ASUHAN KEBIDANAN II
MENDAMPINGI IBU BERSALIN
Disusun oleh:
TIM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karna atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan modul
pembelajaran Asuhan Kebidanan Persalinan dengan materi “Mendampingi Ibu Bersalin”
dengan lancar.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan pembahasan dimulai
dengan menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dan disertai dengan kasus untuk mengukur
tingkat penguasaan materi pada topik Mendampingi Ibu Bersalin. Dengan demikian
pengguna modul ini dapat mengukur tingkat ketuntasan yang dicapai. Dalam penyusunan
modul ini, penulis memiliki berbagai literatur baik dari buku-buku maupun dari internet yang
didalamnya berkaitan dengan topik modul. Penulis berharap, modul ini dapat memberikan
tambahan pemahaman mengenai Mendampingi Ibu Bersalin dalam Asuhan Kebidanan
Persalinan.
Penulis menyadari bahwa penulisan modul ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi materi maupun penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca sekalian untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Hasil diskusi :
Catatan :
Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator
PBL melalui ketua kelompok.
Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya / tutor masing-masing, dan
dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.
Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator
PBL
Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk
dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
TIME TABLE
Pertemuan 1 : penjelasan
Pertemuan 2 : brain stroming klassifikasi analisa dan sintese
Pertemuan 3 : mandiri mencari tambahan informasi praktikum CSL
Pertemuan 4 : laporan i nformasi baru klassifikasi analisa dan sintese
Pertemuan 5 : kuliah konsultasi
Pertemuan 6 : diskusi panel tanya pakar
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Kuliah khusus dalam kelas
2. Aktivitas pembelajaran mandiri oleh mahasiswa di dalam kelas atau perpustakaan
dengan menggunakan buku maupun didapat dari internet
3. Diskusi kelompok oleh mahasiswa
4. CSL : pemeriksaan obstetri dan asuhan persalinan normal
H. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. Jakarta, EGC ; 1998 : 93
2. Oxorn, Harry, Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labour
and Birth). Jakarta, Yayasan Essentia Medica ; 2003 : 105
3. Bobak – Lowdermilk Jensen, Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC ; 2004 : 234 –
51
4. Manuaba IBG, Ilmu Kebidanan, Penyulit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta, EGC; 1998 : 160.
5. Cunningham F. Gary dkk, Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006, Hal 108 –
109.
6. Diktat dan hand-out
7. Sumber lain : VCD, Film, Internet, Slide, Tape
I. DAFTAR NARASUMBER
membuat calon ibu merasa nyaman. Ibu yang akan melahirkan benar-benar membutuhkan
dukungan dari orang-orang yang dipercaya selama dia mempertaruhkan nyawa untuk
perlu dipastikan bahwa sang ibu memiliki kecocokan dengan doula. Karena, hal ini akan
sangat penting dan menumbuhkan rasa percaya pada seseorang yang disukai. Agar persalinan
Secara psikologis, seseorang akan lebih bisa mendengarkan dan menuruti hal yang
disampaikan oleh orang yang ia percaya. Nah, artinya memilih pendamping yang cocok dan
bisa dipercaya secara tidak langsung akan membantu persalinan berjalan lancar dan lebih
aman. Meski belum terlalu dikenal, tetapi perkembangan jasa doula untuk melahirkan
semakin berkembang dan menarik. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa kehadiran
pihak ketiga yang dipercaya saat melahirkan bisa membuat ibu merasa lebih percaya diri dan
Meski memiliki dampak positif, perlu diingat bahwa ada hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa doula atau tidak. Pastikan
untuk membicarakan hal ini dengan suami dan keluarga agar proses kelahiran menjadi lebih
nyaman.
Saat ini pelayanan yang diberikan kepada ibu mengacu pada asuhan sayang ibu, yang
merupakan asuhan dengan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan, dan
keinginan sang ibu. Cara paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah
dengan menanyakan pada diri kita sendiri, “Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?”
atau “Apakah asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?”
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan
bahwa para ibu yang diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi,
serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima,
mendapatkan rasa aman dan penampilan yang lebih baik (Enkin, et al, 2000). Disebutkan
juga bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti
ekstraksi vakum, cunam, dan seksio cesarea/Caesar. Selain itu, asuhan ini juga dapat
Dukungan dalam persalinan dapat berupa pujian, penentraman hati, tindakan untuk
meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang terjadi selama
persalinan dan kelahiran, serta sikap ramah yang konstan. Tugas-tugas tersebut dapat
dipenuhi oleh bidan. Namun, pada praktiknya bidan juga harus melakukan prosedur medis
yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari si ibu. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003).Oleh
karena itu, seorang perempuan yang bersalin harus ditemani orang yang ia percayai dan dapat
membuatnya merasa nyaman, bisa pasangan/suami, sahabat, atau anggota keluarga dekat
lainnya.
Menurut Lutfiatus Sholihah (2004), selama masa kehamilan, suami juga sudah harus
diajak menyiapkan diri menyambut kedatangan si kecil, karena tidak semua suami siap
mental menunggui istrinya yang sedang kesakitan. Adakalanya mereka malah panik. Jadi
persiapkan dari sekarang, ajak suami Anda membaca lebih banyak buku tentang proses
persalinan.
Menurut Dr. Ruth, sebagai pendamping persalinan, suami dapat melakukan beberapa
a. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan istri jika persalinan ternyata
berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Ada baiknya suami diberitahu terlebih
dahulu, bahwa jika nanti istrinya berteriak padanya, itu hanya karena sang istri tidak
b. Memijat bagian tubuh istri, agar ia tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan
perhatiannya dari sakitnya kontraksi. Suami bisa juga memberi pukulan perlahan pada
ujung jari.
c. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen, atau
bantuan.
d. Menjadi pegangan istri saat mengejan dan mendorong, serta membimbing istri untuk
Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar pada proses persalinan akan sangat penting
dalam membantu istri, terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para
suami sering mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang
harus dikerjakan untuk menolong istri mereka (Lutfiatus Sholihah). Namun, ada kalanya
suami tidak bersedia mendampingi istri di ruang bersalin dengan berbagai alasan.
Tidak siap mental. Umumnya para suami tidak tega dan lekas panik saat melihat istri
mereka kesakitan, atau juga mereka tidak tahan jika harus melihat darah yang keluar
saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping
di ruang bersalin.
Tidak diizinkan pihak rumah sakit (RS). Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran
pendamping persalinan selain petugas medis, baik untuk persalinan normal maupun
Caesar. Alasan yang diajukan antara lain kehadiran pendamping dapat mengganggu
konsentrasi petugas medis yang tengah membantu proses persalinan, tempat yang
tidak luas, dan kesterilan ruang operasi yang dapat berkurang dengan jumlah orang
Suami sedang dinas. Jika suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak
memungkinkan pulang untuk menemani istri saat bersalin, tentu si istri harus
memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami, masih ada anggota keluarga lain
yang dapat menemani, seperti ibu atau ibu mertua. Momen persalinan pun kini dapat
diabadikan dalam bentuk foto atau video, sehingga suami tidak perlu berkecil hati
Sementara itu, suami yang siap mental mendampingi istrinya selama proses
Memberi rasa tenang dan menguatkan psikis bagi istri, karena suami adalah orang
terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri saat
perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak mereka, sehingga
Selalu ada saat dibutuhkan. Dengan berada di samping istrinya, suami dapat siap
Sebenarnya masih ada orang yang dapat menggantikan peran suami sebagai
pendamping di ruang bersalin. Menurut Mary Nolan (2004), beberapa ibu memilih
pasangan/suami dan ibunya sendiri untuk menjadi pendamping persalinannya. Ada sebuah
persalinan dan membantu calon ibu merasa percaya diri dalam melaksakan tanggung jawab
mengasuh bayinya. Yang terpenting adalah bahwa pendampingan di ruang bersalin sangatlah
penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap calon ibu. Untuk itu, sebelum bersalin, sebaiknya
ibu sudah memutuskan siapa yang akan mendampinginya nanti selama persalinan.
LATIHAN SOAL
suaminya dengan keluhan perut terasa kencang dan mules sejak semalam. Hasil
c. Memberikan makanan
2) Ny. U G1 hamil 38 minggu datang ke BPM, saat ini mengeluh mules-mules, hasil
29 cm, punggung kanan, kepala sudah masuk 3/5, DJJ 146 x/mnt, kontraksi 3x/10
c. Hadirkan pendamping
4) Ny. Yuli inpartu kala 1. Ia merasa cemas dan takut kalau persalinannya tidak berjalan
lancar. hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/70 mmHg. DJJ 140 x/mnt, TFU 28 cm,
Hb 11,3 gr%.
c. Menghadirkan pendamping
adanya peningkatan pengeluaran lendir bercampur darah, ibu menangis tidak tahan
dengan his. Hasil VT pembukaan 9cm. Asuhan yang tepat untuk ibu tersebut adalah
a. Dianjurkan mobilisasi
b. Pimpin meneran
c. Nutrisi adekuat
d. Tehnik relaksasi
e. Pecahkan ketuban