Topik 1
Topik 1
A. Tahapan Pemilu
PERSIAPAN:
PELAKSANAAN:
b. Pilkada
1. Perseorangan
2. Parpol atau Gabungan parpol
6. Masa Kampanye
- Meyakinkan pemilih dengan visi, misi, program dan citra diri (tanda gambar dan
lambang parpol). Dilaksanakan 21 hari jelang masa tenang
- Metode kampanye:
a. Pertemuan tatap muka
b. Pertemuan terbatas
c. Rapat umum
d. Pemasangan peraga
e. Penyebaran bahan kampanye
f. Iklan media elektronik, cetak dan internet
g. Debat kandidat
h. Kegiatan lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan
- Larangan kampanye:
a. Mempersoalkan Dasar negara, UUD, dan bentuk NKRI
b. Membahayakan keutuhan NKRI
c. Menghina seseorang, agama, ras, dsb
d. Menghasut dan mengadu domba
e. Mengganggu ketertiban umu
f. Mengancam dan melakukan kekerasan
g. Merusak dan menghilangkan alat peraga kampanye
h. Menggunakan fasilitas pemerintah, pendidikan atau tempat ibadah
i. Membawa atribut selain kampanye
j. Menjanjiakan atau memberi uang
k. Mengikutsertakan yang dilarang dalam pemilu seperti anak-anak, pemimpin
daerah dan pusat, BUMN ataupun BI, ASN, TNI/ POLRI
7. Masa tenang
- Logistik pemilu : tepat jenis, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran
- Didistribusikan 3 hari menjelang pemilu
- Jenis logistik di TPS:
a. Kotak suara
b. Bilik suara
c. Surat suara
d. Formulir Model C Plano
e. Formulir model C, C2, C3, C4, C5 dan C7
f. Formulir model C1
g. Formulir A.Tb(2 rangkap),A3 dan A4
h. Alat Bantu tuna netra
i. Daftar pasangan calon
j. Tinta dan segel
k. Perlengkapan lainnya
c. Rekapitulasi
- Rekapitulasi dilaksanakan di hari yang setelah jam 13.00 (kecuali yang sudah
mengantri) dan dapat diperpanjang 6 jam berdasarkan putusan MK
- Hasil rekapitulasi : Formulir C, C1, serta BA pemungutan suara
- Saksi dan pengawas dapat salina C1
- Hasil disampaikan ke PPS kemudian hasil rekap di seluruh TPS di serahkan ke PPK
kec dengan diawasi saksi peserta pemilu dan panwascam
- Saksi parpol boleh melakukan pengajuan keberatan dengan bukti selisih
perhitungan di TPS
- PPK membuat BA dan salinan diberikan ke saksi
- Hasil disampaikan ke KPU Kab/Kota, lalu rekapitulasi berjenjang sampai KPU RI
-
9. Penetapan hasil pemilu
1. DPRD Kab/Kota ditetapkan oleh KPU KAB/KOTA
2. DPD Prov ditetapkan oleh KPU PROV
3. DPR RI, DPD RI dan presiden berserta wakil ditetapkan oleh KPU
B. Tahapan Pilkada
PERSIAPAN:
1. Sosialisasi
2. Perenncanaan Anggaran dan aturan pelaksanaan
3. Tahap pembentukan badan penyelenggara AD HOC
PELAKSANAAN:
Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan AD HOCK ? apakah nama lembaga atau sebuah istilah?
2. Apa hukuman yang didapatkan bagi pelanggar peraturan pemilu/pilkada? Apakah
hukuman juga diatur bagi semua stakeholder pemilu termasuk pemilih ?
3. PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU/PILKADA
Oleh : Amrayadi (bawaslu sulsel)
- Bawaslu memiliki peran yang startegis dan hasil pemilu yang berintegritas
- Menjadi kunci atas berlangsung nya tahapan pemilu yang setara dan adal
Definisi: Kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa dan menilai proses penyelenggarakan pemil
sesuai peraturan perundang-undangan.
Tingkatan : Bawaslu RI, Bawaslu Prov., Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/ Desa, Panwaslu Luar Negeri, Pengawas TPS
Tugas :
1. Melakukan pengawasan dan penindakan thd pelanggaran pemilu dan sengketa proses
pemilu
2. Mengawasi pelaksaan tahapan penyelenggraan pemilu
3. Mencegah terjadinya politik uang
4. Menyampaikan dugaan tindak pidana pemilu kepada Gakkumdu
5. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemilu kepada DKPP
6. Mengawasi netralitas ASN, anggota TNI dan Polri
Wewenang :
1. Menerim dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran
2. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran admin pemilu
3. Memeriksa , mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang
4. Mengkoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Prov & Bawaslu Kab/Kota apabila terdapat
hal yang bertentangan dg ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Merekomendasikan kepada instasi yang bersangkutan mengenai hasil pengawassan thd
netralitas ASN, Polri dan TNI
6. Menerima, memeriksa, memediasi dan mengajudikasi, memutuskan penyelesaiaan
sengketa proses
Strategi pengawasan
1. Pencegahan
- Dilakuakan terhadap potensi pelanggaran pemilu dengan melakukan langkah-
langkah dan upaya opyimal mencegah secara dini agar pelanggaran tidak terjadi
2. Penindakan
- Dilakukan terhadap dugaan pelanggaran dengan melakukan tindakan penanganan
terhadap temuan dan/atau dugaan pelanggaran pemilu
3. Partisipatif
- Dialkuakn melalui pelibatan masyarakat dalam pemilu (pengawwasan partisipatif)
3. PELAKSAAN PENGAWASAN
a. Tahapan Persiapan
- Perencanaan program dan anggaran
- Penyusunan perbawaslu
- Sosialisasi peraturan dan pencegahan pelanggaran
- Bimbingan teknis
b. Tahapan Pelaksaaan
- Pembentukan pengawas AD HOCK
- Pengawasan pemutakhiran dan penyusuanan daftar pemilih
- Pengawasan syarat dukungan calon perseorngan pemilu dana pilkada
Potensi Pelanggaran
- pencoretan paslon aibat dualisme pengurus parpol
- manipulasi hasil perhitungan
- intimidasi dalam pemungutan suara
- penyelenggara tidak netral
- politik uang
- kampanye diluar jadwal
- penggunaan fasilitas pemerintah dalam kampanye
- penggunaan alat peraga yang sama dengan KPU (paslon membuat alat peraga yang
sudah ditetapkan oleh KPU)
- pelibatan PNS atau kepala desa dalam kampanye
- Balck Campaign
- Coklit tidak datang langsung ke warga
- Jajaran KPU tidak melaksakana rekomendasi pengawas pemilu ttg pemutakhiran
data pemilih
- Kampanye
1. Pemasangan alat peeraga dan bahan kampanye yang tidak sesuai ketentuan
atau tidak sesuai wilayah
2. Penjabat negara yang ikut kampanye
3. Money politic dan black campaign
4. Kampanye diluar jadwal
5. Kampanye di media yang tidak sesuai aturan penayangan (tidak di fasilitasi oleh
KPU) termasuk penyebaran HOAX
6. Percetakan dan penyebaran bahan dan alat peraga kampanye diluar ketentuan
KPU
7. Pelaksaan kampanye tanpa disertai surat izin cuti kampanye bagi petaha,
pejabat negara dan daerah
8. Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (mobil dinas misal)
9. Kampanye di masa tenang
10. Pengguanaan program dan anggaran negara untuk kepentingan kampanye
pasangan calon tertentu
11. Materi kampanye mengandung SARA
- Proses pemungutan suara dan perhitungan suara (tahapan yang sangat krusial)
1. Undangan memilih tidak sampai
2. Pemilih silumanpemilih tidak terdaftar
3. Pemilih coblos lebih satu kali
4. Surat suara yang sudah dicoblos
5. Mobilisasi massa
6. Dan potensi pelanggaran lain
Pra pemungutan :
a. Akurasi jumlah surat suara sesuai jumlah pemilih
b. Distribusi undangan (C-4)
c. Kesiapan TPS disertai DCT dan DPT yang ditempelkan di TPS
d. Potensi money politik, intimidasi dan mobilitsasi pemilih
Pemungutan suara
a. Pengecekan jumlah surat suara dan kelengkapan oleh KPPS
b. Potensi pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 kali
c. Potensi KPPS mencoblos kelebihan/sisa surat suara
d. Potensi money-politic, intimidasi dan mobilisasi pemilih
Perhitungan suara
a. Konsistensi KPPS dalam penetuan suara sah atau tidak sah
b. Akurasi KPPS dalamperhitungan suara
c. Kecermatan dan akurasi KPPS dalam membuat salinan C1
d. Potensi KPPS tidak memeberikan salinan C1 kepada saksi dan pengawas
lapangan
Pergerakan kotak suara
a. Pengamanan dalam penyegelan kotak suara
b. Pengamanan dalam pengiriman kotak suara
Rekapitulasi suara
a. Penayangan C1 ketika rekapitulasi di PPS
b. Manipulasi dalam rekapitulasi
4. PENINDAKAN
a. Ketidak patuhan mekanisme dan prosedur
b. Kesalahan penyimpanan formulir C. Plano
c. Manipulasi suara
Konsep
Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang unutk mengisi jabatan. One man
one vote. Vote punya harga politik yang sangat terasa setelah diakumulasi, pemilu mengkonversi
“grassroot” menjadi pemimpin
Tujuan pemilu/pilkada
- Mekanisme utk menyeleksi para pemimpin pemerintah dan alternatif kebijakan umum
- Mekanisme pemindahan konflik kepentingan
- Sarana mobilisasi dan menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan pemerintah
Fariabel UU PEMILU
- Penyuaraan (nama, parpol, keduanya)
- Distrik pemilihan (electoral, district)
- Formula pemilihan (pluralitas, mayoritas dan perwakilan)
Sejarah pemilu
- Pertama dilakukan pada orde lama (liberal terpimpin) : tahun 1955
- Kedua orde baru (otoritarian) : 1971,1977,1982,1987,1992,1997
- Orde reformasi (demokrasi) : 1999,2004,2009,2014,2019
PENGERTIAN
- Sistem proporsional tertutup : peserta pemilu mendapatkan alokasi kursi proporsi suara yang
diperolehnya namun pemilih hanya memilih partai bukan nama kandidat
- Sistem proporsional terbuka : peserta pemiu mendapatkan alokasi kursi berdasarkan proporsi
suara yang diperolenya dan dalam kertas usara terdapat nama dan gambar partai juga. Calon
berdasarkan nomer urut
- Sistem proporsional stelsel daftar : peserta pemilu mendapatkan alokasi kursi berdasarkan
proporsi suaranya dan mendudukan wakilnya berdasarkan nomor urut
- Sistem distrik berwakil banyak : Setiap distrik (provinsi) memiliki wakil lebih dari 1 dan
berdasarkan urutan suara terbanyak
- Sistem dua putaran : pasangan calon harus memperoleh suara lebih dari 50%, apabila tidak
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak kesatu dan kedua dipilih kembali pada
putara berikutnya
Penetapan hari pemungutan suara
PARTISIPASI PEMILIH
Partisipasi pemilih pada Orde lama dan orde baru
1955 – 91,4%
1971 – 96,6%
1977 – 96,5%
1982 – 96,5%
1987 – 96,4%
1992 – 95,1%
1997 – 93,6%
Berikutnya – september 2020 ( ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena wabah
Pertanyaan :
1. Pada pelaksaan pemilu dan pilkada, angka partisipasi masyarakat memiliki kecenderungan
menurun dari waktu ke waktu. Apakah penurunan tersebut berdampak pada
penyelenggaraan pemilu dan pilkada secara keseluruhan ?
2. Apa langkah yang dapat diambil untuk mengkatkan kembali tingkat partisipasi masyarakat ?
5. PEMILU DAN PILKADA
Oleh : Siti Rakhmah (Bawaslu DKI Jakarta )
PERANAN MASYARAKAT DALAM SETIAP TAHAPAN PEMILU
- Dibutuhkan masukan masyarakat dalam perencanaan program dan anggaran agar dapat
dilaksanakan secara eketif dan efisien
- Masukan yang dibutuhkan adalah PENYUSUNAN PERATURAN KPU DAN BAWASLU melalui uji
publik agar linier terhadap UU dan menegakan asa LUBERJURDIL serta 11 prinsip
penyelenggaraan pemilu (mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional,
profesional, akuntabel, efektif, dan efisien)
MASA KAMPANYE
- masa kampanye adalah peserta pemilu yang mewakilkan pemilih dengan menawarkan visi, misi,
program
- rentan kecurangan, maka masyarakat diharapkan aktiv melaporkan setiap pelanggaran kepada
pengawas pemilu di tiap tingkatan terdekat, dari panwaslu desa sampai bawaslu pprov, atau
melalui media onlie dan hotline
DANA KAMPANYE
Dugaan pelanggaran:
1. sering kali tidak dilaporkan secara benar
2. Potensi penyalahgunaan dana negara atau dana asing
3. Pelanggaran politik uang yang selalu tidak dicatatkanke dana kampanye
- Masarakat harus melaporkan setiap pelanggaran agar para negarawan berjuang setara denga para
hartawan
\\\
MASA TENANG
Dugaan pelanggaran :
1. tidak boleh lagi ada kampanye
2. penurunan alat peraga kampanye
3. Pada masa ini sangat rawan politik uang
4. masa distribusi c6 undangan pemilih
- masyarakat diharapkan aktiv mengawasi setiap pelanggaran masa tenang kepada pengawas pemilu
Pertanyaan :
1. Bagaimana solialisasi tentang aturan dan larangan dalam pemilihan umum, serta mengenai
kecenderungan pelanggaran dan aturan pemilu maupun pilkada kepada masyarakat ?
apakah dilakukan sosialisasi secara aktiv oleh badan penyelenggara ataukah masyarakat
yang dituntut aktiv untuk mencari tahu mengenai aturan pemilihan umum yang
dilaksanakan ?