Patogenesis Pembentukan Tulang
Patogenesis Pembentukan Tulang
sebagai menopang tubuh untuk berdiri yang bersama tulang rawan membentuk
sistem kerangka, yang mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi mekanis sebagai
dukungan dan lokasi insersi otot untuk bergerak, fungsi pelindung bagi organ-
organ vital dan sumsum tulang, dan terakhir fungsi metabolisme sebagai
trabekular. Tulang kortikal dan tulang trabekular terbuat dari sel-sel yang sama
dan elemen matriks yang sama, tetapi ada perbedaan struktural dan fungsional.
Perbedaan struktural utama secara kuantitatif adalah 80% sampai 90% dari
volume tulang kortikular adalah kalsifikasi, sedangkan hanya 15% sampai 25%
pembuluh darah, dan jaringan ikat). Fungsi utama tulang kortikal berfungsi sebagai
mekanik (alat gerak) dan pelindung, sedangkan tulang trabekular sebagai fungsi
metabolik dan juga berperan dalam proses biomekanik tulang, terutama tulang
belakang.7.8
ditandai oleh aktivasi yang terkoordinasi dari osteoklas dan osteoblas, yang terjadi
peristiwa aktivasi proses resorpsi dan formasi yang berurutan dan terus menerus. 8
tulang, yaitu berfungsi dalam sintesis matriks tulang yang disebut osteoid, yaitu
komponen protein dari jaringan tulang. Osteoklas adalah sel tulang yang
bertanggung jawab terhadap proses resorbsi tulang. Osteoklas merupakan sel
8,9,10,11
raksasa yang berinti banyak dan berasal dari sel hemopoetik mononuklear.
fibroblast grow factor (FGF), bone morphogenetic proteins (BMPs) dan Wnt
protein. Selain itu, juga dibutuhkan faktor trankripsi, yaitu core binding factor-1
atau Runx2 atau Osterix (Osx). Prekursor osteoblas ini akan berproliferasi dan
hari. Membran osteoblas kaya akan alkali fosfatase dan memiliki reseptor untuk
hormon paratiroid dan prostaglandin tetapi tidak memiliki reseptor untuk kalsitonin.
OPG.8,9,10,11
prosesus osteosit yang lain dan juga dengan bone linning cells. Didalam matriks,
Tulang mengalami proses resorpsi dan formasi secara terus menerus yang disebut
mengganti tulang yang sudah tua atau rusak, diawali dengan resorpsi tulang oleh
osteoklas dan diikuti oleh formasi tulang oleh osteoblas. Proses remodeling diawali
rongga yang disebut lakuna howship pada tulang trabekular atau rongga kerucut
(cutting cone) pada tulang kortikal. Setelah resorpsi selesai, maka osteoblas akan
sekunder dalam waktu yang lebih lama dan proses yang lebih lambat sehingga
Pada dewasa muda yang normal, sekitar 30% dari total massa kerangka
diperbaharui setiap tahun (half life = 20 bulan). Dalam setiap unit remodeling,
resorpsi tulang oleh osteoklas berlangsung sekitar 3 hari, dengan masa pemulihan
tulang linier adalah 0.5 mm/day. Selama proses ini, sekitar 0.01 mm tulang
diperbaharui dalam satu unit remodeling. Secara teoritis, dengan deposisi matriks
osteoblas, jumlah tulang yang dibentuk di tiap unit remodeling sama dengan
remodeling normal. Tingkat aktivasi unit remodeling baru, hanya akan menentukan
tingkat turnover.7
koordinasi yang baik antara osteoklas, osteoblas, dan sel-sel endotel. Selama
sistem ini berada dalam keseimbangan, formasi dan resorpsi tulang akan selalu
seimbang. Pada usia reproduksi, di mana fungsi ovarium masih baik, terdapat
keseimbangan antara proses formasi tulang (osteoblas) dan laju proses resorpsi
resorpsi tulang dan formasi tulang, dimana secara seluler disebabkan oleh karena
jumlah dan aktivitas sel osteoklas (sel resorpsi tulang) melebihi dari jumlah dan
aktivitas sel osteoblas (sel formasi tulang). Keadaan ini mengakibatkan penurunan
massa tulang.7
Normal bone Osteoporotic bone
timbulnya osteoporosis primer baik pada pasca menopause maupun senilis. 13,14
13,14
Tabel. 1. Karakteristik osteoporosis Tipe I dan II
17 estradiol (E2) dan Estriol (E3). Saat ini terdapat struktur lain yang dikenal
sebagai anti estrogen, tetapi pada organ non reproduksi bersifat estrogenik,
utama yang dihasilkan oleh ovarium adalah estradiol. Saat ini telah ditemukan
2 macam reseptor estrogen (ER), yaitu reseptor estrogen alfa (ER) dan
reseptor estrogen beta (ER). Pada tulang reseptor estrogen ini didstribusikan
maturasi osteoblas.9
Estrogen merupakan regulator pertumbuhan dan homeostasis tulang
termasuk menjaga keseimbangan kerja dari kedua sel tersebut. Efek tak
B. Osteoporosis Tipe I
dapat dicegah dengan terapi sulih estrogen. Estrogen juga berperan dalam
menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marraw stromal cells dan sel-
meningkat.9
dan beraktivitas melalui reseptor yang terdapat di dalam sitosol sel tersebut,
merupakan sitokin yang berfungsi dalam penyerapan tulang. Di lain pihak estrogen
menarik sel osteoblas ke tempat lubang tulang yang telah diserap oleh sel
osteoklas. Sel osteoblas merupakan sel target utama dari estrogen, untuk
melepaskan beberapa faktor pertumbuhan dan sitokin seperti tersebut diatas,
walaupun secara tidak langsung maupun secara langsung juga berpengaruh pada
sel osteoklas.15
mengekspresikan reseptor beta (ER) 10 kali lipat dari reseptor estrogen alfa
(ER).16
akan terjadi meningkatnya produksi dari IL-1, IL-6, dan TNF- yang lebih lanjut
JNK1 dan osteoclastogenic activator protein-1, faktor transkripsi c-Fos dan c-Jun.
Akan tetapi dengan pemberian estrogen terjadi pembentukan tulang kembali, dan
didapatkan penurunan produksi dari IL-1, IL-6, dan TNF-, begitu juga selanjutnya
akan terjadi penurunan produksi M-CSF dan RANK-Ligand (RANK-L). Di sisi lain
estrogen akan merangsang ekspresi dari OPG dan TGF- pada sel osteoblas dan
sel stroma, yang lebih lanjut akan menghambat resorpsi tulang dan meningkatkan
Gambar 5. Efek estrogen dan sitokin terhadap pengaturan pembentukan osteoklas, aktivitas,
dan proses apoptosisnya. Efek estrogen sebagai stimulasi ditandai dengan E(+), sedangkan
L, M-CSF dari sel stroma osteoblas, dan mencegah terjadinya ikatan kompleks
RANK-L yang merupakan salah satu famili dari TNF disebut juga: OPG-L,
RANK yang merupakan kunci pengaturan remodeling tulang dan sangat esensial
diferensiasi sel tersebut. Selain itu sel stroma osteoblas juga mensekresi suatu
substansi yang larut dan mengambang, yang berfungsi sebagai reseptor dan
dapat juga mengikat RANK-L yang disebut OPG. OPG dapat beraksi sangat poten
Gambar 6. Peranan RANK dan RANK-Ligand dalam aktivasi sel osteoklas dan peran
apoptosis. RANK-L diekspresi paling banyak oleh osteoblas dan sel lapisan
mesenkim. Selain itu diekspresi juga oleh sel periosteal, kondrosit, sel endotelial,
dan juga oleh sel T aktif. (gambar 7). RANKL diekspresi oleh osteoblas/sel stroma,
sel primitif mesenkim yang mengelilingi tulang rawan anlagen dan hipertrofik
kondrosit. Ekspresi RANKL bisa diregulasi oleh faktor-faktor resorpsi tulang seperti
Glukokortikoid, vitamin D3, IL1, IL6, IL11, IL17, TNF-alfa, PGE2, atau PTH.22
C. Osteoporosis Tipe II
fungsi osteoblas pada orang tua, diduga akibat penurunan kadar estrogen dan
IGF-1. Defisiensi kalsium dan vitamin D sering didapatkan pada orang tua, hal
ini dapat disebabkan oleh asupan kalsium dan vitamin D yang kurang,
kehilangan massa tulang. Aspek nutrisi yang lain adalah defisiensi protein yang
salah satu penyebab osteoporosis pada orang tua, baik pria maupun wanita.
Begitu juga dengan kadar testosteron pada pria. Penurunan kadar estradiol di
hormone binding globulin (SHBG) akan meningkat. Peningkatan SHBG ini akan
telah digunakan untuk menilai risiko kehilangan massa tulang, kumulatif dosis
kumulatif (dalam gram/ tahun) lebih prediktif untuk tujuan ini. Pasien dengan
osteoporosis yang sangat tinggi (78%) dan patah tulang (53%). Mekanisme
bawah ini.23
bone morphogenic protein-2; Cbfa1: core binding factor a1; Bcl-2: B-cell leukemia/
factor-I; IGFBP: IGF binding protein; IGFBP-rPs: IGFBP-related proteins; HGF: hepatocyte
growth factor; RANKL: receptor activator of the nuclear factor-κB ligand ; CSF- 1: colony-
stimulating factor-1; OPG: osteoprotegerin; PGE2: Prostaglandin E 2; PGHS-2:prostaglandin
synthase-2.23
Faktor lain yang ikut berperan terhadap kehilangan massa tulang pada
oarang tua adalah faktor genetik dan lingkungan (merokok, alkohol, obat-
obatan, imobilisasi lama). Risiko fraktur yang juga harus diperhatikan adalah
risiko terjatuh lebih tinggi pada orang tua lebih dibandingkan pada orang
muda.9