Anda di halaman 1dari 13

TUMBUH-KEMBANG ANAK

PENDAHULUAN

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan
dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang
dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / indivdu. Walaupun demikian, kedua
peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang
unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.
Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial.
Juga mengakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang
efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk
faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis
kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di
negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik,
juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan
kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia Balita.
Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelamin kromosom,
seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-
sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai konsepsi sampai akhir hayatnya.
3. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (Faktor
pranatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Faktor
postnatal).

ad. a. FAKTOR LINGKUNGAN PRANATAL


Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai konsepsi
sampai lahir, antara lain adalah:
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering
menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan
cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia
pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya. Anak yang
lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang
gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang
berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan
berulang dari generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi
panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kraniu tabes.
3. Toksin/ zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-
obatan seperti thalidomide, phenition, methadion, obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya
dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/
premium alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau
retardasi mental.
Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkomtaminasi
merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal
dengan penyakit Minamata.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, hormon
plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (insulin-
like growth factors/ IGFs).
Somatotropin (growth hormone) diskreasi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9.
Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya
belum jelas pada pertumbuhan janin.
Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic somatromammotropic),
disekresi oleh plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi
nutrisi plasenta.
Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid Stimulating
Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah
terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke-24, lalu konstan.
Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat terjadi gangguan
padapertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan
kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa darah,
sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi
IGFs pada janin belum diketahui dengan jelas.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada
trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/ lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu
hamil, PKU (phenylketonuria), dll.
5. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada peristiwa di Hiroshima,
Nagasaki, dan Chernoblyl. Sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki, dapat mengakibatkan
cacat bawaan pada anaknya.
6. Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis,
Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah Varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV,
polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influensa, dan virus hepatitis. Diduga
setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin.
7. Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara
lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
8. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau
lahir mati.
9. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat
badan lahir rendah.

ad. b. FAKTOR LINGKUNGAN POST-NATAL


Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar
tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut (Menurut Timiras, dikutip
dari Johnston 1986):
Tabel 1.1. Perbedaan lingkungan intra dan ekstra uterin.

Sebelum lahir Sesudah lahir


1. Lingkungan Fisik Cairan Udara
2. Suhu luar Pada umunya tetap Berubah-ubah
3. Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau vibrasi Bermacam-macam stimuli
4. Gizi Tergantung pada zat-zat gizi Tergantung pada tersedianya
yang terdapat dalam darah ibu bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna
5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin melalui Berasal dari paru-paru ke
plasenta pembuluh darah paru-pari
6. Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem peredaran Dikeluarkan melalui paru-paru,
metabolisme darah ibu kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan

Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan,
merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Trauma
kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen. Risiko
palsi serebralis lebih besar pada BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang disertai asfiksia berat,
hiperbilirubinemu yang disertai kern ikterus, IRDS (Idiophatic Respiratory Distress Syndrome, asidosis
metabolik, dan meningitis/ensefalitis.
Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi abak, yaitu peran ibu
sebagai “para genetik faktor” yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh
psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu
pemberian ASI/menyusui adalah periode ekstragestari dengan payudara sebagai “plasenta eksternal”,
karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi
juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak
terputus begitu dia dilahirkan kedunia. Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin segera
setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak, interaksi timbal balik antara
ibu dan anak yang terjadi pada proses menyusui dapat digambarkan sebagai berikut:
Didalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal
balik pula. Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang
melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi. Disamping itu bayi juga merasakan sentuhan, kata-
kata dan tatapan kasih sayang dari ibunya, serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbuh
kembangnya. Sedangkan keuntungan yang diperoleh ibu, adalah selain menimbulkan perasaan senang
dan dibutuhkan oleh bayinya sehingga menimbulkan rasa percaya diri, juga adanya sekresi hormon
oksitosin akan mempercepat berhentinya perdarahan setelah melahirkan dan prolaktin akan mencegah
terjadinya ovulasi yang mempunyai efek menjarangkan kehamilan.
Lingkungan post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1. Lingkungan biologis, antara lain:
a. Ras/ suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Bangsa kulit putih/ ras Eropah
mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia.
b. Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum
diketahui secara pasti mengapa demikian.
c. Umur
Umur paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan
mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak
berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk
pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga.
Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang
adil makanan dalam keluarga, dimana acapkali.
e. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.

Faktor psikososial antara lain:


a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/ tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang
serta sarana lainnya.
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belaian,
tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak
untuk mengulangi tingkah lakunya.
Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang wajar kalau anak berbuat dalah, masih
dibenarkan. Yang penting hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai pengertian dan
maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan
terhadap anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik, akibatnya akan
menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak
kelak kemudian hari.
d. Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi
perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.
Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting dengan makin
meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat dan narkotika.
e. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik
diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan sebagainya.
f. Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan
duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik,
maka diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih menjadi
masalah sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang terpaksa meninggalkan bangku
sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya.
g. Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang
dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak kemudian

Pertumbuhan organ-organ didalam tubuh sesuai dengan bentuk tubuh seseorang. Pada orang
yang pendek akan mempunyai organ-organ yang lebih pendek daripada orang yang tinggi dan
pada perempuan mempunyai organ yang lebih kecil dari laki-laki. Pertumbuhan beberapa organ
seperti hati, pankreas, adrenal, ovarium dan testis masih tumbuh untuk beberapa lama setelah
pertembuhan tulang berhenti. Pertumbuhan organ akan berhenti bila telah mencapai besar sesuai
dengan organ tubuh yang dilayani. Tampaknya sekali mencapai bentuk yang secara fungsional
adekuat untuk keperluannya, maka rangsangan untuk tumbuh berhenti. Tetapi bagaimana
mekanismenya masih belum diketahui, seolah-olah semua sadar diatur untuk memenuhi apa yang
disebut “harmony of growth”.

PERKEMBANGAN ANAK BALITA


Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada
masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang mengatakan
bahwa “the child is the father of the man”. Sehingga setiap kalainan/ penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya
manusia kelak kemudian hari.
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/ stimulasi yang
berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat
dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/ orang dewasa lainnya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam kandungan. Sedangkan lingkungan
yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Frankenburg dkk. (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan
4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:
1. Personal social (kepribadian/ tingkah laku sosial). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang
sesuatu benda, dll.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.

WHO menggunakan patokan antara persentil ke 50 dengan ke 3 adalah normal, </= persentil ke 3 adalah
malnutrisi untuk berat badan terhadap umur.
Baku berat badan terhadap umur yang umum digunakan di Indonesiapada KMS adalah baku
Harvard, dan keadaan gizi digolongkan berdasarkan klasifikasi Gomez yang dimodifikasi pada Seminar
Antropometri di Jakarta 1975. Oleh karena baku Harvard secara internasional mulai berkurang
penggunaannya, maka seminar Antropometri di Cilito 1991 merekomendasikan untuk mempergunakan
baku NCHS untuk digunakan menggantikan baku Harvard. Disepakati pula bahwa nilai median-2SD
sebagai batas antara gizi baik dengan gizi kurang (cut off point), yang mempunyai nilai yang kurang lebih
sama dengan persentil ke 3 atau 80% terhadap median.
Hasil penelitian diIndonesia
Hasil penelitian Jumadias (1964) untuk usia 6-18 tahun dengan menggunakan persentil untuk berat dan
tinggi.
Sedangkan penelitian Sugiono dan Pelenkehu (1964) untuk bayi, menggunakan nilai rata-rata berat dan
tinggi badan.
Untuk anak umur 6-18 tahun, persentil ke 50 NCHS masih serupa dengan persentil ke 90 data Jumadias,
sedangkan persentil ke 50 Jumadis berada dibawah 80% persentil ke 50 NCHS.
Baku antropometri gisi untuk tinggi dan berat badan telah dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Dep.
Kes. 1973. Hambatan dan kelemahan yang terdapat pada penggunaan antropometrik adalah belum
adanya baku patokan nasional yang mantap untuk berbagai macam ukuran antropometrik terutama untuk
berat dan tinggi yang meliputi semua golongan umur.
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN

Keadaan pertumbuhan nank dinilai dalam 4 aspek, yaitu:


1. Corak/ pola pertumbuhan
Pada umumnya dengan pemeriksaan fisik dapat dinilai corak/pola pertumbuhan, yaitu:
- Corak yang normal
- Corak yang tidak normal, misalnya:
- Kelainan kepala: mikro/makro sefali
- Kelainan anggota gerak: kelumpuhan akibat polio
- Akibat penyakit metabolik/ endokrin/ kelainan bawaan lainnya seperti: kretin,
akondroplasi, dll
2. Proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik secara
berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu pemyimpangan
dari arah kurva yang normal, adalah suatu indikator terhadap kelainan akibat penyakit/ hormonal/
gizi kurang.

Bahan anak dapat diamati dengan cara menimbang teratur setiap bulan. Bahkan Morley juga
menambahkan 4 patokan sederhana perkembangan psiko-motorik pada KMS nya, agar ibu dapat
mengetahui juga tingkat perkembangan anaknya, yaitu:
- Kemampuan duduk (5-9 ½ bulan)
- Berjalan kurang lebih 10 langkah tanpa bantuan (9-18 ½ bulan)
- Mengucapkan sepatah kata (10-21 bulan)
- Kemampuan berbahasa beberapa kata (18 ½ bulan-3 tahun)
Garis acuan buku yang digunakan pada KMS Morley dipakai persentil sesuai dengan International
Children’s Centre UK Study yaitu sebagai berikut:
- Garis atas adalah persentil ke 50 berat badan rata-rata anak laki-laki.
- Garis bawah adalah persentil ke 3 berat badan anak wanita.

Pemberian makanan tambahan merupakan satu-satunya aktifitas.


Seyogyanya seorang ibu datang bukan karena pemberian makanan saja, tanpa pengertian akan maksud
GMP tersebut. Pemberian makanan pada saat penimbangan, sebenarnya tujuannya untuk memberikan
contoh makanan yang sehat yang dapat diberikan pada anak. Kalau tujuan pemberian makanan tersebut
untuk terapi, sebaiknya dicari hari khusus untuk anak-anak yang diketahui pertumbuhannya kurang baik.
Harapan yang keliru, yaitu sering ada anggapan kalau GMP lancar maka masalah-masalah teratasi.

KESIMPULAN

Penilaian tumbuh kembang fisik anak sangat bermanfaat, tidak hanya untuk penilaian di klinik
tetapi juga di lapangan. Cara penilaian meliputi anamnesis, pemeriksaan antropometrik, gejala klinis,
pemeriksaan laboratorium dan radiologik sesuai dengan keperluan.
Baku antropometri yang digunakan pada KMS di Indonesia sekarang adalah baku Harvard,
dengan 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar Antropometri di Cilito 1991
merekomendasikan untuk menggunakan baku NCHS untuk menggantikan baku Harvard yang secara
internasional mulai berkurang penggunaanya.
Penggunaan KMS sebagai alat untuk melakukan GMP sudah sangat memasyarakat di Indonesia,
tetapi kita masih harus waspada terhadap kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam melaksanakan GMP
tersebut.

KEPUSTAKAAN

1. Nelhaus, G.Head circumference form birth to 18 years. Perdiatrics, 41: 106, 1968.
2. Illingworth RS. Head circumference, in the development of the infant and ypung child: normal
and abnormal, 9th. Ed. Churchill Livingstone, Edinburg, 1987, p. 181 – 192.
3. Samsudin. Cara penilaian keadaan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, dalam Gizi dan
Tumbuh Kembang, FKUI, 1985, p.101 – 117.
4. Titi S. Sularyo. Pertumbuhan linier (stature) anak dan upaya pemantauannya dengan minat pada
perawakan pendek/ terlalu pendek, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak
XXVIII, FKUI, 1993, hal. 29-47.
5. Morley D, Woodland M. See How They Grow, 2 nd. Ed. Macmillan, London – Hong Kong,
1980.
6. Hendrata L, Rohde JE. Ten pitfalls of growth monitoring and promotion, Indian J Pediatr (Suppl)
1988;55:S9 – S15.
7. Rohde JE. Beyond survival: promoting healthy growth, Indian J Pediatr (Suppl) 1988,55: S3 –
S8.

Sejak usia 6-7 tahun dapat menggunakan pensil untuk menulis dan berkomunikasi.
Sejak usia 7-8 tahun, norma-norma sosial lebih meningkat lagi, dapat membaca atas inisiatifnya sendiri,
berpartisipasi pada permainan anak praremaja.

PERANGKAP DALAM INTERPRETASI PERKEMBANGAN ANAK

Kesalahan-kesalahan yang sering dibuat dalam menginterpretasikan perkembangan anak adalah sebagai
berikut:
1. Perkembangan motorik
Pada tahun pertama, sering kali tenaga kesehatan/ orang tua lebih memfokuskan pada
perkembangan motorik kasar saja. Sehingga sering terkecoh pada perkembangan motorik yang
dianggap normal tersebut dengan suatu harapan yang semu terhadap kemampuan intelektual
anak. Perkembangan motorik kasar bukan merupakan indikator kemampuan intelektual anak.
Kemampuan intelektual anak dapat dilihat pada perkembangan bahasa dan pemecahan masalah.
Selain itu perhatian kurang diberikan pada perkembangan motorik halus. Padahal
perkembangan motorik halus merupakan indikator yang lebih baik daripada motorik kasar, dalam
diagnosis gangguan motorik pada anak. Perkembangan motorik halus yang paling awal adalah
jari-jari tangan yang tidak menggenggam lagi pada bayi umur tiga bulan. Bila masih
menggenggam setelah umur 3 bulan dicurigai adanya palsi serebralis.
2. Intelegensi : penampilan superfisial.
Suatu konsep bahwa anak yang retardasi mental ditandai dengan muka yang khas. Pendapat ini
tidak selamanya benar, karena itu sering kali kita terlambat membuat diagnosis pada anak yang
retardasi mental tetapi dengan penampilan fisik seperti anak yang normal atau dengan
kemampuan motorik kasar yang baik. Anak yang autistik sering dikatakan sebagai anak yang
manis dan lain sebagainya.
3. Perkembangan bahsa
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan yang mengatakan bahwa perkembangan bahasa
belum dimulai sampai anak umur satu tahun dan tidak perlu kuatir adanya kelainan bahasa
sampai anak umur 2 tahun.
Untuk mencegah kesalahan tersebut, diperlukan kemampuan dalam mendapatkan
anamnesis yang akurat dan pengetahuan tentang “milestone” perkembangan bahasa.
4. Pendengaran
Kesalahan yang sering dibuat adalah pandangan bahwa kutulian sangat jarang pada anak.
Sehingga sering tidak terdiagnosis sampai anak berumur lebih dari satu tahun.
Ternyata 1 dari 1000 kelahiran adalah anak dengan ketulian yang berat. Rata-rata
diagnosis tuli kongenital baru dibuat pada umur 2-2,5 tahun. Oleh karena itu anamnesis yang
baik pada orang tuanya sangat penting, apakah anak ada respons terhadap bunyi-bunyian, kapan
anak mulai bisa mengoceh dan sebagainya.
BERMAIN DAN ALAT PERMAINAN ANAK
PENDAHULUAN

Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh
aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal
dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan,
perawatan, cinta kasih, dll. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental
dan perkembangan emosinya. Melalui bermain, anak tidak hanya menstimulasi pertumbuhan otot-
ototnya, tetapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar melompat, melempar, atau berlali. Tetapi mereka
bermain dengan menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Kesenangan merupakan
salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain sepanjang aktifitas tersebut menghiburnya.
Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang wajtu,
juga bukan berarti membuat si anak menjadi sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya
sendiri. Tetapi melalui bermain mereka mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. Dengan bermain
anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas
dalam bermain, dll. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,
mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan
menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang
masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

Sebelum membahas lebih jauh mengenai arti bermain dan alat permainan bagi anak, terlebih dulu
akan dibahas mengenai apa yang dimaksud dengan stimulasi serta apa perannya dalam tumbuh kembang
anak. Alat permainan merukan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan yang datangya dari lingkungan di luar individu
anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang
kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Stimulasi dapat juga berfungsi sebagai penguat
(reinforcement). Contohnya, denga munculnya seseorang dihadapan anak

1. Kesehatan anak menurun.


Anak yang sakit, tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
Meskipun anak mempunyai banyak alat permainan, tetapi tidak banyak manfaatnya, kalau
mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
Kalau tidak mempunyai teman bermain, maka aktifitas bermain yang dapat dikerjakan sendiri
akan terbatas.
KEUNTUNGAN BERMAIN

Banyak keuntungan-keuntungan yang dipetik dari bermain, antara lain (1,3,4):


1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3. Aktifitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatkan daya kreativitas.
7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang di dalam bermain.
11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Pada anak yang sehat, perkembangan intelektual anak dipengaruhi selain oleh stimulasi, juga oleh
gizi anak. Kekurangan gizi yang diderita sejak masa janin sampai masa Balita, dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak anak, yang akan berdampak pada kemampuan intelektualnya.

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Yang dimaksud dengan APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan
anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk:
- Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak.
- Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.

12-24 bulan
Tujuan:
- Mencari sumber suara/ mengikuti sumber suara.
- Memperkenalkan sumber suara.
- Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
- Melatih imajinasinya.
- Melatih anak melakukan kegiatan sehar-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
- Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
- Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misalnya: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok, botol plastik, ember, waskom air), balok-balok besar, kardus-kardus besar,
buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/ pensil berwarna.
25-36 bulan
Tujuan:
- Menyalurkan emosi/ perasaan anak.
- Mengembangkan ketrampilan berbahasa.
- Melatih motorik halus dan kasar.
- Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan
warna).
- Melatih kerja sama mata dan tangan.
- Melatih daya imajinasi.
- Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan:
- Lilin yang dapat dibentuk.
- Alat-alat untuk menggambar.
- Pasel (puzzle) sederhana.
- Manik-manik ukuran besar.
- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
- Bola.

32-72 bulan
Tujuan:
- Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa.
- Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
- Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
- Membedakan benda dengan perabaan.

a.
a.
b.

Anda mungkin juga menyukai