SILA PANCASILA)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Secara historis, nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara indonesia, secara objektif
telah dimiliki bangsa indonesia sendiri.
Oleh karena itu berdasarkan fakta sejarah, kehidupan bangsa indonesia
tidak dapat di pisahkan dengan nilai-nilai pancasila. Karena itu sangat penting bagi
generasi penerus bangsa untuk mengkaji, memahami, dan mengembangkan
berdasarkan pendekatan alamiah agar memiliki kesadaran serta wawasan
kebangsaan yang luas dan kuat berdasarkan nilai-nilai pancasila yang telah
dimilikinya.
BAB II
INTI ISI SILA-SILA PANCASILA
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila
lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan
adalah sebagai pengewajantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa 1[1].
Oleh karena itu segala hal yang berkaitan engan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum
dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai
dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa.
Demikianlah kiranya nilai-nilai etis yang terkandung dalam sila Ketuhanan yang
Maha Esa yang dengan sendirinya sila pertama tersebut mendasari dan menjiwai sila-sila yang
lainnya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila
kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani dan raga, sifat kodrat indiviu dan makhluk sosial,
kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha
Esa2[2].
Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam kehidupan kenegaraan
terutama dalam peraturan perundang-undangan, negara harus mewujudkan tercapainya tujuan
ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar
( hak asasi ) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap
mpral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri,
sesama manusia maupun terhaap lingkungannya.
Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai
makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama. Dalam kehidupan kenegaraan, kita harus
senantiasa dilandasi moral kemanusiaan, misalnya dalam kehidupan pemerintahan negara,
politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan
keagamaan3[3]. Oleh karena itu kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun terdapat perbedaan.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan beradab harus adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan,M.S. 2008. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Darmodiharjo Darji, dkk..1996. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam sistem Hukum Inonesia.
Jakarta: Rajawali.
Sumadio, Bambang. 1977. Sejarah Nasional Indonesia III & IV. Jakarta:Depikbud