04 Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran Jilid 2 PDF
04 Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran Jilid 2 PDF
SMK
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karena
itu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan
ini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih.
Tim penyusun,
v
DAFTAR ISI
Halaman
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Parameter Alat Ukur 1
1.2. Kesalahan Ukur 6
1.3. Klasifikasi Kelas Meter 9
1.4. Kalibrasi 10
1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik 12
1.6. Peraga Hasil Pengukuran 28
2. MULTIMETER
2.1. Multimeter Dasar 43
2.2. Voltmeter 57
2.3. Ohmmeter 65
2.4. Multimeter Elektronik Analog 69
2.5. Multimeter Elektronik Digital 111
3. LCR METER
3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR 129
3.2. LCR meter model 740 143
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran 148
3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar 159
3.5. Pengukuran resistansi DC 161
4. PENGUKURAN DAYA
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC 163
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC 165
4.3. Wattmeter 167
4.4. Error Wattmeter 183
4.5. Watt Jam meter 186
4.6. Meter Solid States 190
4.7. Wattmeter AMR 190
4.8. Kasus Implementasi Lapangan 191
4.9. Faktor Daya 194
4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa 203
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1. Pengujian Tahanan Isolasi 215
5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance) 221
5.3. Pengukuran Medan 240
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator 253
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 264
6.3. Pembangkit Pulsa 289
6.4. Sweep Marker Generator 289
vi
7. Osiloskop
7.1. Pengantar 295
7.2. Operasi Dasar CRO 303
7.3. Jenis-Jenis Osiloskop 309
7.4. Osiloskop Digital 321
7.5. Spesifikasi Osiloskop 326
7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop 319
7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif 339
7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope 331
7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope / 331
DPO)
7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel 332
7.7.5. Mudah Penggunaan 335
7.7.6. Probe 336
7.8. Pengoperasian Osiloskop 346
8. FREKUENSI METER
8.1. Frekuensi Meter Analog . 353
8.2. Frekuensi Meter Digital 357
8.3. Metode Pengukuran 363
8.4. Kesalahan pengukuran 374
9. PENGANALISA SPEKTRUM
9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 379
9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum 382
9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil 390
9.4. Aplikasi Dalam Penggunaan 424
10. PEMBANGKIT POLA
10.1. Latar Belakang Sejarah 441
10.2. Sinyal Pengetesan 442
10.3. Pola Standar 445
10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan 452
10.5. Pengembangan Pola 461
10.6. Pembangkit Pola 463
10.7. Spesifikasi 469
10.8. Aplikasi 469
11.MESIN TESTER
11.1. Pengantar 479
11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan 490
Sistem Komponen
11.3. Aplikasi 497
11.3. Rupa rupa Penguji Mesin 515
11.4. Penganalisa Gas 516
12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)
12.1. Pengantar Teknologi GPS 531
12.2. Cara Bekerja GPS 541
12.3. Differential GPS (DGPS) 552
12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050 555
13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN
13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 567
13.1.2. Mesin MRI 577
13.1.3. MRI Masa depan 581
13.2.1. Pengertian CT SCAN 582
13.2.2. Mesin Sinar X 586
vii
LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA
D. GLOSARIUM
163
Tujuan
Pokok Bahasan
Pembahasan ini bertujuan
1. Metoda pengukuran
membekali kemapuan :
daya
1. Mendiskripsikan jenis dan
2. Jenis-jenis wattmeter
prinsip pengukuran daya
dan cara penggunaan
2. Menggunakan wattmeter
3. Prinsip kerja wattmeter
sebagai alat ukur daya
jam (WH)
3. Menjelaskan prinsip kerja
4. Kasus aplikasi lapangan
wattjam meter
wattmeter jam (WH).
4. Memprediksi beaya
pemakain listrik.
R
Vv Vv
Rv Rv
Keterangan :
V : voltmeter A : Ampermeter
Vv = I R + I R a , Ia = I
Maka daya yang akan diukur adalah :
2
W = I 2 R = Vv I a − I a R a
Dengan cara yang sama, pada gambar 4-1b
diperoleh :
2
Vv
W = V I = Vv I a −
Rv
(
W = 100 x 5 − 100 2 / 10 4 = 499 W )
Ada dua cara penyambungan voltmeter tidak hanya mengukur
pengukuran daya dengan tegangan VL yang ada di beban
menggunakan voltmeter dan tetapi juga mengukur tegangan
ampermeter seperti ditunjukkan yang drop di Ampermeter. Jika Ra
pada gambar 1 diatas. Pada merupakan tahanan dari
gambar (a) Ampermeter terhubung Ampermeter, drop tegangan
antara beban dan Voltmeter. Maka
Va = I Ra
Konsumsi daya beban :
VL I = (V − Va ) I = V I − Va I
= V I − I 2 Ra
v = Vm Sin ω t
i = I m Sin (ω t − ϕ )
Maka besarnya daya adalah sebagai berikut :
P =V I = Vm I m Sin ω t Sin (ω t − ϕ )
Jika θ = ω t
sehingga diperoleh
P = Vm I m Sinθ Sin(θ − ϕ )
=Vm
Im
[Cos ϕ − Cos (2θ − ϕ )]
2
Daya rata-rata untuk tiap periode adalah :
166
Im
= Vm Cos ϕ
2
= V I Cos ϕ
Dimana V dan I merupakan harga besarnya daya dalam sirkit AC, ini
rms dari tegangan dan arus. Cos berarti bahwa wattmeter harus
ϕ merupakan faktor daya dari digunakan dalam pengukuran
beban. Dari hasil yang diperoleh daya dalam sirkuit AC sebagai
didapatkan bahwa faktor daya (cos pengganti Ampermeter dan
φ) berpengaruh dalam penentuan Voltmeter
V2 A3 A1
A2
1
R
1
V3 V1
R
Beban Beban
2
2
V1 I2 =V/R
φ φ
V
V2=IR I3
V3 I1
I
V3 = V1 + V2 + 2 V1 V2 Cos ϕ
2 2 2
⎛V ⎞
W = V1 I Cos ϕ = V1 ⎜ 2 ⎟ Cos ϕ
⎝R⎠
⎛1 ⎞ 2 2
W = ⎜ R ⎟ V3 − V2 − V1 ( 2
)
⎝2 ⎠
I 3 = I 1 + I 2 + 2 I 1 I 2 Cos ϕ
2 2 2
W = V I 1 Cos ϕ = I 2 R I 1 Cos ϕ
W =
R
2
( 2 2
I 3 − I 2 − I1
2
)
4.3. Wattmeter
Wattmeter digunakan untuk Elektrodinamometer, Induksi dan
mengukur daya listrik searah (DC) Thermokopel. Jika ditinjau dari
maupun bolak-balik (AC). Ada 3 fasanya ada 2 yaitu wattmeter satu
tipe Wattmeter yaitu fasa dan wattmeter tiga fasa.
kumparan tetap yang disebut
4.3.1. Wattmeter satu fasa kumparan arus dan kumparan
Elektrodinamometer dipakai berputar yang disebut dengan
secara luas dalam pengukuran kumparan tegangan, sedangkan
daya, wattmeter tipe alat penunjuknya akan berputar
Elektrodinamometer dapat dipakai melalui suatu sudut, yang
untuk mengukur daya searah (DC) berbanding lurus dengan hasil
maupun daya bolak-balik (AC) perkalian dari arus-arus yang
untuk setiap bentuk gelombang melalui kumparan-kumparan
tegangan dan arus dan tidak tersebut. Gambar 4-3
terbatas pada gelombang sinus menunjukkan susunan wattmeter
saja. Wattmeter tipe satu fasa.
elektrodinamometer terdiri dari
satu pasang kumparan yaitu
168
Kumparan
tegangan R beban
Jala-jala
Kumparan arus
P rata − rata = e I dt
Elektrodinamometer yang rata. Jika φ dan I adalah besaran
dihubungkan dalam konfigurasi sinus dengan bentuk e = Em sin wt
gambar 4-3 mempunyai defleksi dan I = Im sin (wt + φ) maka
yang sebanding dengan daya rata- persamaan (*) berubah menjadi :
Wattmeter 1
Kumparan arus
Kumparan tegangan
R Kumparan arus
A
C
R beban
B
Kumparan arus
Wattmeter 2
Gambar 4-4. Metode ARON
Gambar 4-5. Diagram fasor tegangan tiga fasa VAC, VCB, VBA dan arus
tiga fasa IAC, ICB dan IBA.
V
φ V
φ
I2 α
I
Φ1
I1=I Φ2
i1 = k1 v dan i2 = k 2 i
(i 1 + i2 ) − (i1 − i2 ) = 4 i1 i2 = 4k1 k 2 vi
2 2
174
i1 + i2
Thermokopel
Hampa (Vacuum)
T1
i1
V
mA
i1
T2
i1 - i2
V = Vm sin ω t
i = I m sin (ω t − ϕ )
Yang didapat dengan asumsi bahwa :
i1 F1 F2 i i1 F1 F2 i
i2
M i2
Beban M
Sumber Daya Sumber Daya Beban
V V
R
R
6 5 4 2 7
1 3
1A 120V 240V
CC
5A VC
CC
+/-
+/-
Power
Load
Source
± A A
4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-15, mendapatkan daya beban. Jangan
sambungkan trafo arus (CT) ke membuka rangkaian arus sampai
rangkaian arus. Kalikan rasio pengukuran selesai.
transformasi arus dengan W (nilai
terukur dikalikan konstanta) untuk
Power
Load
Source
Power
Load
Load
Source
Sourc e
4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus melebihi
nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-17, ( C.T ) ke rangkaian arus. Daya
hubungkan trafo tegangan (P.T) ke beban ditentukan dengan rumus :
rangkaian tegangan, dan trafo arus
Power
Load
Source
Ground
Gambar 4-17 Pengukuran daya satu fasa jika arus dan tegangan
melebihi nilai perkiraan
R
Load
S
T ± A A
± A A
4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus melebihi
nilai perkiraan
Hubungkan dua wattmeter seperti pembacaan daya dari dua meter.
ditunjukkan gambar 4-19 , lalu ikuti Setiap perhitungan dihasilkan
prosedur nomor (5) diatas. Daya dengan mengalikan rasio PT dan
beban total tiga fase dengan rasio CT dengan W (nilai
menjumlahkan perhitungan terindikasi x konstanta perkalian).
S Load
Gambar 4-19 Pengukuran daya tiga fasa jika arus dan tegangan melebihi
nilai perkiraan
182
Konstanta Pengali
Range Arus Range Tegangan
120 V 240 V
1 A 1 2
5 A 5 10
V1
V
V1 I R
V
R
(a)
(a) (b)
V’
V
I1
I
I (c) (d)
I2
V
θ=φ
a) I1
R
I2
b)
I1
(a) (b)
XL X ω LV
tan = = L =
( RV + R ) R R
Jadi pembacaan wattmeter :
I 1 V cos θ I V cos ( φ − α )
= = 1
ZV ZV
Jadi pembacaan wattmeter
V
= I1 cos ( φ − α ) .................................(2)
R
V I1
cos φ
Wt R1 cos φ
= =
Wa V I1 cos α cos ( φ − α )
cos α cos ( φ − α )
R
Pada prakteknya karena sangat kecil, maka cos α = 1
Maka :
Wt cos φ
=
Wa cos ( φ − α )
cos φ
x pembacaan yang ada
cos ( φ − α )
⎛ cos φ ⎞
= pembacaan yang ada ⎜⎜1 − ⎟
⎝ cos ( φ − α ) ⎟⎠
cos φ + sin φ sin α − cos φ
= x pembacaan yang ada
cos φ + sin φ sin α
sin φ sin α
= x pembacaan yang ada
cos φ + sin φ sin α
186
sin α
= x pembacaan yang ada
cot φ + sin α
sin α
Jadi presentase kesalahan = x 100%
cot φ + sin α
Jala-jala
poros Kumparan
tegangan
piringan
magnit piringan magnit
Keterangan :
(1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel
dengan beban
(2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban
(3) Stator
(4) Piringan Aluminium Rotor
(5) rotor brake magnets
(6) spindle dengan worm gear
(7) Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan
10000.dials berputar searah jarum jam
4.5.2. Pembacaan
Cakram aluminium dilengkapi yang digunakan. Dial termasuk
dengan sebuah spindle yang tipe cyclometer, yaitu sebuah
mempunyai worm-gear untuk display seperti odometer yang
menggerakkan register. Register menampilkan setiap dial digit
seri dengan dial yang berfungsi tunggal lewat jendela pada
untuk merekam jumlah energi permukaan meter, atau tipe pointer
190
Catatan:
* Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya faktor register
(konstanta), maka faktor register dianggap = 1
* Untuk pengukuran tegangan rendah (TR), tidak ada rasio PT
4.8.4. Pelanggan dipasang kWh Meter merk Mecoindo tipe A6C1, 3 fase 4
kawat, 25/5 A, P/S 20.000/V3/100/V3, 50 Hz, dengan :
Trafo arus terpasang = 100/5 A
Untuk kWh meter jenis ini, arus pengenal meter 25/5 A, maka rasio
CT sebenarnya menjadi = 100/5 : 25/5 = 4
Meter jenis ini dirancang untuk dipasang pada tegangan menengah
20.000 VOLT, jadi rasio PT tidak dihitung. Faktor register = 200
Stand meter bulan ini : LWBP = 08970 dan WBP = 03540
Stand meter bulan ini : LWBP = 07920 dan WBP = 03030
Selisih pembacaan meter LWBP = 8970 - 7920
= 1050
Selisih pembacaan meter WBP = 3530 - 3030
= 510
Maka : Pemakaian kWh LWBP = 4 x 200 x 1050
= 840.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 4 x 200 x 510
193
skala
F1 F2
C1 C2
I I2 I1
Supply L R Beban
skala
Kumparan 1
Kumparan 2
Kumparan medan
lag lead
skala
F1 F2
C1 C2
120o I1
I2
R Beban
Supply 3 fasa
Alat ukur faktor daya dengan daun digunakan dalam sistem daya tiga
terpolarisasi (polarized vane fasa sebab prinsip kerjanya
power-faktor meter) ditunjukkan bergantung pada pemakaian
dalam sketsa konstruksi gambar 4- tegangan tiga fasa.
29. Instrumen ini terutama
Jarum penunjuk
Daun redaman
Medan 3 fasa
(potensial)
Daun putar
Kumparan arus
Daun putar
Q
R
S
JX1
Ө
R
S
-JX1
Contoh Aplikasi :
1. Sebuah tahanan R = 22 Ω seri dengan reaktansi kapasitip XC = 10 Ω
mempunyai tegangan efektif sebesar 100 V. Tentukan informasi daya
lengkap.
Solusi :
Z = √ R2 + XC2
= √ 222 + 102 = 24,17 Ω
Ueff 100
I eff = ---------- = -------- = 4,137 A
Z 24,17
P = Ieff2 . R = 4,1372 . 22 = 376,52 Watt
30
I eff = -------------- = 0,8486 A
50 . 0,707
P = I eff2 . R
30
2
30 = ( 0, 8486 ) . R → R = ----------- = 41,659 Ω
( 0, 8486 )2
Cos θ = 0,707 menyusul berarti bebannya induktif
Z = R + j XL → XL = R Tg 45°
= 41,659 Ω
ωL = 2 π f L
201
ωL 41,659 Ω
L = -------- = -------------
2πf 2 π .100
= 66,30 mH
Atau :
V eff 50
Z = -------- = ---------- = 58,9205 Ω < 45°
I eff 0,8486
R
Cos θ = ---
Z
R = 58,9205 . 0,707
= 41,656 Ω
Ke P
sumber Ke beban
N
± 25A 5A P1 P2 P3
200V
` 100 V 400 V
R
Ke sumber S
Ke beban
T
± 25A 5A P1 P2 P3
200V
` 100 V 400 V
S IS
V N
VTS VC
C
T IT
IR T
VT
VC VR
S R
N
VR
VSR
R
S
VSR
Gambar 4–37. Phasor diagram saat urutan fasa
Jika urutan fasa seperti gambar 4-37 (urutan yang benar) maka
besarnya tegangan yang terukur pada volt meter SN lebih kecil dari
harga-harga VC dan VR atau lebih kecil dari VRT. IR mendahului
VRT dengan sudut 45o dan berada di dalam segitiga tegangan. Jika
fasa R dan T dibalik akan diperoleh urutan fasa yang terbalik
(perhatikan gambar 4-38).
S
S
VST
VSR
T
VS
R
R
T
VC
N
Gambar 4–38. Phasor diagram saat urutan fasa tidak
L2
1 1
Seperti ditunjukkan pada gambar 4-40, alat ukur indikator test urutan fasa
bagian-bagian externalnya dijelaskan sebagai berikut :
(1) Piringan yang berputar
(2) Arah panah piringan yang berputar
206
Setiap lampu
memiliki resistansi
ohmik sama
dengan R (kΩ).
Kapasitor harus
mempunyai nilai :
UL = tegangan line (220 V dari 3 X 220 V system bintang) Urs, Ust, Utr
3
UF = tegangan fasa (UL / ) = 127 V, Urn, Usn, Utn
Zr = Xc ; Zs = R dan Zt = R impedansi indikator
Yr = 1/Zr ‘ Ys = 1/Zs ; Yt = 1/Zt admitansi percabangan
Oleh karena itu, akan digantikan tegangan fasa baru terhadap titik
netral menggantikan referensi terhadap N. Tegangan fasa
percabangan :
Catatan :
Dalam pengujian urutan fasa ini akan membutuhkan 2 lampu pijar
dengan tegangan kerja sama dengan sistem tegangan line missal 3 X
380 Volt rating tegangan 380 Volt, dalam sistem 3 X rating 220 Volt.
Kapasitor juga dengan tegangan kerja AC dengan rating tegangan
sama dengan dua kali tegangan line (menjadikan lebih aman). Tiga
elemen dihubungkan dalam hubungan bintang namun tanpa kabel
netral. Mengukur resistansi kontak ohmik R dari lampu pijar. Kondisi
sesuai bila ketiga reaktansi sama, sehingga reaktansi kapasitip
menjadi :
XC = R and Xc = 1 / (2.∏. f . C ) sehingga :
C = 1 / ( 2. ∏ . f . R)
dengan R dalam kilo ohms, C dalam mikro farad dan f = 50 Hz ,
didapatkan nilai kapasitor
C [uF] = 1 / ( 0.12 ∏ R ) = 3.185 / R [kohm]
http://www.tesco-advent.com/tesco-phase- http://www.knoppinc.com/phase_seq.htm
sequence.html
S
T
N
VR
R = 500Ω
S V
T
N
C = 6,5 µF
VC
LP2
R
S X
T
N LP1
R
X
S
T
N
X
Sumber tegangan 3 fasa dihidupkan, lampu yang terang LP2 dan yang
redup LP1, arah putaran piringan dari lead indikator urutan fasa ke kiri
(berlawanan arah jarum jam). Dengan demikian urutan fasanya salah,
dan urutan fasanya adalah S R T.
213
Daftar Pustaka
Tujuan
Setelah mengikuti pembahasan tentang penguji tahanan isolasi dan
kuat medan, para pembaca diharapkan dapat :
1. Mampu menjelaskan prinsip dasar tahanan isolasi
2. Mampu menjelaskan cara mengukur tahanan pentanahan
3. Mampu menjelaskan prinsip dasar alat ukur medan
Pokok Bahasan
Tananan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat
memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup.
Demikian pula tahanan pentanahan juga harus diperhatikan. Kedua
hal tersebut oleh konsumen sering diabaikan sehingga sering
berakibat fatal bagi penggunanya. Oleh karena itu cara-cara
pengukurannya perlu diketahui.
Pelepasan muatan elektrostatik merupakan masalah utama pada
kebanyakan tempat kerja yang menggunakan teknologi mikro
elektronik, sebagai contoh Microchips. Pelepasan muatan
elektrostatik juga sangat berbahaya untuk beberapa cabang industri,
sebagai contoh industri telekomunikasi, industri plastik dan industri
pembuatan bahan peledak. Pengisian muatan listrik lebih dari 10.000
V dapat membahayakan manusia, bahan dan peralatan.
Elektrostatik field meter digunakan untuk pengukuran pengisian
muatan listrik pada suatu obyek secara ”non kontak”. Alat ini
mengukur medan elektrostatik dari suatu obyek dalam satuan Volt,
dan banyak digunakan dalam industri kontrol statik.
7
2
4
8
Seperti ditunjukkan pada gambar 5-2, alat ukur penguji tahanan isolasi
bagian-bagian externalnya dijelaskan sebagai berikut :
(1) Jarum penunjuk
(2) Kaca, difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
(3) Skala
(4) Check baterai
(5) Tombol pengaktif meter
(6) Lubang line untuk colok oranye dan lubang earth untuk colok hitam
(7) Probe meter dengan penjepit
(8) Probe meter runcing, juga sebagai pencolok pengecekan beterai.
Gambar 5– 18 Hubungan
beberapa elektrode pentanahan Gambar 5 – 19 Jaringan bertautan
Untuk menguji ketepatan hasil dan menambah jarak antara uji batang
untuk memastikan bahwa tiang pentanahan pada uji, tiang
pancang luar di luar bidang pancang dalam (penyelidikan) dan
pengaruh, reposisi (pemindahan tiang pancang luar (pentanahan
posisi) tiang pancang luar bantuan) sampai nilai-nilai yang
(penyelidikan) 1 meter (3 kaki) diukur benar-benar tetap ketika
dalam salah satu arah dan lakukan memindahkan tiang pancang
pengukuran baru. Jika ada dalam (penyelidikan).
perubahan yang signifikan dalam
pembacaan (30%), Anda harus
Bidang
ground
Pipa air
Bangunan baja
* Pertama, lakukan uji tanpa tiang ukur tersebut. Hubungkan alat uji
pancang pada seluruh ukur tersebut seperti yang
pentanahan yang lepas dari ditunjukkan dalam gambar 5 - 30.
MGB. Tujuannya untuk Ukur tahanan MGN; nilainya
memastikan bahwa semua adalah tahanan kaki MGB tertentu.
pentanahan terhubung, Kemudian ukur bidang tanah. Hasil
khususnya MGN. Penting untuk pembacaan menunjukkan nilai
dicatat bahwa pengguna tidak tahanan sebenarnya dari bidang
sedang mengukur tahanan tanah kantor pusat. Sekarang
individu, tapi tahanan loop dari berpindah ke pipa air, dan
apa yang dikelemkan di kemudian ulangi untuk tahanan
sekitarnya. Seperti ditunjukkan baja gedung.
gambar 5 - 28, sambungkan alat Penguna alat bisa dengan mudah
ukur tersebut dan kelem induksi memeriksa (memverifikasi) akurasi
dan sensing, yang terletak di pengukuran ini melalui Hukum
sekitar masing-masing hubungan Ohm. Tahanan baku satuan, ketika
untuk mengukur tahanan MGN, dihitung, harus sama dengan
bidang pentanahan, pipa air, dan tahanan seluruh sistem yang
baja gedung. diberikan (memungkinkan untuk
* Kedua, lakukan uji drop tegangan kesalahan yang beralasan karena
3 kutub pada seluruh sistem semua elemen tanah mungkin
pentanahan, yang terhubung ke tidak bisa diukur). Metode-metode
MGB seperti diilustrasikan pada uji ini memberikan ukuran paling
gambar 5 -29. Untuk akurat dari suatu kantor pusat,
mendapatkan tanah yang jauh, karena memberikan kepada
banyak perusahaan telepon pengguna tahanan individu dan
memanfaatkan pasang-an kabel perilaku nyata dalam suatu sistem
tak terpakai yang keluar sejauh pentanahan. Meskipun akurat,
satu mil. Catat hasil pengukuran ukuran-ukuran tersebut tidak akan
dan ulangi uji ini setidaknya menunjukkan cara sistem bekerja
setahun sekali. sebagai suatu jaringan, karena jika
* Ketiga, ukur tahanan individu terjadi ledakan petir atau gagal
sistem pentanahan dengan arus, semuanya terhubung.
menggunakan uji selektif dari alat
0,01
2
2 - 470 K
500 6
4
300 3 4 2
4
200
4
+
33 K 100 K
-
VA 2 2 - 2 - 6
1
-
6 6 6 3 +
3 3 + 3 +
470 K
7
+
560 K
1
V4
7
33 K
7
7
7
0,1
100 K
2
68 K
82 K
+ Switch Analog
Pair B
10 K 10 K
100
4
2
2 - VB
500 6 VC
300 3 + K C
1
Transient Protection
Charge Amplifier
VA
VB
V2
V3
VC
V4
0 5 10 15 20
Time (mS)
(a) (b)
Gambar 5 - 39. a. Rotating shutters pada permukaan belakang field
meter
b. Field meter digunakan di luar ruangan
244
Karakteristik Parameter
Range
20kV/m, 80kV/m, 200kV/m, 800kV/m
Pengukuran
Ketelitian ± 5% dalam medan homogen
Dalam sebuah medan homogen dari plate kondens
Ukuran plate : 200mm x 200mm
Kalibrasi Jarak plate : 25mm
Sistem modulator centric terintegrasi dalam sebuah
grounded-plate
Power supply 5V DC ± 5% / e.g. 80mA
Interface serial RS-485
Penguat aluminium – clamp dengan ulir
Waktu operasi 8 jam setiap hari minimal 2 tahun
Dapat dihubungkan dengan Kompatibel PC.
1 = RS-485 Data B
2 = RS-485 Data A
3 = Power-supply (+5V DC ±5%)
4 = Ground (GND)
Contoh Aplikasi :
Range (MB) 200kV/m, Nilai biner yang terkirim (GB) 64h 100 Bit
E = MB/200 x GB = 200 kV/m / 200 x 100 = 100kV/m
Jarak objek Fieldmeter statik = 5 cm ( 0,05m)
Pengisian muatan (U) = Kuatmedan (E) x Jarak (A) (dalam meter)
5.3.1.3. Perawatan
U = E x A := 100.000 V/m x 0,05 m = 5.000 V
246
(K) Fungsi Filter (low pass 2kHz). [O] Measurement field indicator
Jika ” ∆ ” ditunjukkan berarti [M] : Battery warning
fungsi filter aktif. Jika muncul “ BAT “ , battery
[L] Fungsi Filter (high pass 50Hz) harus diganti jika tidak maka
Jika "~" ditunjukkan berarti akan terjadi kesalahan
fungsi filter aktif. pengukuran.
[N] Measurement value
Phisik 155 x 80 x 36
Probe 130 x 40 x 24
Cable 1,50 m
Karakteristik Parameter
Lebar Cakupan 0.2 - 600 V/m
Cakupan frekuensi 0.2 MHz-3000 MHz
Probe langsung Omni directional
Cakupan (V/m, skala
2, 20, 200, 600
penuh)
Akurasi kalibrasi +/- 0.5 dB
+/- 1.5 dB (cakupan 10-100% dari
Deviasi linieritas
skala penuh).
+/- 2.5 dB (0.5 MHz–3GHz), -3 dB @
Probe respon frekuensi
0.2MHz
Probe isotropik +/- 1.5 dB (100, 500, and 2500 MHz).
Mode operasi Rerata, pulsa dan puncak
Pengenolan Otomatis dan / atau pengaturan
Umur baterai 100 jam (9V batere alkalin).
253
Tujuan :
Setelah mempelajari bab pembangkit sinyal diharapkan akan dapat :
1. Mendiskripsikan jenis-jenis pembangkit sinyal
2. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja pembangkit sinyal generator
3. Menjelaskan spesifikasi pmbengkit sinyal
3. Menjelaskan kegunaan sinyal generator dalam pengetesan
C∫
Voutput = - idt mengatur slope dari gelombang
segitiga (TRIANGLE) sehingga
amplitudonya berubah
menghasilkan gelombang SINUS
Kenaikan dan penurunan arus dengan distorsi kurang dari 1 %.
akan mengakibatkan naik atau
turunnya slope tegangan output, Jenis konektor yang dipakai
yang akan mengatur besarnya tergantung frekuensi kerjanya.
frekuensi. Tegangan komparator Kebanyakan generator fungsi
akan mengubah keadaan ke level generasi terbaru frekuensi
maksimum tegangan output kerjanya sampai 20MHz memakai
integrator yang telah ditetapkan. konektor jenis-BNC, dengan
Perubahan ini akan memutus terminasi 50 ~ 75 Ω.
sumber arus konstan Upper Generator fungsi seperti lazimnya
beralih ke Lower constant current kebanyakan generator sinyal,
source terdapat juga bagian attenuator,
Sumber arus konstan Lower akan beberapa jenis gelombang
mencatu arus balik ke integrator, modulasi output, dan memiliki
sehingga tegangan output turun fasilitas frekuensi gelombang
secara linier terhadap waktu. Bila sapuan yang memberi
output mencapai batas minimum kemampuan untuk pengetesan
yang ditetapkan, maka tegangan respons frekuensi dari rangkaian
komparator akan berubah keadaan elektronik yang diberikan.
dan menyambung ke Upper Beberapa generator fungsi
constant current source, demikian dilengkapi kemampuan
seterusnya kembali seperti membangkitkan sinyal derau putih
semula. Dengan demikian (pink noise).
terjadilah siklus yang terus
menerus.Tegangan output
255
C
Keluaran
Sumber arus penguat 1
konstan atas
square
Komparator
Integrator tegangan
Pengendali
frekuensi
triangle
Tahanan diode
rangkaian
Sumber arus pembentuk
konstan bawah
Keluaran
penguat 2 sinus
Gambar 6-2. Blok diagram generator fungsi
6.1.3. Spesifikasi
Sebagai produk dari pabrik penting tentang produk yang
pembuat instrumen elektronik mereka pakai. Berikut diberikan
generator fungsi dilengkapi contoh sebuah spesifikasi dari
spesifikasi instrumen. Para sebuah generator fungsi yang
pemakai (users) akan lazim dipakai.
mendapatkan informasi teknik
256
Penguat
Driver Penguat
Audio
daya
Generator fungsi
Oleh karena itu dapat digunakan Teknik sinyal pengganti ini cukup
kapasitor kopling pada probe menggunakan indikator speaker
sehingga tegangan DC offset tidak saja, karena suara yang keluar
akan masuk menggangu titik kerja dari speaker sudah cukup untuk
karena sinyal tetap mengambang mendeteksi ada / tidaknya
pada titik kerja yang dikehendaki. kerusakan.
atau
Ch A
Ch B
Bentuk gelombang
masukan
Bentuk gelombang
keluaran
Sweep Generator
Peragaan
osiloskop
Osiloskop
Komponen
yang dites
Frekuensi Hz
Generator Fungsi
Voltmeter db Speaker
Osiloskop
f f Z
Pada gambar nampak seorang ahli bilangan derau (NF, noise figure).
teknik sedang melakukan Instrumen ini mampu
pengujian sistem elektronik membangkitkan sinyal Continous
dengan menggunakan generator Wave (CW) sampai 240 MHz, dan
RF modern, yang disebut sinyal pulsa sampai 120 MHz,
Arbitrary/Generator fungsi. Alat ini dengan daya output sampai 16
dapat digunakan untuk berbagai dBm. Sinyal ini dapat dimodulasi
keperluan, seperti pengetesan dalam frekuensi, amplitudo dan
frekuensi respons piranti RF, fasa melalui generator modulasi
seperti pengukuran lebar pita filter internal yang tersedia atau sumber
atau penguat IF, pengukuran dari luar sampai modulasi
distorsi intermodulasi, simulasi frekuensi 50 kHz.
sinyal radar, maupun pengukuran
Jenis AFG ini menggunakan dua AFG ini mempunyai nilai amplitudo
buah filter “anti aliasing”. Sebuah 4.096 level tegangan diskrit atau
filter eliptik orde ke-9 dipakai untuk 12-bit resolusi vertikal. Data
gelombang sinus kontinyu, sebab bentuk gelombang spesifik dibagi
mempunyai lebar pita yang rata kedalamsampel sedemikian rupa,
dan frekuensi cut-off yang tajam sehingga satu siklus bentuk
diatas 80MHz. Karena filter eliptik gelombang dengat tepat mengisi
menghasikan beberapa “ringing” memori bentuk gelombang (lihat
untuk bentuk gelombang selain gambar di bawah
sinus kontinyu, filter orde ke-7 untukgemombang sinus). Bila
berfasa linier dipakai untuk semua anda membangkitkansembarang
bentuk gelombang fungsi. Untuk bentuk gelombang yang tidak
bentuk gelombang standar, berisi tepat 16 K atau 64K titik,
arbitrary waveform didefinisikan bentuk gelombang akan secara
dengan lebih kecil dari 16.384 otomatik direntang oleh titik-titik
(16K) titik, generator fungsi perulangan atau oleh interpolasi
memakai memori bentuk antara titik-titik yang ada yang
gelombang sebesar 16K kata. diperlukan untuk mengisi memori
Sedangkan untuk generator fungsi bentuk gelombang. Bilasemua
yang didefinisikan lebih dari 16K memori bentuk gelombang terisi
titik, generator fungsi memakai satu siklus gelombang, setiap
memori bentuk gelombang lokasi memori sesuai dengan
sebesar 65.536 (64K) kata sudut fasa 2pi/16.384 radian atau
(words). 2pi/65.536 radian.
267
Gambar 6-15 Spektrum dari bentuk gelombang diatas pada 100 kHz
271
DAC
DAC
Comparatorr
Catatan :
Perlu diperhatikan bahwa offset dc merupakan jumlah sinyal ac setelah
attenuator, sebelum penguat keluaran. Ini memungkinkan sinyal ac kecil di
offsetkan dengan tegangan dc yang relatip besar. Misal tegangan 100mVpp
dapat dioffsetkan dengan hampir 5Vdc (dalam beban 50 Ω).
Pada saat merubah cakupan, selalu mensaklar attenuator yang demikian ini
menyebabkan tegangan keluaran tidak pernah melampaui pengaturan awal
amplitudo arus. Bagaimanapun, gangguan sesaat atau glitch yang
disebabkan oleh pensaklaran, dalam beberapa aplikasi dapat menyebabkan
masalah. Untuk alasan inilah, 33250A mengembangkan range hold untuk
menyegarkan saklar attenuator dan amplifier dalam arus kerjanya.
Bagaimanapun, amplitudo, akurasi dan resolusi offset (seperti halnya
ketepatan bentuk gelombang) mungkin berpengaruh kurang baik ketika
mengurangi amplitudo di bawah cakupan yang diharapkan. Sebagaimana
ditunjukkan di bawah ini 33250A memiliki impedansi seri keluaran yang tetap
50 Ω, membentuk pembagi tegangan dengan tahanan beban.
Zo 50 Ω
VL
V gen Rl
Vrms = 0.77 Vp
Vp-p
T = 1/f
dimana P = VRMS 2/ RL
6.2.4. Modulasi
Modulasi merupakan proses pembawa sesuai dengan harga
memodifikasi sinyal frekuensi sesaat sinyal pemodulasi. Jenis
tinggi (disebut sinyal pembawa, modulasi ketiga adalah frequency-
carrier signal) dengan sinyal shift keying (FSK), yang memiliki
informasi frekuensi rendah frekuensi output bergeser antara
(disebut sinyal pemodulasi, dua frekuensi tergantung pada
modulating signal). Bentuk keadaan sinyal pemodulasi digital.
gelombang sinyal pemodulasi bisa Generator fungsi akan menerima
beraneka ragam, sedangkan sumber modulasi internal dan
bentuk sinyal pembawa biasanya eksternal. Bila anda memilih
gelombang sinusoida. Dua jenis sumber internal, maka gelombang
modulasi yang terkenal adalah AM termodulasi dibangkitkan oleh
(amplitudo modulation) dan FM proses pembangkit DDS dari
(frequency modulation). Kedua prosesor signal digital (DSP, digital
jenis modulasi tersebut signal processor). Namun bila
memodifikasi amplitudo, frekuensi dipilih sumber eksternal, maka
280
6.2.4.6.1. Burst
Keluaran generator fungsi dapat terdiri dari bentuk gelombang
diatur pada bentuk gelombang dengan jumlah siklus tertentu (1
dengan jumlah siklus tertentu yang sampai 1.000.000) dan selalu
dinamakan burst. Burst dapat diaktifkan dengan peristiwa picu.
digunakan dalam salah satu dari Burst juga dapat diset untuk
dua mode burst siklus N (juga menghitung tak hingga yang
dinamakan triggered burst atau dihasilkan pada bentuk gelombang
gated burst). Burst siklus N kontinyu pada generator fungsi
merupakan burst siklus N yang terpicu.
284
Keluaran
sinkronisasi
Keluaran
utama
Gambar 6-28 Bentuk gelombang keluaran sync dan tiga siklus bentuk
gelombang burst
Setiap penguat RF baru dan filter relatip datar. Pada salah satu
dirancang memiliki karakteristik ujung cakupan respon amplitudo
bandpass yang harus diukur untuk ini secara mantap berkurang. Titik
meyakinkan hasil sesuai tujuan dimana respon turun -3 dB dari
rancangan. Kebanyakan peguat amplitudo puncak ke puncak
dirancang memiliki respon linier didefinisikan sebagai batasan
sepanjang cakupan frekuensi lebar band.
aplikasi. Hal serupa, filter Dalam aplikasi ini misalnya kita
dirancang untuk melewatkan band akan menguji penguat IF 140 MHz
frekuensi yang telah ditetapkan dan mengukur batas frekuensi
sebelumnya dan menolak yang atas dan bawah lebar band
lain. Kedua jenis komponen yang dimana amplitudo keluaran turun -
cenderung memiliki cakupan 3 dB. Turun -3dB ekuivalen
frekuensi dimana respon amplitudo dengan 70,71% harga puncak ke
288
pulsewidth
Duty cycle =
pulseperiode
CRO
Vert Hor
Osilator
CRO
Osilator Osilator
Penerima radio FM
B
A 455 kHz
BAB 7 OSILOSKOP
7.1 Pengantar
7.1.1. Pemahaman Dasar Sinyal
Gerakan alami dalam bentuk Perkembangan teknologi sekarang
gelombang sinus, serupa ombak ini para teknisi atau ahli
lautan, gempa bumi, suara bising membutuhkan ketersediaan
dan bergetar, suara melalui udara perangkat terbaik untuk
atau frekuensi alami dari gerakan menyelesaikan tantangan
tubuh. Energi, getaran partikel dan pengukuran secara cepat dan
gaya yang tidak tampak meliputi tepat. Osiloskop merupakan kunci
pisik alam semesta. Cahaya jawaban tantangan tuntutan
merupakan bagian partikel, bagian pengukuran secara akurat.
gelombang berupa frekuensi Kegunaan osiloskop tidak dibatasi
dasar, yang dapat diamati sebagai pada dunia elektronik. Dengan
warna. transduser yang tepat osiloskop
Pengamatan dan pengukuran dapat mengukur semua jenis
untuk melihat perbedaan gerakan phenomena. Transduser
diperlukan alat yang mampu merupakan piranti yang
memvisualisasi. Berdasarkan menciptakan sinyal listrik dalam
visualisasi tersebut gerakan dapat respon terhadap rangsangan pisik
dibedakan kekuatan, besarnya seperti suara, tekanan mekanik,
perioda pengulangan. Alat yang tekanan, cahaya atau panas.
mampu mevisualisasikan gerakan Sebuah mikropon merupakan
periodik ini dinamakan osiloskop. transducer yang mengubah suara
Osiloskop merupakan perangkat ke dalam sinyal listrik. Gambar 7-1
yang sangat dibutuhkan untuk menunjukkan data ilmiah yang
perancangan, pabrikasi atau dapat dikumpulkan oleh osiloskop.
perbaikan peralatan elektronika.
296
Jenis-jenis Gelombang
Gelombang dapat diklasifikasi kedalam jenis :
• Gelombang sinus
• Gelombang kotak dan segi empat
• Gelombang segitiga dan gigi gergaji
• Bentuk step dan pulsa
• Sinyal periodik dan non periodik
• Sinyal sinkron dan asinkron
299
kompleks
1 Gambar 7-10.
3 siklus perioda
perdetik gelombang sinus
= 3 Hz
Perioda
1 detik
302
7.1.3.2. Tegangan
Tegangan merupakan jumlah selalu. Untuk mengukur tegangan
potensial listrik atau kekuatan dari puncak maksimum ke puncak
sinyal antara dua titik rangkaian. minimum dari bentuk gelombang,
Biasanya satu dari titik ini adalah direferensikan sebagai tegangan
ground atau nol volt, namun tidak puncak ke puncak.
7.1.3.3. Amplitudo
Amplitudo referensi terhadap terhadap ground. Bentuk
sejumlah tegangan antara titik gelombang ditunjukkan dalam
dalam rangkaian. Amplitudo gambar 7-11 mempunyai
biasanya direferensikan tegangan amplitudo 1V dan puncak ke
maksimum dari sinyal yang diukur puncak 2V.
0 90 180
+1
-1V
7.1.3.4. Fasa
Fasa terbaik dijelaskan dengan ditunjukkan dalam gambar 7-11.
melihat pada gelombang sinus. Penggunaan derajat dapat
Level tegangan dari gelombang digunakan sebagai acuan untuk
sinus didasarkan pada gerakan sudut fasa gelombang sinus bila
melingkar. Lingkaran mempunyai ingin menguraikan seberapa
360°, satu siklus gelombang sinus banyak perioda telah dilalui.
mempunyai 360° sebagaimana
tegangan Arus
Fasa 90
Input spot
Attenuattor Penguat
dan pra Vertikal
penguat
layar berlapis
pospor
trigger dalam
Penguat
Rangkaian
Horisontal
Triger Pembelok
Trigger dari
1 5 layar CRO
6 2,2 6, 8,
0
2
4 8
3 7
sinyal masukan vertikal
0 t (waktu)
4
Basis waktu
6
F K 1 2 p vertikal p Horisontal
∆Y
d V
L D
Gambar 7-16. Sistem pembelokan berkas elektron
KVLD
∆ Y = --------------------
2 Va d
Dimana
L = Panjang pelat
D = jarak antara pelat dan titik pada sumbu dimana defleksi diukur.
d = jarak antar pelat
Va = tegangan pemercepat yang diberikan
K = konstanta yang berhubungan dengan muatan dan masa
CRT
Probe
masukan
attenuator Penguat
vertikal System
pembangkit
System vertikal elektron
System horisontal
System Penguat
Generator
triger horisontal
sinkronisasi
Time base
Attenuator
Tegangan Tingi
dan Power
Supply
Sinkronisas Time
Posisi horisontal
CRT
PS Trigger Tegangan
tegangan pick off tinggi
rendah
intensitas fokus
Time/div
+ posisi horisontal
level
Slope
Saluran Attenuator
Penunda Saklar Penguat
A elektronik vertikal
Saluran Attenuator
Penund
B
mode X-Y
Generator
penyapu
Rangkaian
pemicu
Trigger
Ext Penguat
horisontal
Saluran
A
Saluran B
∂ = Is/Ip
Elektroda
pengumpul
Senapan pulsa untuk menghapus
-2000 V
Senapan ganda
hapus
menulis
∂=1
Titik potong
Gambar 7-25 CRT penyimpan sasaran ganda dan dua senapan elektron
Peraga
Sistem Akusisi
Pemroses
Sistim Vertikal
Sistem
Pengubah peraga
Penguat analog ke
Memori digital
Attenuat Vertikal digital
Sistem
Sistem Horisontal
triger
Sample
Clock
gelombang
sinus yang
direprduksi
dengan
interpolasi
sinus
gelombang
sinus yang
direproduksi
dengan
menggunakan
linier
interpolasi
Gelombang
dibentuk dengan
titik sampel
akuisisi siklus
pertama
akusisi siklus
ketiga
akuisis siklus ke
Lampu Time/
Saklar Tombol
indikator div
Intensita on/off kalibrasi
s
gratikul
Berkas
kalibrasi
elektron
Posisi X
Triger
Inp
Ext
Posisi
vertikal
Fokus Groun
Ch 1
d
Input Posisi
Ch 1 vertikal
ch 2
7.6.2. PengukuranTegangan DC
7.6.2.1. Alat dan bahan yang diperlukan
1. CRO 1 buah
2. Probe CRO 1 buah
3. Batere 6 Volt 1 buah
4. Kabel secukupnya
V Kanal
kalibrasi 1
groun
d
T ime
kalibrasi
Input
kalibrasi
Gambar 7-32.. Pengawatan kalibrasi
On, putar ke
kanan
diteka
n
6 kolom
div bila
posisi
Volt/div 1
maka
V=6Vp-p
T perioda =
8 X time/div
F = 1/T
T= perioda
Sinyal Y
Fx : Fy = 1 : 2
Fx = (Fy/2)
Sinyal X
Beda fasa
= (t/T) X 360
t T = perioda
Perbandingan
XY
1:1
0o 45o 90o 135o 220o 360o
1:2
1:3
0o 15o 30o 60o 90o 120o
1:4
Digital
Amp ADC fosfor Peraga
mikroprosesor
7.7.6. Probe
7.7.6.1. Probe pasip
Untuk pengukuran sinyal dan keteliatian pengukuran, namun
besar tegangan, probe pasip juga mengurangi amplitudo sinyal
memberikan kemudahan dalam pada masukan osiloskop dengan
pemakaian dan kemampuan factor 10.
cakupan pengukuran. Fasangan
probe tegangan pasip dengan Probe pasip memberikan solusi
arus probe akan memberi solusi sempurna terhadap tujuan
ideal pengukuran daya. pengamatan pada umumnya.
Namun, probe pasip tidak dapat
Probe attenuator pengurangan mengukur secara akurat sinyal
10X (baca sepulu kali) membebani yang memiliki waktu naik ekstrim
rangkaian dalam perbandingan cepat dan mungkin terlalu sering
sampai 1X probe dan merupakan membebani sensitivitas rangkaian.
suatu tujuan umum probe pasip. Bila kecepatan sinyal clock
Pembebanan rangkaian menjadi bertambah dan tuntutan
lebih ditujukan pada frekuensi kecepatan lebih tinggi dari pada
yang lebih tinggi dan atau sumber kecepatan probe sedikit akan
sinyal impedansi yang lebih tinggi, berpengaruh terhadap hasil
sehingga meyakinkan untuk pengukuran. Probe aktif dan
menganalisa interaksi diferensial memberikan
pembebanan sinyal / probe penyelesaian ideal untuk
sebelum pemilihan probe. Probe pengukuran sinyal kecepatan
attenuator 10K meningkatkan tinggi atau diferensial.
345
Probe
pengatur Amplitudo
sinyal tes sinyal
1MHz
Probe Amplitudo
pengatur sinyal
sinyal berkurang
Amplitudo tes
Probe sinyal 1MHz
pengatur
sinyal
Teganga
n puncak Tegangan
puncak ke
puncak
Harga RMS
Sumbu nol
gratikul
Pengukuran senter
gratikul horisontal dan
vertikal
Gambar 7-69.
Gambar 7-68. Pengukuran amplitudo senter
Pengukuran tegangan
gratikul waktu
Pada saat mengkompensasi, digunakan. Ini akan memastikan
selalu sertakan beberapa asesoris bahwa osiloskop memiliki
yang perlu dan hubungkan probe kekayaan listrik sebagaimana
ke kanal vertikal yang akan yang terukur.
Rise time
Fall time
100%
90%
50% teganga
10%
0%
Lebar
l
i1 arus pada M1
i2 arus pada M2
rendah Tinggi
A B Lb
Ra
N
L3 Rb
Suplai
Sinyal diperkuat sebelum masuk waktu naik dan turun yang sangat
Schmitt Trigger. Dalam Schmitt cepat, kemudian dideferensier dan
Trigger sinyal diubah menjadi dipotong (clipped). Keluaran dari
gelombang kotak (kotak) dengan Schmitt Trigger berupa barisan
358
pulsa, satu pulsa untuk setiap start dan stop. Bila interval waktu
siklus sinyal. Pulsa keluaran ini diketahui, kecepatan dan
Schmitt Trigger masuk ke gerbang frekuensi pulsa sinyal input dapat
start-stop. Bila gerbang terbuka diketahui. Misalnya f adalah
(start), pulsa input melalui gerbang frekuensi dari sinyal input, N jumlah
ini dan mulai dihitung oleh counter pulsa yang ditunjukkan counter dan
elektronik. Bila pintu tertutup (stop), t adalah interval waktu antara start
pulsa input pada counter berhenti dan stop dari gerbang. Maka
dan counter berhenti menghitung. frekuensi dari sinyal yang tidak
Counter memperagakan (display) diketahui dapat dihitung dengan
jumlah pulsa yang telah masuk persamaan di bawah ini
melaluinya antara interval waktu
.
N
F= .
t
Pada blok diagram gambar 8-8. pada tap 10-2 x dan interval
frekuensi osilator clock adalah 1 waktunya 100 µdetik; 103 pulsa
MHz atau 106 Hz. Jadi output per detik pada tap 10-3x dan
Schmitt Trigger 106 pulsa per interval waktu 1 mdetik; 102 pulsa
detik. Pada setiap 1x dari switch per detik pada tap 10-4x dan
ada 106 pulsa per detik, dan interval waktu 10 mdetik; 10 pulsa
interval waktu antara dua pulsa perdetik pada tap 10-5 dan interval
yang berturutan 10-6 detik atau waktu 100 mdetik; satu pulsa per
1µdetik. Pada tiap 10-1x, pulsa detik pada tap 10-6x dan interval
telah melalui satu pembagi waktunya 1 detik. Interval waktu
persepuluhan, dan berkurang antara pulsa-pulsa ini adalah time
dengan faktor 10, dan sekarang base dan dapat dipilih dengan
ada 105 pulsa perdetik. Jadi switch selektor (switch pemilih).
interval waktu diantaranya adalah Pernyataan simbolik dari
10 µdetik. Dengan cara yang rangkaian flip-flop (FF)
sama, ada 104 pulsa per detik digambarkan pada gambar 8 - 9.
RC RC
R R
RB RB
Pulsa positif dari sumber frekuensi dari gerbang utama. Karena itu
yang tidak diketahui sebagai sinyal tidak ada pulsa dari sumber
yang dihitung masuk pada input frekuensi yang tidak diketahui,
A gerbang utama dan pulsa positif dapat lewat melalui gerbang
selektor time base masuk pada utama. Supaya mulai bekerja,
input B ke “gerbang start”. Mula- pulsa positif disebut pulsa
mula flip-flop FF, pada keadaan 1. pembaca (“Read Pulse”) diberikan
Tegangan pada output Y pada terminal reset R dari FF1,
dimasukkan pada input A salah ini menyebabkan FF1 berubah
satu terminal masukan dari keadaan dari 1 ke 0. Sekarang
“gerbang stop” berfungsi −
Sinyal input atau sinyal yang Sinyal gating ini memberikan selang
dihitung frekuensi melalui waktu dimana counter (yang terdiri dari
pengukuran. susunan dekade counter) akan
menghitung semua pulsa yang masuk.
Gambar 8-15 Blok diagram dari counter electronik yang bekerja sebagai
pengukur frekuensi
Gambar 8 – 18. Diagram blok dari counter pada mode kerja “periode tunggal”
dan “periode ganda rata-rata”
Gambar 8-19. Blok diagram counter yang bekerja sebagai “perbandingan” dan
“perbandingan ganda”.
sinyal oleh trigger level control dari pulsa dicatat oleh pencatat digital
amplifier A. Gerbang tertutup pada dan tergantung pada setting dari
suatu titik pada “trailing edge dari “time base selektor”.
sinyal input oleh trigger level
control dari amplifier B. Lebar
Gambar 8 – 22.
Slope triggering
Contoh Aplikasi
Perioda gerbang 1 m detik; 10 m detik, 100 m detik, 1 detik dan 10 detik yang
melengkapi digital counter-time-frequency meter mempunyai display 3 digit.
Perioda gating 10m detik dipilih untuk mengukur frekuensi yang tidak diketahui
dan diperoleh pembacaan 034. Berapakah harga frekuensi ? langkah-langkah
apa yang diambil untuk (a) menguji kepercayaan hasilnya ? (b) memperoleh
hasil yang lebih teliti ?
Penyelesaian
N 034
a. Frekuensi f : = = 3400 Hz = 3,4 KHz
t 10 x10 −3
b. Untuk menguji hasil, kita harus menggunakan waktu gatingyang lebih
rendah, misalnya 1 ms. Bila frekuensi antara 3000 dan 3499 Hz
pembacaan akan : 3000 x 1 x 10-3 = 3,499 karena meter mempunyai
display 3 digit, dapat memperlihatkan pembacaan 003 pada kedua kasus
diatas.
c. Supaya diperoleh hasil yang lebih baik (resolusi yang lebih baik) kita harus
menggunakan waktu gating yang lebih tinggi, misalnya 100m detik.
373
Contoh Aplikasi
Penyelesaian
salah satu sinyal dari stasion ini. frekuensi sesaat karena transien
Kesalahan antara osilator kristal tegangan, schock dan vibrasi,
lokal dengan sinyal yang datang siklus pemanasan kristal,
dapat direkam pada “strip-chart interferensi listrik dan sebagainya.
recorder”. Diagram yang Kesalahan ini dapat
disederhanakan untuk prosedur ini diminimumkan dengan mengambil
diberikan pada gambar 8-25. pengukuran frekuensi selama
Ketelitian kalibrasi dapat selang waktu gerbang time yang
diperbaiki dengan menggunakan panjang (10 detik sampai 100
stasion VLF daripada stasion HF, detik) dan pengukuran perioda
karena jalan transmisi untuk rata-rata ganda (multiple periode
frekuensi yang sangat rendah average measurement). Gambar
lebih singkat dari pada untuk untuk stabilitas jangka pendek
transmisi frekuensi tinggi. pada kombinasi standar kristal-
Kesalahan stabilitas kristal jangka oven pada orde 1 atau 2 bagian
pendek disebabkan oleh variasi per 107.
DAFTAR PUSTAKA
Agilent.2007. Agilent Automotive Electronics 10 Aplication Note on
Design Debug and Function. Agilent Test. USA. © Agilent
Technologies,Inc. www.agilent.com
Manual stargass :
http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152
203b41f7c9
http://health.howstuffworks.com/mri1.htm
http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"
www.tektronix.com/signal_generators 9
http://www.doctronics.co.uk/scope.htm
http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf
http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers
http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi
nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1
http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm
http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.duncaninstr.com/images
http://www.humminbird.com/images/ PDF/737.pdf
http://www.eaglesonar.com/Downloads/Manuals/Files/IntelliMap640c_01
43-881_121305.pdf tanggal 20 Desember 07
http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real-
Time+Spektrum+Analyzers
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1
http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm
http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf
http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers
http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real-
Time+Spektrum+Analyzers
http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152203b41f
7c9 Manual stargass
http://www.aboutniclear.org/view
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1
http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm
http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://health.howstuffworks.com/mri1.htm
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1
http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26b.html CT ijo
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1
http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.html
http://en.wikilipedia.org/wiki/Functional_magnetik_resonance_imaging
http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_imaging
http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi
nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/P
art2_26d.htm
http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Information
http://health.howstuffworks.com/mri1.htm
http://www.DiagnostikMedicalIS/Medicalultrasonography-Wikipedia,the
freeencyclopedia.mht.
http://www.humminbird.com/images/PDF/737.pdf
LAMPIRAN D
GLOSARIUM
i
LAMPIRAN D
efek piezolistrik Bila sumbu mekanik dari Kristal diberi tekanan maka
akan timbul beda tegangan pada sumbu listrik. Bila
pada sumbu listrik diberi tegangan maka akan terjadi
perubahan keadaan disepanjang sumbu mekanik. Bila
pada sumbu listrik diberi tegangan AC maka akan
terjadi getaran di sumbu mekanik dengan frekuensi
naturalnya. Semakin tipis Kristal frekuensi getar
semakin tinggi.
ii
LAMPIRAN D
iii
LAMPIRAN D
radio isotop Suatu versi elemen kimia yang memiliki inti tak sabil
dan mengemisikan radiasi selama decay untuk
membentuk kestabilan. Radio isotop penting
digunakan dalam diagnosa medis untuk pengobatan
dan penyelidikan.
rise time Waktu yang diperlukan pulsa untuk naik dari 10%
amplitudo maksimum sampai 90%.
iv
LAMPIRAN D