Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

SUTRIANI

Jurusan kebidanan Program Studi Diploma III kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jakarta
E-mail : anisutriani2525@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014 mayoritas dari semua
kematian neonatal (73%) terjadi pada minggu pertama kehidupan dan sekitar 36% terjadi dalam
24 jam pertama.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR RSUD Kota Bekasi
2017

Metode Peneltian : Metode penelitian yang digunakanadalah deskriptif analitik dengan


pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir di
RSUD Kota Bekasi tahun 2017, dengan menggunakan data sekunder yang di dapat dari rekam
medik RSUD Kota Bekasi.
Hasil penelitan : Variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah usia kehamilan (p
value 0,035), paritas (p value 0,002), usia ibu (p value 0,038), dan Komplikasi Dalam Kehamilan
(p value 0,041).
Saran : Diharapkan agar tenaga kesehatan khususnya bidan untuk dapat meningkatkan
penyuluhan tentang kesehatan kehamilan dengan menggunakan leeflet, poster dan famplet.
Selain itu juga dapat dilakukan penyuluhan tentang kehamilan regenerasi kader untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terutama pengetahuan seputar kesehatan ibu dan anak
khususnya tentang kehamilan untuk menyiapkan persalinan yang aman sehingga dspat
meningkatkan kesejahtraan ibu maupun bayi.
Daftar Bacaan : 24 bacaan
Kata Kunci: Kepuasan, Antenatal Care

PENDAHULUAN
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 mayoritas dari semua
kematian neonatal (73%) terjadi pada minggu pertama kehidupan dan sekitar 36% terjadi
dalam 24 jam pertama. Di Indonesia sendiri,penurunan angka kematian bayi sangat
sedikit,yaitu 1000 kelahiran setiap tahunnya didapatkan 15 kematian bayi pada tahun
2011,15 kematian bayi pada tahun 2012,dan 14 kematian bayi pada tahun 2013,
(WHO,2014).

Angka kematian bayi (AKB) di Negara-negara ASEAN seperti singapure 3/1000


kematian hidup, Malaysia 5,5/1000 kelahiran hidup, Thailand 17/1000 kelahiran hidup dan
Philipina 26/1000kelahiran hidup.sedangkan Angka kematian Bayi (AKB) di indonsia adalah
angka tertinggi dari NegaraASEAN yaitu sebesar 34/1.000kelahiran hidup (Riskesdes,2014).

Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014 AKBtertinggi di


Indonesia aadalah papua barat dengan jumlah AKB 74/1.000 kelahiran hidup, kemudian
Gorontalo sebesar 67/1.000 kelahiran hidupdan Maluku Utara sebesar 62/1.000 kelahiran
hidup.penyebab kematian bayi tersebut antara lain BBLR (34%),asfiksia(24%),infeksi
(23%),premature(11%),dan lain-lain (8%) (SDKI,2014).

Berat Badan lahir Rendah merupakan salah satu penyebab kematian neonatal.
Prevalensi (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-
38% dan lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukan kejadian BBLR di dapatkan di Negara berkembang dan angka
kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram
(pantiwati,2013). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2014
prevalensi bayi dengan barat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia berkurang dari 11,1%
tahun 2013 menjadi 10,2% tahun 2014. Variasi antara provinsi sangat mencolok dari yang
terendah di Sumatra utara (7,2%) sampai yang tertinggi di Sulawesi tengah (16,9%).
Sedangkan di jawa barat kejadian BBLR tahun 2014 sebesar 10,8 % (Riskesdes,2014).
Dampak BBLR pada ibu adalah ibu akan merasa takut dan cemas terhadap anaknya
(dampak psikologis). Sedangkan dampak pada bayi tersebut adalah beresiko untuk
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

mengalami penyakit degeneratif, dan bayi akan mengalami cacat mental jika bayi
mengalami kekurangan nutrisi dalam jangka waktu lama bayi yang mengalami BBLR dapat
diatasi dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan di berikan makanan
pendamping ASI setelah 6 bulan, serta ibu yang menyusui harus mengkonsumsi makanan
yang dapat meningkatkan kualitas ASI , seperti sayuran berwarna hijau (pantiawati, 2015).

Terjadi BBLR itu sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, faktor ibu yaitu
gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau 35 tahun, jarak hamil dan
bersalin terlalu dekat ,penyakit menahun ibu (hipertensi,jantung,gangguan pembuluh darah
dll). Faktor pekerjaan yang terlalu berat. Faktor kehamilan yaitu hamil dengan
hidramnion,hamil ganda ,perdarahan antepartum,komplikasi hamil (pre-eklamsi atau
eklamsi,ketubahan pecah dini). Faktor janin yaitu cacat bawaan,infeksi dalam rahim dam dan
berbagai faktor yang masih belom di ketahui (Manuaba,2014).

Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD kota bekasi,didapatkan jumlah ibu bersalin
dengan berat badan lahir rendah pada tahun 2015 berjumlah 65 BBLR (16,13%) dari jumlah
bayi yang lahir sebanyak 403 BBLR,pada tahun 2016 jumlah BBLR sebanyal 79 BBLR
(16,02%) dari seluruh jumlah kelahiran sebanyak 493 BBLR,sedangkan 2016jumlah
sebanyak 63 BBLR (12,21%) dari seluruh jumlah kelahiran sebanyak 512 BBL. Berdasarkan
data di atas makan peneliti tertarik untuk melakuka n penelitian dengan judul “ Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR) di RSUD Kota
Bekasi 2017”
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan penelitian analitik dengan

menggunkan metode pendekatan cross sectional, dimana variabel dependent dan variabel

independent di kumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan mengetahui serta menjelaskan

hal-hal apa saja yang menjadi faktor terjadinya BBLR di RSUD Kota Bekasi pada tahun

2017.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir di RSUD kota

bekasi padatahun 2017 sebanyak 120 BBLR.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1

Hubungan Antara Usia Kehamilan Dengan Kejadian BBLR di RSUD Kota Bekasi pada
tahun 2017
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

No BBLR Total P value


BBLR BBLSR BBLER
Usia F % F % F % F %

kehamilan
1 Matur 18 75,0 6 25,0 0 0,0 24 100

2 Prematur 14 53,8 7 26,9 5 19,2 26 100 0,035

3 Postmatur 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 100


Total 32 64,0 13 26,0 5 10,0 50 100

Tabel 2

Hubungan Antara Paritas Kejadian BBLR


di RSUD Kota Bekasi pada tahun 2017
N BBLR Total P value
BBLR BBLSR BBLER
o Paritas
F % F % F % F %
1 Primipara 19 82,6 4 17,4 0 0,0 23 100
2 Multipara 8 53,3 6 40,0 1 6,7 15 100
0.002
3 Grandemultipara 5 41,7 3 25,0 4 33,3 12 100
Total 32 64,0 13 26,0 5 10,0 50 100
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

Tabel 3

Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian BBLR di RSUD Kota Bekasi pada tahun
2017

N BBLR Total P
BBLR BBLSR BBLER
o Usia Ibu valve
F % F % F % F %
1 <20 tahun 22 81,5 5 18,5 0 0,0 27 100
2 20-35 tahu 7 35,0 8 40,0 5 25,0 20 100 0,038
3 >35 tahun 3 100 0 0,0 0 0,0 3 100
Total 32 64,0 13 26,0 5 10,0 50 100
Tabel 4

Hubungan Antara Komplikasi Dalam Kehamilan Dengan Kejadian BBLR


di RSUD Kota Bekasi pada tahun 2017

BBLR Total P value


BBLR BBLSR BBLER
Komplikasi
F % F % F % F %
Kehamilan
Tidak 15 79,9 4 21,1 0 0,0 19 100 0,041
Ya 17 54,8 9 29,0 5 16,1 31 100
Jumlah 32 64,0 13 26,0 5 10,0 50 100

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa dari 24 responden dengan kehamilan

Maturterbanyak pada responden yang BBLR sebanyak 18 responden (75.0%), dari 26

responden yang usia kehamilan prematur terbanyak pada responden yang BBLR

sebanyak14responden (53,8%), dan Tidak ada responden dengaan usian kehamilan

postmatur.

Berdasarkan tebel 2 didapatkan bahwa dari 23 responden pada primipara

terbanyak adalah yang BBLRyaitu sebanyak 19 responden (82,6%), dari 15 responden pada

multipara terbanyak adalah yang BBLR yaitu 8responden (53.3%) dandari 15 responden pada

grandemultipara terbanyak adalah BBLR sebanyak 5 responden ( 41,7%).


Berdasar tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 27 responden dengan usia ibu <20

tahun terbanyak pada BBLR sebanyak 22 responden (81,5%) , dari 20 responden dengan

usia ibu 20-35 tahun terbanyak pada responden yang BBLSR sebanyak 8 responden

(40,0%). Dan dari 3 responden dengan umur ibu >35 tahun semuanya BBLR sebanyak 3

responden ( 100,0% ).

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 31 responden dengan komplikasi dalam

kehamilan terbanyak pada responden BBLR sebanyak 17 responden (54,8% ), dan dari 19

responden yang tidak ada komplikasi dalam kehamilan terbanyak pada responden BBLR

sebanyak responden 15 (79,9%).

Hasil penelitian ini sesuain dengan Sarwono (2010) bahwa bayi baru lahir dari kehamilan

yang term (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) adalah bayi yang seketika di lahirkan mempunyai barat badan yang kurang

2.500 gram. Berat badan lahir rendah merupakan istilah untuk mengganti bayi prematur karena

terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram,yaitu
karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lahir rendah lebih rendah dari semetinya

sekalipun umur cukup atau kombinasi keduanya (Sarwono, 2012)

Menurut pendapat penelitian di RSUD Kota Bekasi sebagian besar ibu bersalin dengan

usia kehamilan < 37 minggu (prematur) dengan BBLR, hal ini dikarenakan selain usia

kehamilan yang kurang juga disebabkan kekuranganya asupan nutrisi saat hamil sehinnga

sebagian besar ibu bersalin < 37 minggu berpeluang lebih besar untuk terjadinya BBLR, hal ini

dikarenakan adanya penyakit yang menyertai kehamilan sehingga asupan nutrisi pada saat hamil

berkurang dan menyebabkan BBLR, karena asupan nutrisi ibu yang kurang bisa mengakibatkan

kelahiran BBLR, semua usia harus waspada terhadap komlikasi-kompikasi yang dapat terjadi.

Bagi responden yang

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

bersalin dengan maka disarankan kepada ibu hamil untuk selalu rutin dan teratur dalam

memeriksakan kehamilan supaya perkembangan janin bisa terpantau dan tidak terjadi BBLR

KESIMPULAN DAN SARAN

 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :

1.Kejadian terbanyak terdapat pada kategori BBLR yaitu sebanyak 32 (64,0%)

responden.

2.kejadian terbanyak terdapat pada kategori usia kehamilan prematur yaitu sebanyak

26 (52,0%) responden.

3.kejadian terbanyak terdapat pada kategori paritas primipara yaitu sebanyak 23

(46,0%) responden.

4. kejadian terbanyak terdapat pada kategori usia ibu <20 tahun yaitu sebanyak 27

(54,0%) responden

5.kejadian terbanyak terdapat pada kategori komplikasi dalam kehamilan yang ada

yaitu sebanyak 31 (62,0%) responden.

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

5. ada hubungan yang bermakna antara Usia Kehamilan Dengan Kejadian BBLR

dengan nilai P value 0,035

6.ada hubungan yang bermakna antara Paritas Kejadian BBLR dengan nilai P value

0,002

ada hubungan yang bermakna antara Usia Ibu Dengan Kejadian BBLR P value 0,038

7.ada hubungan yang bermakna antara Komplikasi Dalam Kehamilan Dengan Kejadian

BBLR P value 0,041


 SARAN

Saran pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan konsuling kepada ibu

hamil tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu

meliputi usia kehamilan, paritas, usia ibu, komplikasi dalam kandungan dengan cara

pemasangan famplet, poster, binder, dan menyediakan leeflet di sekitar poli kebidanan, ruang

bersalin dan ruang nifas sehingga kejadian BBLR berkurang.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar tenaga kesehatan khususnya bidan untuk dapat meningkatkan

penyuluhan tentang kesehatan kehamilan dengan menggunakan leeflet, poster dan famplet.

Selain itu juga dapat dilakukan penyuluhan tentang kehamilan regenerasi kadar untuk
JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

meningkatkan kualitas pelayanan terutama pengetahuan seputar kesehatan ibu dan anak

khususnya tentang kehamilan untuk menyiapkan persalinan yang aman sehingga dspat

meningkatkan kesejahtraan ibu maupun bayi

3. Bagi Penelitian Selanjutnya


diharapkan agar dapat meneliti variabal lain seperti jarak kehamilan, penyakit yang

menyertai dll, yang lebih bervariasi dan menvakup penelitian yang lebih luas dengan metode

penelitian yang berbeda terutama yang berhubungan dengan kejadian BBLR sehingga

penelitian tentang BBLR dspat terus dikembangkan.

UCAPAN TERIMMA KASIH

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya

kepada :

1. Ibunda Hj.Lilik Susilowati, SKM, M.Kes, MARS selaku ketua yayasan STIKes Abadi

Nusantara.

2. Ibu Feva Tridiyawati, M.Kes, M.keb selaku ketua STIKes Abdi Nusantara Jakarta.

3. Ibu Feva Tridiyawati, M.Kes, M.keb, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan

masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan

untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah penulis.

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

4. Seluruh dosen dan staf yang terkait di prorgam Studi Kebidanan STIKes Abdi Nusantara

Jakarta yang turut membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibunda tercinta Yustina dan Ayahanda tersayang Pakih, kakak dan adik-adikku yang

mendampingi suka dan duka meskipun long distance serta seluruh keluarga besar yang

selalu mendoakan dan memberikan support serta motivasi sehingga penulis bisa

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik – baiknya.


6. Sahabat, teman saudariku dan seperjuangan (Mery susanti, Linda Juwita,Rohma Sari,

Novika , Veti Fatmasari) dan teman-teman seangkatan Diploma III Kebidanan yang telah

membantu dan selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi kepada penulis sehingga

penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Danu widianto yang selalu memberi dukungan dan mensuport saya selama pembutan

karya ilmiah ini.

8. Teman-teman seperjuangan bimbingan KTI (Anisa Ayu Riska Handoko,Ida Istiqomah,ibu

Ida Riani) yang telah memberikan dukungan, semangat, kebersamaan, kerjasama serta

kekompakan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

penyusunan KTI.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga

Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. “Aamiiin”

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN BBLR DI RSUD KOTA BEKASI
TAHUN 2017

DAFTAR PUSTAKA

Azwar,S,. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan

Pengukurannya. Ypgyakarta: Pustaka Pelajar


Depkes RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Depatremen

Kesehatan

Farrer, H. 2009. Perawatan Maternitas. EGC: jakarta

Irm D.M. Sianturi, 2012. Karekterristik ibu yang Melahirkan Bayi dengan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR)

Krisnadi, diah. 2015. Menu Sehat Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui. Puspa

Swara: Jakarta

Manuaba, IBG, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.

Jakarta: EGC

Mirza, M. 2015. Panduan Lengkap Kehamilan : Memahami Kesehatan

Reproduksi, Cara Menghadapi Kehamilan, dan Kiat Mengasuh Anak.

Yogyakarta : Katahati

Mochtar , R. 2012. Sinopsis Obsetri Jilid 1. Jkarta : EGC

Paath, F. 2012. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC: Jakarta

Pantiawati,S. 2012. Kejadian Berat Lahir Rendah. Jumlah Kesehatan: Jakarta

Prawiroharjo, S. 2012. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka: jakarta

Proverawati, atikah, Cahyo. 2012. BBlR ( Berat Badan Lahir Rendah)

Yogyakarta : Nuha Medika

Pribaksi B, 2012. Tips dan Trik Merawat Organ Intim. Panduan Praktis

Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi Ke-1. Jakarta. Penerbit Buku CV

Sagung Seto, 23-28

Rahayu, S. 2012. Keperawatan Keluraga. Yogyajakrta: Graha Ilmu.


Riskesdes, 2013. Angka Kematian Bayi ( AKB) di Indonesia

Roehjati, p. 2014. Skrining Antental Pada Ibu Hamil. Air Langga University

Press: Surabaya

Syaifudin, AB. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan neonatal. YBPSP : jakarta

Suparmanto, 2011, Tingkat Derajat Kesehatan, Novermber 2011

Sjahmien, M. 2012. Ilmu Gizi dan Penanggulangan Gizi Buruk: Jakarta Papas

Sinar Sinanti.

SDKI, 2012, Laporan Pendahuluan 2012, Kementrian Kesehatan

Varney, H. 2009. Buku Asuhan Kebidanan Edisi V, EGC : Jakarta

Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai