Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM SIG I

ACARA 1
GEOREFERENCING DAN DIGITASI

Penulis :
Nama : Mika Risma
NPM : 1613034048
P.S : Pendidikan Geografi

Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografis (SIG I)


Dosen : Dedy Miswar, S.Si, M.Pd & Listumbinang Helengkara,S.Si,M.Sc.

Program Studi Pendidikan Geografi


Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Bandar Lampung
2018
I. JUDUL
Georefensing dan Digitasi Peta Bandar Lampung

II. TUJUAN
Melakukan georefensing dan digitasi peta Bandar lampung

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan meliputi:
- Peta tematik (Bandar Lampung)
- Penggaris
- Program Arg Gis 10.3

IV. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Aronoff (1989) SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS)
yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis
objek-objek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang
penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem
komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang
bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran. Sedangkan
SIG menurut Crisman (1997) SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan meyebarkan
informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka kesimpulannya SIG adalah


sistem berbasis computer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi yang ada di permukaan bumi.
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk
mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai
atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam
Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan
merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.

Berikut ini salah satu proses yang dilakukan dalam input data:

1. Georeferencing

Georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image


yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam suatu sistem koordinat
dan proyeksi tertentu (Prasetyo, 2011 : 11).

Pada SIG, ada 2 sistem koordinat, yaitu sistem koordinat geografi (geographic
coordinate system) dan sistem koordinat proyeksi (projected coordinate system).
Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan
bisa ditandai dengan penggunaan derajat/degree pada sistem koordinat geografi
dan meter pada sistem koordinat proyeksi.

Secara umum terdapat dua metode untuk melakukan georeferensi, yaitu :

a. Georeferensi dengan menggunakan acuan titik koordinat


b. Georeferensi dengan acuan tanda alam (membuat link antar layer)

2. Digitasi
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke
dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-
lain yang sebelumnya dalam format raster Pada sebuah citra satelit resolusi tinggi
dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi. Digitasi merupakan
usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang datar dalam
computer. Atau dapat disebut sebagai pengubahan data peta hardcopy menjadi
softcopy. Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara
lain sebagai berikut:

a. Data Image Raster


1 Peta Analog (Hard Data) Adalah sumber data peta yang digunakan untuk
digitasi secara manual menggunakan alat tambahan yaitu meja digitasi.
Contoh data ini adalah: atlas atau peta (bentuk kertas).
2. Image Remote Sensing (Soft Data) adalah data yang didapat dari
pencitraan  jarak jauh seperti citraan satelit dan Citraan Udara.
3. Image Scanning (Soft Data) adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster
dari Atlas atau peta analog lainnya

Syarat-syarat memilih data Image Raster  


a. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat
b. Memiliki Skala
c. Memililiki Bagian dan Batas (Boundary) jelas
d. Arah Utara yang Jelas.

b. Data Tabular
 
Manual Tabel Adalah data tabular yang memiliki instrument koordinat yang dapat
digunakan sebagai acuan pembentukan image vector (object/feature). Sebagai
contoh table yang memiiliki instrument koordinat X dan Y seperti dibawah ini

id Koordinat X Koordinat Y Nama


1 110.95262523 -7.54685445 lumpo
2 110.65845454 -7.98654545 Tegal Rejo

Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam :


1. Digitasi menggunakan digitizer
Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.
2. Digitasi onscreen di layar monitor
Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan,
tidak memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.

Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor
komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi
geografis seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber
yang akan didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau
hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat
scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy
yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp,
.tiff, .gif, dan lain-lain. Data tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat
dengan menggunakan berbagai perangkat lunak pengolah gambar.

V. LANGKAH KERJA

1. Buka program ArcGIS 10.3


2. Kemudian klik new file
3. Klik Add Data pada menu yang terdapat pada tool bar kemudian pilih file
yang akan dilakukan proses georeferencing setelah itu KLIK ADD dan
dilanjutkan dengan OK.

Add Data

Klik Add

4. Setelah klik OK maka akan keluar tampilan sebagai berikut


5. Tahap selanjutnya melakukan georeferencing pada peta dengan mengklik
kanan menu Geoprocessing dan pilih menu Georeferencing

6. Tentukan empat titik ikat pada peta Bandar lampung yang akan di
georeferencing kemudian klik update georeferencing.
7. Cek tingkat keeroran peta yang telah kita lakukan proses georefencing
dengan melihat Total RMS Eror dengan cara klik menu view link table.
Usahakan hasil georeferencing yang telah kita lakukan di bawah 0,5. Karena
semakin mendekati angka nol maka akurasi semakin baik.

8. Simpan data hasil georeferencing dengan klik menu catalog pilih new dan shapefile.
Ganti Name menjadi WAW_BALAM, feature type ubah menjadi Polygon dan ubah
koordinatnya menjadi UTM pilih WGS 1984 Zone 48S pada menu Edit.
9. Setelah hasi georeferencing disimpan maka tahap selanjutnya yang akan kita lakukan
adalah melakukan proses. Klik menu Editing kemudian pilih star editing. Pilih
menu Create fectures klik WAW_BALAM pilih Polygon.

10. Jika sudah dilakukan digitasi maka tahap selanjutnya membuat polygon per
kecamatan dengan mengklik menu Cut polygon, kmeuidan lakukan proses digitasi
semua kecamatan. Setelah selesai kemudian klik stop editing pada menu editor.
11. Untuk mengubah attribute dan label Klik kanan pada file hasil digitasi kita
kemudian pilih klik menu open atribut tabel sebelum itu klik terlebih dahulu edit
features kemudian star editing sehingga kita bisa melakukan proses pengeditan
nama.
12. Untuk mengubah warna pada peta dan memasukkan label pada peta maka kita
terlebih dahulu klik kanan pada file name peta yang telah di digitasi misalnya
WAW_BALAM kemudian klik menu properties, setelah itu pada simbology ubah
Value Field dari Id menjadi misalnya Kota Balam. Kemudian ubah Color Ramp
sesuai dengan warna yang kita inginkan setelah itu kllik Add All Values supaya
warnanya berubah kemudian klik OK.

13. Dan pada menu Labels pada Label field ubah dari Id menjadi misalnya Kota Balam.
14. Tahap akhir setelah klik OK tampilan akan berubah sesuai warna yang kita
pilih.

15. Untuk menyinpan peta Bandar lampung menjadi format JPEG maka klik
menu file pilih exspor map.
VI. PEMBAHASAN

Praktikum SIG I berita acara I ini mahasiswa melakukan proses georeferencing


dan digitasi pada peta administrasi Kota Bandar Lampung dengan menggunakan
sistem ArcGIS khususnya ArcMap 10.3. Ada 3 proses yang biasa dilakukan
dalam input data yaitu georefencing, digitasi dan editing, tetapi pada laporan 1 ini
kita hanya melakukan proses georeferencing dan juga digitasi peta.

Proses dimulai dari tahap georeferencing, karena untuk melakukan tahapan


digitasi sebuah peta kita harus melakukan rektifitasi terlebih dahulu. Jika pada
tahapan georeferencing belum dilakukan maka kita tidak bisa melakukan proses
selanjutnya. Proses georeferencing merupakan sebuah proses bemberian koordinat
system atau disebut referensi spasial pada objek berupa gambar atau raster image
yang pada awalnya belum memiliki acuan system koordinat. Dalam melakukan
georeferencing kita harus membuat 4 titik ikat/control pada peta atau data raster
agar peta kita sesuai dan memiliki system referensi koordinat.

Rektifikasi image tergantung kepada image itu sendiri. Beberapa kemungkinan


georeferensi sebagai berikut:
1. Image memiliki grid sistem koordinat geografis atau terproyeksi.

2. Image tidak memiliki grid sistem koordinat tetapi fitur-fitur spasial


pembanding sesuai peta dasar yang dimiliki cukup lengkap.

3. Image memiliki grid sistem koordinat lokal.

4. Image tidak memiliki grid sistem koordinat, fitur-fitur spasial tidak ada
atau kurang atau image memiliki distorsi signifikan.

Dalam proses georeferencing peta Bandar Lampung ini peta yang disajikan
merupakan peta yang tidak memiliki grid sehingga dalam proses georeferencing
ini kita akan mengalami sedikit kesulitan, dimana kita harus mengira-ngira letak
yang sesuai dengan titik koordinat pada peta. Tingkat total RMS eror pada proses
georeferensing harus kita ingat di bawah 0,5 sehingga data yang kita peroleh lebih
baik. Disini penulis berkali-kali mencoba melakukan proses georeferencing dan
selalu mengalami kegagalan, dimana penulis susah sekali mendapatkan RMS eror
dibawah 0,5. Dari beberapa jam bahkan hari dalam melakukan georeferencing
disini penulis pernah mendapatkan RMS eror di atas 30 bahkan 100 lebih.
Berbagai cara yang dilakukan untuk menarik titik koordinat pada peta Bandar
lampung yaitu penulis menggunakan penggaris hingga menggunakan simbol +
pada menu insert < teks. Hingga pada akhirnya penulis mendapatkan total RMS
eror 0.0449158.

Setelah dilakukan proses georeferencing selanjutnya baru kita bisa melakukan


proses digitasi. Fase digitasi menggunakan 3 macam atribut, yaitu line, polygon,
dan point. Tetapi dalam digitasi peta Bandar lampung praktikum pertama ini kita
hanya menggunakan atribut polygon dan line saja. Dimana polygon digunakan
untuk digitasi daerah administrasi kota Bandar lampung dan ibu kota
kecamatannya. Line digunakan untuk digitasi jalan administrasi kota dan rel
kereta api.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan yaitu:

1. Dalam proses georeferencing total RMS eror usahakan di bawah 0,5 sehingga
data yang kita dapat lebih baik.
2. Digitasi tidak dapat dilakukan jika proses georeferencing belum selesai.
3. Digitasi yang dilakukan dengan menggunakan atribut line dan polygon.
4. Polygon digunakan untuk digitasi administrasi kota Bandar lampung dan
kecamatannya.
5. Line digunakan untuk digitasi jalan dan rel kreta api.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Monica Ria Felicia. 2015. Laporan Praktikum Sistem Informasi Spasial


(Georeferencing dan Digitasi Peta). https://monica-ria-
felicia.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-sistem-informasi.html.
Diakses tanggal 06 November 2018 Pukul 10.48 WIB.

Oriza Steva Andra. 2014 Digitasi pada ARCGIS 10.0.


https://www.academia.edu/8759619/DIGITASI_pada_ARCGIS_10.0.
Diakses tanggal 06 November 2018 pukul 10.55 WIB.

Riska Herman. 2012. ArcGIS Georeferencing.


https://riskahelman.wordpress.com/2012/11/22/arcgis-georeferencing/.
Diakses tanggal 06 November 2018 Pukul 11.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai