Anda di halaman 1dari 12

F.1.

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH


DASAR NEGERI 16 LAWANG KIDUL

LATAR BELAKANG
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di sekolah dasar adalah upaya untuk
memberdayakan anak sejak dini, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat sertaberperan aktif dalam gerakan kesehatan di lingkungan sekolah. PHBS (PerilakuHidup
Bersih dan Sehat) di sekolah dasar dilakukan untuk mencapai sekolah dasar berperilaku hidup
bersih dan sehat. Perilaku hidupbersih dan sehat seseorang berhubungan dengan peningkatkan
kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Program pembinaan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun,
tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : 1.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya

PERMASALAHAN
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi  pendidikan perlu mendapatkan
perhatian mengingat usia sekolah bagi anak  juga merupakan masa rawan terserang berbagai
penyakit serta munculnya  berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-
10), misalnya diare, cacingan dan anemia Tingginya angka kejadian penyakit sangat ditentukan
oleh peran masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Masih rendahnya
kesadaran sebagian generasi muda untuk menerapkan PHBS dalam lingkungan sekolah
merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, peran serta pihak puskesmas dan
pemerintah setempat juga sangat dibutuhkan untuk menggalakkan PHBS dalam lingkungan
sekolah.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” disekolah dasar
seputaran wilayah kerja Puskesmas Tanjung Enim
 PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal : Senin, 6 April 2020
Waktu : 08.00 – 11.00
Tempat : SD 16 Lawang Kidul

MONITORING DAN EVALUASI


Setelah penyuluhan tentang PHBS pada pelajar sekolah dasar dilakukan pencatatan peserta yang
hadir dalam kegiatan dan pemantauan kembali ke sekolah. 

Saran
Kegiatan PHBS sebaiknya dilakukan tidak hanya di sekolah dasar saja, bila perlu dapat
dilakukan dalam tingkatan lain seperti SMP dan SMA agar tercipta kesadaran anak akan
pentingnya menjaga kesehatan.
 
Penyuluhan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, guru pun dapat
memberikan penyuluhan serupa agar anak senantiasa menjaga kebersihan.
F.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
PROMOSI KESEHATAN BAHAYA ROKOK DI PUSKESMAS TANJUNG ENIM

LATAR BELAKANG

Perilaku merokok sudah dianggap sebagai penyakit, yakni penyakit kecanduan akibat zat. Saat
ini, perilaku merokok pun sudah masuk dalam daftar International Classification of Disorder
(ICD) 10 dan Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder (DSM) V. Indonesia juga
sudah menempati posisi negara keempat dengan jumlah perokok terbanyak di dunia dan
peringkat ketujuh tertinggi di dunia untuk jumlah produksi rokok. Selain itu, proporsi perokok
laki-laki usia muda di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia. Bahkan perokok usia sekolah
15–19 tahun meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir dan perokok laki-laki
meningkat empat kalinya selama 20 tahun terakhir.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud mengadakan penyuluhan
kesehatan. Pada penyuluhan ini akan disampaikan mengenai bahaya dan komplikasiyang
diakibatkan oleh rokok.

PERMASALAHAN

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok dan komplikasi
yang di akibatkannya untuk diri sendiri dan orang lain.

PELAKSANAAN

Hari dan Tanggal : Senin, 14 April 2020


Waktu : Pukul 08.00 – 11.00
Tempat : Puskesmas Tanjung Enim

MONITORING

Menyediakan wahana konsultasi bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok, memberikan
dukungan moril kepada masyarakat yang ingin berheti merokok
F.3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA
(KB)

KEGIATAN PENYULUHAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALAT


KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TANJUNG ENIM

LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan
penyebaran antar daerah yang kurang seimbang merupakan ciri penduduk Indonesia dan
merupakan masalah pokok di bidang kependudukan. Keadaan penduduk yang demikian
ini telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat dan pada
akhirnya dapat memperlambat tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Semakin tinggi
tingkat pertumbuhan penduduk, semakin besar usaha yang diperlukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat tertentu dan semakin
besar pula usaha yang diperlukan untuk mencapai tingkat pemerataan kesejahteraan rak-
yat.Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi disebabkan tingkat kelahiran masih lebih
tinggi dibandingkan tingkat kematian penduduk. Hal ini selanjutnya mengakibatkan
proporsi penduduk dengan usia muda yang besar, sehingga kelompok penduduk yang
secara langsung ikut dalam proses produksi harus memikul beban yang relatif lebih berat
untuk melayani kebutuhan penduduk yang belum termasuk dalam kelompok usia kerja.
Makin besarnya jumlah penduduk usia muda mengakibatkan juga peningkatan kebutuhan
pendidikan, penyediaan lapangan kerja dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk menunjang
kesejahteraan penduduk.
Kebijaksanaan dan langkah-langkah dalam bidang kependudukan dan keluarga
berencana sejak Repelita I merupakan bagian dari serangkaian langkah-langkah jangka
panjang dalam pengendalian pertumbuhan penduduk dan merupakan pula bagian terpadu
dari usaha pembangunan lainnya. Dengan demikian, diharapkan tercapai keseimbangan
yang baik antara jumlah dan kecepatan pertumbuhan penduduk dengan perkembangan
sosial ekonomi. Dalam hubungan ini maka usaha-usaha operasional di bidang
kependudukan dijabarkan kedalam berbagai sasaran kuantitatif dan kualitatif untuk
menurunkan tingkat kelahiran dan kematian, memperpanjang tingkat harapan hidup, dan
menyerasikan penyebaran penduduk dan tenaga kerja. Kebijaksanaan kependudukan juga
diarahkan untuk menunjang tarap hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa serta tujuan-
tujuan pembangunan lainnya.

PERMASALAHAN

Pengguna program keluargaberencana di wilayah kerja Puskesmas masih belum tergolong tinggi.
Sementara itu sebagian besar pengguna lebih memilih menggunakan KB suntik dan pil
dibanding metode kontrasepsi lain. Padahal jika ditelusuri, banyak dari mereka telah merasakan
efek samping dari jenis kontrasepsi tersebut, termasuk siklus haid yang terganggu dan
kegemukan.

PEMILIHAN INTERVENSI

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan suatu penyuluhan yang selain berguna untuk
menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya Program Keluarga Berencana, juga untuk
mempopulerkan metode IUD kepada calon pengguna yang memiliki efek samping lebih rendah
dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan metode suntik ataupun pil KB.

PELAKSANAAN

Hari dan Tanggal : Jumat, 17 April 2020


Waktu : Pukul 08.00-11.00
Tempat : Poli KIA Puskesmas Tanjung Enim

EVALUASI

Kesimpulan
Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih
kurang mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir sebagian besar
warga yang hadir kurang mengetahui materi penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah
penyuluhan, warga cukup antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

Saran
Kegiatan penyuluhan mengenai KB harus dilakukan secara rutin baik di Puskesmas bagian KIA
maupun pada saat posyandu, hal ini ditujukan agar ibu-ibu mengerti dengan baik dan benar
mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi sehingga memiliki keinginan untuk menggunakan alat
kontrasepsi dan dapat memilih alat kontrasepsi yang paling tepat untuk dirinya.
F.4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
PENYULUHAN POLA MAKAN PENDERITA ARTRITIS GOUT

LATARBELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi,
maupun kesehatan. Ditinjau dari aspek kesehatan dengan semakin bertambahnya usia maka
lansia lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik baik karena faktor alamiah maupun penyakit.

Salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah gout arthritis. Penyakit Gout
Arthritis (GA) menurut American Collage of Rheumatology merupakan suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah lama dikenal, gejalanya biasanya terdiri
dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis,
bengkak dan nyeri yang paling sering di sendi besar jempol kaki, namun dapat mempengaruhi
sendi‐sendi yang lain dan dapat menjadi semakin parah. Gout merupakan istilah yang dipakai
sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar asam urat.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Banyaknya angka kejadian gout dimasyarakat sekitar akibat pola makan dan ketidaktahuan
pasien tentang gout itu sendiri

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Melakukan penyuluhan tentang pola makan pada penderita gout

PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal : Rabu, 18 Mei 2020
Waktu : Pukul 08.00 – 11.00
Tempat : Poli Lansia Puskesmas Tanjung Enim
MONITORING DAN EVALUASI
Untuk memonitoring dan mengevaluasi dengan menanyakan kepada pendengar tentang hal-hal
yang sudah disampaikan.
F.5 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

PENYULUHAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS

LATAR BELAKANG

Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman mikobakterium


tuberkulosa. Hasil ini ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Di Indonesia
TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah
ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC
di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita
baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat
TBC di Indonesia.

Walaupun penyakit ini telah lama dikenal, obat-obat untuk menyembuhkannya belum
lama ditemukan, dan pengobatan tuberkulosis paru saat ini lebih dikenal dengan sistem
pengobatan jangka pendek dalam waktu 6–9 bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek adalah
membunuh dan mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. Obat yang sering
digunakan dalam pengobatan jangka pendek saat ini adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid,
streptomisin dan etambutol.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Kasus Tuberkolosis di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Enim saat ini beberapa desa ada yang
terkena tuberkulosis sehingga petugas puskesmas selalu memberikan perhatian khusus kepada
penderita tuberkulosis.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Kunjungan rumah perlu dilakukan pada pasien tuberkulosis. Kunjungan rumah dilakukan dengan
tujuan memberikan edukasi mengenai penyakit tuberkulosis , pencegahan penyakit tuberkulosis
dan pengobatan penyakit tuberkulosis.
PELAKSANAAN

Hari dan Tanggal : Jumat, 19 Mei 2020


Waktu : Pukul 08.00-10.00
Tempat : UPTD Puskesmas Tanjung Enim

MONITORING DAN EVALUASI

Kunjungan rumah dilakukan oleh dokter internship dan petugas puskesmas yang bertanggung
jawab dengan program penyakit menular dan tidak menular. Kegiatan ini berlangsung lancar.
Dilakukan pemeriksaan pada keluarga pasien. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda dan gejala pada keluarga pasien
yang mengarah pada penyakit tuberkulosis. Perlu dilakukan evaluasi setiap bulan pada
pasien untuk mengontrol penyakitnya dan melakukan pemeriksaan rutin apabila pasien
atau keluarga nya ada yang mengalami batuk lebih dari dua minggu dan mengalami
penurunan berat badan.
F.6 UPAYA PENGOBATAN DASAR
PELAKSANAAN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS

LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“, diantaranya dilaksanakan
melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat,
ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi
masyarakat dan umur harapan hidup (Kemenkes, 2004).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan,
keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat

Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan


kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga
pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.

Salah satu upaya kesehatan wajib dalam puskesmas berupa upaya pengobatan dasar
yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Kegiatan poli umum merupakan bagian dari pengobatan dasar, dimana pada poli ini dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis kepada setiap pasien yang datang memeriksakan dirinya di
puskesmas. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis ini dapat ditegakkan diagnosis pasien.
PERMASALAHAN
Apakah pasien tersebut cukup menjalani rawat jalan, perlu dirawat inap, atau bahkan
memerlukan rujukan ke pelayanan rumah sakit.

PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena latar belakang di atas, maka diperlukan suatu upaya anamnesis dan pemeriksaan
fisis secara menyeluruh dan teliti pada setiap pasien yang datang ke poliklinik umum, serta
pemeriksaan penunjang jika diperlukan.

PELAKSANAAN
Periode : 8 Maret 2020 – 8 Juli 2020
Jadwal pelayanan : Hari Senin – Sabtu
Tempat : Poli Umum Puskesmas Tanjung Enim
Peran jaga : Balai Pengobatan Umum

EVALUASI
 Pada anamnesis, didapatkan keluhan terbanyak pasien yang datang berobat ke Poliklinik
umum yaitu demam, batuk, dan berak encer.
 Dari anamnesis tersebut dengan keluhan demam, paling banyak dengan diagnosis akhir
demam thypoid, keluhan batuk paling banyak dengan diagnosis ISPA, dan keluhan
berak encer paling banyak dengan diagnosis Diare akut.
 Sebagian besar pasien dengan diagnosis DBD, demam thypoid, dan diare dehidrasi
sedang-berat dan dirujuk ke RS terdekat.
 Pasien yang dirujuk ke rumah sakit sebagian besar adalah pasien bedah, pasien mata
dengan keluhan gangguan visus, katarak. Intinya adalah pasien dengan diagnosis yang
tidak dapat ditangani di puskesmas sendiri yang memerlukan penanganan lebih.

Anda mungkin juga menyukai