Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI

MENJADI DESA WISATA KECAMATAN


CIGUGUR
KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT
JURNAL KAJIAN ILMIAH

Oleh:

1. SABILATUL HUSAIN (28.0574)


2. ISMAIL ABDULLAH (28.1200)
3. LALU TAUFIKURRIZKI HAKIKI (28.1003)

PROGRAM STUDI: KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KELOMPOK II/KELAS C-5

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS JATINANGOR
2020
TANDA PERSETUJUAN

Judul Kajian Keilmuan : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI


MENJADI DESA WISATA KECAMATAN CIGUGUR
KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA
BARAT
Nama/NPP. : SABILATUL HUSAIN/28.0363
ISMAIL ABDULLAH/28.1200
LALU TAUFIKURRIZKI HAKIKI/28.1003
Program Studi : MSDA

Kelompok/Kelas : II/C-5
Fakultas : Manajemen Pemerintahan

Mengetahui,
KasubbagPelatihan DosenPembimbing,

Nama Nama
NIP. NIP.
NILAI INDIVIDU PENILAIAN KAJIAN KEILMUAN NINDYA PRAJA
ANGKATAN XXVIII PROGRAM DIPLOMA IV
IPDN KAMPUS JATINANGOR
TAHUN AKADEMIK2019/2020

Nama : SABILATUL HUSAIN .


NPP : 28.0574 .
Prodi : MSDA .
Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI MENJADI DESA
WISATA KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT

BOBOT NILAI
NO UNSUR YANG DINILAI
(%) MURNI
1. Orisinalitas dan Inovasi 40%
2. KebaharuanReferensi 20%
3. KesesuaiandenganSistematikaPenulisan 20%
4. Presentasi 20%
Jumlah
Catatan: Lembar ini diserahkan kepada Sekretariat untuk direkap

Mengetahui,
KasubbagPelatihan DosenPembimbing,

Nama Nama
NIP. NIP.

Nilai:
A =4 rentangnilai 80 -100 : SangatBaik
B =3 rentangnilai 70 -79,9 : Baik
C =2 rentangnilai 60 -69,9 : Cukup
D =1 rentangnilai 50 -59,9 : Kurang
E =0 rentangnilai 0,00 -49,9 : Tidak Lulus/Gagal
NILAI INDIVIDU PENILAIAN KAJIAN KEILMUAN NINDYA PRAJA
ANGKATAN XXVIII PROGRAM DIPLOMA IV
IPDN KAMPUS JATINANGOR
TAHUN AKADEMIK2019/2020

Nama : ISMAIL ABDULLAH .


NPP : 28.1200 .
Prodi : MSDA .
Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI MENJADI DESA
WISATA KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT

BOBOT NILAI
NO UNSUR YANG DINILAI (%) MURNI
1. Orisinalitas dan Inovasi 40%
2. KebaharuanReferensi 20%
3. KesesuaiandenganSistematikaPenulisan 20%
4. Presentasi 20%
Jumlah
Catatan: Lembar ini diserahkan kepada Sekretariat untuk direkap

Mengetahui,
KasubbagPelatihan DosenPembimbing,

Nama Nama
NIP. NIP.

Nilai:
A =4 rentangnilai 80 -100 : SangatBaik
B =3 rentangnilai 70 -79,9 : Baik
C =2 rentangnilai 60 -69,9 : Cukup
D =1 rentangnilai 50 -59,9 : Kurang
E =0 rentangnilai 0,00 -49,9 : Tidak Lulus/Gagal
NILAI INDIVIDU PENILAIAN KAJIAN KEILMUAN NINDYA PRAJA
ANGKATAN XXVIII PROGRAM DIPLOMA IV
IPDN KAMPUS JATINANGOR
TAHUN AKADEMIK2019/2020

Nama : LALU TAUFIKURRIZKI HAKIKI.......................................................


NPP : 28.1003....................................................................................................
Prodi : MSDA.....................................................................................................
Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI MENJADI DESA
WISATA KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT

BOBOT NILAI
NO UNSUR YANG DINILAI (%) MURNI
1. Orisinalitas dan Inovasi 40%
2. KebaharuanReferensi 20%
3. KesesuaiandenganSistematikaPenulisan 20%
4. Presentasi 20%
Jumlah
Catatan: Lembar ini diserahkan kepada Sekretariat untuk direkap

Mengetahui,
KasubbagPelatihan DosenPembimbing,

Nama Nama
NIP. NIP.

Nilai:
A =4 rentangnilai 80 -100 : SangatBaik
B =3 rentangnilai 70 -79,9 : Baik
C =2 rentangnilai 60 -69,9 : Cukup
D =1 rentangnilai 50 -59,9 : Kurang
E =0 rentangnilai 0,00 -49,9 : Tidak Lulus/Gagal
LAMPIRAN V FORM KARTU PEMBIMBINGAN

KARTU PEMBIMBINGAN KAJIAN KEILMUAN KONVERSI KEGIATAN PL III NINDYA


PRAJA PROGRAM DIPLOMA IV ANGKATAN XXVIII INSTITUT PEMERINTAHAN
DALAM NEGERI KAMPUS JATINANGOR TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Kelompok : II .
Program Studi : MSDA .
Jumlah Praja : 3 ORANG .
Dosen Pembimbing : ...........................

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI MENJADI DESA


WISATA KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN
PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT

No Kegiatan Pembimbingan Tanggal Tanda Tangan


Pembimbing
1 Konsultasi Judul
2 Penyusunan Draft Awal Kajian
3 Penyusunan Draft Hasil Kajian
4 Penyusunan Hasil Kajian
5 Penilaian Akhir

Mengetahui, Mengetahui,
Kasubbag pelatihan Ketua Program

Deny Ferdiansyah, S.STP


NIP. 19691101 199403 1 001 NIP.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CIMINDI MENJADI DESA WISATA DI
KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN

Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor, Indonesia

Ismail Abdullah/28.1200/ismail.abdullah2307@gmail.com
Lalu Taufikurrizki Hakiki/28.1003/laluhakiki183@gmail.com
Sabilatul Husain/28.0574/husainsabil@gmail.com

ABSTRAK
Kabupaten Pangandaran dikenal memiliki pantai laut selatan yang indah dan terkenal sebagai
hawainya Indonesia serta legenda Ratu Nyi Roro Kidul yang konon penghuni pantai selatan
membuat Kabupaten pangandaran sebagai tujuan wisata, sehingga pemkab memiliki visi
yaitu mewujudkan “kabupaten pangandaran sebagai tujuan wisata berkelas dunia”
Berlakunya uu no 6 tahun 2014 tentang desa, maka desa perlu menyusun perencanaan
pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota yaitu sesuai visi kabupaten pangandaran. maka dari itu desa-
desa di pangandaran perlu dilakukan peningkatan dan pengembangan khususnya sektor
wisata dan salah satunya membentuk desa wisata. Saat ini masih beberapa desa saja di
kabupatan pangandaran yang berhasil membentuk desa wisata. Masih banyak desa-desa
lainnya yang memiliki potensi wisata, salah satunya adalah desa Cimindi dengan wisata
alamnya seperti Ciwayang Body Rafting, bahkan juga ditemukan goa yang bernama goa
akim di desa Cimindi kecamatan Cigugur, yang belum terjamah oleh manusia dan dianggap
angker oleh masyarakat. Tentu bila potensi alam ini dijadikan sebagai desa wisata akan
memberi penghasilan bagi masyarakat sekitarserta berdampak positif dan menjadi peluang
ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat setempat sehingga dalam penelitian ini bertujuan
untuk merancang strategi dalam pengembangan dan pengelolaan desa Cimindi menjadi desa
wisata melalui metode deskriptif dengan pendekatan induktif dan analisis swot untuk
mengidentifikasi strategi untuk diterapkan pemerintah setempat sebagai saran dalam
penentuan konsep perencanaan untuk membuat kebijakan parawisata untuk desa wisata di
kab pangandaran.

Kata kunci : Strategi, Pengembangan Wisata, Desa wisata

Pangandaran Regency is known to have a beautiful south sea coast and is famous as
Indonesia's hawaii and the legend of Ratu Nyi Roro Kidul who is said to inhabit the south
coast of Pangandaran Regency as a tourist destination, so that the regency has a vision of
realizing "Pangandaran district as a world-class tourist destination" 6 of 2014 concerning
villages, then villages need to draw up development plans in accordance with their authority
by referring to district / city development planning, which is in accordance with the vision of
Pangandaran district. therefore villages in Pangandaran need to be improved and developed
especially in the tourism sector and one of them is to form a tourism village. At present there
are still only a few villages in the Pangandaran Regency that have succeeded in forming a
tourist village. There are still many other villages that have tourism potential, one of which is
the Cimindi village with its natural attractions such as Ciwayang Body Rafting, and even
found a cave called the cave akim in Cimindi village, Cigugur subdistrict, which has not
been touched by humans and is considered haunted by the community. Of course if the
natural potential is used as a tourism village it will provide income for the surrounding
community and have a positive impact and be an economic opportunity for the welfare of the
local community so that in this study aims to design strategies in the development and
management of Cimindi village into a tourism village through descriptive methods with
inductive and analytical approaches swot to identify strategies to be applied by the local
government as a suggestion in determining the planning concept for making tourism policies
for tourism villages in Pangandaran Regency.
Keywords : Strategy, Tourism Development, Tourism Village

PENDAHULUAN

Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
Barat dengan Ibu Kota Kabupaten yang terletak di Kecamatan Parigi. Kabupaten
Pangandaran dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 1.010 km2, dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di
Provinsi Jawa Barat secara administratif, Kabupaten Pangandaran berbatasan dengan wilayah
berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciulu, Desa Pasawahan, Desa Cikupa Kecamatan
Banjarsari, Desa Sidarahayu Kecamatan Purwadadi, Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican
Kabupaten Ciamis dan Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya, Desa Cisarua Kecamatan
Cineam Kabupaten Tasikmalaya;

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Sidanegara, Desa Rejamulya
Kecamatan Kedungreja, Desa Sidamukti, Desa Patimuan, Desa Rawaapu, Desa Cinyawang,
Desa Purwodadi Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah;

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasangrahan Kecamatan Cikatomas, Desa


Neglasari, Desa Tawang, Desa Panca Wangi, Desa Mekarsari Kecamatan Pancatengah, Desa
Cimanuk Kecamatan Cikalong, Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.

Kabupaten pangandaran yang kental dengan adat dan budaya sunda serta dipenuhi
panorama alam yang indah, maka hampir disetiap sudut wilayah di pangandaran menyimpan
surga yang indah bagi wisatawan. Pada situs https://tourism.pangandarankab.go.id/ dapat
dilihat sejumlah destinasi wisata baik wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, konservasi
dll. Seperti wisata pantai Pangandaran di desa pangandaran, pantai batu karas di desa Batu
Karas, pantai batu hiu di desa Ciliang, Green Canyon / ngarai hijau yang indah ada di desa
kertayasa.WisataGoa Sutra Reregan di desa selasari, wisata situ Cisamping di desa Batu
Karas ada juga konservasi penyu di desa Ciliang, dan body rafting Ciwayang di Desa
Cimindi. Jika kesemua objek wisata yang telah disebutkan dikenal seluruh nusantara atau
dunia maka akan menjadi kekuatan aspek wisata bagi pemkab Pangandaran. Perhatikan tabel
berikut :

Jumlah pengunjung objek wisata menurut jenis wisatawan di kabupaten pangandaran


tahun 2016-2019

Tabel 1.1

Jenis Wisatawan
WNA WNI
Bulan
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
OW.PANGANDARAN
Januari 323 262 155 92 211.302 313.963 175.818 81.835
Februari 294 127 204 67 123.868 84.193 142.803 67.789
Maret 200 399 173 45 98.092 68.063 158.262 79.792
April 273 169 184 74 87.209 108.100 209.955 202.757
Mei 384 184 108 79 194.116 113.845 182.163 59.491
Juni 233 168 86 99 29.241 178.891 688.557 668.062
Juli 490 59 402 232 223.614 327.541 422.715 403.853
Agustus 560 261 307 158 103.678 150.337 125.887 118.661
September 466 317 243 181 81.412 179.438 136.733 162.241
Oktober 239 261 160 99 56.846 136.931 126.771 146.295
November 169 182 50 54 39.465 149.118 49.505 195..970
Desember 173 967 66 150.313 247.751 368.398

Jumlah 3.80 3.356 2.138 1.210 1.399.156 2.058.191 2.787.767 2.186.746


4
Sumber : https://www.gvpangandaran.com/

Jumlah pengunjung objek wisata menurut jenis wisatawan di kabupaten pangandaran


tahun 2016-2019

Tabel 1.2

Jenis Wisatawan
WNA WNI
Bulan 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
OW.BATU HIU
Januari - - 6 15 12.877 12.979 19.813 5.810
Februari - - 2 0 9.590 5.601 12.796 4.351
Maret - - 8 38 5.660 4.695 11.795 5.181
April - - 8 8 6.587 7.565 17.607 11.960
Mei - - 2 34 14.332 9.172 12.972 4.196
Juni - - 0 15 1.936 10.305 48.456 49.093
Juli - 10 20 64 15.215 31.886 35.193 29.305
Agustus - 8 26 6 6.677 13.064 9.607 8.990
September - 15 23 6 5.024 14.053 8.813 10.302
Oktober - 18 12 2 2.725 12.119 8.665 10.012
November - 8 0 - 1.291 8.477 8.894 10.458
Desember - 102 6 7.435 26.025 23.352

Jumlah 0 161 113 188 89.349 155.941 217.963 149.658


Sumber : https://www.gvpangandaran.com/

Jumlah pengunjung objek wisata menurut jenis wisatawan di kabupaten pangandaran


tahun 2016-2019

Tabel 1.3

Jenis Wisatawan
WNA WNI
Bulan
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
OW.GREEN CANYON
Januari 480 448 240 110 19.550 25.795 13.230 3.745
Februari 480 196 135 185 13.925 6.785 9.535 4.515
Maret 380 938 115 145 8.945 7.605 10.495 4.405
April 370 405 180 230 7.805 13.750 15.545 8.155
Mei 500 505 375 365 21.450 10.355 10.720 3.955
Juni 164 505 445 285 3.909 7.610 22.815 20.325
Juli 1.07 240 520 560 21.385 24.224 22.545 21.845
5
Agustus 920 1.250 480 425 15.900 8.456 12.795 11.320
September 520 470 335 310 11.050 13.380 11.910 8.935
Oktober 240 170 195 115 4.660 3.825 7.515 10.105
November 235 305 135 95 3.675 8.895 4.465 13.955
Desember 290 415 165 16.640 18.655 18.200

Jumlah 5.65 5.847 3.320 2.825 148.894 149.335 161.770 109.260


4
Sumber : https://www.gvpangandaran.com/

Tabel 1.4
c

Sumber : pengelola wisata ciwayang body rafting Desa Cimindi

Dilihat dari sampel beberapa obyek wisata di kabupaten pangadaran dan terkhusus wisata
Ciwayang Body rafting di desa cimindi mengalami kenaikan jumlah kunjungan wisata tiap
tahunnya mengalami peningkatan namun jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan kota-
kota lainnya di Provinsi Jawa Barat jumlah wisatawan yang mengunjungi pangandaran masih
tergolong rendah terutama jumlah wisatawan mancanegara. Perhatikan tabel berikut :

Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata menurut kabupaten/kota di jawa barat,


2016
Tabel 1.5

No Kabupaten/Kota Wisatawan Wisatawan Jumlah


. Mancanegara Nusantara
Kabupaten
1 Bogor 228.913 4.955.079 5.183.992
2 Sukabumi 49.985 2.031.979 2.081.964
3 Cianjur 12.100 212.095 224.195
4 Bandung 867.000 5.583.468 6.450.468
5 Garut 4.983 671.858 676.841
6 Tasikmalaya 1.362 505.570 506.932
7 Ciamis 126.022 126.022
8 Kuningan 116 1.189.102 1.189.218
9 Cirebon 644.224 644.224
10 Majalengka 1.500 443.001 444.501
11 Sumedang 18.637 992.315 1.101.952
12 Indramayu 111.703 111.703
13 Subang 748.972 3.477.300 4.226.272
14 Purwakarta 2.782 1.957.194 1.959.976
15 Karawang 649 4.574.411 4.575.060
16 Bekasi 49.740 49.740
17 Bandung Barat 278.027 1.289.657 1.567.684
18 Pangandaran 10.344 1.824.367 1.834.711
Kota
1 Bogor 13.217 5.293.273 5.306.257
2 Sukabumi 3.266 83.316 85.582
3 Bandung 432.271 1.431.290 1.863.561
4 Cirebon 1.423 1.354.772 1.356.145
5 Bekasi
6 Depok 7.812 1.864.273 1.872.085
7 Cimahi 339 1.968 2.307
8 Tasikmalaya 25 302.908 302.933
9 Banjar 50.453 50.453
Jawa Barat 2.683.723 41.020.055 43.703.778
Sumber :https://jabar.bps.go.id/

maka dari itu tantangan dan peluang ini perlu diproyeksikan kedepannya dengan
merencanakan strategi yang tepat serta membuka potensi wisata baru misalnya dengan
membentuk desa wisata lainnya terkhusus desa cimindi. Berdasarkan data profil desa, desa
Cimindi 2046 orang laki-laki dan 2207 orang perempuan. Mata pencaharian masyarakat desa
cimindi paling tinggi adalah di sektor pertanian terutama padi dengan produksi 10 ton/ha.
Karena kondisi tanah yang subur, iklim yang hangat cocok sebagai tempat penghilang stress
bagi masyarakat perkotaan. Desa cimindi memiliki objek wisata ciwayang body raftingnya
dan bahkan ternyata ditemukan juga goa seperti yang dikutip oleh
https://www.harapanrakyat.com/ yang bernama Goa akim yg bisa saja di jadikan komoditi
wisata baru. Desa cimindi merupakan Kawasan Strategis Pariwisata. Menurut Perda
Kabupaten pangandaran pasal 1, Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan
hidup, serta pertahanan dan keamanan. Bila potensi ini dikembangkan menjadi desa wisata
maka tentu berdampak positif bagi perekonomian masyarakat

METODE

Penelitian yang berlokasi di desa Cimindi kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran


kali ini penulis menggunakan dengan metode deskriptif kualitatif. Menurut Nazir (1988: 63)
metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang
menggambarkan keadaan sebenarnya dilapangan sesuai kondisi sosial yang ada.

 Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang


sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan
gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar
akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek
penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi
bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.

Desain penelian kualitatif dijelaskan pada buku metodologi penelitan pemerintahan karya
Fernandes Simangunsung dikatakan jelas bahwa penelitian ini menggunakan situasi alamiah
sebagai suatu keutuhan seumber data yang bersifat naturalistik, tanpa manipulatif dan terbuka
apapun yang timbul kedepannya dimana peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan data yang
utama karena analisis data kualitatif bersifat induktif yaitu harus mengacu pada temuan di
lapangan. Data dikumpulkan dari alat perekam/video, wawancara, catatan di lapangan, dan
dokumen -dokumen.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT sebagai salah satu untuk mengidentifikasi
strategi. Analisi SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
yang membentuk kesatuan kata yang disingkat SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats) Menurut Robinson dan Pearce (1997) analisis SWOT merupakan salah satu
komponen penting dalam manajemen strategik. Analisis SWOT ini mencakup faktor internal
berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dan faktor eksternal berupa peluang
(opportunities) dan ancaman (threats). sehingga nantinya akan menghasilkan profil
perusahaan untuk memahami dan mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan organisasi.
Kelemahan dan kekuatan ini kemudian akan dibandingkan dengan ancaman ekstern dan
peluang sebagai dasar untuk menghasilkan opsi atau alternatif strategi lain.

HASIL PEMBAHASAN

1. Lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan (S dan W)


a) Strength (kekuatan) dilihat dari :
I. Kondisi alam

Tanah subur cocok untuk pertanian dimana mata pencaharian utama masyarakat
bergerak di sektor pertanian. Udara yang hangat, disajikan dengan luasnya lahan
pertanian berupa sawah hijau membentang seluas 259 ha dan perkebunan kepala,
sangat cocok untuk menghilangkan penat bagi masyarakat perkotaan yang selalu
disajikan polusi udara dan terbatasnya lahan hijau, sehingga desa cimindi bisa
menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan dengan kondisi lingkungan penghilang
stress.

II. Kondisi sosial

Keberadaan penduduk adalah pondasi dasar, tanpa ada penduduk berarti tidak ada
desa, tidak ada kehidupan masyarakat / desa mati. Keberadaan penduduk sangat
penting khusus pada kasus ini dimana kondisi sosial dan lembaga masyarakat di desa
cimindi sangat antusias dengan adanya keputusan yang diinformasikan oleh Penjabat
Bupati pangandaran atas dasar visi kabupaten pangandaran sebagai tujuan wisata
dunia. mereka pun tidak berpikir panjang karena akhirnya, masyarakat di sekitar
Ciwayang, yaitu warga masyarakat Desa Cimindi, didukung oleh Pemerintah Desa,
mereka segera membentuk KOMPEPAR wisata Ciwayang dan
mengajukan Ciwayang Rafting sebagai andalan tujuan wisata. Artinya dukungan
masyarakat sangat kuat terhadap pembentukan obyek wisata

III. Kegiatan masyarakat

usaha perekonomian masyarakat, dimana masih ada usaha kecil yang menggunakan
peralatan tradisional untuk melakukan produksinya, demikian juga dalam pengolahan
pertanian masih menggunakan kerbau dalam membajak sawah, ada beragam
kebudayaan dan adat setempat seperti Adat istiadat dalam tanah pertanian Adat
istiadat dalam menjauhkan bala penyakit dan bencana alam, Adat istiadat dalam
memulihkan hubungan antara alam semesta dengan manusia dan lingkungannya. hal
ini menjadi ciri khas desa yang bisa memikat perhatian para turis yang telah disibukan
dengan kehidupan perkotaan.

b) weaknesses (kelemahan) dilihat dari :


I. Kehidupan sosial

Kehidupan masyarakat yang sudah memasuki era globalisasi dimana terlihat hampir
seluruh masyarakat banyak menggunakan teknologi seperti penggunaan android, mobil,
struktur rumah dengan tembok semen sedikit sekali ditemukan rumah-rumah berdinding
bambu atau rumah tradisional/rumah panggung yang menjadi ciri khas budaya sunda,
demikian pula dengan busana saat ini terlihat mengikuti trend di masa kini, terkecuali
acara adat misalnya masih menggunakan pakaian tradisioanal

II. ekonomi masyarakat

Masih adanya masyarakat yang belum memiliki penghasilan yang dapat mencukupi
kebutuhannya, kemudian masyarakat juga cenderung mengandalkan bantuan yang
diberikan oleh pemerintah, hal ini terjadi dikarenakan pengelolaan sumber daya alam
yang ada belum optimal dimanfaatkan dikarenakan pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat masih minim.

III. Masih rendahnya mutu kualitas sumber daya manusia yang ada di Desa Cimindi.

2. Lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan (O dan T)


c. Opportunities (Peluang) dilihat dari

I. berdasarkan tabel 1.1 – 1.3 diatas dikatakan bahwa jumlah wisatawan naik tiap
periodenya, ini menunjukan naiknya kujungan wisatawan maka hal ini merupakan
peluang bisnis yang berpotensi untuk dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai sumber
pendapatan

II. Telah ditemukan potensi wiasata baru di Desa cimindi seperti Goa Akim, dan Goa
Madlani di Desa Cimindi seperti yang dikutip dalam harapanrakyat.com yang bisa
dijadikan wisata sejarah sekaligus menikmati nuansa alamnya

III. kebutuhan masyarakat akan kebutuhan wisata sangat tinggi apalagi bagi masyarakat
perkotaan dimana rasa stress masyarakat akan aktivitas rutin sehari-harinya maka
dibutuhkan kegiatan berwisata. Salah satu tempat yang dijadikan kegiatan wisata adalah
destinasi wisata. Saat ini destinasi wisata sangat banyak dan biasanya setiap orang ingin
menuju destinasi yang bertemakan alam. Desa wisata menyuguhkan berbagai macam
kegiatan dimana adanya keindahan alam atau pemandangan serta mempelajari kehidupan
desa saat ini. Jadi wisatawan yang datang kesana bisa menghabiskan waktunya lebih lama
karena sudah diberikan suasana yang berbeda

d. Threats (ancaman) dilihat dari :


I. kurang pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan di desa maka menjadi
ancaman bagi kelestarian alam desa yang berpotensi sebagai pendukung ketertarikan
wisatawan akan kebutuhan keindahan alam

II. Tempat Wisata lain Desa Cimindi berada dekat dengan wisata lain yang sudah ada
terlebih dahulu dan dikenal sebelum wisatawan mengetahui keberadaan Desa Cimindi
seperti kawasan wisata green canyon dan objek wisata pantai madasari dengan tempat
yang masih satu daerah yang cukup berdekatan ini bisa menjadi pesaing yang cukup
berkompeten.

III. Perilaku Wisatawan selaku pelaku utama dalam kegiatan berwisata bisa menjadi hal
yang positif tetapi bisa menjadi hal yang negatif seperti tingkat sampah akan meningkat,
budaya luar akan masuk seperti cara berpakaian, cara berbicara serta teknologi. Hal
tersebut harus dicermati oleh Desa Ciminidi apabila nanti menjadi sebuah Desa Wisata.

1. Strategi S-O
a. Meningkatkan produksi pertanian dan lahan hijau yang subur yang akan membantu
kondisi ekonomi masyarakat dan disamping itu mereka harus memelihara dan
menjaganya agar dapat menimbulkan ketertarikan terhadap wisatawan dan dapat
membuat mereka betah karena pemandangannya dan akan selalu mengunjunginya,
karena peluang untuk terbentuknya desa wisata sangat baik .
b. keberadaan masyarakat yang mendukung dengan adanya desa wisata di desa Cimindi
harus adanya kerjasama yang terjalin antara masyarakat dengan pemerintah daerah
yang harus lebih diperkuat lagi. Hal ini karena pemerintah sangat mendukung
terbentuknya desa wisata ,karena sesuai dengan visi daerahnya tinggal bagaimana
komunikasi yang akan terbentuk dalam membangun desa wisata bisa berjalan sesuai
rencana dan terlaksana dengan baik.
c. Pemerintah Desa melakukan perencanaan dalam pengembangan kapasitas individu
dari masyarakat dengan cara yang tepat seperti membuat pelatihan usaha ekonomi
yang masih berchiri khas tradsional. Kemudian membuat kelompok kecil yang
mengembangkan kegiatan-kegiatan tradsional yang memperkenalkan dari desa
cimindi seperti upacara adat istiadat dalm mempertahankan kearifan lokal.

2. Strategi W-O
a. Karena hampir di seluruh daerah di Pangandaran memiliki ciri khas wisatanya
masing-masing maka memungkinkan setiap desa memiliki perbedaan satu dengan
lain. Untuk dijadikan sebuah desa wisata perlu membuat keunikan dengan desa yang
lain, dengan pemberdayaan masyarakat saling berkerja sama membuat tema desa
wisata yang akan dibentuk serta membangunya bersama
b. Melihat dua sudut pandang dimana rata-rata penghasilan masyarakat masih rendah
yang kedua desa cimindi memiliki pontensi wisata yang ketiga adanya peluang
kebutuhan masyarakat akan wisata meningkat, maka pemerintah daerah perlu
menimbang hal ini dengan melakukan usaha bersama masyarakat dalam mengelola
lebih serius dalam pengelolaan wisata di desa Cimindi menjadi desa wisata sehingga
menjadi sumber penghasilan masyarakat.
c. Rendahnya sumber daya manusia di desa cimindi maka diperlukan adanya pelatihan
terutama dalam penglolaan obyek wisata dalam hal kemampuan administrasinya,
pemeliharaannya dll

3. Strategi WT:
a. Karena hampir setiap penduduk desa menggunakan teknologi seperti penggunaan
android dikalangan muda maka setiap obyek wisata di Desa Cimindi dapat di
promosikan melalui media online sehingga segala potensi wisata di Desa Cimindi
dapat eksis dan dikenal masyarakat dunia.
b. Diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam hal kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan dengan tindakan-tindakan atau program-program tertentu misalnya kerja
bakti rutin, melalukan pelatihan penanaman TOGA (tanaman obat keluarga),
penyediaan beberapa tempat sampah daur ulang yang unik dengan cat warna-warni
yang membawa nuansa desa bersih indah dan sehat.
c. Ketika program kepedulian masyarakat akan pelestarian berjalan dengan baik maka
perilaku wisatawan yang “buruk” seperti merusak/buang sampah sembarangan akan
dapat diminimalisir dengan terciptanya nuansa desa bersih indah dan sehat, sehingga
timbul rasa segan dari wisatawan.

4. Strategi S-T
a. Membuka obyek wisata baru dengan penyediaan sarana dan prasarana serta
kreativitas masyarakat dalam pengembangannya
b. Membuat aturan bagi wisatawan

Tabel 1.6 matrix SWOT

Faktor Internal Kekuatan(S): Kelemahan(W):


1.kondisi alam ,Tanah subur 1. Kehidupan masyarakat
cocok untuk pertanian yang sudah luntur terhadap
tradisional.
2.Kondisi sosial Keberadaan
penduduk adalah pondasi 2. masyarakat yang belum
dasar. memiliki penghasilan yang
dapat mencukupi
3. usaha perekonomian kebutuhannya
Faktor Eksternal masyarakat.
3. Masih rendahnya mutu
kualitas sumber daya
manusia
Peluang(O): Strategi SO: Strategi WO:
1. jumlah wisatawan naik a.Meningkatkan produksi a.Karena hampir di seluruh
tiap periodenya pertanian dan lahan hijau daerah di Pangandaran
yang akan membantu memiliki ciri khas wisatanya
2. mudah dicapai apalagi ekonomi masyarakat masing-masing maka
dekat dengan komponen memungkinkan setiap desa
wisata lainnya b.antusias masyarakat perlu memiliki perbedaan satu
dijalin dalam kerjasama yang dengan lain. Untuk dijadikan
3. kebutuhan masyarakat antara masyarakat dengan sebuah desa wisata perlu
akan kebutuhan wisata pemerintah daerah dan perlu membuat keunikan dengan
sangat tinggi diperkuat lagi. desa yang lain,

c.Pemerintah Desa b.Melihat dua sudut pandang


melakukan perencanaan dimana rata-rata penghasilan
dalam pengembangan masyarakat masih rendah
kapasitas individu dari yang kedua desa cimindi
masyarakat dengan cara yang memiliki pontensi wisata
tepat seperti membuat yang ketiga adanya peluang
pelatihan usaha ekonomi kebutuhan masyarakat akan
yang masih berciri khas wisata meningkat, maka
tradsional. pemerintah daerah perlu
menimbang hal ini dengan
melakukan usaha bersama
masyarakat

c.Rendahnya sumber daya


manusia di desa cimindi
maka diperlukan adanya
pelatihan terutama dalam
penglolaan obyek wisata
dalam hal kemampuan
administrasinya,
pemeliharaannya dll

Ancaman(T): Strategi ST: Strategi WT:


1. kurangnya pemberdayaan a.Membuka obyek wisata a.Karena hampir setiap
masyarakat dalam pelestarian baru dengan penyediaan penduduk desa menggunakan
lingkungan sarana dan prasarana serta teknologi seperti penggunaan
kreativitas masyarakat dalam android dikalangan muda
2. berdekatan dengan tempat pengembangannya maka setiap obyek wisata di
wisata lain ini bisa menjadi Desa Cimindi dapat di
pesaing yang cukup b.Membuat aturan bagi promosikan melalui media
berkompeten wisatawan online sehingga segala
potensi wisata di Desa
3. Perilaku Wisatawan selaku Cimindi dapat eksis dan
pelaku utama dalam kegiatan dikenal masyarakat dunia.
berwisata bisa menjadi hal
yang positif tetapi bisa b.Diperlukan pemberdayaan
menjadi hal yang negatif masyarakat dalam hal
kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan
dengan tindakan-tindakan
atau program-program
tertentu misalnya kerja bakti
rutin, melalukan pelatihan
penanaman TOGA (tanaman
obat keluarga)
c.Ketika program kepedulian
masyarakat akan pelestarian
berjalan dengan baik maka
perilaku wisatawan yang
“buruk” seperti
merusak/buang sampah
sembarangan akan dapat
diminimalisir dengan
terciptanya nuansa desa
bersih indah dan sehat,
sehingga timbul rasa segan
dari wisatawan.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian, dalam merancang strategi, penulis menyimpulkan ada


beberapa faktor internal dan eksternal dalam pengembangan Desa Cimindi menjadi desa
wisata, faktor internal itu diantarannya dari segi kekuatan kondisi alam, kondisi sosial dan
kegiatan masyarakat sangat mendukung dalam pengembangan desa wisata dimana hamparan
alam yang indah dan beberapa pontensi wisata yang ada, serta antusias dan dukungan kuat
masyarakat akan pembentukan obyek wisata. Sedangkan kelemahannya yaitu budaya
globalisasi telah memasuki budaya masyarakat setempat sehingga kehilangan ciri khas
budayanya serta rendahnya mutu SDM. Faktor eksternal diantaranya yaitu memiliki peluang
bahwa jumlah kunjungan wisatawan itu selalu naik karena kebutuhan masyarakat akan wisata
serta telah ditemukan potensi wisata baru. Adapun ancamannya adalah persaingan dari obyek
wisata lain yang sudah lebih dulu ada serta perilaku masyarakat dan wisatawan yang kurang
peduli terhadap lingkungan.

Strategi pengembangan yang telah penulis susun diantaranya adalah :

a. Strategi S-O
Mengoptimalkan semua potensi yang ada, meningkatakan sektor pertanian,
mengadakan pelatihan dan pemberdayaan bagi masyarakat serta bekerja sama dalam
pengembangan potensi wisata
b. Strategi W-O
Membentuk tema desa wisata, menjalin kerja sama serius antara pemerintah dan
masyarakat serta melakukan pelatihan dan pembinaan dalam rangka kesiapan
masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata.
c. Strategi S-T
Membuka obyek wisata baru dan aturan bagi wisatawan
d. Strategi W-T
Mempromosikan semua obyek wisata di Desa Cimindi dengan media online,
membuat program masyarakat peduli lingkungan dengan gerakan Desa bersih, indah
dan sehat sehingga kelestarian alam terjaga dan membuat segan bagi wisatawan yang
akan berpotensi “merusak”

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2018). jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata
Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2016 diakses dari https://jabar.bps.go.id/
(diakses 10 Juli 2020)

Fernandes Simangunsong. (2016). Metodologi Penelitian Pemerintahan. Bandung: Alfabeta.

LANDASAN HUKUM
Undang-undang dasar 1945
Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang desa
Peraturan daerah Kabupaten Pangandaran no 14 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan

JURNAL
Muhammad Faisal Ramdhani, Darsiharjo, dan Reiza Miftah Wirakusuma. (2016) Strategi
Pengembangan Desa Mekarjaya Menjadi Desa Wisata Di Kabupaten Garut. Jurnal
Manajemen Resort dan Leisure 13(2) 75-85

Nena Nurhasanah. (2017) Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pemerintah di Desa


Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi Negara 4 (3) 476-481

Regia Nadila Pradini. (2020) Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Di
Desa Kedungturi Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik
(JP dan KP) 2 (1), 57-67
LAIN-LAIN
DISPARBUD Kabupaten Pangandaran. (2020). Pangandara Tourism. 10 Juli 2020, dari
https://tourism.pangandarankab.go.id/
PT GALUH PERSADA. (2019). Pangandaran Golden Visage. 10 Juli 2020, dari
https://www.gvpangandaran.com/tourism-data-information/
WIKIPEDIA Indonesia. (2020). Kabupaten Pangandaran. 10 Juli 2020, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pangandaran
PT Harapan Rakyat Online. (2020) Goa Madlani, Jejak Jawara Pangandaran yang Bisa
Berubah Jadi Dua Wujud. 03 Desember 2018, dari
https://www.harapanrakyat.com/

PT Harapan Rakyat Online. (2020) Warga Pangandaran Dihebohkan Misteri Harta Karun di
Goa Angker 7 Juli 2018, dari
https://www.harapanrakyat.com/

Wik.com.(2020). KOMPEPAR Wisata Ciwayang. 12 Juli 2020, dari


https://ciwayang.wixsite.com/

Youtube. (2019). Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Desa Cimindi Kec. Cigugur Pangandaran
https://www.youtube.com/watch?v=-7MiWvjp35g (diakses 12 Juli 2020)
DOKUMEN

Desa Cimindi. (2020). Profil Desa Cimindi 2020. Pangandaran: Tidak Diterbitkan.

RPIJM Kabupaten Pangandaran. (2016). Bidang Cipta Karya 2016-2020.

Anda mungkin juga menyukai