Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60
tahun atau lebih. Lansia merupakan suatu proses yang dialami semua orang dimana
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap ( Lilik, 2011).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan
berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan (Maryam, 2010).

Data WHO tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi,
tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan hasil 8,1% dari total
populasi (WHO,2015). Hal ini menunjukan bahwa setiap tahunnya populasi lansia di
dunia mengalami peningkatan. Di Indonesia populasi lansia 8,9% pada tahun 2013,
diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 21,4% dan diperkirakan mengalami
peningkatan sebesar 41% dari jumlah populasi pada tahun 2100 (Kemenkes RI,2015).

Peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh perbaikan status gizi,


peningkatan usia harapan hidup pergeseran gaya hidup dan peningkatan pendapatan
perkapita. Hal tersebut menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi dari penyakit
infeksi menuju degeneratif yang salah satunya adalah kardiovaskler (Fatimah, 2010).

Hipertensi pada lansia merupakan tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah peresisten dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik diatas 90 mmHg. Sedangkan pada lansia dikatakan hipertensi jika tekanan
darah sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg (Smeltzer, 2001).
Menurut WHO (2012) dalam Andi (2014) angka kejadian hipertensi diseluruh dunia
sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria
dan 26,1% wanita. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 37,7% dari populasi
dimana wanita beresiko lebih tinggi dari pada laki-laki.

Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita


hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat yang optimal dan
meningkatkan kualitas kehidupan secara maksimal dengan cara memberikan intervensi
asuhan keperawatan sehingga dapat memperbaiki kondisi kesehatan. Salah satu tindakan
yang dapat diberikan adalah dengan menggunakan teknik modalitas pemberian jus
mentimun 1x perhari (Zauhani Kusnul, 2014).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :
Untuk memahami asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
2. Tujuan khusus :
 Untuk mengetahui tentang konsep teori hipertensi.
 Untuk mengetahui pengkajian pada lansia yang mengalami hipertensi
 Untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami
hipertensi
 Untuk menegakkan diagnosa keperawatan pada lansia yang mengalami
hipertensi

3. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk menambah wawasan yang
berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan dan memberikan masukan data untuk
pengembangan ilmu, khususnya keperawatan gerontik tentang hipertensi.
2. Bagi Panti Werdha
Laporan ini diharapkan dapat menjadi refrensi untuk menambah wawasan yang
berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan dan memberikan masukan data untuk
pengembangan ilmu pada petugas panti werdha dalam melakukan asuhan
keperawatan pada lansia
3. Bagi lansia
Untuk menambah wawasan, informasi dan pengetahuan lansia tentang hipertensi

Anda mungkin juga menyukai