Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN HOME CARE

MANAGEMENT INFEKSI DAN BAU

Estheria 2019 03 0517

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA 2020
1.1 Manajemen perawatan luka
Pengkajian luka perlu dilakukan untuk menentukan status luka dan
mengidentifikasi luka sehingga membantu proses penyembuhan. Sebuah
pendekatan terstruktur dalam pengkajian luka diperlukan untuk mempertahankan
standar yang baik dari perawatan. Ini melibatkan pengkajian pasien menyeluruh,
yang harus dilakukan oleh praktisi yang terampil dan kompeten, mengikuti
pedoman. Pengkajian yang tidak tepat dapat menyebabkan penyembuhan luka
tertunda , nyeri, peningkatan resiko infeksi dan pengurangan kwalitas hidup bagi
pasien untuk itu dibutuhkan suatu alat dalam pengkajian luka untuk mengetahui
perkembangan luka antara lain:
1. TIME
persiapan dasar luka adalah penatalaksanaan luka sehingga dapat
meningkatkan penyembuhan dari dalam tubuh sendiri atau memfasilitasi
efektifitas terapi lain. Metode ini bertujuan mempersiapkan dasar luka dari
adanya infeksi, benda asing, atau jaringan mati menjadi merah terang dengan
proses epitelisasi yang baik. Singkatan dari manajemen TIME. T tissue
management (manajemen jaringan), I infection or inflammation control
(pengendalian infeksi), M moisture balance (keseimbangan kelembaban),
dan Eedge of wound (pinggiran luka untuk mendukung proses epitelisasi).
Pada management untuk mengatasi masala infeksi dan bau yang paling tertuju
adalah :
a. Infection-Inflamation Control (Manajemen Infeksi dan Inflamsi)
inflammation control, yaitu kegiatan mengatasi perkembangan jumlah
kuman pada luka. Semua luka adalah luka yang terkontaminasi,
namuntidak selalu ada infeksi. Infeksi adalah pertumbuhan organisme
dalam luka yang ditandai dengan reaksi jaringan lokal dan sistemik.
Sebelum terjadi infeksi, ada proses perkembang biakan kuman mulai dari
kontaminasi, kolonisasi, kolonisasi kritis, kemudian infeksi.

Luka dikatan infeksi jika ada tanda inflamasi/infeksi, eksudat purulen,


bertambah, dan berbau, luka meluas/ break down, dan pemeriksaan
penunjang diagnostik menunjukan leukosit dan makrofag meningkat,
kultur eksudat menunjukan bakteri >106/g jaringan.

Bau biasanya terjadi pada luka terinfeksi, ditimbulkan oleh adanya


jaringan nekrotik, eksudat dan material toksik dalam luka (pus, debris dan
bakteri), sehingga tindakan membersihkan luka dan nekrotomi dapat
mengurangi bau dan memperbaiki infeksi.Akan tetapi, hal ini tidak dapat
sepenuhnya dilakukan pada lesi maligna.Pada kasus-kasus ini, bau luka
dikurangi dengan mengaplikasikan balutan mengandung antibiotic,
balutan mengandung karbon, larval therapy atau gel antibakteri.

Pada luka dengan infeksi bakteri gram (+) (-) dan kuman anaerob dapat
menggunakan silver dressing, pada luka dengan infeksi bakteri gram (+) (-) dapat
menggunakan hydrofobic gauz, pada luka dengan infeksi bakteri gram (+) (-)
kuman anaeros dan jamur dapat menggunakan SALF RPI.
1. silver dressing
Merupakan jenis balutan yang mengandung silver untuk sediaan topikal
antimikroba. Balutan ini digunakan untuk membunuh kuman pada luka
karena kandungan silver sulphadiazine yang terdapat pada jenis balutan ini
mempunyai aktivitas antibakteri yang luas terhadap jasad renik gram positif
dan gram negatif.
2. hydrofobic gauz
Balutan ini terdiri dari bahan khusus berupa DACC (Diyalkylacbamoyl chloride)
yang menyebabkan balutan ini memiliki sifat hidrofobik yang kuat. Balutan mulai
sering digunakan dalam perawatan luka saat ini karena kemampuannya yang secara
cepat dapat membersihkan cairan luka, pus, debris, bahkan mampu mengangkat
bakteri dan jamur. dalam pengaplikasiannya, balutan ini biasa di gunakan pada luka
inveksi baik partial maupun full thickness, luka post operasi, luka berongga, luka
trauma, serta berbagai luka kronik.
3. SALF RPI
Balutan ini mengandung parafin, petrolatum, dan bahan lain yang berfungsi
sebagai antiseptik. Balutan ini dapat memberikan lingkungan yang lembab
pada luka den sebagai terapi antiseptik pada luka terkontaminasi atau
terinfeksi, atau bisa juga balutan yang terdiri dari terdiri dari kassa katun yang
dipadukan dengan salep lanoparaffin yang mengandung framycetin sulphate
1%. Balutan ini biasa digunakan sebagai agent antibakteri untuk organisme
yang sensitif terhadap framycetin

Anda mungkin juga menyukai