Abstrak
Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang ialah salah satu Desa di Kabupaten Jombang yang berhasil merintis dan
mengembangkan Program Desa Berseri dan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) secara bersama. Secara
keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Desa Mojokrapak melalui program
Desa Berseri dan KRPL dianalisis berdasarkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam kehadiran dalam
pembahasan program kerja, keaktifan dalam menyampaikan masukan/saran/usulan dalam pembahasan program,
keaktifan dan mengikuti dan menentukan materi pelatihan, pelaksanaan kegiatan fisik, keterlibatan dalam pengelolaan
anggaran dana serta indikator dalam pembagian hasil kegiatan masuk dalam kategori Pemberian Informasi atau
dikategorikan dalam derajat Partisipasi Semu. Karakteristik sumbangan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup lebih banyak memberikan bantuan dalam bentuk tenaga, dibandingkan memberikan bantuan dalam
bentuk uang, pemikiran atau yang lain. Motivasi masyarakat untuk terlibat sebagian besar karena faktor internal
individu, yaitu harapan dan keinginan untuk hidup di lingkungan desa yang indah, bersih dan nyaman. Sedangkan alasan
untuk tidak terlibat, sebagian karena alasan hambatan internal individu masing-masing antara lain waktunya tersita
untuk mencari nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa sudah baik. Secara umum partisipasi masyarakat di Desa
Mojokrapak dalam program KRPL dan Desa berseri berhubungan dengan status kepemilikan rumah dan pengetahuan
awal tentang program.
Abstract
Mojokrapak Village at Tembelang District may claim its success in initiating and establishing Program Desa Berseri and
Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) altogether among other villages in Jombang Regency (East Java
Province, Indonesia). The people’s participation in the programs is good as measured by several indicators, such as their
attendance in the discussion of programs along with the schedule of accomplishment, their active participation in giving
suggestions towards the programs, their attendance in the trainings and suggestions on topic of the trainings, their
participation in the physical-related and budgeting-related activities, and their fair distribution of the outcome of the
activities. This kind of involvement can be categorized as Informing or Tokenisme Participation. People’s active
involvement in such environment management activities was mainly physical help rather than in the forms of donation
or ideas. Their motivation to participate in the programs was considerably high for an internal reason, that is, a hope of
living in a beautiful, clean, and comfortable environment. Meanwhile, some people were known to not participate in
the programs for some reasons, such as busy working and a perception that their environment has already been good
enough for living. In general, the participation of people in Mojokrapak Village in the programs is inevitable from the
ownership of the houses and their initial knowledge concerning the programs.
89
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keterlibatan seluruh pengambil stakeholder, b)
keluarga, diversifikasi pangan bersumber sumber upaya pengembangan kelembagaan di
daya setempat, pelestarian dan pemanfaatan masyarakat yang kuat dan memiliki legitimasi, c)
tanaman pangan secara berkelanjutan yang pada adanya proses dialog dan komunikasi yang
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mengaeah pada kesepakatan bersama (collective
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. agreement), dan d) adanya usaha pemberdayaan
Kedua program tersebut memiliki konsep dan masyarakat sehingga masyarakat dapat
tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan mengetahui permasalahan, kebutuhan, potensi
kesejahteraan masyarakat dengan tetap dan mampu mengidentifikasi alternatif solusi
memperhatikan kelestarian lingkungan. untuk menyelesaikan permasalahan tersebut;
Pendekatan desa/ kelurahan dilakukan dengan serta memilih alternatif terbaik yang paling
melibatkan partisipasi unsur-unsur masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya [3].
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, Menurut Sastroputro tingkat partisipasi
hingga pemantauan dan evaluasi serta dilakukan masyarakat dipengaruhi oleh program
secara berkelanjutan. pembangunan, kondisi sosial ekonomi
Partisipasi masyarakat sangat penting karena, masyarakat dan kondisi fisik geografis
pertama, merupakan metode untuk lingkungan. Kondisi sosial ekonomi antara lain
mendapatkan informasi tentang keadaan, meliputi tingkat pendidikan, pendapatan, kultur
kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap dan strata sosial dalam sistem kemasyarakatan.
sebuah program; kedua, masyarakat akan Program pembangunan ialah kegiatan yang
merasa memiliki dan menjamin keberlanjutannya disusun dan direncanakan oleh pemerintah,
apabila dilibatkan dalam proses perencanaan, berupa organisasi masyarakat dan strategi
pelaksanaan dan monitoring dan evaluasinya; kebijaksanaan. Kondisi fisik geografis lingkungan
ketiga partisipasi merupakan hak setiap warga misalnya waktu dan jarah tempuh, akses
Negara yang dilindungi oleh undang-undang [1]. transportasi dan lain-lain. Tokoh masyarakat,
Alasan tersebut merupakan dasar pertimbangan tokoh adat, tokoh agama, pimpinan desa/
pentingnya penelitian ini untuk mengetahui kelurahan merupakan komponen yang sangat
partisipasi masyarakat di desa Mojokrapak berpengaruh dalam menggerakkan partisipasi
khususnya dalam pengelolaan lingkungan. masyarakat [4].
Penelitian ini juga diharapkan menjadi dasar Menurut Arnstein, partisipasi masyarakat
pengambilan keputusan dalam penetapan sangat erat kaitannya dengan kekuasaan
strategi pembangunan di daerah terutama masyarakat (Citizen Participation Is Citizen
pelaksanaan program lingkungan hidup. Power). Arnstein membagi partisipasi masyarakat
Partisipasi ialah proses keterlibatan dalam model tangga dengan delapan tingkat
masyarakat dalam proses penentuan arah (Eight Rungs on Ladder of Citizen Participation),
strategi dan kebijakan pembangunan yang berdasar tingkat peran, wewenang dan tanggung
dilakukan pemerintah, dan ikut berperan dan jawab dalam proses pengambilan keputusan,
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program mulai dari derajat tanpa partisipasi masyarakat
pembangunan secara adil. Partisipasi masyarakat (Non Participation), partisipasi semu (Degrees Of
dapat berupa partisipasi aktif dan pasif. Tokenism) sampai dengan kontrol kekuasaan
Partisipasi pasif ialah masyarakat dilibatkan masyarakat (Degrees Of Citizen Powers) [5].
dalam kegiatan yang telah dirancang, dilaksakan Tujuan dari penelitian ialah: mengetahui
dan dikontrol oleh orang/ pihak lain. Sedangkan tingkat dan bentuk partisipasi masyarakat dalam
partisipasi aktif ialah proses melibatkan pengembangan pengelolaan lingkungan hidup
masyarakat Sebagai subyek yang memiliki terutama melalui sinergi program Desa Berseri
kekuatan untuk mengambil keputusan dan dan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari
bertindak sendiri [2]. (KRPL) di Desa Mojokrapak, mengidentifikasi
Untuk menerapkan pembangunan berdasar faktor-faktor karakteristik yang signifikan
partisipasi perlu ditentukan desain model berpengaruh terhadap tingkat peran serta
partisipasi publik sesuai dengan kebutuhan, masyarakat dan mengetahui motivasi yang bisa
terutama lingkup partisipasi yang sesuai. Di sisi mendorong dan menumbuhkan partisipasi
lain, pelaksanaan konsep perencanaan berdasar masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
partisipasi masyarakat tidak akan maksimal tanpa
didukung beberapa hal mengenai perubahan
sosio kultur dalam masyarakat daerah, yaitu: a)
90
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
91
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
92
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
93
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
94
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
95
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
96
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
2. Menunjukkan pentingnya perubahan melalui yang cukup yang disediakan oleh Pemerintah
program lingkungan yang ditawarkan. maupun desa serta karena merasa cukup puas
3. Melakukan analis alternatif pemecahan dengan lingkungan desa yang sudah baik. Artinya
masalah dan memilih pemecahan masalah motivasi untuk terlibat sebagian besar karena
yang sesuai, dengan metode partisipatif. faktor internal individu, yaitu harapan dan
4. Membuat kesepakatan pelaksanaan keinginan untuk hidup di lingkungan desa yang
program, format dan bentuk kegiatan, waktu indah, bersih dan nyaman. Sedangkan alasan
dan tempat kegiatan [10]. untuk tidak terlibat, sebagian karena alasan
Motivasi dalam pengelolaan lingkungan hidup hambatan internal individu masing-masing
merupakan faktor yang mempengaruhi dan antara lain waktunya tersita untuk mencari
mendorong individu untuk ikut berpartisipasi nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa
dalam kegiatan Desa Berseri dan KRPL. Sebagian sudah baik. Sedangkan alasan yang lain karena
besar responden yaitu sebanyak 90%, faktor eksternal diantaranya tidak pernah
menganggap motivasi untuk ikut berperan dalam dilibatkan dan tidak ada sarana yang mendukung.
program pengelolaan lingkungan hidup yaitu
ingin hidup di lingkungan desa yang bersih,
Motivasi Ikut dalam Program
indah, nyaman dan sejahtera. Dorongan motivasi 8,00% 2,00%
individu tersebut berdasar teori Dusseldorp, ingin lingkungan desa
dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu: partisipasi lebih
bersih, indah, nyaman
spontan, partisipasi terinduksi, partisipasi dan sejahtera
merasa mendapat
tertekan oleh kebiasaan, partisipasi tertekan oleh manf aat bagi keluarga
90,00%
oleh alasan sosial ekonomi dan partisipasi ajakan dari kader
tertekan oleh peraturan. Hasil pada penelitian ini lingkungan desa/
perangkat desa
termasuk dalam kategori motivasi partisipasi
spontan, yaitu alasan yang mendorong untuk ikut
berperan serta karena motivasi intrinsik berupa Gambar 1. Diagram Motivasi Ikut Serta dalam
pemahaman, penghayatan dan keyakinannya Program
sendiri. Motivasi tersebut merupakan salah satu
Alasan tidak Ikut Program
unsur pokok yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya partisipasi. Berdasar hasil 15,38%
merasa lingkungan
penelitian tujuan atau goals yang diharapkan 33,33%
desa sudah baik
tidak ada dukungan
oleh responden dari program pengelolaan 20,51%
sarana yang memadai
lingkungan ialah menginginkan lingkungan desa tidak pernah diajak/
dilibatkan
bersih, sehat, lestari dan asri bukan tercukupinya 30,77%
tidak ada waktu
97
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)
berseri berhubungan dengan status kepemilikan Kecamatan Bone dan Desa Labulu-bulu
rumah dan pengetahuan awal tentang program. Kecamatan Parigi Kabupaten Muna Propinsi
Motivasi masyarakat untuk terlibat dalam Sulawesi Tenggara” (tesis). IPB. Bogor
program karena faktor internal individu, yaitu [2]. Kurniawan, A. 2006. Pemberdayaan
harapan dan keinginan untuk hidup di lingkungan masyarakat. Makalah yang disampaikan
desa yang indah, bersih dan nyaman. Sedangkan dalam Pelatihan Peningkatan Peranserta
alasan untuk tidak terlibat, sebagian karena Lembaga Keagamaan/Adat oleh Direktorat
alasan hambatan internal individu masing-masing Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Dirjen
antara lain waktunya tersita untuk mencari KP3K DKP di Bogor. pp. 26
nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa [3]. Asri, L. 2009. Upaya Meningkatkan
sudah baik. Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan. Jurnal Tabularasa PPS
Saran Unimed. 6 (2).
Pelaksanaan pengembangan pengelolaan [4]. Saptorini. 2003. Persepsi dan Partisipasi
lingkungan hidup melalui program Desa Berseri Masyarakat dalam Pelaksanaan Konservasi
dan KRPL harus dilakukan dengan metode Hutan Mangrove di Kecamatan Sayung
pembangunan berbasis masyarakat. Kabupaten Demak. Undip. Semarang.
Masyarakat harus terlibat dalam proses [5]. Arnstein, S. 1969. A Ladder of Citizen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program Participation. J. of the American Planning
dan diajak untuk berpartisipasi penuh dan Association. 35 (4).
berperan memberikan kontribusi berupa uang, [6]. Theresia, A., K.S. Andini, P.Nugraha dan T.
pemikiran, barang maupun tenaga. Mardikanto. 2014. Pembangunan Berbasis
Pengembangan tingkat partisipasi oleh Masyarakat. Alfabetha. Bandung.
Pemerintah Daerah dapat dimulai dengan [7]. Deviyanti, D. 2013. Studi tentang Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan di
pengembangan kelompok bukan dengan individu
Kelurahan Karang Jati Kecamatan
atau perorangan, pemberian informasi program
Balikpapan Tengah. eJournal Administrasi
kepada kelompok (kluster) masyarakat misalnya
Negara. Unmul.
melalui, pertemuan dasawisma, RT, RW,
[8]. Gumilar, I. 2012. Partisipasi Masyarakat
Posyandu atau forum pengajian, komunikasi
Pesisir dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan
interpesonal oleh tokoh masyarakat maupun
Mangrove Berkelanjutan di Kabupaten
tokoh agama, peningkatan kemampuan dan
Indramayu. J. Akuatika. III (2).
fungsi fasilitator untuk pendampingan program.
[9]. Adha, R. 2015. Peran Komunikasi
Diperlukan formulasi tujuan
Interpersonal Lurah dalam Meningkatkan
pengembangan program Desa Berseri dan KRPL
dengan tujuan yang diinginkan bersama oleh Partisipasi Masyarakat Pendatang pada
Program Hijau Bersih Sehat (HBS) di
masyarakat. Fasilitator dapat mengajak
masyarakat untuk mengetahui permasalahan, Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Samarinda
kebutuhan, potensi dan mampu mengidentifikasi Ilir Kota Samarinda. Ejournal.ilkom.fisip. 3
alternatif solusi untuk menjadikan lingkungan (1) : 398
desa lebih indah, bersih dan nyaman dan [10]. Fardinlaia, 2013. Materi Fasilitasi.
melakukan upaya bersama secara partisipatif. http://fardinlaia.blogspot.com/2013/04/ma
teri-teknik-fasilitasi_21.html. 21 April 2013.
UCAPAN TERIMA KASIH [11]. Syamsi, S. 2014. Partisipasi Masyarakat
Terima kasih pada dosen pembimbing Dalam Mengontrol Penggunaan Anggaran
dan dosen penguji, serta masyarakat Desa Dana Desa. JISIP. 3 (1).
Mojokrapak dan seluruh rekan di PSDA [12]. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Universitas Brawijaya 2015, atas dukungan dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
seluruh bantuannya sehingga tesis ini bisa selesai Perilaku Manusia. Nuha Medika.
pada jadwal yang ditentukan. Yogyakarta.
[13]. Judiono, F. Hartono, T dan Soeprapto, R.
DAFTAR PUSTAKA 2012 Partisipasi Masyarakat dalam
[1]. Safei, L. O. M, 2005. “ Kajian Partisipasi Pembangunan Prasarana Jalan. Wacana. 12
Masyarakat terhadap Pelestarian Hutan
Mangrove (Studi kasus : Desa Marobo
98