Anda di halaman 1dari 10

J-PAL, Vol. 6, No.

2, 2015 ISSN: 2087-3522


E-ISSN: 2338-1671

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang

M. Amin Kurniawan 1*, Soemarno 2, Mangku Purnomo 3


1
Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam, Universitas Brawijaya
2
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
3
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Abstrak
Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang ialah salah satu Desa di Kabupaten Jombang yang berhasil merintis dan
mengembangkan Program Desa Berseri dan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) secara bersama. Secara
keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Desa Mojokrapak melalui program
Desa Berseri dan KRPL dianalisis berdasarkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam kehadiran dalam
pembahasan program kerja, keaktifan dalam menyampaikan masukan/saran/usulan dalam pembahasan program,
keaktifan dan mengikuti dan menentukan materi pelatihan, pelaksanaan kegiatan fisik, keterlibatan dalam pengelolaan
anggaran dana serta indikator dalam pembagian hasil kegiatan masuk dalam kategori Pemberian Informasi atau
dikategorikan dalam derajat Partisipasi Semu. Karakteristik sumbangan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup lebih banyak memberikan bantuan dalam bentuk tenaga, dibandingkan memberikan bantuan dalam
bentuk uang, pemikiran atau yang lain. Motivasi masyarakat untuk terlibat sebagian besar karena faktor internal
individu, yaitu harapan dan keinginan untuk hidup di lingkungan desa yang indah, bersih dan nyaman. Sedangkan alasan
untuk tidak terlibat, sebagian karena alasan hambatan internal individu masing-masing antara lain waktunya tersita
untuk mencari nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa sudah baik. Secara umum partisipasi masyarakat di Desa
Mojokrapak dalam program KRPL dan Desa berseri berhubungan dengan status kepemilikan rumah dan pengetahuan
awal tentang program.

Kata kunci: masyarakat, partisipasi, pengelolaan lingkungan

Abstract
Mojokrapak Village at Tembelang District may claim its success in initiating and establishing Program Desa Berseri and
Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) altogether among other villages in Jombang Regency (East Java
Province, Indonesia). The people’s participation in the programs is good as measured by several indicators, such as their
attendance in the discussion of programs along with the schedule of accomplishment, their active participation in giving
suggestions towards the programs, their attendance in the trainings and suggestions on topic of the trainings, their
participation in the physical-related and budgeting-related activities, and their fair distribution of the outcome of the
activities. This kind of involvement can be categorized as Informing or Tokenisme Participation. People’s active
involvement in such environment management activities was mainly physical help rather than in the forms of donation
or ideas. Their motivation to participate in the programs was considerably high for an internal reason, that is, a hope of
living in a beautiful, clean, and comfortable environment. Meanwhile, some people were known to not participate in
the programs for some reasons, such as busy working and a perception that their environment has already been good
enough for living. In general, the participation of people in Mojokrapak Village in the programs is inevitable from the
ownership of the houses and their initial knowledge concerning the programs.

Keywords: environment management activities, people participation

 pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan


PENDAHULUAN
Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang hidup yang dikembangkan oleh Pemerintah
ialah salah satu Desa di Kabupaten Jombang yang Propinsi Jawa Timur dengan menciptakan
berhasil merintis dan mengembangkan Program pengetahuan, perubahan perilaku, kesadaran
Desa Berseri dan Program Kawasan Rumah dan budaya masyarakat, melalui upaya
Pangan Lestari (KRPL) secara bersama. Program pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.
Desa Berseri (Bersih dan Lestari) ialah program Harapannya ialah terwujudnya lingkungan desa/
kelurahan yang bersih, sehat, lestari, nyaman dan
asri. Sedangkan program Kawasan Rumah
Alamat Korespondensi Penulis: Pangan Lestari ialah Program yang diinisiasi
M. Amin Kurniawan
Email : amined.kurniawan@gmail.com Kementrian Pertanian berbasis pengembangan
Alamat : Program Magister Pengelolaan Sumberdaya pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga
Alam, Universitas Brawijaya

89
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keterlibatan seluruh pengambil stakeholder, b)
keluarga, diversifikasi pangan bersumber sumber upaya pengembangan kelembagaan di
daya setempat, pelestarian dan pemanfaatan masyarakat yang kuat dan memiliki legitimasi, c)
tanaman pangan secara berkelanjutan yang pada adanya proses dialog dan komunikasi yang
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mengaeah pada kesepakatan bersama (collective
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. agreement), dan d) adanya usaha pemberdayaan
Kedua program tersebut memiliki konsep dan masyarakat sehingga masyarakat dapat
tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan mengetahui permasalahan, kebutuhan, potensi
kesejahteraan masyarakat dengan tetap dan mampu mengidentifikasi alternatif solusi
memperhatikan kelestarian lingkungan. untuk menyelesaikan permasalahan tersebut;
Pendekatan desa/ kelurahan dilakukan dengan serta memilih alternatif terbaik yang paling
melibatkan partisipasi unsur-unsur masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya [3].
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, Menurut Sastroputro tingkat partisipasi
hingga pemantauan dan evaluasi serta dilakukan masyarakat dipengaruhi oleh program
secara berkelanjutan. pembangunan, kondisi sosial ekonomi
Partisipasi masyarakat sangat penting karena, masyarakat dan kondisi fisik geografis
pertama, merupakan metode untuk lingkungan. Kondisi sosial ekonomi antara lain
mendapatkan informasi tentang keadaan, meliputi tingkat pendidikan, pendapatan, kultur
kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap dan strata sosial dalam sistem kemasyarakatan.
sebuah program; kedua, masyarakat akan Program pembangunan ialah kegiatan yang
merasa memiliki dan menjamin keberlanjutannya disusun dan direncanakan oleh pemerintah,
apabila dilibatkan dalam proses perencanaan, berupa organisasi masyarakat dan strategi
pelaksanaan dan monitoring dan evaluasinya; kebijaksanaan. Kondisi fisik geografis lingkungan
ketiga partisipasi merupakan hak setiap warga misalnya waktu dan jarah tempuh, akses
Negara yang dilindungi oleh undang-undang [1]. transportasi dan lain-lain. Tokoh masyarakat,
Alasan tersebut merupakan dasar pertimbangan tokoh adat, tokoh agama, pimpinan desa/
pentingnya penelitian ini untuk mengetahui kelurahan merupakan komponen yang sangat
partisipasi masyarakat di desa Mojokrapak berpengaruh dalam menggerakkan partisipasi
khususnya dalam pengelolaan lingkungan. masyarakat [4].
Penelitian ini juga diharapkan menjadi dasar Menurut Arnstein, partisipasi masyarakat
pengambilan keputusan dalam penetapan sangat erat kaitannya dengan kekuasaan
strategi pembangunan di daerah terutama masyarakat (Citizen Participation Is Citizen
pelaksanaan program lingkungan hidup. Power). Arnstein membagi partisipasi masyarakat
Partisipasi ialah proses keterlibatan dalam model tangga dengan delapan tingkat
masyarakat dalam proses penentuan arah (Eight Rungs on Ladder of Citizen Participation),
strategi dan kebijakan pembangunan yang berdasar tingkat peran, wewenang dan tanggung
dilakukan pemerintah, dan ikut berperan dan jawab dalam proses pengambilan keputusan,
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program mulai dari derajat tanpa partisipasi masyarakat
pembangunan secara adil. Partisipasi masyarakat (Non Participation), partisipasi semu (Degrees Of
dapat berupa partisipasi aktif dan pasif. Tokenism) sampai dengan kontrol kekuasaan
Partisipasi pasif ialah masyarakat dilibatkan masyarakat (Degrees Of Citizen Powers) [5].
dalam kegiatan yang telah dirancang, dilaksakan Tujuan dari penelitian ialah: mengetahui
dan dikontrol oleh orang/ pihak lain. Sedangkan tingkat dan bentuk partisipasi masyarakat dalam
partisipasi aktif ialah proses melibatkan pengembangan pengelolaan lingkungan hidup
masyarakat Sebagai subyek yang memiliki terutama melalui sinergi program Desa Berseri
kekuatan untuk mengambil keputusan dan dan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari
bertindak sendiri [2]. (KRPL) di Desa Mojokrapak, mengidentifikasi
Untuk menerapkan pembangunan berdasar faktor-faktor karakteristik yang signifikan
partisipasi perlu ditentukan desain model berpengaruh terhadap tingkat peran serta
partisipasi publik sesuai dengan kebutuhan, masyarakat dan mengetahui motivasi yang bisa
terutama lingkup partisipasi yang sesuai. Di sisi mendorong dan menumbuhkan partisipasi
lain, pelaksanaan konsep perencanaan berdasar masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
partisipasi masyarakat tidak akan maksimal tanpa
didukung beberapa hal mengenai perubahan
sosio kultur dalam masyarakat daerah, yaitu: a)

90
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

METODE PENELITIAN Untuk menentukan hubungan antara variabel


Penelitian menggunakan kedua jenis data bebas dengan variabel terikat pada peran serta
baik data primer maupun data sekunder. Data masyarakat digunakan metode penelitian
primer didapatkan dengan penelitian lapangan deskriptif analisa kuantitatif dengan tabulasi
dengan metode pengamatan maupun silang. Tabulasi silang (cross tab) digunakan
wawancara terhadap responden. Sedangkan data untuk menghitung variasi nilai yang berbeda
sekunder didapatkan dari instansi terkait antara dua variabel atau lebih. Beberapa variabel
terutama dari Pemerintah Desa, Pemerintah yang berbeda akan ditabulasikan ke dalam
Kabupaten atau data-data lain yang berasal dari matriks. Hasil tabulasi silang ditampilkan dalam
laporan, jurnal, artikel, buku dan lain-lain. bentuk tabel, dengan variabel-variabel sebagai
Sumber data primer adalah responden dari kolom dan barisnya.
masyarakat (rumah tangga) yang terlibat maupun Metode penelitian untuk menentukan
yang tidak terlibat dalam program Desa Berseri motivasi ditentukan dengan kualitatif dan
dan KRPL di Desa Mojokrapak. kuantitatif. Kualitatif dilakukan dengan
Metode pengambilan sampel yang dipilih wawancara langsung dengan responden dan
adalah Proportional Stratified Random Sampling, dilakukan shortlist menggunakan kuisioner.
karena sampel diambil dari masyarakat yang Analisis dilakukan dengan distribusi frekuensi,
melaksanakan program Desa Berseri dan KRPL, dari data kuisioner yang didapat dari masyarakat,
masyarakat yang tidak melaksanakan program sehingga dapat diketahui bentuk motivasi
dan perangkat desa atau kader penggerak. masyarakat.
Responden diambil dari 2 dusun yaitu di Desa
Mojokrapak, yaitu Dusun Bulak dan Dusun Ledok. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah sampel responden sebanyak 87 orang. Untuk menerapkan pelaksanaan program
Untuk menentukan sampel respondennya dipilih berdasar partisipasi masyarakat dalam kegiatan
teknik purposive sampling. Desa Berseri dan KRPL, harus didukung oleh
Keterlibatan masyarakat diukur dengan komunikasi dan pemberian informasi secara
besarnya kontribusi dan kesediaan langsung maupun tidak langsung kepada
menyumbangkan pemikiran, tenaga, uang atau masyarakat. Responden yang mengaku tahu
bentuk kontribusi lain. Sedangkan tingkat peran tentang program Desa Berseri dan KRPL sebanyak
serta masyarakat dinilai dari kehadiran, keaktifan 51,72% dan yang mengaku tidak tahu sebanyak
menyampaikan usulan/ masukan/ saran, 48,28%. Untuk responden yang mengaku tahu
keaktifan dalam mengikuti dan menentukan tentang program Desa Berseri sebagian besar
materi pelatihan, keterlibatan dalam kegiatan memahami sebagai kegiatan kerja bakti,
fisik, keterlibatan dalam anggaran kegiatan dan menjadikan lingkungan desa sehat, bersih dan
pemanfaatan hasil. Metode analisis lestari serta mengurangi polusi air, udara dan
menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. sampah. Sedangkan pemahaman terhadap
Tingkat partisipasi masyarakat secara program KRPL ialah melakukan penghijauan di
keseluruhan diukur dengan menggunakan lingkungan desa serta melakukan budidaya
metode kuantitatif melalui perhitungan skoring tanaman sayur dan buah di pekarangan.
dari variabel. Jumlah skoring dari semua variabel Sebanyak 75,86% responden lebih memilih
diklasifikasi dan diidentifikasi dalam tipologi membantu dengan tenaga fisik atau kerja bakti,
Delapan Tangga Partisipasi teori Arnstein. apabila diadakan kegiatan pengelolaan
Interval scoring tipologi Tangga Partisipasi secara lingkungan secara bersama-sama. Prosentase
menyeluruh diketahui dari kategori tingkat yang sama yaitu 8,05% memilih memberikan
partisipasi yang dikalikan dengan jumlah sampel. bantuan berupa saran, uang dan barang.
Bentuk peran serta dilakukan analisis Tabel 1. Bentuk Partisipasi Responden
distribusi frekuensi, dari data kuisioner yang
Bentuk Partisipasi Uang Barang Tenaga Saran Uang dan Tidak Total
didapat dari masyarakat, sehingga dapat barang membantu
diketahui bentuk partisipasi masyarakat. Variabel Jumlah 4 3 66 7 7 0 87
Prosentase 4,60% 3,45% 75,86% 8,05% 8,05% 0,00% 100,00%
bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup meliputi: partisipasi dalam Tingkat partisipasi masyarakat dalam
bentuk uang, makanan, perlengkapan atau bahan pengelolaan lingkungan hidup di Desa
bangunan, sumbangan tenaga atau partisipasi Mojokrapak dianalisis berdasarkan peran serta
pemikiran. masyarakat dengan melihat kehadiran dalam
pembahasan program kerja, keaktifan dalam

91
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

menyampaikan masukan/ saran/ usulan dalam kekuasaan masyarakat, artinya masyarakat


pembahasan program, keaktifan dan mengikuti memiliki kekuasaan dalam membagi,
dan menentukan materi pelatihan, pelaksanaan menentukan dan melaksanakan kegiatan fisik
kegiatan fisik, keterlibatan dalam pengelolaan dalam Desa Berseri maupun KRPL. Keterlibatan
anggaran dana serta indikator dalam pembagian dalam kegiatan fisik telah melibatkan semua
hasil kegiatan. kelompok, termasuk diantaranya kelompok
Keterlibatan dalam menghadiri pembahasan miskin dan marginal. Tingkatan partisipasi juga
program masuk dalam kategori manipulasi, terlihat bahwa sebagian masyarakat lebih banyak
artinya responden merasa tidak pernah terlibat dalam kegiatan fisik, dibandingkan
mendapatkan undangan atau turut serta dengan berpartisipasi dalam bentuk lain.
menentukan agenda dan jadwal pertemuan. Berdasar tangga partisipasi Arnstein,
Pembahasan dan penetapan keputusan terhadap tingkatan peran serta dalam
mengenai agenda dan jadwal pertemuan pengelolaan anggaran masuk dalam tingkat
dilakukan oleh pemegang keputusan dalam hal Penentraman (Placation) atau dikategorikan
ini pemegang kekuasaan. Manipulasi merupakan dalam derajat Partisipasi Semu (Degree of
tingkatan peran serta yang paling rendah, dimana Tokenism). Masyarakat telah memberikan
masyarakat hanya dianggap obyek saja dalam sumbangan uang untuk kegiatan pengelolaan
penentuan agenda dan jadwal pertemuan. lingkungan hidup, diberikan kesempatan
Keaktifan dalam menyampaikan masukan/ menyampaikan usulan untuk penggunaan
saran dan usulan dalam kategori kemitraan, anggaran tersebut, tetapi tidak mempengaruhi
artinya masyarakat memiliki hak yang luas untuk dalam pengambilan keputusannya.
menyampaikan pendapat, sejajar dengan Penyediaan anggaran pembangunan dari
pengambil keputusan. Pembahasan program pemerintah atau pemegang kekuasaan harus
KRPL dan Desa Berseri misalnya penentuan lokasi dievaluasi, karena akan menimbulkan
pembagian tong komposter, penentuan ketergantungan masyarakat. Sekalipun uang yang
mekanisme operasional bank sampah, diberikan dimaksudkan sebagai pemicu agar
pembagian bibit tanaman atau pembagian bibit masyarakat berinisiatif melaksanakan program,
lele untuk budidaya dan lain-lainnya. seringkali akan mencetak mentalitas penerima,
Partisipasi responden dalam menentukan dan bukan membuat penerima menjadi lebih berdaya
mengikuti pelatihan masuk dalam kategori tetapi malah akan memiliki ketergantungan,
manipulasi, artinya tidak ada peran responden sehingga menjadi penghambat keberlanjutan
dalam tahapan tersebut. Pelatihan yang pernah program [6]. Kontribusi masyarakat dalam
dilakukan dengan fasilitasi dari Pemerintah bentuk uang juga akan menumbuhkan rasa ikut
Daerah terkait Program Desa Berseri maupun memiliki dan bertanggungjawab terhadap
KRPL diantaranya pelatihan pengelolaan sampah pelaksanaan dan keberhasilan suatu program [7].
anorganik untuk kerajinan 3R, pelatihan bank Berdasar hasil wawancara terhadap responden
sampah, budidaya tanaman sayur, pemanfaatan Desa Mojokrapak, sumbangan dana yang
sampah organik menjadi kompos. diberikan masyarakat dalam kegiatan
Ketidakterlibatan seluruh masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hampir tidak ada.
pelatihan mengakibatkan hanya sebagian Keterlibatan dalam hal anggaran hanya dilakukan
masyarakat yang memiliki kemampuan, keahlian oleh sebagain kecil masyarakat dan tokoh desa
dan pengetahuan terkait lingkungan hidup yang secara sosial ekonomi cukup.
terutama kader dan anggota Formatif. Hal ini Tingkatan partisipasi masyarakat dalam
terlihat, bahwa misalnya masyarakat secara pembagian hasil kegiatan menurut teori Arnstein
umum tidak bisa mengatasi problem hama pada berada pada pendelegasian kekuasaan. Artinya
sayuran mereka, masih terdapat sampah masyarakat beranggapan telah mendapatkan
anorganik di dalam tong komposter, atau tidak pembagian hasil secara adil dan ikut menentukan
memiliki kemampuan membuat produk olahan pembagian sebagian hasil. Pembagian
dari produk KRPL. keuntungan tersebut misalnya diantaranya hasil
Terhadap tingkatan peran serta dalam penjualan atau pemanfaatan tanaman budidaya
kegiatan fisik masuk dalam kategori yang ada di fasilitas umum termasuk di sisi jalan
pendelegasian kekuasaan. Artinya masyarakat desa dan pembagian keuntungan dari
terlibat dalam menentukan dan melaksanakan pengelolaan bank sampah.
sebagian kegiatan fisik. Kategori pendelegasian
masyarakat termasuk dalam stratifikasi kontrol

92
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

Tabel 2. Tabel Tingkat Peran Serta Masyarakat menurut Teori Arnstein


No Variabel Deskripsi Tingkat Frek. Scor FxS Jumlah
Peran Serta (F) (S) Total
1 Kehadiran dalam Tidak hadir Manipulasi 51 1 51 207
pembahasan Hadir sekedar memenuhi undangan Terapi 3 2 6
Program KRPL
Hadir tetapi agenda dan jadwal pertemuan Pemberian 13 3 39
maupun Desa
ditentukan oleh Pemegang kekuasaan. Informasi
Berseri
Hadir dan diberikan kesempatan untuk Konsultasi 4 4 16
menyampaikan pendapat mengenai agenda dan
jadwal pertemuan, tetapi tidak dipertimbangkan.
Hadir dan diberikan kesempatan untuk Penentraman 8 5 40
menyampaikan pendapat mengenai agenda dan
jadwal pertemuan, tetapi yang menentukan tetap
pemegang kekuasaan.
Hadir dan diberikan kesempatan menentukan Kemitraan 2 6 12
agenda dan jadwal pertemuan, tetapi
pelaksanaannya tetap pemegang kekuasaan.
Hadir dan memiliki kesempatan merencanakan Pendelegasian 5 7 35
dan melaksanakan sebagian agenda dan jadwal Kekuasaan
pertemuan.
Hadir dan memiliki kesempatan penuh untuk Kontrol 1 8 8
merencanakan dan melaksanakan agenda dan Masyarakat
jadwal pertemuan.
2 Menyampaikan Tidak pernah memberikan masukan/ usulan/ Manipulasi 34 1 34 281
masukan/ saran/ saran dan tidak mendapat informasi
usulan dalam Hanya mendapat sedikit informasi, tetapi tidak Terapi 16 2 32
pembahasan pernah memberikan masukan/ usulan/ saran
Program Mendapat informasi melalui sosialisasi, tetapi Pemberian 6 3 18
tidak tidak ada kesempatan menyampaikan Informasi
usulan/ pendapat.
Mendapat informasi, dan boleh menyampaikan Konsultasi 2 4 8
pendapat, tetapi pendapat tidak dipertimbangkan
Aktif berdiskusi, tetapi hanya sebagian pendapat Penentraman 5 5 25
yang dipertimbangkan, keputusan masih diambil
oleh Pemegang kekuasaan/ pemerintah
Aktif berdiskusi dan mempunyai posisi yang Kemitraan 12 6 72
sejajar dalam menyampaikan masukan saran/
usulan
Memberikan masukan, dan memiliki hak untuk Pendelegasian 4 7 28
menentukan sebagian dari rencana Kekuasaan
Memberikan masukan, dan merasa memiliki hak Kontrol 8 8 64
penuh untuk merencanakan, melaksanakan dan Masyarakat
mengawasi
3 Mengikuti dan Tidak hadir Manipulasi 51 1 51 205
menentukan Hadir sekedar memenuhi undangan Terapi 4 2 8
materi pelatihan
Hadir tetapi materi pelatihan telah ditentukan Pemberian 14 3 42
oleh Pemegang kekuasaan. Informasi
Hadir dan diberikan kesempatan untuk Konsultasi 2 4 8
mengusulkan/ meminta materi pelatihan, tetapi
tidak dipertimbangkan
Hadir dan diberikan kesempatan untuk Penentraman 5 5 25
mengusulkan/ meminta materi pelatihan, tetapi
yang menentukan tetap pemegang kekuasaan.
Hadir dan diberikan kesempatan menentukan Kemitraan 7 6 42
materi pelatihan, tetapi pelaksanaannya tetap
pemegang kekuasaan.
Hadir dan memiliki kesempatan sebagian untuk Pendelegasian 3 7 21
merencanakan dan melaksanakan agenda dan Kekuasaan
materi pelatihan.
Hadir dan memiliki kesempatan penuh untuk Kontrol 1 8 8
merencanakan dan melaksanakan agenda dan Masyarakat
materi pelatihan.

93
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

No Variabel Deskripsi Tingkat Frek. Scor FxS Jumlah


Peran Serta (F) (S) Total
4 Pelaksanaan Tidak terlibat sama sekali Manipulasi 39 1 39 285
kegiatan fisik Terlibat karena dipaksa. Terapi 1 2 2
Terlibat tetapi tidak pernah diberikan kesempatan Pemberian 11 3 33
menyampaikan dan menentukan pembagian Informasi
tanggungjawab dan tugas.
Terlibat dan diberikan kesempatan Konsultasi 9 4 36
menyampaikan pembagian tanggungjawab dan
tugas, tetapi tidak dipertimbangkan.
Terlibat dan diberikan kesempatan penuh untuk Penentraman 6 5 30
menyusun pembagian tanggungjawab dan tugas,
tetapi keputusan tetap di pemegang kekuasaan.
Terlibat dan mendapat pembagian tanggung Kemitraan 5 6 30
jawab dan tugas yang seimbang, tetapi
pelaksanaan masih dilakukan pemegang
kekuasaan
Terlibat dan memiliki kewenangan menentukan Pendelegasian 13 7 91
dan melaksanakan sebagian kegiatan fisik Kekuasaan
Terlibat menentukan dan melaksanakan seluruh Kontrol 3 8 24
kegiatan fisik. Masyarakat
5 Pengelolaan Tidak menyumbang anggaran sama sekali Manipulasi 36 1 36 274
anggaran dana Menyumbang tetapi tidak tahu peruntukan Terapi 13 2 26
penggunaan anggaran
Menyumbang, penggunaan anggaran dikelola Pemberian 1 3 3
pemegang kekuasaan dan laporan hanya Informasi
diberikan satu arah, tidak ada kesempatan untuk
bertanya.
Menyumbang, penggunaan anggaran dikelola Konsultasi 3 4 12
pemegang kekuasaan dan ada kesempatan
untuk bertanya/ menyampaikan usulan, tetapi
tidak dipertimbangkan.
Menyumbang dan diberi kesempatan untuk Penentraman 20 5 100
bertanya/ menyampaikan usulan, tetapi
penggunaan anggaran tetap di pemegang
kekuasaan.
Menyumbang dan memiliki kewenangan Kemitraan 5 6 30
menentukan penggunaan anggaran, tetapi
pelaksanaan tetap di pemegang kekuasaan.
Menyumbang dan memiliki kewenangan Pendelegasian 5 7 35
menentukan peruntukan dan melaksanakan Kekuasaan
penggunaan sebagian dana.
Menyumbang dan memiliki kewenangan Kontrol 4 8 32
menentukan peruntukan dan melaksanakan Masyarakat
penggunaan seluruh dana.
6 Pembagian hasil Tidak pernah mendapatkan keuntungan dan Manipulasi 20 1 20 323
kegiatan manfaat.
Mendapat hasil dan manfaat, tetapi tidak tahu Terapi 27 2 54
pembagiannya.
Mendapat hasil dan manfaat, dan disampaikan Pemberian 3 3 9
pembagiannya, tetapi tidak ada kesempatan Informasi
untuk bertanya atau mengajukan saran.
Mendapat hasil dan manfaat, diberikan Konsultasi 2 4 8
kesempatan untuk bertanya dan mengajukan
saran tetapi tidak dipertimbangkan.
Diberi kesempatan penuh untuk membahas hasil Penentraman 6 5 30
dan manfaat, tetapi keputusan tetap di
pemegang kekuasaan.
Mendapat pembagian hasil secara adil tetapi Kemitraan 7 6 42
pembagian masih ditentukan oleh pemegang
kekuasaan
Mendapat pembagian hasil secara adil dan ikut Pendelegasian 16 7 112
menentukan pembagian sebagian hasil. Kekuasaan
Mendapat pembagian hasil secara adil dan ikut Kontrol 6 8 48
sepenuhnya menentukan. Masyarakat
TOTAL SKORING Pemberian 1575
Informasi

94
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil program Untuk meningkatkan tingkat partisipasi


pembangunan sangat penting karena akan masyarakat pada kelompok yang status
merangsang kemauan dan kesukarelaan kepemilikan rumahnya bukan milik sendiri, perlu
masyarakat untuk berperan serta dalam setiap dilakukan komunikasi interpersonal oleh tokoh
program pembangunan. masyarakat atau tokoh agama. Komunikasi yang
Secara keseluruhan tingkat partisipasi efektif juga ditandai dengan adanya pengertian,
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi
masuk dalam kategori Pemberian Informasi. Pada sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik,
tangga partisipasi Informasi (Information) ini dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
penyampaian informasi sudah dilakukan Tindakan yang diharapkan ialah keikutsertaan
meskipun satu arah, tidak ada sarana dan atau partisipasi dalam kegiatan [9].
kesempatan bagi masyarakat memberikan timbal Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
balik. Penyampaian informasi dilakukan oleh dalam kegiatan harus didukung oleh komunikasi
Pemerintah, Perangkat Desa atau oleh dan pemberian informasi secara langsung
Perwakilan Masyarakat yang terlibat dalam maupun tidak langsung kepada masyarakat.
program. Dalam arti dalam tahapan partisipasi Tingkatan pengetahuan yang paling dasar oleh
semu, masyarakat sasaran diajak, dipengaruhi individu ialah tahu (know) yaitu kemampuan
bahkan diperintah untuk berperan dalam individu untuk mengingat informasi yang
kegiatan, tetapi tidak akan terjaga disampaikan sebelumnya, sebelum individu
keberlanjutannya. memahami dan melakukan. Artinya penjelasan
Tingkatan keterlibatan masyarakat dalam dan pemberian informasi mengenai program
proses pembangunan seharusnya secara ideal menjadi sangat penting untuk meningkatkan
dikatakan berpartisipasi secara penuh apabila partisipasi masyarakat.
berada pada tahap kekuasaan pada masyarakat b) Hubungan Karakteristik Responden dengan
(degrees of citizen powers) atau pada tingkatan Keaktifan dalam menyampaikan masukan/
kemitraan, pendelegasian kekuasaan atau pada saran/ usulan
tingkatan tertinggi kontrol masyarakat. Pada Lama berumah tangga memiliki korelasi
tahapan ini Pemerintah hanya berfungsi sebagai dengan keaktifan dalam menyampaikan
pemberi informasi dan fasilitator program [8]. pendapat. Kedewasaan pola berpikir akan
Analisis karakteristik masyarakat dan terlihat pada keluarga yang telah lama menikah.
korelasinya dengan keterlibatannya dalam Interaksi dan komunikasi individu yang lama
program dilakukan dengan tabulasi silang atau menikah tentunya akan berbeda dengan individu
crosstab dari beberapa variabel yang ada serta yang umur pernikahannya masih baru. Begitu
dengan memperhatikan nilai chi square. Korelasi juga dengan status kepemilikan rumah, memiliki
yang ingin diketahui antara lain karakteristik korelasi dengan keaktifan dalam berdiskusi,
reponden (jenis kelamin, umur, penghasilan, karena rasa memiliki lingkungan yang lebih kuat,
pendidikan, pekerjaan, lama tinggal di desa, lama sehingga ingin ikut menyumbangkan pemikiran
berumahtangga, luas pekarangan yang dimiliki, dalam pengelolaan lingkungan desa. Untuk
status kepemilikan rumah dan pengetahuan meningkatkan keaktifan masyarakat dalam
tentang program) terhadap variabel partisipasi menyatakan pendapat, peran fasilitator menjadi
masyarakat dalam kehadiran dalam rapat/ sangat penting. Fasilitator harus mampu secara
pertemuan, keaktifan dalam menyampaikan substantif berada pada posisi netral, tidak
masukan/ saran/ usulan, keikutsertaan dalam menempatkan diri sebagai pembuat kebijakan,
mengikuti dan menentukan materi pelatihan, melakukan intervensi untuk membantu
kegiatan fisik, pengelolaan anggaran dan kelompok memperbaiki cara mengidentifikasi
pemanfaatan hasil. dan menyelesaikan berbagai masalah serta
a) Hubungan Karakteristik Responden dengan membuat keputusan [10].
Partisipasi Kehadiran dalam Rapat/ Seperti halnya dengan kehadiran responden
pertemuan dalam rapat, pemahaman masyarakat terhadap
Variabel umur, kepemilikan rumah, program Desa Berseri dan KRPL memiliki korelasi
pengetahuan tentang program Desa Berseri dan dengan peran serta dan keaktifan dalam
KRPL berhubungan dengan kehadiran masyarakat mengemukakan pendapat.
di rapat/ pertemuan yang menentukan agenda c. Hubungan Karakteristik Responden dengan
dan jadwal pertemuan (Signikansi α < 0,05). Variabel Partisipasi Keikutsertaan dalam
mengikuti dan menentukan materi pelatihan

95
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

Status kepemilikan rumah dan pengetahuan menyumbang dan mengelola anggaran


tentang program memiliki korelasi dengan pengelolaan lingkungan.
keaktifan responden dalam menentukan maupun f. Hubungan Karakteristik Responden dengan
mengikuti materi pelatihan. Selain itu usia Variabel Partisipasi Pemanfaatan Hasil
memiliki korelasi dengan partisipasi dalam Status kepemilikan rumah dan pengetahuan
mengikuti pelatihan, yang ditunjukkan nilai mengenai program mempunyai hubungan
Signikansi α < 0,05. Kelompok usia yang lebih dengan partisipasi masyarakat dalam
muda cenderung lebih dinamis dan ingin pemanfaatan hasil.
mengetahui sesuatu yang baru, yang diharapkan Luas pekarangan memiliki korelasi dengan
didapatkan dari kegiatan pelatihan. partisipasi masyarakat dalam kegiatan fisik.
d. Hubungan Karakteristik Responden dengan Upaya mensosialisasikan dan meningkatkan
Variabel Partisipasi Kegiatan Fisik kemampuan masyarakat memanfaatkan lahan
Variabel luas pekarangan berhubungan erat pekarangan yang sempit dapat dilakukan,
dengan peran serta dalam program KRPL dan diantaranya dengan budidaya tanaman dalam
Desa Berseri. Masyarakat yang memiliki lahan polibag dengan sistem vertikultur menggunakan
pekarangan yang luas memiliki kecenderungan rak bambu yang digantung.
untuk memanfaatkan, karena hasil dan manfaat Secara umum partisipasi masyarakat di Desa
yang didapatkan akan lebih besar. Metode Mojokrapak dalam program KRPL dan Desa
pengembangannya pun lebih variatif, misalnya berseri berhubungan dengan status kepemilikan
untuk budidaya tanaman sayur, tanaman toga, rumah. Kepemilikan rumah pribadi pada
tanaman buah, ternak unggas, ikan atau usaha umumnya akan memberikan pengaruh terhadap
yang lain. Sedangkan korelasinya dengan rasa memiliki dan kesadaran untuk ikut menjaga,
program desa berseri, kegiatan penghijauan memelihara dan mengelola sarana dan prasarana
dengan pohon peneduh atau tanaman buah yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
dapat dilakukan pada pekarangan yang luas. Pengetahuan awal tentang program Desa
Selain itu kompos yang dihasilkan dari sampah Berseri dan KRPL berhubungan erat dengan
organik, akan lebih maksimal bisa dimanfaatkan, partisipasi masyarakat dalam program.
apabila lahan pekarangan sepenuhnya Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam
dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman. mengubah perilaku, persepsi, sikap, kebiasaan
Selain itu status kepemilikan rumah dan dan kepercayaan seseorang untuk lebih terlibat
pengetahuan mengenai program juga sangat dalam suatu program [12]. Diperlukan
berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam komunikasi untuk mengubah pengetahuan dan
kegiatan fisik. sikap serta difusi/ diseminasi untuk mengubah
e. Hubungan Karakteristik Responden dengan perilaku masyarakat untuk lebih peduli terhadap
Variabel Partisipasi Pengelolaan Anggaran pengelolaan lingkungan hidup.
Tingkat penghasilan memiliki hubungan Masyarakat akan memberikan respon dan
dengan partisipasi masyarakat dalam memberikan dukungan, apabila dalam
pengelolaan keuangan terkait program pelaksanaan program kegiatan, dianggap telah
pengelolaan lingkungan di Desa Mojokrapak. memberikan manfaat kepada masyarakat,
Tingkat ekonomi yang cukup, akan membuat dipahami maksud dan tujuannya, melibatkan
peran dalam memberikan bantuan uang untuk masyarakat dalam tahap perencanaan,
program semakin besar dan ikut menentukan pelaksanaan maupun evaluasi serta
dalam penentuan penggunaan anggaran. dipertanggungjawabkan secara terbuka [13].
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Setiap kegiatan komunikasi terkait program
anggaran sangat bergantung terhadap pembangunan harus disampaikan secara
perencanaan, pelaksanaan dan kontrol terhadap informatif dan persuasif. Proses komunikasi
program. Dalam pengelolaan anggaran desa, termasuk didalam proses penyadaran
masyarakat harus terlibat secara penuh dan masyarakat, yaitu seharusnya dengan:
memiliki akses terhadap informasi penggunaan 1. Melakukan identifikasi permasalahan, kondisi,
dana, proses penggunaan, transparansi anggaran kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh
dan akuntabilitas penggunaan dana [11]. masyarakat, dengan menggali informasi dari
Selain itu pemahaman terhadap program masyarakat, tokoh desa, kelompok
KRPL dan Desa Berseri juga memiliki hubungan perempuan, kelompok miskin yang
dengan peran serta masyarakat dalam berhubungan dengan program Desa Berseri
dan KRPL.

96
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

2. Menunjukkan pentingnya perubahan melalui yang cukup yang disediakan oleh Pemerintah
program lingkungan yang ditawarkan. maupun desa serta karena merasa cukup puas
3. Melakukan analis alternatif pemecahan dengan lingkungan desa yang sudah baik. Artinya
masalah dan memilih pemecahan masalah motivasi untuk terlibat sebagian besar karena
yang sesuai, dengan metode partisipatif. faktor internal individu, yaitu harapan dan
4. Membuat kesepakatan pelaksanaan keinginan untuk hidup di lingkungan desa yang
program, format dan bentuk kegiatan, waktu indah, bersih dan nyaman. Sedangkan alasan
dan tempat kegiatan [10]. untuk tidak terlibat, sebagian karena alasan
Motivasi dalam pengelolaan lingkungan hidup hambatan internal individu masing-masing
merupakan faktor yang mempengaruhi dan antara lain waktunya tersita untuk mencari
mendorong individu untuk ikut berpartisipasi nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa
dalam kegiatan Desa Berseri dan KRPL. Sebagian sudah baik. Sedangkan alasan yang lain karena
besar responden yaitu sebanyak 90%, faktor eksternal diantaranya tidak pernah
menganggap motivasi untuk ikut berperan dalam dilibatkan dan tidak ada sarana yang mendukung.
program pengelolaan lingkungan hidup yaitu
ingin hidup di lingkungan desa yang bersih,
Motivasi Ikut dalam Program
indah, nyaman dan sejahtera. Dorongan motivasi 8,00% 2,00%
individu tersebut berdasar teori Dusseldorp, ingin lingkungan desa
dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu: partisipasi lebih
bersih, indah, nyaman
spontan, partisipasi terinduksi, partisipasi dan sejahtera
merasa mendapat
tertekan oleh kebiasaan, partisipasi tertekan oleh manf aat bagi keluarga
90,00%
oleh alasan sosial ekonomi dan partisipasi ajakan dari kader
tertekan oleh peraturan. Hasil pada penelitian ini lingkungan desa/
perangkat desa
termasuk dalam kategori motivasi partisipasi
spontan, yaitu alasan yang mendorong untuk ikut
berperan serta karena motivasi intrinsik berupa Gambar 1. Diagram Motivasi Ikut Serta dalam
pemahaman, penghayatan dan keyakinannya Program
sendiri. Motivasi tersebut merupakan salah satu
Alasan tidak Ikut Program
unsur pokok yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya partisipasi. Berdasar hasil 15,38%
merasa lingkungan
penelitian tujuan atau goals yang diharapkan 33,33%
desa sudah baik
tidak ada dukungan
oleh responden dari program pengelolaan 20,51%
sarana yang memadai
lingkungan ialah menginginkan lingkungan desa tidak pernah diajak/
dilibatkan
bersih, sehat, lestari dan asri bukan tercukupinya 30,77%
tidak ada waktu

kebutuhan pangan, sebagaimana tujuan


pengembangan KRPL. Untuk itu perlu dilakukan
formulasi tujuan pengembangan program
pengelolaan lingkungan baik untuk program Desa Gambar 2. Diagram Alasan Responden tidak Ikut
Berseri dan KRPL untuk tujuan yang diinginkan Serta dalam Program
bersama oleh masyarakat.
Pembangunan terencana berorientasi tujuan. KESIMPULAN DAN SARAN
Formulasi tujuan yang harus spesifik di tingkat Kesimpulan
masyarakat harus terlebih dahulu dilakukan. Secara keseluruhan tingkat partisipasi
Keterlibatan masyarakat dalam formulasi tujuan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
harus diikuti dengan batasan sumberdaya di Desa Mojokrapak masuk dalam kategori
pemerintah atau arahan pembangunan Pemberian Informasi atau dikategorikan dalam
pemerintah. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi derajat Partisipasi Semu. Bentuk peran serta
kekecewaan karena tidak terpenuhinya harapan, masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
sehingga menurunkan ketertarikan untuk lingkungan hidup melalui program Desa Berseri
berpartisipasi dan membahayakan legitimasi dan KRPL lebih banyak memberikan bantuan
pemerintah pada pandangan masyarakat lokal. berupa tenaga, dibandingkan bantuan dalam
Sedangkan responden yang tidak terlibat bentuk uang, pemikiran atau yang lain.
dalam program KRPL dan Desa Berseri beralasan Secara umum partisipasi masyarakat di
karena tidak memiliki waktu, tidak pernah diajak Desa Mojokrapak dalam program KRPL dan Desa
atau dilibatkan, tidak ada sarana dan prasarana

97
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Amin, et al.)

berseri berhubungan dengan status kepemilikan Kecamatan Bone dan Desa Labulu-bulu
rumah dan pengetahuan awal tentang program. Kecamatan Parigi Kabupaten Muna Propinsi
Motivasi masyarakat untuk terlibat dalam Sulawesi Tenggara” (tesis). IPB. Bogor
program karena faktor internal individu, yaitu [2]. Kurniawan, A. 2006. Pemberdayaan
harapan dan keinginan untuk hidup di lingkungan masyarakat. Makalah yang disampaikan
desa yang indah, bersih dan nyaman. Sedangkan dalam Pelatihan Peningkatan Peranserta
alasan untuk tidak terlibat, sebagian karena Lembaga Keagamaan/Adat oleh Direktorat
alasan hambatan internal individu masing-masing Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Dirjen
antara lain waktunya tersita untuk mencari KP3K DKP di Bogor. pp. 26
nafkah dan persepsi bahwa lingkungan desa [3]. Asri, L. 2009. Upaya Meningkatkan
sudah baik. Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan. Jurnal Tabularasa PPS
Saran Unimed. 6 (2).
Pelaksanaan pengembangan pengelolaan [4]. Saptorini. 2003. Persepsi dan Partisipasi
lingkungan hidup melalui program Desa Berseri Masyarakat dalam Pelaksanaan Konservasi
dan KRPL harus dilakukan dengan metode Hutan Mangrove di Kecamatan Sayung
pembangunan berbasis masyarakat. Kabupaten Demak. Undip. Semarang.
Masyarakat harus terlibat dalam proses [5]. Arnstein, S. 1969. A Ladder of Citizen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program Participation. J. of the American Planning
dan diajak untuk berpartisipasi penuh dan Association. 35 (4).
berperan memberikan kontribusi berupa uang, [6]. Theresia, A., K.S. Andini, P.Nugraha dan T.
pemikiran, barang maupun tenaga. Mardikanto. 2014. Pembangunan Berbasis
Pengembangan tingkat partisipasi oleh Masyarakat. Alfabetha. Bandung.
Pemerintah Daerah dapat dimulai dengan [7]. Deviyanti, D. 2013. Studi tentang Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan di
pengembangan kelompok bukan dengan individu
Kelurahan Karang Jati Kecamatan
atau perorangan, pemberian informasi program
Balikpapan Tengah. eJournal Administrasi
kepada kelompok (kluster) masyarakat misalnya
Negara. Unmul.
melalui, pertemuan dasawisma, RT, RW,
[8]. Gumilar, I. 2012. Partisipasi Masyarakat
Posyandu atau forum pengajian, komunikasi
Pesisir dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan
interpesonal oleh tokoh masyarakat maupun
Mangrove Berkelanjutan di Kabupaten
tokoh agama, peningkatan kemampuan dan
Indramayu. J. Akuatika. III (2).
fungsi fasilitator untuk pendampingan program.
[9]. Adha, R. 2015. Peran Komunikasi
Diperlukan formulasi tujuan
Interpersonal Lurah dalam Meningkatkan
pengembangan program Desa Berseri dan KRPL
dengan tujuan yang diinginkan bersama oleh Partisipasi Masyarakat Pendatang pada
Program Hijau Bersih Sehat (HBS) di
masyarakat. Fasilitator dapat mengajak
masyarakat untuk mengetahui permasalahan, Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Samarinda
kebutuhan, potensi dan mampu mengidentifikasi Ilir Kota Samarinda. Ejournal.ilkom.fisip. 3
alternatif solusi untuk menjadikan lingkungan (1) : 398
desa lebih indah, bersih dan nyaman dan [10]. Fardinlaia, 2013. Materi Fasilitasi.
melakukan upaya bersama secara partisipatif. http://fardinlaia.blogspot.com/2013/04/ma
teri-teknik-fasilitasi_21.html. 21 April 2013.
UCAPAN TERIMA KASIH [11]. Syamsi, S. 2014. Partisipasi Masyarakat
Terima kasih pada dosen pembimbing Dalam Mengontrol Penggunaan Anggaran
dan dosen penguji, serta masyarakat Desa Dana Desa. JISIP. 3 (1).
Mojokrapak dan seluruh rekan di PSDA [12]. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Universitas Brawijaya 2015, atas dukungan dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
seluruh bantuannya sehingga tesis ini bisa selesai Perilaku Manusia. Nuha Medika.
pada jadwal yang ditentukan. Yogyakarta.
[13]. Judiono, F. Hartono, T dan Soeprapto, R.
DAFTAR PUSTAKA 2012 Partisipasi Masyarakat dalam
[1]. Safei, L. O. M, 2005. “ Kajian Partisipasi Pembangunan Prasarana Jalan. Wacana. 12
Masyarakat terhadap Pelestarian Hutan
Mangrove (Studi kasus : Desa Marobo

98

Anda mungkin juga menyukai