B. Hidrosefalus
I. Definisi
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang
berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS)
secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang
subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan
antara produksi dan absorpsi dari CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi
diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan
subdural. Pada kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem
ventrikuler, keadaan ini disebut sebagai hidrosefalus internal. Selain itu beberapa lesi
intrakranial menyebabkan peninggian TIK, namun tidak sampai menyebabkan
hidrosefalus. Peninggian volume CSS tidak ekivalen dengan hidrosefalus; ini juga
terjadi pada atrofi serebral. Hidrosefalus sebagai kesatuan klinik dibedakan oleh tiga
faktor yaitu peninggian tekanan intraventrikuler, penambahan volume CSS, dan
dilatasi rongga CSS.1
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis (Liquor
Cerebrospinalis/LCS) tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan
serebro spinal (ventrikel). Pelebaran ventrikel ini berpotensi menyebabkan
kerusakan pada jaringan otak . Hidrosefalus dapat disebabkan gangguan dari
formasi, aliran, penyerapan cerebrospinal ( CSS ). (Ashish, 2005).
II. Klasifikasi
Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus terjadi sebagai akibat obstruksi,
gangguan absorbsi atau kelebihan produksi CSS. Tempat predileksi obstruksi adalah
foramen Monroe, foramen Sylvii, foramen Luschka, foramen Magendi dan vili
araknoid.1 Hidrosefalus secara umum dapat disebabkan oleh banyak hal seperti tumor,
infeksi, peradangan dan perdarahan.6
Obstruksi CSS disebabkan oleh faktor-faktor intraventrikular, ekstraventrikular
dan kelainan kongenital. Faktor intraventrikular meliputi stenosis herediter, stenosis
intraventrikular, ventrikulitis, papiloma pleksus koroideus atau neoplasma lain. 1 Faktor
ekstraventrikular meliputi stenosis kompresi akibat tumor dekat ventrikulus, tumor di
fossa posterior atau tumor cerebellum. Kelainan kongenital meliputi malformasi
Arnold-Chairi dan sindrom Dandy Walker.1
Secara terperinci penyebab dari hidrosefalus adalah sebagai berikut: 6
a. Hidrosefalus kongenital (congenital Hydrocephalus) pada bayi dan anak-anak dapat
disebabkan oleh:5
Malformasi batang otak menyebabkan stenosis dari akuaduktus Sylvius
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus
bayi dan anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu
sama sekali atau abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala
hidrosefalus terlihat sejak lahit atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan
pertama setelah kelahiran.
Malformasi Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan
hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama
ventrikel IV, yang dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu
kista yang besar di daerah fosa pascaerior
Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan tipe 2
Agenesis dari foramen Monroe
Kongenital toksoplasmosis
Sindrom Bickers-Adams
b. Hidrosefalus akuisita (aquired Hydrocephalus) pada bayi diatas 6 bulan dan anak-
anak dapat disebabkan oleh:5
Massa lesi: biasanya tumor (misalnya, medulloblastoma, astrocytoma), tetapi
kista, abses, atau hematom juga dapat menjadi penyebab hidrosefalus ini.
Perdarahan: perdarahan intraventrikular dapat dikaitkan dengan prematur, cedera
kepala, atau pecahnya suatu malformasi vaskular.
Infeksi: Meningitis
Idiopatik
c. Hidrosefalus pada orang dewasa dapat disebabkan oleh: 5
Perdarahan subarachnoid (SAH), menghalangi dan membatasi penyerapan dari
CSS.
Hidrosefalus idiopatik.
Tumor bisa menyebabkan penyumbatan di sepanjang jalur CSS. Tumor yang
paling sering berhubungan dengan hidrosefalus adalah ependymoma, papiloma
pleksus choroid, adenoma hipofisis, hipotalamus atau glioma saraf optik, dan
metastasis tumor.
Meningitis.
Cairan Serebrospinal merupakan cairan jernih yang diproduksi dalam
ventrikulus otak oleh pleksus koroideus, Cairan ini mengalir dalam ruang
subaraknoid yang membungkus otak dan medula spinalis untuk memberikan
perlindungan serta nutrisi(Cristine Brooker:The Nurse’s Pocket Dictionary).
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke
dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis
terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada
orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140
ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan
yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005).
Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke
ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke
ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke dalam ruang
subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan
gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem kapiler. (DeVito EE et al,
2007:32)
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal
(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan,
terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya (Allan H. Ropper, 2005). Teoritis
pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik
sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat
pada bayi dan anak ialah :
V. Patofisiologi
Patogenesis hidrosefalus dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut: 1
a. Bentuk hidrosefalus akut, didasari oleh faktor mekanik. Perdarahan otak,
tumor/infeksi/abses otak, stenosis akuaduktus cerebri Sylvii, hematoma ekstradural
dan edema otak akut akan mengganggu aliran dan absorbsi CSS sehingga terjadi
peningkatan TIK. Akibatnya tekanan intraventrikular meningkat, sehingga kornu
anterior ventrikulus lateral melebar.1
b. Kemudian diikuti oleh pelebaran seluruh ventrikulus lateralis. Dalam waktu singkat
diikuti penipisan lapisan ependim ventrikulus. Hal ini akan mengakibatkan
permeabilitas ventrikulus meningkat sehingga memungkinkan absorbsi CSS dan akan
menimbulkan edema substantia alba di dekatnya. 1
c. Apabila peningkatan absorbsi ini dapat mengimbangi produksinya yang berlebihan
maka tekanannya secara bertahap akan menurun sampai normal, meskipun penderita
masih memeperlihatkan tanda-tanda hidrosefalus. Keadaan demikian ini disebut
hidrosefalus tekanan normal. Namun biasanya peningkatan absorbsi ini gagal
mengimbangi kapasitas produksinya. Sehingga terjadi pelebaran ventrikulus
berkelanjutan dengan tekanan yang juga tetap meningkat. 1
d. Hidrosefalus kronik terjadi beberapa minggu setelah aliaran CSS mengalami
sumbatan atau mengalami gangguan absorbsi, apabila sumbatan dapat dikendalikan
atau dihilangkan, tekanan intraventrikular akan menjadi progresif normotensif karena
adanya resorbsi transependimal parenkim paraventrikular. Akibat dari peningkatan
tekanan CSS intraventrikular mengakibatkan sistem venosa menjadi kolaps dan
penurunan volume aliaran darah, sehingga terjadi hipoksia dan perubahan
metabolisme parenkim (kehilangan lipid dan protein). Akibat lebih jauh adalah
terjadinya dilatasi ventrikulus karena jaringan periventrikular menjadi atrofi. 1
Patogenesis hidrosefalus komunikans dan non-komunikas dapat dijelaskan sebagai
berikut:1
a. Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara CSS sistem
ventrikulus dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini
biasanya pada bagian distal dari sistem ventrikulus ini, yaitu pada ruang subaraknoid
(sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea
(sebagai akibat kelainan bentuk struktur ini). Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS
dan pembesaran ruang ventrikulus.6
b. Pada hidrosefalus nonkomunikans, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisamencapai
ruang subaraknoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe,
aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka. Obstruksi pada
foramen Monroe misalnya diakibatkan oleh tumor, menghalangi aliran CSS dari
ventrikulus lateralis ke ventrikulus tertius, mengakibatkan akumulasi cairan dan
pembesaran pada ventrikulus lateralis pada sisi yang mengalami sumbatan. Obstruksi
aquaductus cerebri Sylvii oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital
mengakibatkan akumulasi cairan dan pembesaran pada ventrikulus tertius dan kedua
ventrikulus lateralis. Obstruksi pada foramen Magendi dan Luschka oleh tumor,
inflamasi atau atresia Kongenital mengakibatkan akumulasi dan pembesaran pada
ventrikulus quartus, ventrikulus tertius dan kedua ventrikulus lateralis. 6
VI. Diagnostik
1. Gambaran Klinik
Gambar 9a & b. Foto USG kepala fetus pada trimester ketiga. Tampak dilatasi
bilateral dari kedua ventrikel lateralis (gambar a) dan penipisan jaringan otak
(gambar b).8
CT Scan
Dengan menggunakan CTScan, kita dapat menentukan ukuran dari
ventrikel.Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan
ukuran dari tumor tersebut.Pada pasien dengan hidrosefalus akan tampak dilatasi
dari ventrikel pada foto CT Scan serta dapat melihat posisi sumbatan yang
menyebabkan terjadinya hidrosefalus. Dengan CT-Scan saja hidrosefalus sudah
bisa ditegakkan.9
Gambar 12a & b. MRI potongan axial pada hidrosefalus nonkomunikans akibat
obstruksi pada foramen Luschka dan magendie. Tampak dilatasi dari ventrikel
lateralis (gambar a) dan ventrikel quartus (gambar b).10
Gambar 13. MRI pada Neoplasma di vermis cerebellum dengan
hidrosefalus obstruktif (nonkomunikans).Tampakmassa menekan
ventikulus quartus dan menyebabkan hidrosefalus obstruktif (gambar a). 10
VIII. Terapi
a. Secara Medikamentosa:5
Pengobatan dengan farmakologi dilakukan untuk menunda operasi. Biasa dilakukan pada
bayi premature dengan hidrosefalus post perdarahan.
Pengobatan dengan farmakologi tidak efektif untuk jangka waktu yang lama.
Pengobatan secara farmakologi bekerja dengan mengurangi produksi CSS
(Acetazolamide atau furosemide) dan meningkatkan penyerapan CSS.
Hidrosefalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi tidak memerlukan operasi.
Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kgBB. Pada keadaan akut dapat
diberikan manitol. Diuretik dan kortikosteroid dapat diberikan walaupun hasinya kurang
memuaskan.1
b. Operasi
Operasi merupakan pilihan terapi. Punksi Lumbal ulangan dapat dilakukan pada pasien
hidrosefalus setelah perdarahan interventrikular.
Shunt merupakan terapi yang banyak dilakukan pada kebanyakan orang. 4 Hanya 25%
pasien dapat diobati tanpa melakukan shunt. Prinsip dari shunt adalah membentuk hubungan
atau saluaran antara ventrikulus dengan rongga plura atau peritoneum.
Ventriculoperitoneal (VP) Shunt adalah yang paling banyak digunakan.
Ventriculoatrial (VA) Shunt dikenal juga sebagai vascular shunt, prinsipnya
menghubungkan ventrikel, vena jugularis dan vena cava superior ke atrium kanan.
Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan kelainan abdominal seperti peritonitis.
Lumboperitoneal Shunt, hanya digunakan pada hidrosefalus komunikans, fistula CSF
dan pseudotumor.
Torkildsen shunt sudah jarang digunakan. Prinsipnya adalah menghubungkan anatara
ventrikel dengan cisterna magna dan hanya efektif pada hidrosefalus obstruktif didapat.
Ventriculopleural shunt merupakan pilihan kedua.
IX. Prognosis
Kelangsungan Hidup (Quo ad Vitam)
Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya
kelaian neural dan ekstraneural yang menetap. Pada sebagaian besar kasus, 50 % kasus
meninggal saat masih dalam uterus atau dilakukan terminasi pada kehamilan karena
adanya ketidaknormalan yang terdeteksi. Dan 50% sisanya berkembang menjadi
ventricolomegaly yang progresif. Pada bayi seperti ini, segera setelah dilakukan shunt
akan memberikan hasil yang baik.4
Kelangsungan Organ (Quo ad Functionam)
Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi peningkatan ketidakmampuan
mental dan koqnitif. Kemampuan atau pengetahuan umum sangat berkurang bila
dibandingkan dengan populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak mengalami
keterbelakangan mental, verbal dan memori. Selain itu juga menyebabkan kelainan
pada mata.4
BAB III
KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu
atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat ketidak
seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS. Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus
terjadi sebagai akibat obstruksi, gangguan absorbsi atau kelebihan produksi CSS. Tempat predileksi
obstruksi adalah foramen Monroe, foramen Sylvii, foramen Luschka, foramen Magendi dan vili
araknoid. Hidrosefalus secara umum dapat disebabkan oleh banyak hal seperti tumor, infeksi,
peradangan dan perdarahan.
Menurut gambaran klinik, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan
hidrosefalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus). Menurut waktu pembentukannya, dikenal
hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita. Menurut proses terbentuknya hidrosefalus, dikenal
hidrosefalus akut dan hidroseafalus kronik. Menurut sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans
dan hidosefalus non-komunikans. Dan ada pula pseudohidrosefalus dan hidrosefalus tekanan normal
(normal pressure hydrocephalus).
Gambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, lokasi obstruksi,
durasi dan perlangsungan penyakit. Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi dari peningkatan
TIK.
Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah iritabilitas. Sering kali
anak tidak mau makan dan minum, kadang-kadang kesadaran menurun kearah letargi. Anak kadang-
kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala, sebagai
suatu manifestasi peningkatan TIK. Lokasi nyeri tidak khas. Kadang-kadang muntah di pagi hari.
Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Gangguan
motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara berjalan. Tampak pembesaran kepala karena
sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu ke waktu,
dengan mengukur lingkar kepala. Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan
padat. Tidak ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berarti tidak ada hidrosefalus. Perkusi
pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Pada hidrosefalus akan terdengar suara yang sangat
mirip dengan suara ketuk pada semangka masak. Pada anak lebih tua akan terdengar suara kendi retak
(cracked-pot). Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi menangis. Mata
penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas, yang disebut sebagai setting-sun sign
(sklera yang berwarna putih akan tampak diatas iris). Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya
tidak menunjukkan letak lesi, sering dijumpai pada anak yang lebih tua atau pada orang
dewasa. Kadang-kadang terlihat nistagmus dan strabismus. Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat
terjadi edema papil atau atrofi papil.
Pada dewasa, gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan
visus, gangguan motorik/bejalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa.
Pemeriksaan neurologi pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan
atau paralisis nervus abdusens. Pada hidrosefalus ini dicirikan dengan trias demensia, gangguan
berjalan dan inkontinensia urin.
Tatalaksana yang diberikan dapat berupa secara farmakologis namun yang paling baik adalah
tindakan operasi. Farmakologis ditujukan untuk penurunan TIK sebelum operasi. Operasi yang
dilakukan paling banyak adalah verntriculoperitoneal shunt dan prognosis yang diberikan cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA