Tesis PDF
Tesis PDF
TESIS
Oleh
~~ : 04 1224353021
Tim Penguji
Ketua Panitera
~
ri!t'U;c' 'S _
~~~~~~;.;~;;;~;;;~- Prof. Ir. Riyanarto Sarno, E.• '\lISe., Ph .D.
Anggota,
Dr. rer.pol. Debby Ratna Daniel, Ak. Dr. Indrianawati Usman, MS.
EVALUASI SIST ~M PENGENDALIAN INTERNAL MENGGUNAKAN
Pembimbing utama,
Prof. Jr. RiyaDarto Sarno, SE., MSc., Ph.D.. Tanggal: ~9 - Q.~ 2. Ocr;
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Magister Man~emen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
PERNYATAAN.................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................. xiii
ABSTRAK............................................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 8
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................... 9
vii
BAB 4 GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN............................... 37
4.1. Sejarah Singkat Koperasi Karyawan Gatra V.......................... 37
4.2. Tujuan Pendirian Koperasi....................................................... 38
4.3. Struktur Organisasi................................................................... 38
4.4. Kegiatan Bisnis Koperasi Gatra V........................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
AD : Anggaran Dasar
AICPA : American Institute Certified of Public Accountans
AMS : Audit Monitoring System
ART : Anggaran Rumah Tangga
COSO : Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission
ERM : Entreprise Risk Management
IAI : Ikatan Akuntansi Indonesia
KRP : Kendaraan Ringan Penumpang
MOR : Marketing Operation Region
RAT : Rapat Anggota Tahunan
SHU : Sisa Hasil Usaha
SKP : Surat Ketetapan Pinjaman
SOX : Sarbanes-Oxley
SPBU : Stasiun Pengusian Bahan bakar Umum
TI : Teknologi Informasi
xiii
Evaluation Of Internal Control System Using COSO Approach
Case Study Koperasi Warga Patra V
ABSTRAK
Keywords: internal control, COSO, Fraud, savings and loan cycle, special audit.
xiv
Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Menggunakan Pendekatan COSO
Studi Kasus Koperasi Warga Patra V
ABSTRAK
Kata kunci : Pengendalian Internal, COSO, Fraud, Siklus simpan pinjam, spesial
audit.
xv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini berlaku secara general untuk
pengendalian internal dirasa sangat perlu ketika manusia belajar dari peristiwa
bahwa pengendalian internal adalah upaya preventif yang harus terus dievaluasi
kerangka kerja ini adalah COSO Framework yang diterbitkan tahun 1992 oleh
Oxley (SOX) Act section 404 yang menyatakan bahwa manajemen bertanggung
jawab untuk struktur pengendalian internal yang memadai, dan penilaian oleh
kajian ini akan diberikan bukti langsung mengenai kasus kelemahan pengendalian
internal dan menilai langkah perbaikan yang telah ditempuh dalam rangka menilai
yang digunakan adalah kasus Koperasi Warga Patra V (Gatra V) tahun 2014.
Koperasi Gatra V adalah salah satu entitas bisnis yang berorientasi laba yang
anggota setiap tahun dalam forum Rapat Anggota Tahunan (RAT). Pengalaman
pahit yang dialami Koperasi Gatra V membuat pengurus koperasi sadar bahwa
untuk menjamin kinerja koperasi yang bersih dan terpercaya, Koperasi Gatra V
perlu mengacu kepada standar yang berlaku umum yaitu Sarbanes - Oxley (SOX )
membagikan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama 3 tahun. Seharusnya RAT sebagai
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi Gatra V,
dan SHU sebagai hasil dari bisnis koperasi dibagikan setiap tahun atau dihitung
Region (MOR) V. Dalam rapat tersebut diputuskan untuk melakukan audit atas
laporan keuangan koperasi dengan tujuan apakah dana yang terkumpul dari
laporan hasil audit diperoleh beberapa isu yang merupakan red flag adanya
1. Pembagian SHU
Pada penghujung tahun 2014, dengan aktivitas bisnis yang relatif sama, SHU
Tahun
Sejak tahun 2011 Koperasi Gatra V mengakui adanya SHU dalam laporan
pertama kalinya sejak tahun itu, Koperasi Gatra V membagikan SHU kepada
koperasi yang notabene bukan anggota menerima jumlah SHU lebih besar
berhak menerima SHU. Proporsi pembagian SHU Tahun 2014 dalam Tabel
karena diakui beserta bunga yang belum berjalan. Pada aktivitas pemberian
anggota dan kepada anggota hanya sebesar Rp.900.000.000,-. Hal ini tidak
koperasi dan terdapat penyaluran dana kepada anggota tanpa Surat Ketetapan
Grafik 1.2 Realisasi Penyaluran Pinjaman dan Aging Piutang Tahun 2014
1,500
1000
1,000
500 500
0 -
anggota non anggota Lancar Tidak lancar >3
Penyaluran Pinjaman dalam juta Rp Piutang dalam Juta Rp tahun
Laporan keuangan per 31 Desember 2013 dari total piutang kepada anggota
tahun. Piutang lancar hanya sebesar 35% dari total piutang senilai
piutang lancar dapat dilihat pada Grafik 1.2.. Fakta lain yang ditemukan pada
saat audit adalah adanya pernyataan tertulis dari seorang pekerja koperasi,
2. Perbaikan siklus pencatatan dan pelaporan SHU serta siklus simpan pinjam.
pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antara fungsi eksekutor,
Aksi lanjut rekomendasi audit tersebut telah dijalankan selama satu tahun
secara bertahap mulai bulan April 2014 hingga saat ini. Aksi lanjut ini adalah
upaya pengurus dalam memenuhi ketentuan Sarbanes - Oxley ( SOX ) Act section
ketentuan Sarbanes - Oxley ( SOX ) Act section 404 mengenai kewajiban menilai
rekomendasi audit untuk mengetahui bahwa praktek yang dijalankan masih dalam
koridornya dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Penelitian ini dibuat untuk
proses bisnis koperasi, terutama dalam siklus simpan pinjam dan pembagian
SHU.
Koperasi Gatra V.
9
Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
2014-2017.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
evaluasi internal kontrol adalah penelitian yang disponsori dan dipublikasi oleh
perusahaan publik Amerika yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1987 – 1997,
penelitian dilakukan oleh Mark S. Beasley dkk. Penelitian kedua pada tahun 2010
dengan sampel kasus Fraudulent Financial Reporting yang terjadi dalam periode
tahun 1998 – 2007 dilakukan oleh tim yang sama. Kedua penelitian tersebut
kerja dan pedoman untuk Entreprise Risk Management (ERM), internal control
dengan COSO Frameworks yang lebih spesifik dalam kaitannya dengan ERM,
internal control, dan fraud. Penelitian terkait ERM antara lain studi mengenai
faktor bias dalam mengelola ERM (Baumann, 2012) ; dan studi aplikatif pada
(Persero) Tbk (Sari, 2010). Penelitian yang mengambil spesifiksi fraud umumnya
11
menganalisa fraud trianggle dan faktor yang mempengaruhi fraud (Rosita, 2014),
Peranan internal audit dalam meminimalisasi fraud (Legawa, 2015) dan deteksi
indikasi fraud (Putra, 2015). Sementara studi yang berfokus pada sisi internal
Danescu dan Dogar (2012) melakukan penelitian pada European Social Fund
Kobat (2014) melakukan penelitian yang sama atas siklus yang berbeda, yaitu
Pacific Viscose. Studi ini menggunakan internal control questionare dan analisa
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus PT Imanuel Agape tahun 2014.
pengendalian.
siklus penggajian dan kepegawaian untuk menentukan risiko fraud dengan studi
berupa studi kasus kualitatif deskriptif dan juga mengukur tingkat efektivitas
dengan menggunakan prinsip COSO, bedanya dalam penelitian ini tidak berhenti
“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi”.
yang berisi sekumpulan orang atau badan hukum yang bekerja bersama-sama
adalah :
berbunga rendah. Koperasi simpan pinjam tidak saja harus memberi pinjaman
dengan tingkat bunga yang rendah, tetapi ia harus memberikan pinjaman kepada
sebagai berikut:
“Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya
dana tersebut kepada anggota dalam bentuk pinjaman, dan menarik keuntungan
berupa bunga yang pada akhirnya akan diakumulasikan dan dikembalikan kepada
Sistem Informasi Akuntansi memiliki beberpa sub sistem yang berupa siklus-
yang sama dengan perusahaan lain pada umumnya. Dalam sebuah usaha simpan
pinjam terdapat dua siklus utama yaitu, funding adalah kegiatan mengumpulkan
dana dari anggota yang kelebihan dana (dalam bentuk simpanan) dan lending
yaitu menyalurkan dana bagi anggota yang membutuhkan dana (dalam bentuk
sebagai insentif kepada anggota yang telah melakukan funding dan lending.
kegiatan pelaporan dan pencatatan mulai dari terjadinya transaksi hingga laporan
proses yang berurutan dari kejadian transaksi hingga pelaporan. Oleh karena itu
dijabarkan sebagai rangkaian proses yang berurutan mulai dari terjadinya aktivitas
ada tiga hal penting yang didefinisikan dengan jelas yaitu fungsi yang terkait,
dokumen yang digunakan, dan catatan yang dibuat. Gambaran siklus simpan
pinjam dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana terdapat minimal fungsi yang
dibuat yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang terpisah sehingga
dan disetujui.
16
manajemen.
2. Bukti bank, dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti adanya pengeluaran dan
pelunasan.
Adapun catatan yang digunakan dalam system akuntansi simpan pinjam adalah :
simpan pinjam.
tertentu.
3. Kartu Piutang, digunakan untuk mencatat detail piutang dan pelunasan per
pelanggan.
4. Kartu Simpanan, digunakan untuk mencatat detail simpanan dan penarikan per
pelanggan.
aplikasi yang dikirim dari Fungsi Layanan, kemudian membuat bukti bank
sebagai bukti bahwa transfer dana telah dieksekusi. Bukti aplikasi dan bukti
3. Fungsi Akuntansi mencatat jurnal harian berdasarkan bukti aplikasi dan bukti
bank yang diterima dan memperbarui catatan dalam kartu piutang dan kartu
simpanan. Catatan tersebut diolah ke dalam jurnal umum yang akan menjadi
sebelumnya, pada tahun 2014 anggota menuntut audit pada Koperasi Gatra V.
Kedua definisi tersebut menyatakan bahwa audit adalah kegiatan evaluasi atas
suatu informasi atau laporan, namun Arens (2010) lebih mengedepankan sisi
ketaatan pada kriteria atau compliance, sementara Whittington (2012) fokus untuk
dirumuskan kembali bahwa audit adalah kegiatan evaluasi dan pengujian yang
dengan tujuan untuk memberikan tingkat keyakinan tertentu (tidak mutlak) bahwa
laporan keuangan telah disajikan dengan cukup untuk memenuhi kriteria atau
Ditinjau dari cakupannya, menurut Agoes (2012) audit dibedakan menjadi dua
yaitu :
Adalah audit secara umum terhadap laporan keuangan yang dilakukan oleh
Adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak yang independen yang
anggota tahun 2014 termasuk dalam special audit, yaitu untuk tujuan tertentu
melakukan pemeriksaan atas siklus simpan pinjam hingga pembagian SHU untuk
19
Dengan kata lain pengendalian internal adalah proses, yang dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajemen dan personel lain dalam perusahaan, yang dirancang
operasional yang efisien dan ketaatan pada peraturan yang berlaku. Hanya saja
definisi dari berbagai pihak, maka dapat kita rangkumkan bahwa tujuan
4. Pengamanan aset.
Dalam suatu sistem pengendalian internal yang efektif menurut COSO (2013),
harus memenuhi lima komponen utama yang saling berkaitan, Lima komponen
dilaksanakan di seluruh aktivitas dan level dalam organisasi, mulai dari yang
Gambar 2.2
*Sumber : The 2013 COSO Framework & SOX Compliance, McNally, 2013.
prinsip tersebut hanya dijelaskan secara implisit. Tujuh belas prinsip tersebut
Komponen Prinsip
Lingkungan 1 Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etis
Pengendalian Independensi direksi terhadap manajemen dalam menjalankan
2 tugas
Membuat struktur, garis pelaporan, otorisasi dan
3 pertanggungjawaban
4 Komitmen pada kompetensi
5 Mengembangkan akuntabilitas
Penilaian 6 Menetapkan tujuan dengan jelas
Risiko Identifikasi dan analisa risiko yang mempengaruhi pencapaian
7 tujuan
8 Menilai potensi risiko fraud
9 Mengidentifikasi dan menganalisa perubahan yang signifikan
Aktivitas 10 Menetapkan dan mengembangkan aktivitas pengendalian
Pengendalian Menetapkan dan mengembangkan aktivitas pengendalian
11 umum atas teknologi
12 Menerapkan pengendalian melalui kebijakan dan prosedur
Informasi Memperoleh, menghasilkan dan menggunakan informasi
dan 13 berkualitas dan relevan
Komunikasi 14 Mengkomunikasikan secara internal
15 Mengkomunikasikan secara eksternal
Pemantauan 16 Melaksanakan evaluasi berkala dan berkesinambungan
17 Mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan defisiensi
*Sumber : The 2013 COSO Framework & SOX Compliance, McNally, 2013.
sebuah organisasi, setiap orang menjadi bagian dan memiliki tanggung jawab
1. Manajemen
3. Auditor internal
4. Seluruh karyawan
5. Auditor indepanden
ada kemungkinan bahwa sistem pengendalian yang dibangun tidak berjalan sesuai
harapan akibat adanya beberapa keterbatasan yang melekat pada sistem tersebut.
berikut :
Dengan kata lain COSO membatasi bahwa pengendalian internal tidak dapat
pengendalian tidak dapat melindungi perusahaan dari masalah yang timbul akibat
memberikan keyakinan sampai tingkat tertentu, bahwa semua resiko tersebut telah
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
COSO sebagai alat analisa. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan sebagai
berikut :
dalam hal ini berupa pencapaian yang telah dilakukan oleh sebuah
3. Studi kasus digunakan mengingat obyek yang diteliti hanya satu, yaitu
peristiwa spesifik yang terjadi dalam perusahaan sehingga fokus pada satu
sedang terjadi.
27
digunakan oleh audit pada tahun 2014. Selain itu pendekatan ini
internasional.
Ada lima komponen penting yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah
(jika ada), unit analisis, logika yang mengaitkan data dengan proposisi, dan kriteria
penelitian, baik dalam kegiatan mengumpulkan data dan informasi maupun pada
agar informasi dan data yang diperoleh serelevan mungkin dan berhubungan
(2013), penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan single case study
karena hanya menggunakan satu unit analisis. Unit analisis dalam penelitian ini
proposisi dianalisa dengan menggunakan data-data yang relevan. Pada Tabel 3.1.
Logika Hubungan Data dan Proposisi dijelaskan mengenai keterkaitan antara data
prinsip pengendalian COSO dengan detail sesuai yang tertera dalam Tabel 2.2
diawal.
Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder, adapun data
rumah tangga, bagan proses bisnis, laporan keuangan, notulen rapat, surat dan
2. Archival records, berupa data hasil audit tahun 2014 beserta langkah tindak
1. Survey Pendahuluan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, bagan proses bisnis, laporan
keuangan, notulen rapat, surat atau memo dan laporan hasil audit beserta
2. Wawancara terstruktur
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
pengendalian COSO dalam bentuk check list yang dikembangkan oleh Ernst
& Young pada tahun 2014. Adapun responden pada wawancara ini adalah
akuntansi, dan bagian umum. Dalam tahap ini wawancara ini tidak dilakukan
32
terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Pertanyaan dalam
dengan triangulasi dan analisa prioritas. Hasil wawancara tahap pertama yang
pertama yang tidak masuk prioritas dalam wawancara kedua, ditandai sebagai
area yang memerlukan perbaikan moderat, dan hasil wawancara kedua yang
positif ditandai sebagai area yang memerlukan perbaikan minor atau sudah
33
sesuai. Hasil akhir wawancara kedua juga akan dibandingkan dengan hasil
Ada beberapa teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yang
1. Reduksi Data
dan kedua. Data yang diperoleh dari wawancara dicatat secara teliti dan rinci.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
2. Penyajian Data
Dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, kertas kerja dan sejenisnya.
Penyajian data akan lebih difokuskan untuk evaluasi kondisi yang dinilai
dipahami.
3. Verifikasi Data
4. Triangulasi
bias pada saat melakukan analisa, penulis akan melakukan wawancara dengan
diteliti.
BAB 4
dan melakukan jasa pemasaran. Pada tahu 1997, Koperasi Gatra V melakukan
kesejahteraan anggotanya.
Awal mula didirikan, koperasi memiliki anggota sebanyak 150 orang dan
sampai Desember 2014 anggota koperasi telah berkembang menjadi 435 orang
usaha koperasi meliputi usaha simpan pinjam, penjualan pelumas, toko, foto copy,
jasa konsultasi konstruksi Stasiun Pengusian Bahan bakar Umum (SPBU), serta
usaha pengadaan dan jasa lain yang sifatnya jangka pendek atau temporer. Namun
38
usaha tunggal pada tahun 2014 dan adanya saran dari audit untuk memangkas
menjadi usaha simpan pinjam saja. Usaha tersebut tetap berlangsung hingga saat
anggotanya, oleh karena itu aktivitas bisnis utamanya adalah kegiatan simpan
yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas.
Pengurus ini dipilih dalam RAT dan mempunyai masa jabatan selama 3 tahun.
beberapa pekerja yang bukan anggota koperasi untuk menjalankan bisnis koperasi
Pengawas II : Kriswatiningsih
Pembina:
Pimpinan Unit
Ketua I
Wakil Ketua
Pengawas I
Pengawas II
Bendahara I Sekretaris I
Bendahara II Sekretaris II
Manager
Administrasi Akuntansi
Full
Timer
usaha simpan pinjan. Dalam rangka memperbesar jangkauan bisnis dan skala
PT Usaha Patra Lima Jaya, kedua anak perusahaan ini bergerak dalam aktivitas
bisnis koperasi hanya bergerak di usaha yang terkait dengan simpan pinjam saja.
Adapun kegiatan usaha lainnya diluar usaha simpan pinjam dilakukan oleh anak
perusahaan dengan sistem bagi hasil antara koperasi, anak perusahaan dan
pinjam adalah core bisnis koperasi. Dalam proses bisnis simpan pinjam yang
terbaru pasca Audit tahun 2014. Koperasi membuat beberapa kontrol utama untuk
utama tersebut adalah pemisahan tugas antara petugas yang melakukan hubungan
pencatatan dan pelaporan. Selain itu juga dibuat sistem bahwa transaksi
pembayaran dan penarikan harus melalui reviu minimal 3 pengurus, reviu utama
diterapkan pada saat pembagian SHU, disini proses transaksi diwajibkan untuk
reviu ke semua pengurus dan dilarang menggunakan transaksi tunai. Secara rinci
41
alur bisnis koperasi untuk kegiatan simpan pinjam ada dalam Gambar 4.2,
Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dan alur pembagian SHU ada dalam Gambar 4.5.
Pada Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 alur simpan pinjam dan alur
pembagian SHU ada dalam Gambar 4.5. dapat dilihat bahwa pemisahan tugas dan
kas dan akuntansi. Fungsi layanan dalam hal ini adalah sekretaris yang bertugas
pinjaman maupun pelunasan, fungsi kas adalah bagian administrasi yang bertugas
melakukan pencairan dan eksekusi keuangan lain serta menghasilkan bukti kas
bank, terakhir fungsi akuntansi adalah bagian akuntansi yang bertugas melakukan
pencatatan, membuat jurnal umum, kartu piutang dan laporan keuangan. Secara
internal.
PENGELOLA PENGURUS
NO Keterangan HR MOR V Bank
Anggota Manajer Sekretaris Administrasi Akuntan Ekspedisi Bendahara Sekretaris Ketua II Ketua I Pengawas I Pengawas II
START
42
Gambar 4.4. PELUNASAN PINJAMAN KOPERASI
PENGELOLA PENGURUS
NO Keterangan HR MOR V Bank
Anggota Manajer Sekretaris Administrasi Akuntan Ekspedisi Bendahara Sekretaris Ketua II Ketua I Pengawas I Pengawas II
START
Anggota menghubungi Koperasi terkait
1
mekanisme pelunasan pinjaman Koperasi
44
46
BAB 5
dikembangkan oleh Ernst & Young tahun 2014. Kelompok kedua adalah
pertama yang telah direduksi. Adapun wawancara dilakukan dengan tatap muka
langsung dan beberapa wawancara yang lain dilakukan dengan telepon terkait
Responden yang tertera dalam Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 adalah responden
Responden nomor 5 dalam sampel Tabel 5.1 tidak dapat dilakukan wawancara
Pada tahap analisa dan pembahasan, beberapa kriteria data digunakan dalam
1. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang dinilai relevan
Audit tahun 2014, Alur kerja simpan pinjam dan SHU, dan Laporan Tindak
Lanjut Hasil Audit. Adapun data primer yang digunakan adalah data hasil
Gatra V selama satu tahun terakhir. Waktu satu tahun (2015-2016) dihitung
5.3.Hasil Analisis
dengan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit, terakhir membuat kesimpulan dan
prinsip COSO yang diadopsi dari format yang dikembangkan oleh Ernst&Young
tahun 2014. Setiap komponen dan prinsip akan dijabarkan ke dalam beberapa
pertanyaan agar mampu memotret kondisi pengendalian internal saat ini dengan
lebih baik. Pertanyaan yang digunakan berupa check list yang mengungkapkan
jawaban positif dan negatif yang berjumlah 140 pertanyaan. Jawaban dari
responden baik berupa jawaban positif maupun negatif, jika dinilai tidak sesuai
dengan hasil observasi, maka akan dituliskan keterangan lebih lanjut mengenai
triangulasi sumber, sehingga hanya jawaban mayoritas atas pertanyaan yang sama
yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan. Secara rinci daftar pertanyaan
dari masing-masing komponen dan prinsip COSO dapat dilihat dalam Lampiran 1
Wawancara I dan analisa statistik deskriptif atas hasil wawancara tahap pertama
rekapitulasi dalam Lampiran 3 tersebut secara ringkas disarikan dalam tabel 5.3.
sebagai berikut :
50
Berdasarkan data dalam tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa dari ke 17 prinsip
COSO yang sedang dievaluasi, pengendalian internal yang telah memadai adalah :
pertanggungjawaban
kelemahan.
internal yang telah berlangsung di dalam Koperasi Gatra V sesuai tabel 5.3.
dapat dilihat bahwa dari 17 prinsip pengendalian internal (140 pertanyaan) yang
Koperasi Gatra V.
Lampiran 3
Tabel 5.4. Rekapitulasi Defisiensi Pengendalian internal (Hasil wawancara tahap pertama kepada pekerja koperasi)
Prinsip No. Aspek yang Mengandung Defisiensi Penjelasan dari Pekerja
Pertanyaan Koperasi & hasil observasi
1 Komitmen pada integritas dan 1.4 Terdapat kode etik yang telah di komunikasikan secara memadai Belum ada tertulis baru
nilai-nilai etis. keseluruh anggota himbauan
1.8 komitmen organisasi akan integritas dan perilaku etis telah Tidak dalam bentuk pelatihan
dimasukkan dalam pelatihan pekerja baru hanya berupa briefing
1.11 Organisasi memiliki level toleransi terhadap deviasi pelaksanaan Sepertinya ada tetapi tidak
Lingkungan pengendalian
52
10 Menetapkan dan 10.13 Terdapat proses berkala untuk meninjau sistem dan pengendalian Tidak Ada
mengembangkan aktivitas terhadap akses ke database organisasi
pengendalian
11 Menetapkan dan 11.2 Terdapat sistem yang berperan mengolah transaksi yang signifikan Kita mennggunakan sistem
mengembangkan pengendalian menjadi laporan keuangan yang telah dilengkapi pengendalian manual dengan bantuan
umum atas teknologi umum atas sistem tersebut. komputer, pengendalian
melekat ke orang
11.6 Pengendalian umum atas TI telah diidentifikasi dengan tepat Belum ada back up
Aktivitas pengendalian
15 Mengkomunikasikan secara 15.5 Organisasi memiliki saluran komunikasi yang terpisah untuk pihak Biasanya ke pengawas atau ke
eksternal eksternal dalam mengkomunikasikan kejanggalan (whistleblower) ketua
53
16 Menetapkan, mengembangkan 16.10 Terdapat penilaian berkala terhadap keamanan lingkungan TI tidak ada, mungkin karena
dan melaksanakan evaluasi masih manual
Monitoring
54
55
Merunut proses penelitian yang sudah didesain dalam Bab III, maka
internal di Koperasi Gatra V sesuai table 5.4. Jawaban responden akan ditampung
adalah uraian atau bukan pernyataan positif dan negatif, maka akan dilakukan
analisa terhadap pola dari variasi jawaban yang diterima untuk menarik
kesimpulan. Adapun hasil verifikasi dapat dilihat dalam kertas kerja di Lampiran
2. Terdapat 2 item yang dinilai minor terkait sistem operasional dan pelaporan
internal yang masih perlu perbaikan yang tertera dalam tabel sebagai berikut.
Mengacu pada Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas
utama untuk diperbaiki adalah aspek pengawasan dan prioritas kedua adalah kode
58
etik. Pengawasan dalam hal ini adalah pengendalian yang ada dalam kelompok
diketahui bahwa sistem yang digunakan dalam aktivitas simpan pinjam hingga ke
diketahui bahwa tidak ada pakta integritas, tata nilai yang menjadi core value,
maupun piagam yang memuat kode etik. Sejauh ini praktek bisnis masih masuk
dalam koridor etik karena unsur manusia yang ada didalamnya, jika terjadi
perubahan personil, tidak ada panduan bahwa personil yang baru akan tetap
meneruskan tata nilai yang dikembangkan oleh personil yang ada saat ini.
Koperasi Gatra V perlu membuat panduan kode etik tertulis untuk memperkecil
Tahun 2014 yang diupdate melalui Audit Monitoring System (AMS) per 31 Maret
59
2016 (Lampiran 6. Matriks Tindak Lanjut Temuan Audit Koperasi Tahun 2014)
untuk satu issue yaitu belum adanya sistem aplikasi akuntansi pada pembukuan
telah dilakukan dengan 17 prinsip COSO, bahwa masih terdapat kelemahan yang
Komponen Prioritas
& Prinsip Wawancara Area Perbaikan Rekomendasi
COSO
I II
Belum ada : membuat kode etik tertulis/pakta
- Pedoman kode etik integritas/core value dsb.
tertulis,
- Pelatihan & sosialisasi tidak cukup hanya himbauan perlu
P1 H H mengenai integritas dan diadakan awarenes melalui
kode etik, sosialisasi maupun pelatihan
Lingkungan Pengendalian
P13 L L - -
P14 L L - -
P15 H L - -
Ada mekanisme menilai membuat ketentuan baku mengenai
apakah kontrol pengabaian kontrol dan
diabaikan dan konsekwensinya sekaligus reward
Pemantauan
prinsip 1 mengenai komitmen terhadap integritas dan nilai etis dan prinsip 11
kode etik secara tertulis sebagai prioritas kedua. Dengan demikian sebagai bahan
aktivitas pengendalian internal atas proses bisnis simpan pinjam dan pembagian
SHU dalam Gambar 5.1, Gambar 5.2, Gambar 5.3 dan Gambar 5.4.
Gambar 5.1. PENGAJUAN PINJAMAN KOPERASI
62
Gambar 5.2. PENGAJUAN REQUEST POTONGAN
PENGELOLA PENGURUS
NO Keterangan HR MOR V Bank
Anggota Manajer Sekretaris Administrasi Akuntan Ekspedisi Bendahara Sekretaris Ketua II Ketua I Pengawas I Pengawas II
START
Koperasi membuat request potongan
1 Koperasi dan PDV baik anggota refinancing
maupun pengajuan baru
Gambar 5.4. dapat diuraikan bahwa dengan menerapkan sistem otomasi pada
dalam Audit tahun 2014. Risiko yang dapat diminimalisir antara lain :
1) Risiko pemberian bunga, dan plafond yang tidak sesuai ketentuan, serta
3) Risiko pembuatan cek secara bulk untuk beberapa transaksi sehingga sulit
ditelusuri.
4) Risiko pelaporan yang tidak handal karena data terkumpul dulu baru
kurang.
1) Risiko sisa saldo pinjaman tidak sesuai dengan saldo pinjaman menurut
4) Risiko pembuatan cek secara bulk untuk beberapa transaksi sehingga sulit
ditelusuri.
68
BAB 6
6.1. Simpulan
Lingkungan pengendalian :
Gatra V.
Penilaian Risiko :
risiko eksternal.
Aktivitas pengendalian :
Monitoring :
penilaian tersebut.
internal yang telah sesuai dengan COSO adalah informasi dan komunikasi,
70
pengendalian.
1) Risiko pemberian bunga, dan plafond yang tidak sesuai ketentuan, serta
dipertanggungjawabkan.
71
6.2. Saran
Prioritas Perbaikan :
2. Membuat kode etik tertulis dalam bentuk pakta integritas, piagam etik atau
core value, beserta ketentuan mengenai sanksi dan reward. Disamping itu
dalam mengkomunikasi kode etik tidak cukup hanya dengan himbauan perlu
menangani masalah ini sangat krusial, oleh karena itu perlu penunjukan
mengenai data apa saja yang penting, siapa yang dapat diberikan data, dan
mendalam.
73
Arens, Alvin A, Randal J. Elder and Mark S. Beasley., 2010, Auditing and
Assurance Service an Integrated Approach, 9th Edition. New
Jersey : Prantice Hall Inc.
Beasley, Mark S., Carcello, Joseph V. Hermanson, Dana R., 1999, Faudulent
Financial Reporting 1987-1997, COSO.
Beasley, Mark S., Carcello, Joseph V. Hermanson, Dana R., Neal, Terry L.,
2010, Faudulent Financial Reporting 1998-2007, COSO.
Ernst & Young. 2014, Transitioning to The 2013 COSO Framework For
External Financial Reporting Purpose,
Http://www.ey.com/Publication
Gazzaway, R. Trent., Burton, James P., Gates, Russel G., Newton, Keith O.,
Ramamoorti, Sridhar., Wood, Richard L., Brietz, R. Jay., 2009,
Guidance On Monitoring Internal Control System, COSO.
http://www.aicpa.org/Publications/InternalControl/Pages/InternalControl.aspx
http://www.soxlaw.com/s404.htm
McNally, J. Stephen CPA., 2013, The 2013 COSO Framework & SOX
Compliance, COSO.
Whittington, O. Ray and Kurt, Pany., 2012, Principles of Auditing, and Other
Assurance Services, 18th Edition, New York : Mc. Graw Hill.
Yin, Robert K., 2013, Studi Kasus Desain & Metode, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
WAWANCARA INTERNAL CONTROL CHECKLIST
Penelitian dengan judul : Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Menggunakan Pendekatan COSO
Studi Kasus : Koperasi Karyawan Warga Patra V (Gatra V)
NIM : 041224353021
Hari :
Pukul :
Profil Responden
1 Nama
2 Alamat
3 No. Telp / HP
4 Email
5 Jenis Kelamin
6 Pekerjaan
7 Pendidikan terakhir
8 Lama bekerja/menjadi anggota koperasi
Responden,
Nama :………………….
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan struktur yang menjadi dasar
pengendalian internal di seluruh organisasi. Pengurus koperasi dan manajemen koperasi
menetapkan kebijakan yang jelas terkait pentingnya pengendalian internal dan perilaku standar yang
diharapkan.
Prinsip 2 : Pengurus koperasi menunjukan independensi terhadap manajemen dan menjalankan fungsi
pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
Prinsip 3 : Manajemen dengan pengawasan dari pengurus membuat struktur, garis pelaporan, otorisasi
dan pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan organisasi.
Prinsip 5 : Organisasi memegang tanggung jawab individu sebagai tanggung jawab pengendalian
internal mereka dalam mencapai tujuan .
Penilaian Risiko
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko untuk mencapai tujuan entitas dan membentuk dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Dalam konteks ini, penilaian risiko melibatkan identifikasi dan
analisis risiko dimana laporan keuangan organisasi tidak cukup hanya disajikan sesuai dengan
persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku . Sebagai bagian dari proses ini ,
manajemen menganggap kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal , seperti perubahan
dalam standar pelaporan keuangan yang berlaku dan dalam lingkungan internal seperti proses dan
prosedur, berpotensi menghambat kemampuannya untuk mencapai tujuannya.
Prinsip 6 : Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup yang memungkinkan untuk
identifikasi dan penilaian risiko yang berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan .
Prinsip 7: Organisasi mengidentifikasi risiko yang mempengaruhi pencapaian tujuan di seluruh entitas
dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
Prinsip 8 : Organisasi menyadari adanya potensi fraud dalam menilai risiko yang mempengaruhi
pencapaian tujuan .
Prinsip 9 : Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi
sistem pengendalian internal .
Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang diatur oleh kebijakan dan prosedur untuk membantu
memastikan bahwa arahan organisasi untuk mengurangi risiko yang mempengaruhi pencapaian
tujuan telah dilaksanakan . kegiatan pengendalian dilakukan di semua tingkat dan di berbagai tahap
dalam proses bisnis dan pelaporan keuangan.
Prinsip 10 : Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi untuk
memitigasi risiko sampai ke tingkat yang dapat diterima .
Prinsip 11 : Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi
untuk mendukung pencapaian tujuan.
Prinsip 12 : Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan yang menetapkan apa
yang diharapkan dan prosedur yang menempatkan kebijakan dalam tindakan .
Informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal untuk
mendukung pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Komunikasi adalah kegiatan terus-menerus dan
proses berulang untuk menyediakan, berbagi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk
merancang, melaksanakan dan melakukan pengendalian internal, dan untuk menilai efektivitas.
Prinsip 13 : Organisasi memperoleh, menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan
relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
Prinsip 14 : Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung
jawab pengendalian internal yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal .
Prinsip 15: Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal-hal yang mempengaruhi
fungsi pengendalian internal.
Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen
pengendalian internal ada dan berfungsi. Setiap ada temuan dan kekurangan akan dievaluasi dan
dikomunikasikan secara tepat waktu kepada pengurus.
Prinsip 16 : Organisasi memilih , mengembangkan dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan / atau
terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian rnal inte hadir dan berfungsi .
Prinsip 17: Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan pengendalian internal secara
tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif,
termasuk manajemen dan Pengurus.
SELESAI
Lampiran 5. Matriks Tindak Lanjut Temuan Audit Koperasi Tahun 2014
4 Penilaian Kinerja Pengurus Pengurus Koperasi Warga Patra V agar: Selesai. Penilaian yang baru dilakukan dengan cara
Koperasi Tidak Dilakukan Sesuai 1. Membuat sistem penilaian kinerja rapat bersama yang hasilnya dikonversikan dalam
Anggaran Dasar pengurus Koperasi. SHU. Kontribusi ditentukan berdasarkan keaktivan
dalam menghadiri rapat, memecahkan masalah
2. Mengevaluasi besaran SHU untuk
maupun terlibat dalam operasional.
pengurus.
5 Terdapat Ketidakseragaman Pengurus Koperasi Warga Patra V agar Selesai, sejak bulan April 2015, sudah distandarkan
Pengenaan Bunga Pinjaman Atas membuat ketentuan terkait pemberian besaran bungan dan cara perhitungannya.
Pinjaman Yang Dilakukan Oleh bunga pinjaman kepada Non Anggota
Non Anggota Koperasi koperasi.
6 Terdapat Penyaluran Kredit Pengurus Koperasi Warga Patra V agar: Selesai, Mulai April 2014 penyaluran Belum Selesai.
Kepada 12 (Dua Belas) Anggota 1. Membuat SOP tentang pemberian Telah dibuat SOP baru pemberian pinjaman sebagai
Koperasi Tanpa Otorisasi pinjaman. pedoman. Dalam SOP tersebut diwajibkan reviu
administrasi oleh sekretaris dan reviu pinjaman oleh
Bendahara Koperasi. 2. Menginstruksikan kepada pengelola
bendahara dan otorisasi ketua untuk pencairan
Koperasi untuk menyalurkan pinjaman. Dalam SOP juga disebutkan pinjaman hanya
pinjaman sesuai dengan ketentuan akan dilakukan melalui transfer bank, tidak
yang berlaku. diperkenankan lagi pemberian pinjaman ataupun
pelunasan dengan menggunakan uang fisik. SOP
tersebut sudah dilaksanakan, namun belum disahkan
7 Terdapat Catatan Piutang Namun Pengurus Koperasi Warga Patra V agar Selesai. Telah dilakukan konfirmasi dan hasilnya
Tidak Ditemukan Adanya Surat melakukan konfirmasi dan klarifikasi menunjukkan sebagian besar adalah piutang fiktif.
Kuasa & Pernyataan Dari terhadap piutang yang tidak ada SKP. Sehingga dihapuskan. Adapun piutang yang diakui
oleh anggota, dihitung sebagai pengurang SHU nya.
Peminjam Di Koperasi Gatra V.
8 Terdapat Beberapa Peminjam Pengurus Koperasi Warga Patra V agar Selesai. Dengan SOP yang telah diterapkan, saat ini
Yang Tidak Dikenakan Denda mengenakan denda keterlambatan pemberian dan pelunasan pinjaman melalui transfer
Keterlambatan Pembayaran pembayaran angsuran. bank dan pemotongan gaji. Tidak ada lagi sistem
manual. Sehingga meminimalisir risiko keterlambatan.
Angsuran
Adapun denda hanya ada pada piutang lama yang
sebagian besar piutang non anggota yang tidak
lengkap dokumentasinya. Terhadap piutang ini,
dilakukan konfirmasi dan berita acara hasilnya,
kemudian dilakukan reskeduling pembayaran.
9 Terdapat Peminjam Yang Sudah Pengurus Koperasi Warga Patra V Selesai. Koperasi melakukan kerjasama dengan HR
Pensiun Tetapi Masih Mempunyai menginstruksikan kepada pengelola MOR V untuk memperhitungkan saldo hutang anggota
Saldo Piutang koperasi untuk memperhitungkan masa ke dalam manfaat pensiunnya. Bagi anggota yang
telah pensiun lama, saldo hutang diperhitungkan
kerja dalam pemberian pinjaman.
dalam perolehan SHU dan simpanan wajibnya.
10 Belum Adanya Sistem Aplikasi Pengurus Koperasi Warga Patra V agar Belum Selesai. Dengan banyaknya dokumentasi yang
Akuntansi Pada Pembukuan membuat sistem aplikasi akuntansi pada hilang, saat ini proses perbaikan laporan keuangan
Koperasi Sehingga Ada Potensi pembukuan koperasi. baru tahap penyusunan kembali laporan keuangan per
1 januari 2015. Sistem pelaporan keuangan masih
Fraud
dilakukan secara manual dengan program excel.
11 Adanya Pemberian Pinjaman Pengurus Koperasi Warga Patra V Selesai. Per April 2015 sudah tidak diperkenankan lagi.
Kepada Non Anggota Koperasi menginstruksikan kepada pengelola untuk
menyalurkan pinjaman sesuai AD/ART.
12 Tidak Adanya Standar Baku Dalam Pengurus Koperasi Warga Patra V agar Selesai. Berdasarkan kesepakatan baru mekanisme
Metode Pembayaran Cicilan Di membuat standar baku dalam pembayaran pembayaran cicilan wajib melalui transfer bank.
Koperasi Warga Patra V cicilan piutang. Sedapat mungkin menghindari transaksi cash
13 Belum Dilakukannya Penghapusan Pengurus Koperasi Warga Patra V agar: Selesai. Telah dilakukan cek fisik terhadap stock
Atas Piutang Penjualan Pelumas 1. Melakukan physical check atas stok pelumas dan diperoleh hasil bahwa secara fisik aset
Yang Macet Sejak Tahun 2005 pelumas yang ada. tersebut tidak diketahui keberadaannya, sebagai
tindak lanjutnya telah dilakukan penghapusan.
2. Menginstruksikan kepada pengelola
untuk menghapuskan piutang
penjualan pelumas yang macet.
Sumber : Laporah Hasil Audit Koperasi Gatra V Desember 2014 dan Audit Monitoring System (AMS) per 31 Maret 2016.