Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dalam penilaian mata kuliah
Keperawatan Maternitas dan dalam proses penyusunan makalah ini, penulis
mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak,
sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa
terimakasih kepada :

1. Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas.


2. Orang tua yang sudah memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makalah ini dapat digunakan untuk berbagai kalangan yang sedang


mempelajari maternitas, khususnya kunjungan pada masa nifas.

Bekasi, 21 Februari 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar belakang...........................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................3
C. Sistematika penulisan................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................5
A. Pengertian kunjungan nifas........................................................................................................5
B. Tujuan kunjungan nifas.............................................................................................................5
C. Cara kerja kunjungan nifas........................................................................................................6
D. Komplikasi dan resiko yang terjadi pada kunjungan masa nifas................................................7
E. Pendidikan kesehatan saat kunjungan nifas...............................................................................8
F. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan saat kunjungan nifas.............................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Simpulan..................................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa
nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya
mempercepat penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada
ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Dalam ruang lingkup keperawatan
maternitas, seperti permasalahan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga
berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat sangat
diperlukan seorang perawat yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah
tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa asuhan
keperawatan maternitas.
Dampak yang akan timbul jika tidak diberikan asuhan keperawatan adalah dapat
meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu yang tidak ditangani sehingga Angka
Kematian Ibu (AKI) akan semakin tinggi. Komplikasi yang timbul pada masa nifas
adalah perdarahan, infeksi, dan bendungan (ASI). Sedangkan komplikasi yang dapat
timbul pada bayi baru lahir diantaranya berat badan lahir rendah (BBLR), asfiksia,
kelainan kongenital, tetanus neonatorum, dan sebagainya.
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang disebabkan melahirkan atau setelah
melahirkan. Darah nifas keluar selama 40 hari setelah melahirkan. Semakin
meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas yaitu sekitar 60% sehingga
diperlukan pelayanan nifas. Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 24 jam setelah persalinan sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk
pemeriksaan postpartum lanjutan. Kunjungan rumah direncanakan untuk bekerjasama
dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. Pada program yang terdahulu,
kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Kunjungan nifas paling sedikit 4
kali kunjungan pada masa nifas, tujuan masa nifas adalah menilai kondisi kesahatan ibu
dan bayi, mendeteksi terjadinya masalah komplikasi yang terjadi pada masa nifas,
membantu mengatasi komplikasi yang timbul.

3
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mempelajari kunjungan nifas, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
kunjungan nifas pada dirumah.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep kunjungan nifas
b. Mahasiswa mampu memahami tujuan kunjungan nifas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja kunjungan nifas
d. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dan resiko saat kunjungan nifas
e. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan saat kunjungan nifas
C. Sistematika penulisan
Bab I merupakan terdiri dari, latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan. Bab II merupakan tinjauan teori terdiri dari pengertian kunjungan nifas, tujuan
kunjungan nifas, cara kerja kunjungan nifas, komplikasi dan resiko yang terjadi pada
kunjungan nifas, dan asuhan keperawatan yang dapat diberikan saat kunjungan nifas. Bab
III merupakan penutup terdiri dari simpulan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian kunjungan nifas


Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih
seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau
40 hari (Ambarwati, 2008). Kumjungan nifas adalah mengunjungi ibu post partum ke
rumah ibu tersebut dengan tujuan menilai kondisi fisik dan mental sang ibu dan melihat
bagaimana ibu menghadapi post partum atau masa nifas.
Penting bagi ibu yang baru melahirkan untuk melakukan kunjungan masa nifas,
bahkan jika ibu merasa baik-baik saja dan tidak menunjukkan tanda-tanda lelah secara
mental atau depresi. Dalam beberapa kasus, ibu tidak menunjukkan gejala apapun dan
menyangkal gejala yang dirasakan atau terlihat. Jika kondisi tidak diketahui,
kemungkinan besar akan semakin buruk dan sulit ditangani nantinya.
Kunjungan masa nifas dapat berlangsung 30 menit hingga beberapa jam, tergantung
hasil temuan tenaga kesehatan. Jika tenaga kesehatan merasa sang ibu memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan, maka ibu akan diminta kembali untuk
konsultasi lanjutan atau dirujuk ke rumah sakit.

B. Tujuan kunjungan nifas


Menurut Rukiyah (2011) dalam Saifuddin (2006) selama perawat memberikan asuhan
sebaiknya perawat mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan pada ibu nifas. Tujuan
diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian
nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana perawat harus
melakukan manajemen asuhan keperawatan pada ibu nifas secara sistematis yaitu
mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.

5
3. Setelah perawat melaksanakan pengkajian data maka perawat harus menganalisa
data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah
yang terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka perawat dapat langsung masuk ke langkah
berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.

C. Cara kerja kunjungan nifas


1. Wawancara
Kunjungan masa nifas diawali dengan wawancara pendek. Perawat akan menanyakan
beberapa pertanyaan, seperti bagaimana keadaan sang ibu dan apakah ia merasakan
suatu gejala. Tujuan dari wawancara ini tidak hanya mencari tahu masalah fisik yang
mungkin diderita sang ibu, tapi juga untuk menilai keadaan mentalnya. Perawat dapat
melihat jika sang ibu mengalami kelelahan mental dan meresepkan obat atau
memberikan saran untuk menghadapi kondisinya tanpa mengonsumsi obat-obatan
apapun.
2. Pemeriksaan fisik
Perawat akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika sang ibu menjalani episiotomi saat
melahirkan, lukanya akan diperiksa untuk memastikannya sembuh dengan benar.
Pasien yang melahirkan dengan tindakan caesar, biasanya akan melakukan
pemeriksaan kesehatan dua minggu setelah melahirkan. Namun, perawat tetap akan
memeriksa lukanya saat kunjungan masa nifas. Dalam pemeriksaan fisik, panggul
sang ibu akan diperiksa untuk memastikan uterus, serviks, dan ovarium kembali ke
kondisi normal sebelum hamil. Perawat juga akan memeriksa tanda-tanda infeksi atau
meminta sang ibu menjalani pap smear jika ada yang terlihat tidak normal.
Pemeriksaan payudara biasanya juga dilakukan, sebab payudara mengalami banyak
perubahan saat kehamilan dan pasca-melahirkan. Jika perawat menemukan perubahan
yang tidak normal, pasien akan diminta melakukan tes lanjutan agar masalahnya dapat
diatasi dengan segera.

6
3. Pemeriksaan kesehatan mental
Kesehatan mental sang ibu sama pentingnya dengan kesehatan fisik, oleh karena itu
perawat akan memeriksa adakah tanda-tanda depresi. Jika perawat merasa sang ibu
menunjukkan tanda tersebut, biasanya akan dirujuk ke spesialis depresi masa nifas
atau diminta mencari tenaga bantuan selama masa nifas, seperti pengurus bayi. Dalam
kebanyakan kasus, depresi terjadi karena sang ibu merasa kewalahan dengan kondisi
baru ini dan yang ia butuhkan hanyalah sedikit bantuan dalam mengurus bayinya.

D. Komplikasi dan resiko yang terjadi pada kunjungan masa nifas


Kunjungan masa nifas tidak akan menimbulkan komplikasi atau resiko, kecuali
perawat menemukan kelainan pada fisik atau mental yang membutuhkan pemeriksaan
dan perawatan lanjutan. Jika demikian, komplikasi dan resiko dapat terjadi pada
pemeriksaan atau perawatan. Masalah yang umum terjadi selama masa nifas antara lain:
1. Infeksi, termasuk infeksi pada bekas sayatan.
2. Payudara membengkak
3. Pembuluh darah tersumbat
4. Keputihan
5. Kerontokan rambut
6. Stretch marks
7. Inkontinensia
8. Rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
9. Berkurangnya gairah seksual
10. Pendarahan masa nifas yang mengakibatkan pendarahan berlebih

Ibu perlu mencari bantuan jika menunjukkan gejala depresi, antara lain merasa sedih
terus menerus atau memiliki keinginan bunuh diri. Tanda lainnya adalah tidak peduli
terhadap aktivitas sehari-hari, teman, atau tanggung jawab apapun. Ibu perlu mencari
bantuan, jika merasa benci terhadap bayi dan keluarga Anda.

7
E. Pendidikan kesehatan saat kunjungan nifas
1. Nutrisi ibu menyusui
Pada masa nifas diet perlu mendapatkan perhatian khusus karena dengan nutrisi yang
baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air
susu. Diet yang diberikan harus bermutu bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein,
dan banyak mengandung cairan.
2. Kebersihan pada ibu dan bayi
Pada masa nifas, ibu sangat rentan dengan infeksi, oleh karena itu, kebersihan diri
sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk di jaga. Kebersihan kulit bayi perlu di jaga walaupun
mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari tetapi
bagian seperti muka, bokong dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur sebaiknya
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang bayi tetap bersih dan hangat dan
kering setelah BAK popok bayi harus segera di ganti atau ganti pempers minimal 4-5
kali perhari.
3. Istirahat tidur
Anjurkan ibu istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara bertahap, tidur
siang atau segera istrirahat ketika bayi tertidur.
4. Latihan atau senam nifas
Senam nifas bertujuan untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut
yang sudah tidak indah lagi. Untuk itu beri penjelasan untuk ibu tentang beberapa hal
berikut
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan fungsi otot-otot perut dan panggul
kembali normal.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat
membantu.
c. Berdiri dengan tungkai di rapatkan kencangkan otot bokong dan pinggul tahan
sampai 5 hitungan relaksasi otot dan ulangi sebanyak 5 kali.
5. Pemberian ASI
Untuk mendapatkan asi yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengonsumsi sayuran
hijau, kacang kacangan, dan minum sedikitnya 8 gelas sehari sejak si bayi dalam
kandungan. Semakin sering asi di pompa akan semakin banyak asi yang diproduksi.
6. Perawatan payudara

8
a. Menjaga payudara agar tetap kering
b. Menggunakan bra atau BH yang menyokong payudara
c. Bila lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam. Asi di keluarkan dan
di minumkan dengan menggunakan sendok
d. Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
7. Hubungan seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah berhenti
memasukan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya tradisi
menunda hubugan suami istri sampai waktu tertentu misalnya setelah 40 hari 6
minggu.
8. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluargannya.
9. Tanda tanda bahaya
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Demam tinggi melebihi 380C
b. Perdarahan vagina luar biasa atau tiba-tiba tambah banyak (lebih dari perdarahan
haid atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam)
c. Nyeri perut hebat atau rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung serta
ulu hati
d. Sakit kepala parah atau terus menerus pandangan rabun atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan wajah, jari atau tangan
f. Rasa sakit, merah atau bengkak di bagian betis atau kaki
g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
h. Kehilangan hawa nafsu dalam waktu lama
i. Merasa sangat sedih tidak mampu mengasuh bayinya sendiri
j. Depresi pada masa nifas

9
F. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan saat kunjungan nifas

Kunjungan Waktu Asuhan


Mencegah perdarahan masa nifas
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
24 jam post Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru
I
partum lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah perawat melakukan pertolongan persalinan,
maka perawat harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dalam keadaan baik. (kala 4)
Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal.
6 hari post Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
II Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
partum
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
2 minggu post Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang
III
partum diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
6 minggu post Menanyakan kesulitan yang dialami ibu selama masa nifas.
IV
partum Memberikan konseling keluarga berencana secara dini.
Tabel 2.1 Asuhan keperawatan yang dapat diberikan saat kunjungan nifas

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih
seperti sebelum hamil dan berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari dengan cara
mengunjungi ibu post partum ke rumahnya bertujuan menilai kondisi fisik dan mental
sang ibu dan melihat bagaimana ibu menghadapi post partum atau masa nifas. Cara kerja
kunjungan nifas yaitu dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan kesehatan
mental dengan memerhatikan komplikasi dan resiko yang terjadi pada kunjungan masa
nifas seperti infeksi, payudara membengkak, keputihan, stretch marks, inkontinensia,
pendarahan masa nifas yang mengakibatkan pendarahan berlebih, dan lainnya.
Pendidikan kesehatan saat kunjungan nifas bagi ibu nifas dapat berupa penkes nutrisi
ibu menyusui, menjaga kebersihan ibu dan bayi, penkes mengenai istirahat dan tidur,
melatih senam nifas pada ibu nifas, pemberian ASI, hingga pengetahuan mengenai KB
serta memperhatikan tanda gejala yang terjadi pada ibu nifas.
Rencana asuhan keperawatan pada ibu nifas yaitu sebagai berikut: mencegah
perdarahan masa nifas, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan,
menanyakan kesulitan yang dialami ibu selama masa nifas, dan
memberikan konseling keluarga berencana secara dini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2008. Asuhan Keperawatan Nifas, Jogjakarta : Mitra Cendikia Offset.

American College of Obstetricians and Gynecologists. 2009. Use of psychiatric medications


during pregnancy and lactation. ACOG Practice Bulletin No. 92. Obstetrics and
Gynecology, 111(4): 1001-1020.

American College of Obstetricians and Gynecologists. 2010. Screening for depression during
and after pregnancy. ACOG Committee Opinion No. 453. Washington, DC:
American College of Obstetricians and Gynecologists.

Rukiyah, A.Y. 2011. Asuhan Keperawatan III (Nifas), Jakarta : TIM.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Suka Febi, Hidayati Elli, Jamil Siti Nurhasiyah. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.
Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai