Jurnal - Rifen Prabawan
Jurnal - Rifen Prabawan
ABSTRAK
Sinbiotik adalah gabungan dari probiotik dan prebiotik. Probiotik yang digunakan pada
penelitian ini adalah Lactobacillus Acidophillus dan prebiotik yang digunakan adalah Spirulina
platensis. Pemberian sinbiotik mampu menurunkan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri patogen,
termasuk bakteri Salmonella enteritidis. Salmonella enteritidis adalah salah satu bakteri patogen
penyebab salmonellosis. Salmonellosis adalah penyakit yang sering terjadi pada hewan dan tidak
jarang menimbulkan kerugian bagi peternak dengan gejala klinis diare hingga kematian. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sinbiotik gabungan dari Lactobacillus
acidophillus dan Spirulina platensis terhadap tikus yang diinduksi Salmonella enteritidis. Penelitian
ini merupakan penelitian experimental menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 20 tikus putih yang dibagi ke dalam 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdapat 4
ulangan. P1, P2 dan P3 diberikan sinbiotik masing-masing 0,2%/KgPK 0,4%/KgPK dan 0,6%/KgPK
dan diinduksi Salmonella 0,5 ml. K+ (Kontrol Positif) induksi Salmonella 0,5 ml. Salmonella
enteritidis yang digunakan sesuai dengan standar Mc Farland 0,5. K- (Kontrol Negatif) tanpa
perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Sinbiotik gabungan L. acidophilus dan
S. platensis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan kadar relatif CD68 pada kelompok P3
dan perbaikan gambaran histopatologi kolon pada kelompok P2 dan P3 yang diinduksi S. enteritidis.
ABSTRACT
Sinbiotics are a combination of probiotics and prebiotics. The probiotics used in this study
were Lactobacillus Acidophillus and the prebiotics used were Spirulina platensis. Synbiotics can
reduce infections caused by pathogenic bacteria, including Salmonella enteritidis. Salmonella
enteritidis is one of the pathogenic bacteria that causes salmonellosis. Salmonellosis is a disease that
often occurs in animals and often causes harm to farmers with clinical symptoms of diarrhea to death.
The purpose of this study was to determine the effect of combined synbiotic administration of
Lactobacillus acidophillus and Spirulina platensis on rats induced by Salmonella enteritidis. This
research is an experimental study using a completely randomized design method (CRD) with 20 white
rats divided into 5 treatments with each treatment having 4 replications. P1, P2 and P3 were given
synbiotics 0.2% / KgPK 0.4% / KgPK and 0.6% / KgPK and induced Salmonella 0.5 ml. K + (Positive
Control) induction of Salmonella 0.5 ml. Salmonella enteritidis used in accordance with Mc Farland
standard 0.5. K- (Negative Control) without treatment. The results of this study showed that the
combined Sinbiotic administration of Lactobacillus acidophilus and Spirulina platensis had a
significant effect (P <0.05) on a decrease in relative CD68 levels in the P3 group and improvement of
colon histopathology in P2 and P3 groups induced by Salmonella enteritidis.
1
PENDAHULUAN
Salmonellosis merupakan penyakit baik hewan maupun manusia sehingga
yang sudah tidak asing lagi bagi dunia sering kali digunakan sebagai bahan
kedokteran. Penyakit ini disebabkan oleh probiotik. Probiotik merupakan kultur
genus Salmonella sp. Pada umumnya, mikroorganisme hidup yang dimasukkan
bakteri ini menyerang sistem pada hewan ternak dengan cara
gastrointestinal hingga menyebabkan mencampurnya dengan pakan atau ransum
infeksi pada saluran pencernaan dan dengan tujuan untuk mempertahankan
gastroenteritis. Salmonellosis merupakan mikroorganisme flora normal dalam
salah satu dari 25 penyakit hewan menular saluran pencernaan yang menguntungkan
strategis (PHMS) (BPPV, 2018). Di dan menghambat mikroorganisme yang
Indonesia, penyakit ini merupakan merugikan atau yang memiliki sifat
penyakit yang sering terjadi sepanjang patogen. Selain itu manfaat probiotik
tahun dengan tingkat insidensi tinggi lainnya yaitu meningkatkan aktivitas
(Poeloengan, 2014). Kerugian yang terjadi enzim pencernaan, menurunkan aktivitas
akibat Salmonellosis pada hewan antara enzim bacterial dan produksi ammonia,
lain kematian, penurunan produksi ternak, meningkatkan asupan dan pencernaan
abortus, kematian neonatal dan makanan serta menetralisir enterotoksin
pengafkiran bahan makanan yang tercemar dan menstimulasi sistem kekebalan
bakteri (Pudjiatmoko, 2014). Salmonella (Manin, 2010).
enteritidis merupakan bakteri dari famili Prebiotik merupakan bahan pangan
Enterobacteriaceae yang termasuk ke yang tidak dapat dicerna dalam saluran
dalam bakteri gram negatif (Pudjiatmoko, pencernaan namun dapat difermentasi oleh
2014). Salmonella enteritidis dapat bakteri flora normal usus sebagai sumber
ditularkan dari hewan ke manusia melalui nutrisi. Salah satu bahan yang dapat
cemaran produk hewan (foodborne digunakan sebagai prebiotik yaitu
disease), dari hewan yang terinfeksi dan Spirulina platensis. S. platensis memiliki
menimbulkan penyakit pada manusia kandungan oligosakarida berupa mannosa
(Badan Penelitian dan Pengembangan dan rhamnosa yang diketahui dapat
Pertanian, 2016). menstimulasi pertumbuhan mikroba
Pencegahan terhadap Salmonellosis nonpatogenik (Gupta et al., 2017). S.
salah satunya dapat dilakukan dengan platensis mampu meningkatkan
pemberian probiotik BAL (Bakteri Asam pertumbuhan bakteri asam laktat (BAL)
Laktat). Asam laktat adalah agen serta menghambat pertumbuhan bakteri
penghancur membran bakteri Gram negatif patogen (Bhowmik et al. 2009).
yang dibuktikan dengan kemampuannya Sinbiotik merupakan campuran
merusak Lipopolisakarida pada dinding sel antara probiotik dan prebiotik. Menurut
Escherichia coli, Salmonella enterica dan Antarini (2011) pemberian probiotik akan
Pseudomonas aeruginosa (Alakomi et al. meningkatkan aktivitas enzim pencernaan
2000). Lactobacillus adalah salah satu sehingga penyerapan nutrien menjadi lebih
bakteri asam laktat yang banyak ditemukan optimal dengan makin luasnya area
pada saluran pencernaan makhluk hidup, absorpsi sebab probiotik dapat
2
mempengaruhi anatomi usus yaitu vili usus
menjadi lebih tinggi dan densitasnya lebih METODE PENELITIAN
padat. Sedangkan pemberian prebiotik Waktu dan Lokasi Penelitian
tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan Penelitian ini dilakukan pada bulan
namun mampu difermentasi oleh bakteri Mei 2018 – Juli 2018 di Laboratorium
asam laktat sebagai nutrisi. Campuran dari Epidemiologi Fakultas Peternakan
probiotik dan prebiotik akan saling Universitas Brawijaya, Laboratorium
bersinergi karena daya tahan hidup bakteri Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas
probiotik akan meningkat dengan Brawijaya, Laboratorium Mikrobiologi
pemberian nutrisi yang tersedia untuk Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
difermentasi sehingga memberi manfaat Brawijaya, Laboratorium Biologi
yang lebih sempurna. Universitas Brawijaya, Laboratorium
Infeksi Salmonella enteritidis akan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran
memicu respon imun non-spesifik (innate Universitas Brawijaya Malang.
immunity) dimana akan terjadi peningkatan
makrofag untuk proses fagositosis. Salah Alat dan Bahan
satu marker makrofag adalah CD68. CD68 Alat yang digunakan dalam
adalah transmembran glikoprotein tipe I penelitian ini antara lain : Freeze dryer,
dimana erat kaitannya dengan kandang tikus, tempat pakan, tempat
endosomal/lisosomal. CD68 memiliki minum, timbangan digital, autoclave,
struktur yang sama dengan Lysosomal- inkubator, glove, masker, spuit, Biosafety
Associated Membrane Proteins (LAMPs). Cabinet (BSC), ose, gunting bedah, mortar,
Fungsi CD68 belum terlalu diketahui, setrifugasi, gelas ukur, cawan petri, vortex,
namun lokasi preferensial pada bagian bunsen, tabung reaksi, tabung erlenmayer,
akhir endosom memiliki peran dalam object glass, cover glass, tabung falcon,
transportasi peptida atau Antigen tabung eppendorf, mikroskop cahaya,
processing. CD68 dikenal sebagai marker mikropipet, yellow tip, blue tip, white tip,
spesifik permukaan myeloid terutama ice box, flowcytometer, penangas air, rak
makrofag, namun juga bisa diekspresikan tabung. Bahan yang digunakan dalam
oleh non-myeloid. Ekspresi CD68 dapat penelitian ini adalah tikus putih jantan,
juga ditemukan pada granulosit seperti desinfektan, serbuk gergaji, pakan tikus,
basofil dan neutrofil intestinal. CD68 air, Salmonella enteritidis. Mc. Farland
digunakan sebagai marker atau penanda 0,5, Lactobacillus acidophilus Mc.
makrofag pada saat terjadi inflamasi Farland 0,5, spirulina platensis 100%,
(Chistiakov, 2017). media NB, media MRSA, media MRSB,
Berdasarkan hal tersebut, penelitian PBS, media SSA, NaCl 0,9%, organ kolon
ini bertujuan untuk mengetahui efek tikus, formalin 10 %, alkohol 70%, xylol,
preventif pemberian sinbiotik gabungan ethanol 70%, ethanol 80%, ethanol 90%,
Lactobacillus acidophillus dan Spirulina ethanol absolut, entelan, parafin, pewarna
platensis terhadap kadar CD68 dan HE, antibodi CD68.
gambaran histopatologi Kolon tikus putih
(Rattus norvegicus) yang diinduksi bakteri Persiapan Sinbiotik
Salmonella enteritidis.
3
Perbandingan antara probiotik dan sinbiotik + induksi Salmonella enteritidis
prebiotik yaitu sebanyak 28 ml bakteri 0,5 ml), Kontrol Positif (induksi
Lactobacillus acidophilus standart Mc. Salmonella enteritidis 0,5 ml) dan Kontrol
Farland 0,5 dan 56 gram alga Spirulina Negatif (tanpa perlakuan). Dosis
platensis. Setelah itu dicampur dengan 194 Salmonella enteritidis yang digunakan
ml aquades dan maltodextrin sebanyak 58 sesuai dengan standar Mc Farland 0,5.
gram. Selanjutnya campuran homogen
dikeringkan dengan metode Analisa Data
mikroenkapsulasi menggunakan freeze Analisa yang digunakan pada
dryer selama 4 – 5 hari hingga terbentuk penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu
mikrokapsul (Permatasari, 2013). secara kuantitatif dan kualitatif. Analisa
kuantitatif dilakukan dengan menghitung
Rancangan Penelitian kadar relatif CD68 hasil dari metode
Penelitian ini dilakukan dengan flowcytometry menggunakan perhitungan
metode Experimental menggunakan statistik One Way Anova dan dilanjutkan
Rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian dengan uji Tukey menggunakan aplikasi
ini menggunakan 20 ekor yang dibagi statistik Minitab 18. Sedangkan analisa
menjadi 5 kelompok perlakuan dengan kualitatif dianalisa melalui gambaran
masing-masing perlakuan 4 ulangan. P1 histopatologi organ kolon tikus yang
(0,2% /kgPk sinbiotik + induksi dilakukan menggunakan mikroskop cahaya
Salmonella enteritidis 0,5 ml), P2 (0,4% dengan perbesaran mulai dari 100x dan
/kgPk sinbiotik + induksi Salmonella 400x untuk setiap ulangan.
enteritidis 0,5 ml), P3 (0,6% /kgPk
4
Tabel 1 Tabel rata-rata kadar relatif CD68 (%)
5
endotoksin berupa lipopolisakarida (LPS). monosit dan makrofag (Cojocaru et al.,
LPS merupakan komponen antigen 2012; Gregorio et al., 2005).
imunogenik yang dominan dari Faktor yang mempengaruhi
kebanyakan dinding sel bakteri Gram- efektifitas penggunaan sinbiotik salah
negatif. Respon imun dimulai dari satunya adalah dosis dari bakteri probiotik
pengenalan komponen bakteri seperti LPS yang digunakan. Probiotik adalah
dan DNA, diikuti pengambilan dan mikroorganisme hidup yang dalam jumlah
penghancuran bakteri oleh sel fagosit. cukup akan memberikan manfaat bagi
Hasil dari proses fagositosis akan kesehatan bagi host, termasuk hewan dan
mengaktivasi sel TCD 4+¿ ¿ yang manusia (FAO/WHO, 2002). Pada
selanjutnya akan menginisiasi sel T helper penelitian ini dosis probiotik yang
1 (Th1) untuk menghasilkan IFN-γ. IFN-γ terkandung dalam sinbiotik adalah sebesar
merupakan sitokin utama yang berperan 6,25x107 CFU/gram. Agar memiliki efek
dalam aktivasi makrofag dan memiliki kesehatan yang bermanfaat, produk
fungsi yang sangat penting dalam cell makanan yang diperkaya dengan probiotik
mediated immunity terhadap mikroba harus mengandung minimum yang
intraseluler. Sel fagosit seperti neutrofil diperlukan. Pada industri pangan jumlah
maupun makrofag akan bergerak ke arah minimum yang direkomendasikan
6
sumber rangsangan, selanjutnya probiotik harus 10 CFU/ml pada saat
memfagosit sel yang dianggap asing dikonsumsi (Boylston et al,2004).
tersebut. Hasil fagositosis sel asing Hasil penelitian ini menunjukkan
tersebut akan berupa fragmen protein yang bahwa kelompok P3 dengan pemberian
selanjutnya disajikan ke sel T untuk sebesar 0,6%/KgPK sebagai feed additive
mengaktivasi sel B untuk proses mampu memberikan hasil terbaik dengan
pembentukan antibodi (Noss et al., 2001). rataan kadar relatif CD68 sebesar 5,508%
CD68 adalah glikoprotein penanda pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang
permukaan sel dan diekspresikan oleh diinfeksi Salmonella enteritidis.
Histopatologi Kolon
Pada penelitian untuk mengetahui diwarnai dengan pewarnaan Hematoxylin-
pengaruh pemberian sinbiotik gabungan Eosin (HE) yang diamati menggunakan
Lactobacillus acidophilus dan Spirulina mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x
platensis terhadap gambaran organ kolon dan 400x. Pengaruh pemberian sinbiotik
tikus putih (Rattus norvegicus) yang ditunjukkan dengan berkurangnya erosi
diinduksi Salmonella enteritidis dilakukan epitel kolon.
melalui gambaran histopatologis yang
P2
100x
7
Gambaran histopatologi kolon pada Salmonella enteritidis merupakan salah
perlakuan P2 (Gambar 4) yang diberi feed satu bakteri patogen pada saluran
additive 0,4%/KgPK sinbiotik dan induksi pencernaan. Salmonella enteritidis
0,5 mL Salmonella enteritidis memiliki 3 mekanisme infeksi yaitu adhesi
menunjukkan adanya penghambatan pada epitel usus, kolonisasi dan invasi ke
kerusakan epitel. Hal itu ditunjukkan dalam mukosa usus. Pada saat infeksi,
dengan berkurangnya erosi epitel dan tidak Salmonella enteritidis mengeluarkan
terjadi perubahan susunan epitel kolumnar. endotoksin yang mampu merusak struktur
Gambaran histopatologi pada P2 terlihat jaringan kolon sehingga mengakibatkan
normal dan mendekati kontrol negatif. perubahan pada morfologi kolon (Finlay et
al, 2003).
Pada pengamatan histopatologi kolon
P3 kelompok perlakuan dengan pemberian
100x sinbiotik kombinasi Lactobacillus
acidophilus dan Spirulina platensis yakni
P2, dan P3 menunjukkan adanya perbaikan
yang ditandai dengan berkurangnya
kerusakan pada epitel jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol positif. Menurut
Food and Agriculture Organization/World
Health Organization (FAO/WHO) (2002),
probiotik yang ideal mampu bertahan
melewati pada saluran pencernaan dan
Gambar 5 Gambaran Histopatologi Kolon mempunyai kemampuan untuk
kelompok P3 Lapisan epitel mengalami
perbaikan yang ditunjukkan dengan tidak berkembang biak yang baik di dalam
adanya erosi epitel saluran pencernaan, tahan terhadap cairan
lambung dan cairan empedu. Selain itu
Gambaran histopatologi kolon pada probiotik juga harus mampu menempel
perlakuan P3 (Gambar 5) yang diberi feed pada sel epitel usus, membentuk
additive 0,6%/KgPK sinbiotik dan induksi kolonisasi pada saluran pencernaan dan
0,5 mL Salmonella enteritidis menghasilkan zat anti mikroba
menunjukkan adanya penghambatan (bakteriosin) serta memberikan pengaruh
kerusakan epitel. Hal itu ditunjukkan yang menguntungkan inangnya.
dengan berkurangnya erosi epitel dan tidak Terbentuknya kolonisasi probiotik dalam
terjadi perubahan susunan epitel kolumnar. saluran pencernaan, mengakibatkan
Berdasarkan gambaran histopatologi kolon kompetisi nutrisi dan lokasi adhesi
menunjukkan bahwa dosis pada kelompok (penempelan) antara probiotik dan bakteri
P2 dan P3 memberikan gambaran lain, khususnya bakteri patogen.
histopatologi mendekati kontrol negatif. Pertumbuhan probiotik juga akan
Epitel merupakan salah satu barrier menghasilkan berbagai komponen anti
pertama yang melindungi saluran bakteri (asam organik, hidrogen peroksida,
pencernaan dari bakteri, sehingga adanya dan bakteriosin yang mampu menekan
kerusakan dapat dijadikan sebagai indikasi
suatu infeksi bakteri (Jawetz et al, 2005).
8
pertumbuhan bakteri patogen) (Collado et Alisantosa, B., H.L. Shivaprasad, A.S.,
al., 2009). Dhillon, O. Schaberg and D. Bandli.
Kelompok P2 dan P3 dengan 2000. Pathogenicityof Salmonella
enteritidis Phage Thypes 4, 8, and
pemberian sinbiotik kombinasi
23 in specific pathogen free
Lactobacillus acidophilus dan Spirulina chicks. Avian Path. 29: 583-592
platensis 0,4%/KgPK dan 0,6%/kgPK
Antarini, A.A. N. 2011. Sinbotik Antara
menunjukkan gambaran epitel kolon yang
Prebiotik dan Probiotik. Jurnal Gizi
menyerupai normal ditandai dengan 2(2.)
adanya penghambatan erosi epitel. Hasil
Badan Penelitian dan Pengembangan
tersebut menunjukkan bahwa pemberian
Pertanian [BPPP]. 2016. Laporan
sinbiotik kombinasi Lactobacillus Kinerja. Badan Penelitian Dan
acidophilus dan Spirulina platensis Pengembangan Pertanian
0,4%/KgPK dan 0,6%/kgPK sebagai feed Kementerian Pertanian.
additive adalah pemberian terbaik dalam Balai Pengujian dan Penyidikan Veteriner
memperbaiki gambaran epitel kolon pada [BPPV]. 2018. Informasi Dan
tikus putih yang diinduksi Salmonella Diskripsi Singkat Penyakit
enteritidis. PHMS (Penyakit Hewan Menular
Strategis). Seri Pengetahuan Uum.
Bhowmik, D., Dubey, J., and Mehra, S.
KESIMPULAN 2009. Probotic efficiency of
Berdasarkan penelitian yang telah Spirulina platensis-stimulating
dilakukan dapat disimpulkan bahwa growth of Lactic Acid Bacteria
pemberian Sinbiotik gabungan (LAB). World Journal of Dairy &
Lactobacillus acidophilus dan Spirulina Food Sciences, 4(2), 160 – 163.
platensis dapat mencegah terjadinya Boylston TD, Vinderola CG, Ghoddusi HB
salmonellosis pada tikus putih (Rattus and Reinheimer JA. 2004.
norvegicus) yang diinduksi Salmonella Incorporation of Bifidobacteria into
enteritidis dengan dosis efektif cheeses: Challenges and rewards.
International Dairy Journal, 14:
0,6%/KgPK berdasarkan penurunan kadar 375–387.
CD68 organ limpa dan berkurangnya erosi
epitelial pada gambaran histopatologi Cojocaru, Elena., M. Trandafirescu, M.
Leon, C. Cotutiu and L. Foia. 2012.
organ kolon tikus. Immunohistochemical expression
of anti-CD68 antibody in
atherosclerotic plaque. Rom J
DAFTAR PUSTAKA Morphol Embryol, 53(1):61–66.
Alakomi, H. L., Skytta, E., Saarela, M., Collado, M.C., L. Jalonen, J. Meriluoto,
Mattila-Sandholm, T., Latva-Kala, and S. Salminen. 2009. Protection
K., and Helander, I. M. 2000. mechanism of probiotic
Lactic Acid Permeabilizes Gram- combination against human
Negative Bacteria by pathogens: in vitro adhesion to
Disrupting the Outer Membrane. human intestinal mucus. Asia Pac J.
Applied and Environmental Clin. Nutr., 15: 570- 575.
Microbiology 6 (5) : 2001-2005. Cristiakov, Dimitry A., M. C.
Killingsworth., V. A. Myasoedova.,
9
A. N. Orekhov and Y. V. ebagai Sumber Probiotik. Jurnal
Bobryshev. 2017. CD68/macrosialin: Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan
not just a histochemical Februari,2010, Vol. XIII, No. 5
marker. Laboratory Investigation Noss, E.H., R.K. Pai, T.J. Sellati, J.D.
97, 4–13. Radolf, J. Belisle, D.T. Golenbock,
Efendi, Z. 2003. Daya Fagositosis W.H. Boom, and C.V. Harding.
Makrofag pada Jaringan Longgar 2001. Toll-like receptor 2-dependent
Tubuh. USU Dugital Library : Inhibition of macrophage class
Makassar. II MHC expression and antigen
processing by 19-kDa lipoprotein
Finlay RB, Heffron F and Falkow S. 2003.
of M. tuberculosis. J. Immunol.
Epithelial Cell Surfaces Induces
167(2):910-918.
Salmonella Proteins Required for
Bacterial Adherence and Invasion. Permatasari, A.K., K.A. Noianitri, dan
Science 243 : 940. A.S. Duniaji. 2013. Viabilitas
Lactobacillus rhamnosus SKG 34
Food and Agriculture Organization/World
Dalam Berbagai Jenis Enkapsulasi
Health Organization [FAO/WHO].
dan Suhu Penyajian. JITV. 9(2).
2002. Guidelines for the
Evaluation of Probiotics in Food. Poeloengan, M., I. Komala dan S. M.
Report of a Joint FAO/WHO Noor. 2014. Bahaya Salmonella
Working Group on Drafting Terhadap Kesehatan.
Guidelines for the Evaluation of Lokakarya Nasional Penyakit
Probiotics in Food: London, Ontario. Zoonosis.
Gregorio, G. B., A. Y. Borengasser, N. Pudjiatmoko. 2014. Manual Penyakit
Rasouli, V. Varma, T. Lu, L. M. Mamalia. Kementerian Pertanian
Miles, G. Ranganathan, C. A. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Peterson, R. E. McGehee and P. A. Kesehatan Hewan Direktorat
Kern. 2005. Expression of CD68 Kesehatan Hewan.
and Macrophage Chemoattractant Rodenburg, Wendy., J. Keijer, E. Kramer,
Protein-1 Genes in Human S. Roosing, C. Vink, M. B. Katan, R.
Adipose and Muscle Tissues V. D. Meer and I. M. J. Bovee-
Association With Cytokine Oudenhoven. 2007. Salmonella
Expression, Insulin Resistance, and induces prominent gene expression
Reduction by Pioglitazone. Diabetes in the rat colon. BMC Microbiology
54. 7:84.
Gupta, S., C. Gupta, A.P. Garg and D. Sherwood L. 2013. Fisiologi dari sel ke
Prakash. 2017. Prebiotic efficiency sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
of Blue Green Algae on probiotics
microorganisms. Journal of Sunarno. 2007. Efek Phyllanthus Niruri L
Microbiology and Experimentation. Pada Prosentase Neutrofil, Koloni
4(4): 1 – 4. Bakteri Limpa, dan Histopatologi
Hepar Mencit Balb/C yang Diinfeksi
Jawetz, Melnick, and Adelberg’s. 2005. Salmonella Typhimurium [TESIS].
Medical Microbiology 25th ed. Magister Ilmu Biomedik. Universitas
Acces Medicine: Mc-Graw Hill Diponegoro.
Manin, F. 2010. Potensi Lactobacillus
acidophilus dan Lactobacillus
fermentum dari Saluran Pencernaan
Ayam Buras Asal Lahan Gambut
10