Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

LP. MA’ARIF NU CABANG KABUPATEN BANYUMAS


YPP. SMK MA’ARIF NU AJIBARANG
SMK MA'ARIF NU 2 AJIBARANG
SK. DINDIK BMS. 024/2362/2010

JL. Raya Ajibarang KM 01, Telp./Fax. (0281) 571656 Ajibarang


53163 email:smkmanuda_ajibarang@yahoo.com
A. PENGERTIAN CAIRAN
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.  
B. JENIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. CAIRAN NUTRIEN
Klien istirahat di tempat tidur membutuhkan 450 Kaalori setiap harinya. Cairan Nutrien
/ Zat Gizi melaluli intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk Karbohidrat,
Nitrogen dan Vitamin. Cairan nutrien terdiri dari :
a. Karbohidrat dan Air, Contohnya Glukosa, Fruktosa dan ½ Dextrose
b. Asam Amino, Contohnya Amigen, Aminoxsol dan Travamin
c. Lemak, Contohnya Lopornul dan Liporyn
2. BLOOD VOLUME EXPANDER
Merupakan bagian dari cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah
setelah kehilangan darah atau plasma. Jenis Blood Volume Expander ada 2 yaitu :
a. ......
b. .....
C. JENIS CAIRAN ELEKTROLIT
Merupakan Cairan salin atau yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam –
macam elektrolit, cairan alin terdiri dari Isotonik, Hipotonik dan hipertonik. Contoh cairan
elektrolit terdiri dari :
1. Cairan Ringer’s terdiri dari Na, K, Cl, Ca
2. Cairan Ringer’s Laktat terdiri dari Na, K, Mg, Cl, Ca, HCO2
3. Cairan Buffer’s terdiri dari Na, K, Mg, Cl, HCO2
D. MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN
a. Hipovolume dan Dehidrasi
Ada 3 macam kekurangan volume cairan atau dehidrasi
1) Dehidrasi Isotonik, terjadi jika kehilangan sjumlah cairan dan elektrolitnya ysng
seimbang
2) Dehidrasi Hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak
dibandingkan dengan elektroitnya
3) Dehidrasi Hipertonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya
dibandingkan air
Jenis dehidrasi berdasarkan derajatnya :
1) Dehidrai Berat
 Kehilangan cairan 4 -6 Liter
 Serum nutrium 150 – 166 mE/l
 Hipotensi
 Turgor kulit buruk
 Nadi dan pernafasan meningkat
 Kehilangan cairan > 10% BB
2) Dehidrasi Sedang
 Kehilangan cairaan 2 – 4 Liter
 Serum nutrium 152 – 158 mEq/l
 Mata cekung
3) Dehidrasi Ringan
 Kehilangan cairan 5% BB
 Pengeluaran cairan sekitar 1,5 – 2 Liter
b. Hipervolume / Overdehidrasi
Sering disebut juga dengan kelebihan cairan, adapun tanda gejalanya yaitu kelebihan
volume darah dan edema / kelebihan cairan pada interstisial
2. MASALAH KEBUTUHAN ELEKTROLIT
a. Hiponatremia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual,
muntah dan diare.
b. Hipernatremia
merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai
dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan
kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu
badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi
demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan
sedangkan asupan garamnya sedikit.
c. Hipokalemia
merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini
dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare
yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya
tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan
lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus,
kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L.
d. Hiperkalemia
merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi
pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang
berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas
sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya
kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai
lebih dari 5 mEq/L.
e. Hipokalsemia
merupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan
adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma
kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat
disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah
kalsium karena sekresi intestinal.
f. Hiperkalsemia
merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi
pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D
secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu
ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g. Hipomagnesia
merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya
iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan
konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
h. Hipermagnesia
merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan
adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen
otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh. Misalnya :
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan.
F. PENGATURAN VOLUME CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. PENGATURAN ELEKTROLIT
a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan
mempengaruhi  keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada
fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi
asam basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2
elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel
yaitu natrium dan kalium.
b. Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan
dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium
didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam
cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal,
pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium
dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan
mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika
terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan
ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt
c. Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada
pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh
melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5
mEq/Lt.
d. Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan
fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari
reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui
keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan
hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika
kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi
peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar
kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang.
Jumlah normal 4-5mEq/Lt.
e. Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung.
Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium
Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan
hormon paratiroid.
f. Keseimbangan Fosfor (PO4–)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel,
tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi
kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan
karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar
kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging,
ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor
oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium
meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal
sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt.
g. Keseimbangan Klorida (Cl–)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam
basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah
merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh
hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah
95-108mEq/Lt.
h. Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi
utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh
ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.

Anda mungkin juga menyukai