Anda di halaman 1dari 10

METODE PEKERJAAN

A) UMUM

Paket pekerjaan PEMELIHARAAN JEMBATAN FLY OVER


SIMPANG JALAN TUANKU TAMBUSAI ini berlokasi Kota Pekanbaru
yang dibiayai dari APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2020 dengan
lamanya waktu pelaksanaan 112 (seratus Dua Belas) hari kalender terhitung
sejak diterbitkannya SPMK.

Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi persyaratan yang harus


dipenuhi dalam proses lelang paket pekerjaan PEMELIHARAAN
JEMBATAN FLY OVER SIMPANG JALAN TUANKU TAMBUSAI
B) LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan untuk paket pekerjaan PEMELIHARAAN


JEMBATAN FLY OVER SIMPANG JALAN TUANKU TAMBUSAI.
1. Divisi Umum
a. Mobilisasi
b. Manajemen dan Keselamatan Kerja
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Struktur
a. Pembongkaran Beton
3. Rehabilitas Jembatan
a. Pengecatan Protektif pada Elemen Struktur Beton Tebal 200
mm

C) URAIAN DAN TAHAPAN METODA PELAKSANAAN


Dari jenis penanganan diatas, dapat dipaparkan secara terurai tahapan
pekerjaan yang berkaitan, sehingga penanganan pekerjaan ini dapat berjalan
secara berkesinambungan sesuai dengan urutan dan tahapan pekerjaan.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. DIVISI UMUM
1. Mobilisasi
 Assumsi:
- Pekerjaan dilakukan dengan manual dan atau Alat Berat
 Persiapan
- Pengajuan Permohonan Kerja (Request Form)
- Penyiapan Peralatan dan Tenaga Kerja
- Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan
- Pembersihan Lapangan / lokasi pekerjaan
METODE PEKERJAAN

- Pengukuran elevasi dan marking batas-batas yang akan dikerjakan


- Pemasangan Rambu pengaman
 Uraian Pelaksanaan
 Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi
sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
 Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau
maksimal 7 hari sehabis menerima surat perintah mulai kerja
(SPMK)
 Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan. Peralatan tersebut di atas di simpan di lokasi
pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan pada
waktunya tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu
pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan
digunakan.
 Trafic Manajemen
Sebelum dan Selama pekerjaan berlangsung dilakukan Pemasangan
Rambu Pengaman serta dilakukan pengaturan lalu lintas oleh petugas
(flag man)
 Bahan yang digunakan : -
 Peralatan-peralatan yang dipergunakan : Mobil Pick Up
 Waktu Pelaksanaan : Minggu Ke 1, Minggu ke 2, dan Minggu Ke 14
2. Manajemen dan Keselamatan Kerja
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3L) dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Pedoman dan Standar
a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990
tentang Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Keselamatan Kerja
a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta
konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan
melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety
line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
METODE PEKERJAAN

c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam


pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi
dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan
musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu
bekerja dan di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO)
berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama
untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan
pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat
penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan
kepada Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban korban kecelakaan itu.
4. Prosedur Operasi Standar (Sop) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
a. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur
Keselamatan, Ditje Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen
Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.
5. Matrik Program K3
a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang
memasuki wilayah kerja proyek
b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan
untuk sosialisasi dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan
penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor
pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini
membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana
tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas
METODE PEKERJAAN

permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah


pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan
insidental bertujuan untuk  melakukan  audit terhadap
kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan
proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan
perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap
seluruh komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan
seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
g. Housekeeping Kegiatan  ini  dilaksanakan  setiap  hari  bertujuan
untuk menjaga kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan
kerja.
6. Waktu Pelasksanaan: Minggu 1 – Minggu 15

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3L) dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Pedoman dan Standar
e. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990
tentang Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Keselamatan Kerja
h. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta
konstruksi.
i. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan
melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety
line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
j. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi
dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
k. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
METODE PEKERJAAN

digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan


musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
l. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu
bekerja dan di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO)
berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama
untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan
pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
m. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat
penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
n. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan
kepada Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban korban kecelakaan itu.
7. Prosedur Operasi Standar (Sop) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
d. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
e. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
f. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur
Keselamatan, Ditje Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen
Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.
8. Matrik Program K3
h. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang
memasuki wilayah kerja proyek
i. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan
untuk sosialisasi dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan
penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
j. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor
pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
k. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini
membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana
tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas
permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
l. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan
insidental bertujuan untuk  melakukan  audit terhadap
kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan
proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan
perusahaan.
METODE PEKERJAAN

m. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap


seluruh komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan
seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
n. Housekeeping Kegiatan  ini  dilaksanakan  setiap  hari  bertujuan
untuk menjaga kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan
kerja.
9. Waktu Pelasksanaan: Minggu 1 – Minggu 15

B. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaa Pembongkaran Beton
 Assumsi:
- Pekerjaan dilakukan dengan manual dan atau Alat Berat
 Persiapan
- Pengajuan Permohonan Kerja (Request Form)
- Penyiapan Peralatan dan Tenaga Kerja
- Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan
- Pembersihan Lapangan / lokasi pekerjaan
- Pemasangan Rambu pengaman
 Uraian Pelaksanaan
- Beton yang akan dibongkar terlebih dahulu diukur bagian mana
yang akan di bongkar. Setelah diukur dan dapat persetujuan dari
direksi maka pekerjaan di mulai.
- Pekerjaan Bongkaran di mulai dari bagian atas terlebih dahulu
- Beton di Bongkar dengan hati hati
- Apabila Pekerjaan Bongkaran Selesai selanjutnya pekerja
membersihkan lokasi dari spesi hasil bongkaran
- Material hasil bongkaan dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan
persetujuan direksi pekerjaan.
 Trafic Manajemen
Sebelum dan Selama pekerjaan berlangsung dilakukan Pemasangan
Rambu Pengaman serta dilakukan pengaturan lalu lintas oleh petugas
(flag man)
 Peralatan-peralatan yang dipergunakan : Palu, Cangkul, Alat Bantu
 Tenaga Kerja
Pekerja
Mandor
 Waktu Pelaksanaan : Minggu 2 – Minggu 5

C. PEKERJAAN REHABILITASI JEMBATAN


METODE PEKERJAAN

1. Pekerjaan Pengecatan Protektif pada Elemen Struktur Beton T


200 mm
a. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari 2 (dua)
lapisan utama antara lain, lapisan utama (primary coat) dan lapisan
akhir (top coat). Dalam penggunaannya bahan ini ada yang
dipergunakan sekaligus atau dipergunakan salah satunya. Secara
umum bahan yang dipergunakan harus memiliki sifat sebagai
berikut :
1) Daya tahan yang lebih lama dan sempurna, tidak berubah
warna dalam waktu lama.
2) Hasil coating yang merekat sangat sempurna (excellent
adhesiveness).
3) Tahan terhadap abrasi, tekanan, dan pengaruh kimia.
4) Tahan terhadap minyak dan gesekan mekanis lainnya.
5) Tahan terhadap pengaruh lingkungan, air laut, karbonasi dan
asam.
6) Ramah lingkungan
7) Anti graffiti paint.

Lapisan utama (primary coat) Lapisan primary coat adalah


lapisan utama dalam pekerjaan pengecatan, umumnya lapisan ini
dapat mempergunakan bahan yang berbahan dasar air (water
based), untuk lebih jelasnya material untuk lapisan utama (primary
coat) dijelaskan sebagai berikut: Material berbahan dasar air (water
base)Material ini memiliki sifat yang mudah dalam
pengaplikasiannya dalam hal ini hanya perlu menambahkan air
dalam proses pencampurannya. Alat yang dipergunakan dapat
menggunakan alat sederhana seperti : kuas, roller dan alat
penyemprot. Hasil akhir memiliki warna yang cenderung gelap
(doff). Material ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu base dan
hardener yang kemudian dicampur. Material bahan yang berbahan
dasar air (water base), pada umumnya merupakan komponen
polyurethane. Sifat dasar dari bahan ini adalah tahan terhadap aus/
gesekan, tahan terhadap perubahan temperatur dan tahan terhadap
serangan kimia. Bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
Bahan Untuk Pelapisan Akhir Pekerjaan pelapisan akhir
merupakan lapisan pelindung untuk lapisan primary coat,
lapisan ini dipergunakan tergantung dari kebutuhan lapisan primary
coat masing-masing produsen. Lapisan ini berbahan dasar poly
siloxene resin.
b. Persyaratan Peralatan
METODE PEKERJAAN

Pekerjaan Pekerjan Rutin Pengecatan Elemen Beton


mempergunakan beberapa peralatan-peralatan yang dijelaskan
berikut ini :
1) Dump Truck untuk mengangkut bahan-bahan dan alat
2) Air Compressor untuk membersihkan permukaan beton
yang kotor
3) Support untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit
dikerjaka
4) Alat Bantu Perancah, Amplas, Pahat, Palu, Tangga, Tali
Tambang, Ember, Kuas, Roll, Sprayer dan lain-lain.
c. Persyaratan Kerja
1) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan
Pekerjaan pengecatan elemen beton jembatan ini tidak
diperkenankan dikerjakan dalam cuaca yang basah atau
hujan dan tidak dikerjakan pada malam hari.
2) Ketentuan Lalu Lintas
Lalu lintas pada tempat kerja harus diatur sedemikian
sehingga tidak menimbulkan gangguan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
d. Tahapan Pelaksanaan Pengecatan Elemen Beton Jembatan
Pengajuan Kesiapan Kerja
1) Penyedia jasa harus mengajukan jenis bahan yang akan
digunakan kepada Direksi Teknis dengan mengirimkan
contoh bahan beserta dengan sertifikat yang merupakan
jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan diatas.
2) Penyedia jasa memberikan penjelasan mengenai metode
pelaksanaan pekerjaan beserta peralatan yang akan
dipergunakan dan jadwal pelaksanaannya.
3) Penyedia jasa juga harus mempunyai alat pengukur
ketebalan cat untuk mengukur ketebalan cat pada kondisi
akhir pekerjaan/ kering.
4) Penyedia jasa sebelum melakukan pekerjaan harus
memberitahu kepada Direksi Teknis secara tertulis
sekurang-kurangnya 24 jam, penyedia jasa baru
diperkenankan melakukan pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis.
e. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pekerjaan Pembersihan Elemen Beton
Permukaan elemen beton yang akan dilakukan pengecatan,
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan
sejenisnya untuk mengindari perlemahan pada ikatan bahan
dengan menggunakan alat berupa sikat baja, amplas dan
alat bertekanan tinggi untuk membersihkan secara tuntas
semua permukaan.
2) Pencampuran Bahan Lapisan Utama
METODE PEKERJAAN

Pencampuran bahan lapis utama (primary coat) sesuai


dengan standar pencampuran yang dikeluarkan pabrik
pembuat. Dapat digunakan penambahan bahan
pengencer yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat.
Waktu pencampuran campuran lapisan utama antara 30
sampai 60 menit dengan temperatur udara lingkungan
sesuai ketentuan dari pabrik pembuat.
3) Pekerjaan Pelapisan Utama
Pelapisan utama (primary coat) dilakukan diatas lapisan
dasar yang berupa bahan mortar. Lapisan ini terdiri dari
dua tahap pada seluruh permukaan beton. Lapisan ini
dikerjakan menggunakan roll, kuas maupun tangan.
Ketebalan lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan
ketebalan yang ditentukan pabrik pembuat.
4) Curing Lapisan Utama
Curing pada pekerjaan pelapisan utama dilakukan
dengan cara mendiamkan permukaan selama 4 – 7 jam
tanpa perlu perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi
dilapangan tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan
dalam waktu 7 hari untuk mencapai mutu/kualitas
pekerjaan secara maksimal.
5) Pencampuran Bahan Lapisan Akhir
Permukaan elemen beton yang telah dilakukan pelapisan
utama, diberikan lapisan akhir yang terlebih dahulu
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat. Waktu pencampuran ini antara 30 sampai 60
menit dengan temperatur udara lingkungan sesuai ketentuan
dari pabrik.
6) Pekerjaan Pelapisan Akhir
Pelapisan akhir dikerjakan pada seluruh permukaan beton
dengan menggunakan roll, kuas dan spray. Ketebalan
lapisan ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan persyaratan ketebalan
yang ditentukan pabrik pembuat.
7) Curing Lapisan Akhir
Curing pada pekerjaan pelapisan akhir dilakukan dengan
cara mendiamkan permukaan selama 2 jam tanpa perlu
perawatan lebih lanjut. Namun jika kondisi dilapangan
tidak mendesak, sebaiknya curing dilakukan dalam waktu 4
hari untuk mencapai mutu/kualitas pekerjaan secara
maksimal.
f. Pengendalian Mutu Pengecatan Elemen Beton Jembatan
1) Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan
Bahan-bahan yang sudah diterima harus disimpan ditempat
yang kering dan teduh, bahan tidak boleh dibuka di lokasi
METODE PEKERJAAN

penyimpanan. Bila terdapat sisa bahan hasil pekerjaan


harus dibungkus dengan menggunakan plastik sehingga
bahan tidak mengeras dan terjadi perubahan komposisi
kimia akibat terpengaruh kondisi lingkungan.
2) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang
disyaratkan dalam Standar Rujukan yang ada.
3) Penggantian Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
Selama pengangkutan, penyimpanan, penanganan atau
pemasangan, bahan cat yang mengalami kerusakan berat
seperti berubahan warna, mengeras, kaleng yang bocor
harus diganti dengan bahan cat yang baru.

Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan atau spesifikasi


ini, seperti pengecatan yang tidak rata dan bergelombang dan lain
lain harus dibongkar dan diperbaiki kembali sesuai dengan
persyaratan atau sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis.
g. Waktu Pekerjaan : Minggu 3 – Minggu 15
D). PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
persyaratan dokumen penawaran pada Paket Pekerjaan PEMELIHARAAN
JEMBATAN FLY OVER SIMPANG JALAN TUANKU TAMBUSAI.

Garut, .. Agustus 2020


CV. ....................

...................................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai