Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas Asuhan Keperawatan pada Oma T dengan
pemberian “Jus Mentimun terhadap penurunan tekanan darah di PSTW BUDI MULIA 1
CIRACAS “ Asuhan keperawatan meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian terhadap oma T yang dilakukan dengan metode anamnesa dimulai dari
biodata pasien, riwayat kesehatan, genogram, pengkajian fisik. Metode dalam
mengumpulkan data adalah observasi dengan mengamati perilaku dan keadaan pasien
untuk memperoleh data tentang masalah-masalah yang dialami Oma T. Selanjutnya data
dasar tersebut digunakan untuk menentukan diasgnosa keperawatan untuk masalah-
masalah klien.

Hasil pengkajian pada tanggal 4 November 2019 pada kasus didapat Oma T,tinggal di
PSTW Budi Mulia 1 Ciracas dan menempati Wisma Anggrek. Pemeriksaan fisik Oma T
memiliki kesadaran umum baik, dengan kesadaran Composmentis, tingkat GCS : E 4 M
5 V 6. Tanda-tanda vital : Tekanan darah 160/90mmHg, nadi 72x/m, suhu 36’c
pernafasan 22x/m. Pemeriksan leher terdapat pembesaran vena jugularis. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada persamaan antara data kasus dan teori yaitu
manifestasi klinis dari Hipertensi. Manifestasi dari hipertensi adalah peningkatan vena
jugularis dan peningkatan tekanan darah.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap
gangguan kesehatan/ proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok atau komunitas (Nanda,2015-2017).

Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan oleh hasil pengkajian yang didapat keluhan
utama yaitu resiko perfusi serebral tidak efektif, ditandai dengan pembesaran vena
jugularis dan peningkatan tekanan darah. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak adalah
rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan
(Nanda,2015-2017).

Perumusan masalah untuk diagnosa kedua yaitu gangguan pola tidur, ditandai dengan
Oma T mengatakan sering terbangun saat tidur. Data objektif Oma T tampak tidak
nyaman dengan keluhan yang dirasakannya. Gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah
waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal, dengan batasan karakteristik kesulitan
jatuh tertidur, ketidakpuasan tidur, menyatakan tidak merasa cukup istirahat, perubahan
pola tidur normal. Faktor yang berhubungan yaitu halangan lingkungan (bising, pajanan
cahaya/gelap, suhu /kelembapan, lingkungan yang tidak dikenal) (Nanda, 2015-2017)

C. Intervensi Keperawatan
Dalam kasus ini penulis melakukan intervensi selama 3 kali 24 jam dengan tujuan
mengetahui perubahan – perubahan tekanan darah Oma T
Intervensi yang dilakukan pada diagnosa pertama obesrvasi tanda-tanda vital, untuk
mengetahui perubahan tanda-tanda vital Oma T. Berikan terapi modalitas dengan
menggunakan jus mentimun. Menurut penelitian Zauhani Kusnul 2012 tentang efek
pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di UPT PSLU
(Unit Pelayanan Terpadu, Pelayanan sosial lanjut Usia) Jombang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh pemberian jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah.

penelitian Iip Ardianto tahun 2014 tentang efektifitas jus belimbing terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dikelurahan tawangmas baru kecamatan semarang barat
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian jus belimbing terhadap penurunan
tekanan darah.

Intervensi yang dilakukan dalam diagnosa ke dua penulis melakukan intervensi selama 3
kali 24 jam dengan tujuan gangguan pola tidur dapat teratasi. Intervensi yang dilakukan
yaitu kaji pola tidur klien, anjurkan klien untuk mandi 2 kali perhari, anjurkan klien untuk
minum air hangat sebelum tidur, dan berikan posisi nyaman saat tidur

Intervensi yang dilakukan dalam diagnosa ke tiga penulis nelakukan intervensi selama 1
kali 24 jam dengan tujuan klien dapat mengetahui tentang penyakitnya dengan kriteria
hasil perilaku sesuai anjuran. Intervensi yang dilakukan yaitu penkes hipertensi tentang
diet , perilaku hidup sehats

D. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian pelaksanaan rencana tindakan keperawatan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil dan rentang yang
diharapkan.
Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil yang normal yang
diinginkan. Tindakan yang telah dilakukan oleh penulis mulai tanggal 6 november 20189
adalah mengukur tanda- tanda vital oma T. Memberikan terapi modalitas “pemberian jus
mentimun dalam 150 cc”,memotivasi klien untuk mandi 2 kali dalam 1 hari dan
menganjurkan sebelum tidur minum air hangat, melakukan penkes hipertensi.

E. Evaluasi
Hasil evaluasi masalah keperawatan pertama ketidakefektifan perfusi jaringn otak
didapatkan hasil sebagai berikut subyektif oma e mengatakan sudah tidak pusing.
Objektif tekanan darah 140/80 mmHg, nadi : 80x/m suhu 36’c, rr 18x/m. Assesment :
masalah teratasi. Planing : pertahankan intervesi, yaitu anjurkan klien minum jus
belimbing 1x1
Hasil evaluasi masalah keperawatan kedua gangguan pola tidur didapatkan hasil sebagai
berikut, subyektif oma s mengatakan tidur nyenyak, tidak mudah terbangun. Objektif
oma e tampak lebih segar saat bangun tidur, mata tidak merah. Assesment masalah
teratasi. Planing pertahankan intervensi yaitu anjurkan klien untuk mandi 2x/hari,
melakukan aktivitas di siang hari, sebelum tidur anjurkan untuk minum air hangat.

Hasil evaluasi masalah keperawatan ketiga kesiapan peningkatan perawatan diri


didapatkan hasil sebagai berikut, subyektif Oma e mengatkan nyaman setelah gunting
kuku. Objektif :klien tampak bersih, kuku tidakmkotor dan panjang, Assesment masalah
teratasi. Planing pertahankan intervensi yaitu motivasi klien untuk merawat kuku kaki
dan tangan.

F. Analisa Pemberian Terapi Modalitas Pemberian Jus Belimbing

HASIL IMPLEMENTASI PEMBERIAN JUS BELIMBING


PADA OMA S DENGAN HIPERTENSI
180
170
160
150
140
130
120
110
100
90
80
70
60
Hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5

SISTOL diastol
Belimbing manis lebih dikenal dengan buah bintang. Buah ini mempunyai banyak
Varietas, ada yang berbuah kecil dan besar. Buah belimbing dapat tumbuh di dataran
rendah maupun tinggi. Cara perbanyakan dilakukan dengan dua cara yaitu cara vegetativ
dan generativ. Kandungan yang telah diketahui pada buah belimbing adalah protein,
kalsium, fosfor, lemak,besi,vitamin A,B dan C. Buah ini bersifat diuretik dan hipotensif
atau dapat menurunkan tekanan darah (Hery S, 2010).

Buah belimbimbing mengandung kadar kalium yang tinggi serta natrium yang rendah
sebagai obat anti hipertensi. Kandungan kalium (postasium ) dalam 1 buah belimbing
(127 gram) adalah sebesar 207 mg. Hal ini menunjukan bahwa kalium dalam buah
belimbing mempunyai jumlah yang paling banyak dari jumlah mineral yang ada dalam
kandungan 1 buah belimbing( Afrianti,2010).

Biasanya bagian tanaman belimbing yang digunakan masyarakat untuk tekanan darah
adalah buahnya, buah belimbing yang mengandung flavonoid bisa digunakan untuk terapi
tekanan darah tinggi.karena flavonoid dapat menghambat enzim perubahan
angiotensin(Hernani,2009).

Dari hasil grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada Oma
E, dengan menggunakan terapi modalitas pemberian jus belimbing. Terapi modalitas ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iip Ardianto, (2014)

Anda mungkin juga menyukai