Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN

Disusun Oleh :

ALLIA SALMA R.R (4.39.19.0.03)

Anggota Kelompok :

GANIZHA AGAM DAVAWI (4.39.19.0.12)

GUSTI PUJO PANGESTU (4.39.19.0.13)

RIFA NURFAUZAN AL IKHSAN (4.39.19.0.25)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2020
PERCOBAAN 2
PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS
A. TUJUAN
Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa dapat :
1. Menyusun rangkaian tegangan dan arus.
2. Menggunakan multimeter sebagai voltmeter.
3. Melakukan pengukuran tegangan listrik yang benar.
4. Menggunakan multimeter sebagai ampere meter.
5. Melakukan pengukuran arus listrik dengan benar.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya 0 - 40 Volt/DC : 1 unit
2. Multimeter analog : 1 unit
3. Multimeter digital : 1 unit
4. Kabel penghubung : Secukupnya
5. Protoboard : 1 unit
6. Resistor 1K Ω : 2 unit
7. Resistor 100 Ω : 1 unit
8. Resistor 10K Ω : 1 unit

C. GAMBAR RANGKAIAN DAN LANGKAH PERCOBAAN


1. Perhatikan gambar 2.2 hitunglah VR₁ dan VR₂ kemudian catatlah pada tabel 2.1
2. Susunlah rangkaian pengukuran tegangan seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.2
3. Pastikan hubungan rangkaian sesuai dengan gambar 2.2, periksa polaritas catu daya
dan multimeter

Gambar 2.2 Rangkaian Pengukuran Tegangan


4. Pastikan selector fungsi pada multimeter pada DCV atau V=. dan batas ukur
tegangan pada 10 V atau lebih besar.
5. Nyalakan catu daya dan perhatikan penunjukan multimeter, catat hasilnya pada
tabel
6. Ulangi langkah 4 untuk nilai Vs lain sesuai yang terdaftar pada tabel 2.1
7. Pindahkan probe multimeter dari R₂ ke R₁. Catat hasilnya pada tabel 2.1
8. Ulangi langkah 6 pada Vs lain sesuai dengan isi tabel 2.1
9. Ulangi percobaan saudara untuk batas ukur yang berbeda
10. Perhatikan gambar 2.3, hitunglah arus yang mengalir dan isilah tabel 2.2
11. Susunlah rangkaian pengukuran arus sepertiyang ditunjukkan gambar 2.3

Gambar 2.3 Rangkaian Pengukuran Arus


12. Pilih batas ukuran yang sesuai
13. Bacalah penunjukan multimeter dan catat hasilnya pada tabel 2.2
14. Gantilah R dan aturlah Vs sesuai tabel 2.2
15. Ulangi percobaan saudara untuk batas ukur yang lain

D. TEORI
Seperti yang telah dijelaskan pada percobaan pertama, multimeter dapat
digunakan sebagai ampere meter dan volt meter. Agar dapat berfungsi sebagai volt
meter, selector pemilih fungsi diletakkan pada V (volt). Pada pengukuran tegangan,
volt meter dipasang paralel dengan resistor atau komponen yang akan diukur
tegangannya. Untuk keamanan pilih batas ukur terbesar, kemudian diturunkan sampai
diperoleh tampilan yang benar dan mudah dibaca.
Amper meter adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Agar berfungsi sebagai ampere meter, selector fungsi pada multimeter diletakan pada
posisi A (ampere meter). Arus listrik akan mengalir jika ada perbedaan potensial pada
rangkaian tertutup. Oleh karena itu dalam pengukuran arus listrik, ampere meter
dipasang seri dengan sumber daya dan resistor beban yang sedang diukur arusnya. Dan
membentuk rangkaian tertutup.
Pengukuran arus listrik mengandung resiko yang lebih besar dibanding
pengukuran nilai resistor. Kesalahan dalam pengukuran arus akan dapat merusak
ampere meter. Jika polaritas ampere meter terbalik dapat menyebabkan ampere meter
rusak. Demikian juga apabila arus yang mengalir jauh lebih besar dari batas ukur atau
kemampuan ampere meter akan merusak meter. Apalagi jika arus yang mengalir adalah
arus AC sedangkan ampere meter pada posisi DC, maka multimeter akan terbakar. Oleh
karena itu, sebelum melakukan pengukuran, perlu dihitung dulu besarnya arus secara
teori. Kemudian dipilih batas ukur yang sesuai dan jenis arus yang sesuai pula.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang bisa menyebabkan kerusakan,
setelah rangkaian pengukuran selesai disusun, perlu diperiksa sekali lagi kebenarannya.
Setelah yakin benar rangkaiannya barulah dihidupkan catu daya dan multimeternya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan sekali lagi gambar 2.1

Gambar 2.1 Multimeter digital dan kanan multimeter analog


Pada multimeter digital, DCA merupakan arus DC, jika selector diletakkan pada
posisi DCA besaran yang akan diukur adalah arus DC. ACA merupakan arus AC, jika
selector diletakkan pada posisi ACA, multimeter berfungsi sebagai pengukur arus AC.
Sedangkan DCV berarti tegangan DC dan ACV artinya tegangan AC. Pada multimeter
analog, tanda sinus A~ sebagai arus AC, dan tanda searah A= sebagai arus DC. Tanda
V~ sebagai tegangan AC dan tanda V= sebagai tegangan DC.
Untuk pengukuran tegangan, multimeter dipasang paralel, polaritas positif catu
daya terhubung dengan positif multimeter dan negatif catu daya terhubung dengan
negatif multimeter. Untuk mengoperasikan multimeter, probe hitam dihubungkan ke
COM, sedangkan probe lainnya ke A jika untuk mengukur arus dan V jika akan
digunakan untuk mengukur tegangan. Dalam hal ini A atau V sebagai polaritas positif
(+) dan COM sebagai polaritas negatif (-)
Unutk mengukur arus dan tegangan diperlukan catu daya. Pada catu daya,
besarnya tegangan yang dikeluarkan dapat diatur dengan selector pengatur. Besarnya
tegangan yang keluar dapat ditunjukkan oleh jarum pada skala yang tersedia. Terdapat
tiga terminal output, yaitu negatif (-), GND dan positif (+). Jika dikehendaki tegangan
yang keluar 0-10 Volt misalnya, maka probe penghubung dimasukkan ke terminal
GND dan positif. Sedangkan jika dikehendaki -15 V misalnya, maka probe penghubung
dimasukkan ke terminal negatif (-) dan positif (+).
Untuk merangkai rangkaian dibantu oleh protoboard, seperti pada gambar
berikut ini.

Gambar 2.2 Protoboard


Protoboard digunakan untuk membuat rangkaian dalam percobaan di
laboratorium. Setiap komponen yang akan digunakan akan dirangkai dapat diletakan di
protoboard dan dihubungkan membentuk rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian.
Lubang yang terletak pada baris paling atas dan baris paling bawah (warna
merah), terhubung secara horizontal. Demikian juga lubang yang terletak dibawahnya
(no 2 dari atas dan no 2 dari bawah), terhubung secara horizontal ke kanan dan ke kiri.
Tetapi kedua garis lubang tersebut tidak terhubung. Sedangkan garis lubang lain
terhubung secara vertikal yang dipisahkan oleh sekat horizontal.

E. HASIL PERCOBAAN
Dari praktikum yang kami lakukan, berikut beberapa hasil percobaan perbandingan
antara teri dan pengukuran
1. Hasil percobaan pengukuran tegangan
Vs R1 R2 VR1 (Digital) VR2 (Digital) VR1 VR2
(volt) (Ω) (Ω) Teori Pengukuran Teori Pengukuran (Analog) (Analog)
10 1K 1K 5V 4.94 V 5V 4.96 V 5V 5V
0.72
8 1K 100 7.27 V 7.2 V 0.72 V 7.2 V 0.78 V
V
10 0.059
6 100 5.94 V 5.94 V 0.05 V 5.9 V 0.04 V
K V
10 0.363
4 1K 3.63 V 3.56 V 0.35 V 3.63 V 0.4 V
K V
Tabel 2.1 Perbandingan pengukuran tegangan
2. Hasil percobaan pengukuran arus
Vs R1 (Ω) I (mA) I (mA) I (mA)
(volt) Teori Pengukuran Digital Pengukuran Analog
10 10 K 1 mA 0.99 mA 1 mA
10 1K 10 mA 10.15 mA 10 mA
8 1K 8 mA 8.11 mA 8 mA
4 100 40 mA 38.90 mA 35 mA
Tabel 2.2 Perbandingan pengukuran arus
F. ANALISIS/PEMBAHASAN

Perhitungan hasil teori :


G. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai

<