Keterangan:
CDR = angka kematian kasar
D = jumlah penduduk yang meninggal dunia
P = jumlah penduduk
k = konstanta, nilainya 1000
Contoh:
Pada 2013, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000 jiwa.
Dalam periode 1 tahun telah terjadi kematian sebanyak 600
orang. Tentukan angka kematian kasarnya di daerah tersebut.
Jawab:
CDR = (600/200.000) x 1000 = 3 orang tiap seribu penduduk
Jadi dalam setiap seribu penduduk di daerah Sleman pada tahun
2013 telah terjadi kematian sebanyak 3 orang.
Keterangan:
IMR = angka kematian bayi
Do = jumlah kematian bayi
B = jumlah kelahiran bayi
k = konstanta, nilainya 1000
Contoh:
Tahun 2013 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi
berjumlah 3.000 jiwa. Dari proses kelahiran tersebut 42 bayi
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Tentukan nilai infant
mortality daerah X.
Jawab:
IMR = (42/3.000) x 1000 = 14 bayi tiap seribu penduduk,
Jadi disetiap seribu penduduk di daerah Bantul pada tahun 2013
telah terjadi kematian bayi sebanyak 14 bayi.
3. Angka Kematian Ibu
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu
dan dinyatakan per100.000 kelahiran hidup, dengan membagi
angka kematian dengan angka fertilitasumum. Dengan cara ini
diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000
kelahiran.
Rumus :
jumlahkematianibu
AKI = x k
jumlah kelahiran hidup
Keterangan :
AKI = angka kematian ibu
Jika dilihat pada tabel 3.1.dari jumlah absolut kematian ibu per
kabupaten dalam enam tahun kasus terbanyak selalu berada di
kabupaten Buleleng. Secara umum di provinsi Bali jumlah
kematian terjadi penurunan, yang disebabkan oleh penurunan
kasus kematian di kabupaten Jembarana, Badung, Gianyar,
Bangli, Karangasem dan Kota Denpasar. Sementara kabupaten
lainnya mengalami peningkatan kasus kematian.
B
erdasarkan hasil Audit Maternal dan Perinatal (AMP) yang
dilaksanakan di Kabupaten/Kota dan Provinsi sesungguhnya
kematian ibu yang terjadi sebagian besar masih bisa dicegah jika
semua pihak sepakat dan berbuat untuk upaya penurunan
kematian ibu baik dari masyarakat, fasilitas kesehatan dasar
maupun rujukan termasuk dukungan sarana dan tenaga yang
kompeten.
S
umber : Profil Kesehatan Kab/Kota se-Bali tahun 2018
Memperhatikan Gambar 3.4. terlihat bahwa AKB di Provinsi Bali
dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 menunjukan trend
yang fluktuatif, meski sudah lebih rendah dari angka kematian
bayi secara nasional, tapi masih perlu mendapat perhatian kita
bersama. Angka kematian bayi Tahun 2018 sebesar 4,5 per 1.000
kelahiran hidup sudah lebih rendah dari target Renstra Dinkes
Prov. Bali yaitu 10 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDG’s
tahun 2015 yaitu 5,7 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran AKB
per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Gambar 3.5. di bawah ini.
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2018