Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATAKULIAH METODE PENELITIAN DAN

BIOSTATISTIK DASAR

OLEH

DEWA AYU DIKA RIANI PUTRI


P07124217 047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
SARJANA TERAPAN SEMESTER VII
JURUSAN KEBIDANAN
2020
HUBUNGAN PENGETAHUNA PRANIKAH DENGAN PERILAKU
SEKSUAL PADA REMAJA DI SMA XXX

a. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju kedewasaan.


Masa remaja srentan akan pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat
mengubah perilaku individu (Kasim, 2014). Menurut World Health
Organization (2014), masa remaja dimulai dari rentang umur 10 sampai
19 tahun. Menurut Sensus Penduduk 2010 jumlah kelompok usia 10-19
tahun di Indonesia sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah
penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar
atau 18% dari jumlah penduduk dunia (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).

Remaja dapat dibedakan berdasarkan tahap perkembangannya menjadi


tiga kelompok yaitu remaja awal (10-13 tahun), remaja pertengahan (14-
16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun) (WHO, 2014). Remaja
pertengahan merupakan tahap yang paling rentan mengalami masalah.
Remaja pertengahan biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas
(SMA). Pada masa ini remaja cenderung sangat membutuhkan teman,
berada dalam kondisi keresahan dan kebingungan karena pertentangan
yang terjadi dalam diri, berkeinginan besar mencoba segala hal yang
belum diketahuinya, dan keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih
luas. Sifat inilah yang menjadikan remaja pertengahan rentan untuk
melakukan perilaku berisiko (Putro, 2017).

Perilaku berisiko merupakan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan


(merokok, narkoba, minuman keras), berisiko terhadap masa depan (putus
sekolah, kehamilan tidak diinginkan, konsep diri yang tidak cukup) dan
berisiko terhadap lingkungan sosialnya (pengangguran, kriminalitas)
(Kusumaryani, 2017). Oleh karena itu, perilaku berisiko dapat
membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil
dalam melalui masa-masa perkembangannya (Rahyani, Utarini, Wilopo, &
Hakimi, 2012).

Salah satu cara agar remaja dapat terhindar dari perilaku berisiko adalah
dengan memiliki pengetahuan yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan
dengan suatu hal (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017).
Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa
percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2010). Salah satu pengetahuan yang harus
dimiliki seorang remaja adalah pengetahuan seksual pranikah.

Pengetahuan seksual pranikah merupakan segala sesuatu yang diketahui


mengenai tindakan seksual sebelum menjalin ikatan pernikahan.
Pengetahuan remaja yang kurang tentang perilaku seksual pranikah akan
membuat mereka salah dalam bersikap dan kemudian mempunyai perilaku
seksual yang buruk (Pawesti, Wardani, & Sonna 2013). Pengetahuan
seksual yang baik dapat memimpin seseorang kearah perilaku seksual
yang rasional dan bertanggung jawab serta dapat membantu membuat
keputusan pribadi yang penting terkait seksualitas. Sebaliknya,
pengetahuan seksual yang salah dapat mengakibatkan kesalahan persepsi
tentang seksualitas yang dapat menimbulkan berbagai tindakan yang
belum semestinya dilakukan oleh remaja yang belum memiliki ikatan
suami istri (Sebayang, Sidabutar, & Gultom, 2018). Oleh karena itu,
pengetahuan seksual pranikah perlu ditanamkan kepada remaja sejak dini.

Perbincangan mengenai seks dan seksualitas masih dianggap tabu oleh


sebagian masyarakat Indonesia, khususnya perbincangan mengenai
perilaku seksual pada remaja. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun
sesama jenis (Ulum & Hadiwirawan, 2015). Perilaku seksual juga
memiliki definisi perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota
badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan
intim, biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Perilaku seksual
remaja yang menyimpang akan mengarah kepada perilaku seksual
pranikah (Abrori & Qurbaniah, 2017).

Perilaku seksual pranikah disebabkan karena pada masa remaja terjadi


perubahan fisik dan seksual yang signifikan sehingga ketertarikan seksual
terhadap lawan jenis cukup besar dan dorongan seksual juga berkembang
(Kusumaryani, 2017). Sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja
laki-laki yang berusia 15-19 tahun mulai berpacaran pada saat mereka
belum berusia 15 tahun. Pada usia tersebut dikhawatirkan belum memiliki
keterampilan hidup yang memadai, sehingga mereka berisiko memiliki
perilaku pacaran yang tidak sehat, antara lain melakukan hubungan seks
pranikah (Depkes, 2015).

Menurut Depkes (2015), 5,26% pelajar di Indonesia pernah melakukan


hubungan intim seperti suami-istri. Sebesar 1,22% melakukannya dengan
lebih dari satu orang. Secara umum, remaja laki-laki lebih banyak yang
mengatakan pernah melakukan seks pranikah dibandingkan perempuan.
Alasan remaja melakukan seks pranikah tersebut sebagian besar karena
penasaran/ingin tahu (57,5% laki-laki), terjadi begitu saja (38%
perempuan) dan dipaksa oleh pasangan (12,6% perempuan). Rasa ingin
tahu yang besar merupakan ciri-ciri dari remaja pertengahan yang
membuat mereka sangat rentan melakukan seks pranikah. Hal ini
mencerminkan kurangnya pemahaman remaja tentang gaya hidup sehat,
dan risiko hubungan seksual (Rahyani, dkk, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014), dan Pratama, Hayati,
& Supriatin (2014) pada siswa SMA, didapatkan bahwa ada hubungan
yang signifikan tingkat pengetahuan mengenai seksual pranikah dengan
perilaku seksual. Sedangkan pada penelitian Naja, Agushybana, &
Mawarni (2017), dan Limoy, & Panjaitan (2017) yang dilakukan pada
siswa SMA menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan seksual dengan perilaku seksual siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa ada kesenjangan diantara penelitian-penelitian tersebut dan perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut dengan
karakteristik responden yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian “Hubungan Pengetahuna Pranikah Dengan Perilaku Seksual
Pada Remaja Di SMA XXX”

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu apakah ada hubungan antara pengetahuan seksual pranikah dengan
perilaku seksual remaja di SMK Negeri 5 Negara?
c. Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan seksual pranikah
dengan perilaku seksual remaja di SMA X
 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur dan jenis kelamin
dari responden.
 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan seksual pranikah remaja
di SMA X
 Untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja di SMA X
 Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan seksual
pranikah dengan perilaku seksual remaja di SMA X

d. Manfaat Penelitian

 Manfaat Praktis

 Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
siswa tentang seksual pranikah sehingga siswa dapat menjauhi
perilaku seksual pranikah.
 Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai
pengetahuan seksual pranikah dan perilaku seksual siswa sehingga
pihak sekolah dapat melakukan pemantauan dan pembinaan secara
teratur.
 Manfaat Teoritis

 Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi bagi
ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan komunitas,
anak, dan maternitas mengenai hubungan antara pengetahuan
seksual pranikah dengan perilaku seksual.
 Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya seperti cara meningkatkan
pengetahuan seksual remaja untuk mencegah perilaku seksual
pranikah.
DAFTAR PUSTAKA

Kasim, F. (2014). Dampak Perilaku Seks Berisiko terhadap Kesehatan Reproduksi


dan Upaya Penanganannya (Studi tentang Perilaku Seks Berisiko pada
Usia Muda di Aceh). Jurnal Studi Pemuda. Vol 3(1). P 39-48
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
(World Health Organization. (2014). Adolescent Health. Retrieved from :
http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/. Diakses pada 4 Oktober
2018
Putro, K, Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Jurnal Aplikasia. Vol 17(1). P 25-32
Kusumaryani, D (2017). Prioritas Kesehatan Reproduksi Remaja untuk
Menikmati Bonus Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi UI
Rahyani, K, Y., Utarini, A., Wilopo, S, A., & Hakimi, M (2012). Perilaku Seks
Pranikah Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 7(4). P 180-185
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2017). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Pawesti., Wardani, R, S., & Sonna (2013). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Remaja tentang Seks PraNikah. Jurnal Keperawatan Maternitas. Vol
1(1). P 46-54
Sebayang, W., Sidabutar, E, R., & Gultom, D, Y. (2018). Perilaku Seksual
Remaja. Yogyakarta : CV Budi Utama
Ulum, B & Hadiwirawan, O (2015). Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah
Ditinjau dari Religiusitas dan Konformitas dada Remaja di Jakarta.
Jurnal Noetic Psychology. Vol 5(2). P 147-164
Abrori & Qurbaniah, M (2017). Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Pontianak :
UM Pontianak Pers
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Rahyani, K, Y., Utarini, A., Wilopo, S, A., & Hakimi, M (2012). Perilaku Seks
Pranikah Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 7(4). P 180-185
Sari, D, N. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Seksual Pranikah dengan
Perilaku Seksual. Jurnal Obstretika Scientia. ISSN 2337-6120. P 1-6
Pratama, E., Hayati, S., & Supriatin, E. (2014). Hubungan Pengetahuan Remaja
tentang Pendidikan Seks dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di
SMA Z Kota Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol 2(2). P 149-156.
Naja, Z, S., Agushybana, F., & Mawarni, A. (2017). Hubungan Pengetahuan,
Sikap Mengenai Seksualitas Dan Paparan Media Sosial Dengan Perilaku
Seksual Pranikah Pada Remaja Di Beberapa Sma Kota Semarang
Triwulan II Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 5(4). P
2882-293

Anda mungkin juga menyukai