Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH

SAKIT
Wenni Setiyawati/181101101
Wennisetiyawati.13@gmail.com

ABSTRAK
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman,mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pada prinsipnya pelaksanaan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan.
Walaupun pencanangan keselamatan pasien sejak tahun 2005, tetapi pelaksanaan masih beragam
di Rumah Sakit Indonesia,hasil yang didapatkan dari tujuh langkah menuju keselamatan pasien,
lima langkah sudah dilaksanakan seperti, bangun kesadaran akan nilai keselamatan, pimpin dan
dukung staf anda, integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, belajar dan berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien dan cegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien,
meskipun pelaksanaan baru sebagian. Namun, kembangkan system pelaporan dan libatkan dan
berkomunikasi dengan pasien belurn dilaksanakan. Keselamatan pasien sebagai suatu sistem
memberikan asuhan kepada pasien lebih aman, mencegah cedera akibat kesalahan karena
melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Insiden
keselamatan pasien meliputi kesalahan medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan
(adverse event), dan nyaris terjadi (near miss). Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan sumber daya
manusia, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta memberi
kepastian hukum kepada masyarakat dan rumah sakit. Keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuatasuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yangberhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapatmencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidakmelakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
KATA KUNCI: Keselamatan Pasien,Tujuh Langkah Keselamatan Pasien

PENDAHULUAN
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem lebih aman, mencegah terjadinya cidera
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil rumah sakit. Tujuan ini adalah Mengetahui
tindakan yang seharusnya diambil. Pada pelaksanaan program keselamatan pasien di
prinsipnya keselamatan pasien bukan berarti RSUD khususnya pelaksanaan tujuh
harus tidak ada risiko sama sekali agar langkah keselamatan pasien yaitu bangun
semua tindakanmedis dapat dilakukan. kesadaran akan nilai keselamatan, pimpin
Gerakan keselamatan pasien merupakan dan dukung staf anda, integrasikan aktivitas
organisasi, dimana bertujuan untuk pengelolaan risiko, belajar dan berbagi
menghindari kesalahan, pada prinsipnya pengalaman tentang keselamatan pasien dan
pengobatan pasien sesuatu yang harus cegah cedera melalui implementasi
dipertanggung jawabkan oleh pimpinan keselamatan pasien, kembangkan sistem
pengobatan. Menurut Healy. J and Dugdale, pelaporan serta libatkan dan berkomunikasi
2009 dalam masa 10 tahun terakhir ini, dengan pasien. umah sakit sebagai tempat
perhatian dunia terhadap pentingnya peranan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
keselamatan pasien meningkat terhadap bersifat penyembuhan (kuratif) dan
bagaimana strategi serta cara dan kegiatan pemulihan (rehabilitative) mempunyai
untuk menciptakan keselamatan bagi pasien potensi yang besar dalam penularan atau
di rumah sakit. . Beberapa faktor yang penyebaran penyakit, baik dari pasien ke
mempengaruhi terhadap kualitas pelayanan tenaga kesehatan atau sebaliknya, dari
kesehatan dan keselamatanpasien adalah pasien ke alat/fasilitas kesehatan atau
faktor organisasi seperti iklim keselamatan sebaliknya, dan dari tenaga kesehatan ke
dan moral, faktor lingkungan kerja seperti alat/fasilitas kesehatan.Rumah Sakit dalam
susunan kepegawaian dan dukungan melaksanakan tujuan,fungsi dan perannya
manajerial, faktor tim, seperti kerjatimdan memerlukan suatu bentuk pengaturannya yg
supervisi dan faktor staf. Setiap rumahsakit jelas.Banyak unsur-unsur yang terkandung
di Sumatera utara sudah di wajibkan untuk di dalam penyelenggaraanya rumah sakit
melakukan gerakan keselamatan pasien, terutama terkait dengan tugas utamanya
apalagi PERSI sudah menerbitkan buku dalam pelayanan public yakni melakukan
tentang pelaksanaan keselamatan pasien di pelayanan public yakni melakukan
rumah sakit dan dalam waktu mendatang pelayanan kesehatan,maka membutuhkan
keselamatan pasien termasuk dalam perangkat hokum yang memadai.Hal itu
penilaian akreditasi rumah sakit. Pada dimaksudkan agar penyelenggaraanya
prinsipnya pelaksanaan keselamatan pasien sungguh-sungguh dapat sesuai dengan
sesuai dengan standar departemen kedudukan peran dan fungsinya,serta
kesehatan, namun di dalam pelaksanaan terutama untuk dapat memenuhi amanat
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit konsitusi yaitu mewujudkan kesejahteraan
sendiri, sehingga di rumah sakit manapun masyarakat.Berdasarkan tujuan pelayanan
pelaksanaan keselamatan pasien hampir rumah sakit yang tercantum dalam Undang-
sama semua. Maka perurnusan masalah yang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
diajukan dalarn ini adalah bagaimana 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 3
pelaksanaan program keselamatan pasien di yaitu a.Mempermudahkan akses masyarakat
RSUD sehingga rumah sakit mempunyai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
langkah strategic dalam upaya peningkatan b.Memberikan perlindungan terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas di keselamatan pasien,masyarakat,lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia di Keselamatan pasien sebagai suatu sistem
rumah sakit,c.Meningkatkan mutu dan diharapkan memberikan asuhan kepada
meningkatkan mutu dan mempertahankan pasien lebih aman, mencegah cedera akibat
standar pelayanan umah sakit, dan d. kesalahan karena melakukan tindakan atau
Memberikan kepastian hukum kepada tidak melakukan tindakan yang seharusnya
pasien, masyarakat, sumber daya manusia dilakukan. Keselamatan pasien juga
rumah sakit dan rumah sakit. Makna merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
undang-undang tersebut di atas bahwa membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
rumah sakit memiliki t ugas utama yaitu tersebut meliputi penilaian risiko, ident
memberikan pelayanan kesehatan dengan ifikasi pasien, resiko pasien terjatuh,
memberikan perlindungan kepada semua pengelolaan hal yang berhubungan dengan
pihak terutama perlindungan kepada pasien. pasien koma, pelaporan dan analisis
Setiap pasien di rumah sakit tentu accident, kemampuan belajar dari accident
membutuhkan jaminan keamanan, terutama dan tindak lanjutnya serta implementasi
dalam penanganan kesehatannya. Untuk itu solusi untuk meminimalkan timbulnya
diperlukan standar penanganan agar jangan risiko.(Cahyono,2008).
sampai terjadi tindakan di luar standar
penanganan pasien yang ujungnya justru
membahayakan kehidupan pasien rumah TUJUAN
sakit. Kesalahan dalam penanganan pasien
yang justru merugikan pasien sejauh 1.Terciptanya budaya keselamatan pasien di
mungkin harus dihindari, baik yang rumah sakit.
dilakukan oleh dokter, perawat serta petugas 2.Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit
rumah sakit lain. Untuk itu pasien dan terhadap pasien dan masyarakat
keluarganya membutuhkan suatu jaminan
hukum bagi penanganan petugas rumah 3.Menurunnya kejadian tidak diharapkan
sakit. Sehingga hal-hal penanganan pasien di (KTD) di rumah sakit.
luar standar sejauh mungkin bisa 4.Terlaksananya program-program
dihindarkan. (Wahyati, 2012). Mengingat pencegahan sehingga tidak terjadi
keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan pengulangan kejadian tidakdiharapkan
masyarakat maka pelaksanaan program
keselamatan pasien rumah sakit perlu
dilakukan. Berkaitan dengan tuntutan METODE
keselamatan pasien tersebut maka
diperlukan acuan yang jelas untuk Pemilihan informan berdasarkan yang betul-
melaksanakan keselamatan pasien tersebut. betul memahami masalah secara mendalam
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien yang dapat dipercaya sebagai sumber data
Rumah Sakit yang terutama berisi Standar melalui observasi, dokumentasi dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Tujuh wawancara mendalam. Dilakukan melalui
Langkah Menuju Keselamatan Pasien pengamatan awal dengan melihat langsung
Rumah Sakit diharapkan dapat membantu kerumah sakit serta telaah dokumen.
rumah sakit dalam melaksanakan merupakan jenis penelitian kuantitatif
kegiatannya.(Depkes RI, 2006). dengan menggunakan metode pendekatan
perbandingan analitik (analisis dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang
comparation). Penelitian ini untuk sebaikbaiknya, serta setiap kegiatan yang
menggambarkan perbedaan pelaksanaan akan dilaksanakan tersebut memiliki
patient safety di rumah sakit umum daerah penanggung jawab pelaksanaannya.
dengan rumah sakit swasta berkaitan tentang Lingkungan juga akan mempengaruhi
nine saving safety solution. Pendekatan akankeselamatanpasien, seperti yang
penelitian menggunakan studi cross diungkapkan Cahyono, JBS, 20086 setiap
sectional (Notoatmodjo, 2003). Populasi petugas dapat melakukan kesalahan apabila
dalam penelitian ini adalah perawat atau kondisi tempat mereka bekerja memberikan
bidan yang bekerja di Rumah Sakit Umum peluang untuk melakukan
Rumah Sakit Umum pada bangsal rawat kesalahan/pelanggaran. Lingkungan yang
inap. Perawat atau bidan di Rumah Sakit tidak kondusif seperti tidak ada kerjasama,
Umum rawat inap dan Rumah Sakit Umum tidak ada supervisi, kejenuhan, kelelahan,
Swasta rawat inap untuk mendapatkan stres, beban kerja berlebihan. Oleh sebab itu,
perbandingan yang seimbang. manajer harus dapat merancang lingkungan
kerja yang kondusif, upaya-upaya seperti :
merancang system yang dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN meminimalkan kebisingan,
meminimalkanpolusi lingkungan (berisik,
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit sudah getaran) serta menjamin berjalannya
ada Sosialisasi kebijakan pelaksanaan supervisi dan komunikasi. Faktor budaya
keselamatan pasien sudah disosialisasikan sangat berpengaruh terhadap keselamatan
ke ruangan rawat inap. Dari hasil wawancara pasien, karena menyangkut pemahaman
mendalam dan telaah dokumen, pada kesalahan terhadap insiden yang terjadi.
ruangan sudah ada yangmenggunakanformat Berdasarkan hal tersebut, banyak faktor
untuk pelaporan kejadian tentang yang menghambat pelaksanaan program
keselamatan pasien. Fasilitas Rumah Sakit keselamatan pasien, agar pelaksanaan
untuk program keselamatan pasien di program keselamatan pasien ini terlaksana,
ruangan berdasarkan wawancara maka rumahsakit perlu lebih mengupayakan
mendalamdan observasi sudah cukup, pelaksanaannya, seperti, membudayakan
apalagi untuk gedung yang baru sudah pelaporan, menciptakan lingkungan kerja
menuju standar keselamatan pasien. yang kondusif. keselamatan pasien,
Sementara itu, untuk keadaan bahwasanya staf melaporkan setiap kejadian
lingkunganberdasarkan wawancara yang berhubungan dengan keselamatan
mendalam dan observasi, semua informan pasien, dan staf mempunyai solusi juga
menyatakan bahwa lingkunganRumahSakit terhadap kejadian yang terjadi, kemudian
sudah sukup baik. Pengorganisasian solusi yang diberikan oleh penanggung
merupakankegiatan pengaturan pekerjaan, jawab keselamatan pasien selama ini efektif,
yang menyangkut pelaksanaan langkah- hal ini juga terlihat dari hasil observasi
langkahyang harus dilakukan sedemikian rumah sakit sudah mempunyai bagaimana
rupa sehingga semua kegiatan yang akan cara mengumpulkanfakta dilapangan.
dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang Membangun kesadaran akan nilai
keselamatan pasien merupakan suatu cara
bagaimana menciptakan kepemimpinan dan jawab, termasuk dalam sistem pelaporan
budaya terbuka dan adil yang artinya rumah insiden. Tim juga akan membuat
sakit mempunyai kebijakan apa yang mesti perencanaan dalam memutuskan solusi
dilakukan staf segera setelah insiden, terhadap insidenyangterjadi
bagaimana Integrasikanaktivitas manajemen resiko
langkahlangkahpengumpulanfakta dan Pelaksanaan manajemen aktivitas risiko
dukungan apa yang diberikan kepada staf, selama ini sudah ada, begitujuga dengan
budayapelaporandan belajar dari insiden penilaian yang dilakukan keruangan,
serta melakukan penilaian keselamatan pelaksanaan indikator-indikator seperti
pasien.1 Pimpindan dukung staf anda standar operasional prosedur sudah ada.
Berdasarkan wawancara mendalam dengan Hasil observasi, terlihat bahwasanya rumah
penanggung jawab keselamatan pasien, sakit sudah mempunyai
sudah ada respon dari tim untuk indikatortentangkeselamatanpasien.
melaksanakan keselamatan pasien, tetapi Penerapan aktivitas pengelolaan risiko di
belum efektif. Hal ini dibuktikan dengan rumah sakit dapat dilakukan dengan cara,
sudah dikirimnya staf untuk pelatihan mengembangkan sistem dan pengelolaan
bagaimana penerapan keselamatan pasien risiko yang terintegrasi dengan keselamatan
dirumah sakit. Sebagai tim penggerak pasien dan staf, adanya indikator-indikator
keselamatan pasien haruslah disiplin, kinerja, pelaporan insiden, adanya forum-
mampu bekerjasama, belajar dan berusaha forum dirumah sakit untuk isu-isu
untuk meningkatkan mutu pelayanan, dalam keselamatan pasien. Pada prinsipnya, apa
buku Wijono, D, 20008 mengatakan bahwa yang telah rumah sakit lakukan terhadap
para pengambil kebijakan, memberi pelaksanaan aktivitas manajemen risiko
pelayanan kesehatan dan konsumen diatas hampir sama dengan seperti yang di
JBS,20086 mengatakan bahwa dalam ungkapkan Arjaty W.D , 20067 prinsip yang
organisasi,perubahan tidak akan terjadi dapat menyokong dalam mengurangi risiko
tanpa kepemimpinan dan komitmenyang seperti adanya organisasi yang bertanggung
kuat serta dukungan yang andal. Pemimpin jawab terhadap keselamatan pasien, dimana
adalah orang yang melakukan yang benar. individu yang melakukan kesalahan
Organisasi apapun tidak akan pernah sukses melaporkan kejadian, kemudian organisasi
tanpa pimpinan yang bervisi berani yang bertanggung jawab untuk
mengambil risiko, memiliki komitmen yang menyelesaikan permasalahan tersebut.
tinggi untuk berubah dan mempunyai
kemampuan untuk mengkomunikasikanide
ide. Pada prinsipnya komitmen dalam KESIMPULAN
keselamatan pasien seperti adanya motivasi
dan komitmen direktur, pimpinan klinis dan Berdasarkan hasil pelaksanaan tujuh langkah
manajerial sertajajaran pelayanan kesehatan. menuju keselamatan pasien di RSUD hampir
Berdasarkan hal tersebut diperlukan semua mengatakan sudah terlaksana tetapi
pemimpin yang betul-betul mengerti tentang belum tertata dengan baik. Disarankan pihak
keselamatan pasien, karena dalam organisasi rumah sakit perlu mensosialisasikan
keselamatan pasien ada tim yang program keselamatan pasien, adanya tim
bertanggung penggerak di ruangan, membuat tim
keselamatan pasien, melakukan uji coba Wijoyo,D,Manajemen Mutu kesehatan.
disalah satu ruangan serta mengembangkan Airiangga University Press. Surabaya,2000
langkah langkah yang belum terlaksana.
Waluyo.T. Upaya Penyelenggaraan patient
safety di Rumah Sakit Umum Daerah
REFERENSI Sumbawa. Tesis. Program Pasca Sarjana
UGM.Yogjakarta, 2008
R.H Simamora. (2009). Buku Ajar
Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais KKP-RS. (2008). Panduan nasional
Inspirasi Indonesia. keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta:
Depkes RI.
R.H Simamora. (2009). The Influence of
Training Handover baged SBAR Kamil, H. (2011). Handover dalam
Communication for Improning Pakents pelayanan keperawatan.
Safety. Indian Journal of Public Health
Atisah. (2012). Hubungan antara pelayanan
Research & Deveopment.
keperawatan professional dengan penerapan
R.H Simamora. (2019). Documentation of patient safety di instalasi intensif Rumah
Patient Identification into the Electronic Sakit Gunung Jati Cirebon.
System to Improve the Quality of Nursing
Services Internasional journal of scientific &
Technology Research.
Depkes. Panduan nasional keselamatan
Pasien rumah sakit. Depkes. Jakarta, 2006
Morath.J and Turnball. Ensuring Patient
Safety in Health Care Organizations.
JosseyBass.America, 2005.
Healy. J and Dugdale. Patient safety first.
Chitra Karunanayake.Australia,2009

Vincent.C. Patient safety. Elseiver.


Philadelphia,2006

Cahyono, JBS. Membangun Budaya


Keselamatan Pasien dalam Praktek
Kedokteran.Jakarta,2008

Swanwiek. ABC of Patient Safety. BMJI


Books.Australia, 2007

Anda mungkin juga menyukai