas resiko syok Dipsnea ringan
makan/anoreksia hipovolemik
Kelelahan

Ketidak seimbangan Membesar/metastase Obstruksi bronkus


nutrisi kurang dari Intoleransi aktifitas
kebutuhan
Karsinoma sel bronchial alveolus
• Gagal jantung kiri Peradangan pleura
• Obstruksi vena cava superior
Permeabel membran Cairan protein dari
• Asietas pada sirosis getah bening masuk
kapiler meningkat
• Dialisis peritonial rongga pleura

• Obstruksi fraktur urinarius • Peningkatan tekanan kapiler,


sistemik/pulmonal Konsentrasi protein
cariran pleura
Terdapat jaringan nekrotik • Penurunan tekanan koloid meningkat
pada septa osmotik&pleura
• penurunan tekanan intra pleura Eksudat
Kongesti pada pembuluh
limfe
Gangguan tekanan kapiler
hidrostatik dan koloid
Reabsorsi cairan terganggu osmotik intrapleura

Transudat

Penumpukan cairan pada


Gangguan pertukaran
rongga pleura
gas

Ekspansi paru Penekanan pada abdomen Drainase

Sesak nafas
Anoreksia Resiko tinggi terhadap
tindakan drainase dada

Ketidakseimbangan nutrisi
Nyerii, resiko infeksi
kurang dari kebutuhan

Ketidakefektifan pola
Insufisiensi oksigenasi
nafas

Gangguan metabolisme
O2 Suplai 02 menurun

Energi berkurang Gangguan rasanyaman

Intolerasi aktivitas Defisit perawatan diri


E. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada kanker paru-paru akan muncul saat

perkembangan abnormal, dari sejak awal perkembangan sampai ke

stadium yang parah memerlukan waktu bertahun-tahun. Bahkan ada yang

tidak tampak adanya tanda dan gejala di bawah ini apabila di rasakan

sebaiknya langsung periksa ke dokter (1) batuk-batuk yang lama pada

orang merokok (2) kesulitan bernafas (napas pendek) (3) batuk

mengeluarkan darah (4) sering mengalami infeksi paru (pneunonia atau

bronchitis) (5) adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung (6) suara

yang berubah dari biasanya (7) pergerakan dada berkurang dan terhambat

bagian yang mengalami efusi pleura (8) perkusi meredup di atas efusi

pleura. (berta dan puspita, 2017)

Tanda dan gejala efusi pleura (1) sesak nafas (2) nyeri dada (3)

kesulitan bernafas (4) peningkatan suhu tubuh jika ada infeksi (5)

keletihan (6) batuk.

F. TINDAKAN MEDIS

Penatalaksanaan pada efusi pleura :

1. Tirah baring

2. Antibiotik

3. Pleurodesis

4. Thorakosentesis
Wuryano, 2016 mengatakan tindakan medis yang dilakukan pada

pasien efusi pleura adalah

1. Terapi non farmakologi

a. WSD (water seal drainage) jika efusi menimbulkan gejala subjektif

seperti nyeri, dan sesak nafas maka cairan efusi sebanyak 1-1,2

liter perlu dikeluarkan sesegera mungkin untuk mencegah

terjadinya edema paru, jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka

pengeluaran cairan berikutnya dilakukan 1 jam kemudian.

b. Irigasi cairan gam fisiologis atau larutan antiseptik.

c. pleurodosis untuk mencegah terjadinya efusi setelah insfirasi.

2. Terapi farmakologi

a. Antibiotik

b. Cefazolin digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi

bakteri obat ini digunakan sebelum atau setelah operasi agar tidak

infeksi.

c. Keterolak di indikasi untuk penatalaksaaan terhadap untuk nyeri

akut sedang atau berat.

G. PROSEDUR DIAGNOSTIK

Data penunjang pada kanker paru :

1. Pemeriksaan labolatorium

2. Foto toraks merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan

kecurigaan terkena kanker paru.


3. CT-Scan toraks dilakukan sebagai evaluasi lanjut pada pasien kanker

paru, dan diperluas hingga kelenjar adrenal untuk menilai

kemungkinan metastasis.

4. Bronkoskopi adalah prosedur utama yang dapat menetapkan diagnosis

kanker paru.

5. Spesimen untuk menghasilkan pemeriksaan sitologi dan histologi

didapat terutama melalui biopsi bronkus.

6. Biopsi jarum halus adalah metode utama mendapatkan spesimen untuk

pemeriksaan sitologi.

7. Pemeriksaan transthoracal biopsi dapat dilakukan untuk mendapatkan

spesimen untuk pemeriksaan sitologi.

8. Tindakan biopsi pleura dapat dilakukan untuk mendapatkan spesimen

pada pleura.

9. Jika hasil sitologi negatif, tetapi masih ada kecerigaan keganasan,

maka penilaian ulang atau CT-Scan toraks dianjurkan (kemenkes)

Data penunjang efusi pleura :

1. Pemeriksaan radiologik (rontgen dada)

2. Biopsi pleura

3. Laboratorium

H. DIET

Golongan bahan Dianjurkan Tidak di anjurkan


makanan
Sumber karbohidrat Nasi, roti, mie, macaroni,
dan hasil olah tepung-
tepungan lain, seperti,
cake, tarcis, pudding,
dodol, dan ubi,
karbohidrat sederhana
seperti gula pasir
Sumber protein hewani Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan
telur, susu, dan hasil olah banyak minyak atau
sperti keju dan eskrim kelapa atau santan
kental
Sumber protein nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan
kacangan dan hasil banyak minyak atau
olahanya, seperti tahu, kepala santan kental
tempe
Sayuran Semua jenis sayuran,
terutama jenis B, seperti
bayam, buncis, daun
singkong, kacang panjang,
labu siam, dan wortel di
kukus,rebus,tumis
Buah-buahan Semua jenis buah segar,
buah kaleng, buah kering
dan jus buah
Lemak dan minyak Minyak goreng,mentega, Santan kental
margarin, santan encer
Minuman Sop drink, madu, sirup, Minuman rendah
the, kopi encer energi
Bumbu Bumbu tidak tajam, Bumbu yang tajam
seperti bawang merah, seperti cabe dan merica
bawang putuh, salam dan
kecap

I. DATA FOKUS PENGKAJIAN SESUAI TEORI

Asuhan keperawatan pada pada klien yang terpasang water sealed drainage

(WSD).

1. Prinsip fisiologis

a. Anatomi dada
Dada terdiri atas tiga komponen, yaitu mediastinum, rongga pleural

kanan, dan rongga pleural kiri, tiap rongga pleural dilapisi oleh

membran tipis yang disebut pleural pariental. Membran yang

mengelilingi paru-paru disebut pleural viseral. Lapisan yang tipis

berupa cairan dengan volume 5ml, berfungsi sebagai pelumas

antara pleural viseral dan parientall, yang memungkinkan cairan itu

bergerak dengan halus setiap kali bernafas. Oleh karena kedua

lapisan pleural saling bersentuhan, area pleural menjadi area

“potensial”. Bila area antara membran ini menjadi area “aktual”,

paru-paru akan kolaps.

b. Tekanan pleural

Paru di sokong dalam rongga dada oleh tekanan pleural negatif.

Tekanan negatif dibuat oleh dua kekuatan yang berlawanan.

Pertama kecenderungan dinding dada untuk mengembang ke depan

dan kebelakang. Kedua kecenderungan jaringan alveolar untuk

berkontraksi dengan elastis.

c. Efek pernafasan pada tekanan intrapleural

Semua gas-gas bergerak dari area dengan tekanan lebih tinggi ke

tekanan lebih rendah. Selama inspirasi, rongga dada membesar

karena kontraksi diafragma. Keadaan ini akan meningkatkan area

paru dan menyebabkan tekanan atmosfer yang relatif tinggi akan

bergerak ke area tekanan renadah di paru.

2. Gambaran peralatan
a. Selang dada multipenetrasi adalah selang transparan pasien dapat

di pasang pasang lebih dari satu selang pada lokasi yang berbeda

tergantung pada tujuan selang. Selang yang lebih besar (20-30

french) digunakan untuk mengalirkan darah atau drainase

pleuralyang kental selang yang lebih kecil (16-20 french)

digunakan untuk pembutan udara.

b. Sisten dranase

Selang dada bekerja sebagai drain untuk dan cairan. Agar tekanan

intraural menjadi negarif, sebuah segel diperlukan pada selang

dada untuk mencegah udara luar masuk ke sistem. Cara paling

sederhana untuk melakukan ini, yaitu dengan menggunakan

drainase.

1. Sistem satu botol

Merupakan sistem drainase dada yang paling sederhana. Sistem

ini terdiri atas satu botol dengan penutup segel. Penutup

mempunyai dua lubang. Satu untuk ventilasi udara dan yang

lainnya kemungkinan selang masuk sampai hampir dasar botol.

Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang yang

kaku terendam 2cm. ini membuat segel air dengan menutup

sistem bagian luar terhadap udara. Permukaan cairan lebih

tinggi dari 2 cm akan membuat kesulitan bernafas karena

pasien mempunyai kolom cairan lebih panjang untuk bergerak


saat bernafas. Tekanan lebih kemudian perlu dilakukan untuk

mengendalikan drainase keluar dari segel air.

Tinggi cairan pada segel cairan meningkatkan selama

pernafasan. Selama inspirasi, tekanan pleural menjadi lebih

negatif, menyebabkan permukaan cairan pada selang

meningkat. Selama ekspirasi, tekanan pleural menjadi lebih

positif, menyebabkan permukaan cairan menurun.

Bila pasien bernafas dengan ventilasi mekanik, yang akan

terjadi adalah sebaliknya. Gelembung udara harus terlihat

hanya dalam ruang segel di bawah air selama ekspirasi dimana

udara dan cairan mengalir dari rongga pleural. Gelembung

yang konstan 2. menunjukan kebocoran udara pada sistem atau

fisula.

2. Sistem dua botol

Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai wadah

penampung, dan yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada

sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada segel botol

dalam air dengan menghubungkan ke ventilasi udara.

3. Sistem tiga botol

Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan

dua botol. Cara ini merupakan yang paling aman untuk

mengatur jumlah penghisapan. Botol ketiga disusun mirip

dengan botol segel dalam air pada sistem ini yang penting
kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga harus cukup

untuk menciptakan putaran lembut gelembung dalam botol.

Keuntungan dan kerugian sistem drainase

Sistem Keuntungan Kerugian


Satu botol 1. Penyusunan 1. Saat drainase dada

sederhana. mengisi botol, lebih

2. Mudah untuk pasien banyak kekuatan

yang dapat berjalan. diperlukan untuk

memungkinkan

udara dan cairan

pleura keluar dari

dada masuk ke

botol.

2. Campuran darah

drainase dan udara

menimbulkan

campuran busa

dalam botol yang

membatasi garis

pengukuran

drainase.

3. Agar terjadi aliran,

tekanan pleura harus

lebih tinggi dari


tekanan botol.
Dua botol 1. Mempertahankan 1. Menambah dead

water seal dalam space pada sistem

tingkat konstan. drainase yang

2. Memungkinkan berpotensi untuk

observasi dan masuk ke dalam area

pengurangan pleura.

drainase yang 2. Untuk terjadinya

lebih banyak. aliran, tekanan

pelura harus lebih

tinggi dari tekanan

botol.

3. Mempunyai batas

kelebihan kapasitas

aliran udara pada

adanya kebocoran

pleura.
Tiga botol 1. Sistem paling 1. Lebih kompleks,

aman untuk lebih banyak

mengatur kesempatan untuk

pengisapan. terjadi kesalahan

dalam perakitan dan

pemeliharaan.

Indikasi pemasangan selang dada

a. Hemotorak.

b. Pneumotorak.
c. Fisula bronkopleural.

d. Efusi pleura.

Indikasi pengangkatan selang dada

a. Satu hari setelah berhentinya kebocoran udara.

b. Drainase <50-100cc cairan perhari.

c. 1-3 hari pascaoperasi jantung.

d. 2-6 hari pascaoperasi torak.

e. Obliterasi rongga empiema.

f. Drainase serosanguinosa (keluarnya cairan serous) dari

sekitar sisi pemasangan selang dada.

Penatalaksanaan

1. Memberi posisi

Posisikan semifowler. Sangat berguna untuk meningkatkan

evakuasi udara dan cairan. Ubah posisi pasien setiap dua

jam. Perlihatkan pada pasien cara menyokong dinding dada

dekat sisi pemasangan selang dada.

2. Memantau drainase

Perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah drainase.

Gunakan pulpen untuk menandai tingkat sistem drainase

pada akhir tugas jaga. Waspada terhadap perubahan tiba-

tiba pada jumlah drainase. Peningkatan tiba-tiba

menunjukan perdarahan atau adanya pembukaan kembali


obstruksi selang. Penurunan tiba-tiba menunjukan obstruksi

selang atau kegagalan selang dada atau sistem drainase.

Untuk mengembalikan kepatenan selang dada, tindakan

keperawatan yang di anjurkan :

a. Upaya untuk mengurangi obstruksi dengan pengubahan

posisi pasien.

b. Bila bekuan dapat dilihat, regangkan selang antara dada

dan unit drainase serta tinggikan selang untuk

meningkatkan efek gravitasi.

c. Lakukan stripping dan milking untuk melepaskan

secara perlahan bekuan ke arah wadah drainase.

d. Bila selang dada tetap tersumbat, pembongkaran selang

dada dianjurkan. Pembongkaran selang dada tanpa

mengevaluasi situasi pasien sangat berisko.

J. RENCANA KEPERAWATAN DAN MEYERTAKAN HASIL SESUAI

TEORI BERBASIS HASIL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai