Tingkat: I Reguler C
NIM: PO50333219375
2. Genetika Virus
Virus mampu bertahan hidup, tetapi tidak tumbuh, bila tidak di dalam sel inang.
Replikasi genom virus tegantung pada energi metabolik dan mesin sintesis
makromolekul pada inang. Sering, bentuk parasitisme genetik ini mengakibatkan
debilitas atau kematian sel inang. Oleh karena itu, keberhasilan perbanyakan virus
memerlukan.
suatu bentuk stabil yangmemungkinkan virus bertahan hidup di luar inangnya,
suatu mekanisme invasi pada sel inang
informasi genetik untuk replikasi komponen virus dalam sel
informasi tambahan yang mungkin diperlukan untuk packaging (menyimpan)
komponen virus dan pengeluaran virus dari sel inang.
Perbedaan sering ditemukan antara virus pada sel eukariotik dengan virus pada sel
prokariotik (bacteriophage). Perhatian lebih tepat pada sub grup virus, tetapi jangan
dilupakan dictum Andre Lwoff : Virus adalah virus. Banyak konsep dasar dari biologi
molekuler, muncul dari penemuan bacteriophage Molekul asam nukleat bacteriophage
dikelilingi suatu mantel protein. Beberapa fag juga mengandung lipid, tetapi hal ini
adalah perkecualian. Asam nukleat pada fag bervariasi.Banyak fag memiliki DNA
rantai ganda, yang memiliki RNA rantai tunggal. Basa yang tidak umum ditemukan
seperti hydroxyl methylcytosine kadang – kadang ditemukan pada asam nukleat fag.
Banyak fag memiliki struktur menyerupai alat injeksi syringe khusus yang dapat
mengikat reseptor pada permukaan sel dan menginjeksikan asam nukleat kedalam sel
inang. Fag dapat dibedakan berdasarkan pada cara perbanyakan dirinya. Lytic phagers
menghasilkan banyak salinan dirinya sebagai cara memastikan sel inangnya.
Kebanyakan laporan studi Lytic phagers, T-phages (missal T2, T4) pada Escherichia
coli, memerlukan waktu yang tepat untuk ekspresi gen virus untuk koordinasi
pembentukan fag. Temperate phages mampu masuk ke dalam suatu prophage pada
keadaan nonlitik, pada replikasi asam nukleatnya dikaitkan dengan replikasi DNA sel
inang. Bakteri yang membawa prophage disebut lysogenic, karena suatu signal
fisiologik dapat menjadi trigger suatu siklus litik yang mengakibatkan kematian sel
inang dan mengeluarkan banyak salinan phages. Karakter terbaik temperate phages
adalah E.coli phage λ. Gen– gen penentu litik atau resinslysogenic pada infeksi λ
telah diidnetifikasi dan interaksi yang kompleks telah diexsplorasi secara teliti.
Filamenthous phages, contoh yang telah dipelajari dengan baik adalah E.coli phage
M13, filamennya mengandung DNA rantai tunggal yang kompleks dengan protein
dan diperoleh dari inangnya, dimana inang mengalami debilitas (keadaan memburuk)
tetapi tidak dimatikan oleh infeksi ini. Rekayasa DNA ke dalam phage M13
menyediakan rantai – rantai tunggal yang sangat bernilai untuk analisis dan
manipulasi DNA.
3. Genetika jamur
Genom adalah keseluruhan informasi genetik dalam suatu organisme. Hampir semua
genom eukariota dibawa pada satu atau lebih kromosom linear terpisah dari
sitoplasma didalam membran inti sel (nukleus). Diploid sel eukariota mengandung 2
homologeus (salinan evolusioner) dari setiap kromosom. Mutasi atau perubahan
genetik sering tidak dapat dideteksi pada sel diploid karena susunan satu salinan gen
kompensasi untuk perubahan fungsi homolognya. Satu gen yang tidak dapat
mengekspresi fenotipitik pada keberadaan homolognya dinyatakan resesif, sedangkan
satu gen yang mengatasi efek homolognya dinyatakan dominan. Efek mutasi dapat
sangat tampak pada sel– sel haploid, yang membawa hanya satu salinan tunggal dari
kebanyakan gen. Sel – sel yeast (suatu eukairota) sering diteliti, Karena dapat
dipertahankan dan dianalisis pada keadaan haploid. Sel-sel eukariota mengandung
mithocondria pada beberapa kasus dinyatakan sebagai kloroplas. Didalam setiap
organel ini ada satu molekul DNA sirkuler yang mengandung beberapa gen yang
berfungsi seperti organel khusus. Kebanyakan gen berhubungan dengan fungsi
organel, dibawa oleh kromosom eukariota. Banyak yeast mengandung suatu elemen
genetik tambahan, suatu lingkaran 2 μm mampu berreplikasi secara independen,
mengandung 6,3 kbp DNA. Semacam lingkaran kecil DNA ini disebut plasmid,
sering ditmukan pada genetik eukariota. Ukuran kecil dari plasmid memudahkan
manipulasi genetik, dan setelah perubahannya, dapat dimasukkan ke dalam sel-sel.
Oleh karena itu, plasmid digunakan pada rekayasa genetika. Repetitive DNA, dalam
jumlah besar pada sel eukariota, telah di temukan pula pada sel prokariota. Pada
genom eukariota, repetitive DNA sering dihubungkan dengan region penyandi dan
lokasi utama pada region ekstra gen. susunan pendek berulang (short sequence ,SSR)
ini atau short tandemly repeateds sequences (STR) ada dalam beberapa salinan atau
sampai ribuan salinan yang menyebar di seluruh genom. Adanya SSR pokariata telah
di dokumentasikan dengan baik dan beberapa menunjukan polymorfisme yang luas,
variasi ini di perkirakan karena kesalahan pasangan rantai (slipped-strand mispairing)
dan hal ini di perlukan untuk adatasi dan hal ini di perlukan untuk adaptasi dan variasi
bakteri. Banyak gen eukariota disisipi intron, sisipan susunan DNA yang akan hilang
pada mRNA yang di tranlasi. Intron telah diamati pada gen archze tetapi hanya sedikit
perkecualian yang tidak di temukan pada eubakteria Kebanyakan gen jamur di bawa
pada kromosom bakteri. Data susunan genom menunjukan bahwa kebanyakan genom
jamur terdiri dari satu molekul DNA sirkuler yang mengandung DNA 580 kbp sampai
lebih dari 4600 kbp. Banyak bakteri pada jamur mengandung gen-gen tambahan pada
plasmid yang bervariasi mulai dari beberapa kbp sampai 100 kbp. DNA sirkuler
(kromosom dan plasmid), yang mengandung informasi genetik di perlukan untuk
respirasinya disebut replicon membran tidak memisahkan gen bakteri dari sitoplasma
seperti pada eukariota dengan beberapa perkecualian, gen bakteri adalah haploid.
Gen-gen yang penting untuk pertumbuhan jamur dibawa pada kromosom, dan
plasmid yang membawa gen dikaitkan dengan fungsi-fungsi spesifik. Banyak plasmid
membawa gen untuk di pindahkan dari satu organisme ke organisme lain sebaik pada
pengaturan DNA (rearrangement DNA). Oleh karena itu gen-gen yang berasal dari
hasil evolusi independent dapat di gabungkan dengan plasmid, dapat menyebar
diantara populasi bakteri secara luas kejadian genetik ini telah diamati pada
penyebaran plasmid pembawa resistensi antibiotika setelah penggunaan anti biotika
yang bebas di rumah sakit.Transposon adalah element-element genetik yang
mengandung beberapa kbp DNA, termasuk informasi yang di perlukan untuk
migrasinya dari satu lokus gen ketempat lainya, sehinga menciptakan mutasi. Peran
transposon pendek (750-200 bp), dikenel sebagai incertion element, menghasilkan
banyak mutasi akibat insersi. Element ini hanya membawa gen-gen untuk enzim
enzim, yang diperlukan untuk mendorong transposisinya sendiri. Hampir semua
bakteri membawa element IS, yang penting pada pembentukan strain-strain dengan
high- frequency recombinant (Hfr). Kompleks tranposon membawa gen-gen untuk
fungi-fungsi khusus seperti resistensi antibiotika dan diapit oleh IS. Tidak seperti
plasmid, tranposom tidak mengandung informasi genetik yang di perluken untuk
replikasinya.