Anda di halaman 1dari 22

2.

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMILU DAN PILKADA

(UU no 7 th 2017 dan UU no 10 th 2016)

A. Tahapan Pemilu

PERSIAPAN:

1. Sosialisasi - memberitahukan pelaksaan dan waktu penyelenggaraan pemilu


2. Perenncanaan Anggaran dan aturan pelaksanaan - Memastikan semua terencana secara
baik, memastikan ketersediaan anggaran, payung hukum pelaksaan teknis yaitu PKPU dan
Peraturan Bawaslu
3. Tahap pembentukan badan penyelenggara pemilu ad Hoc (adalah penyelenggara pemilu dan
pengawasan yang dibentuk dan ditetapkan oleh KPU dan Bawaslu yang bertugas untuk
menyelenggarakan pemilihan umum di berbagai tingkatan)
- di KPU ada PPK, PPS, PPDP, KPPS dan PPLN
- di bawaslu ada Panwascam, PKD, panwas luar negeri dan PTPS

Syarat penyelenggara AD HOCK KPU :


a. WNI
b. Minimal usia 17 tahun
c. Setia kepada UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Cita-cita Proklamasi
d. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil
e. Tidak menjadi anggota parpol paling singkat 5 tahun
f. Berdomisili di wilayah kerja PPK, PPS daan KPPS
g. Mampu secara jasmani dan rohani serta bebas dari narkotika
h. Pendidikan paling rendah SMA atau sederajat
i. Tidak pernah dipenjara dengan pidana 5 tahun atau lebih
j. Tidak pernah dijatuhi sanksi pemberhentian tetap oleh KPU/KIP Kab/Kota atau DKPP
k. Tidak memiliki ikata pernikahan dengan sesama penyelenggara pemilu

Syarat penyelenggara AD HOCK Bawaslu:


a. WNI
b. Minimal 25 tahun utk Panwascam, PKD dan PTPS
c. Setia kepada Pancasil, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Cita-cita proklamasi
d. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil
e. Memiliki keahlian yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu,
ketatanegaraan,kepartaian dan pengawasan pemilu
f. Berpendidikan minimal SMA atau sederajat untuk Panwascam, PKD, panwas luar negeri
dan PTPS
g. Berdomisili di wilayah kab/kota untuk bawaslu kab/kota dibuktikan dengan KTP

PELAKSANAAN:

1. Pemutakhiran data dan penyusunan daftar


- Syarat pemilih :
a. WNI berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah
b. Tidak dicabut hak pilihnya
c. Berdomisili di Dapil dibuktikan dengan KTP
d. Didaftarkan dalam daftar pemilih

- DP4 ( Daftar penduduk potensial pemilihan)


Data penduduk yang memenuhi syarat mengikuti pemilu. Data tersebut
dikonsolidasi, diverivikasi dan divalidasi oleh KPU 6 bulan sebelum pemilu. Memuat :
NIK, Nomor KK, Nama, TTL, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Alamat.

- DP4 akan menjadi DPT terakhir , kemudian didapatkan Hasil verivikasi

- Alur penyusunan daftar pemilih :


1. Penyandingan DPT terakhir dan DP4 oleh KPU RI
2. Penyusunan daftar pemilih oleh KPU/KIP KAB/KOTA
3. Pencocokan dan penelitian oleh Pantarlih
- mencatat pemilih masuk syarat yang belum masuk, memperbaiki data,
mencoret pemilih meninggal, pindah domisili, beralih status dari TNI/Polri
menjadi warga sipil
4. Penetapan DPS melalui rapat pleno terbuka di semua tingkat (PPS, PPK,KPU
KAB/KOTA, KPU PROV, KPU RI). Kemudian diumukan ke masyarakat untuk
kemudian diberi tanggapan dan masukan
5. Hasil tanggapan ditetapkan melalui rapat pleno terbuka menjadi DPSHP (Hasil
Perbaikan). Hal ini dilakukan di semua tingkat
6. Penetapan DPT melalui rapat pleno terbuka oleh semua penyelenggara

2. Pendaftaran dan verivikasi peserta pemilu


- Syarat Parpol :
a. Berdasarkan badan hukum
b. Memiliki kepengurusan di semua provinsi
c. Paling sedikit 75% kepengurusan di Kab/Kota di provinsi yang bersangkutan
d. Paling sedikit 50% kepengurusan di Kec. di Kab/Kota yang bersangkutan
e. Menyertakan paling sedikit 30% keterwakilan perempuan
f. Ada 1/1000 dari jumlah pendudukan untuk pengurusan partai
g. Punya kantor tetap
h. Menyerahkan Nama, Lambag dan tanda gambar parpol ke KPU
i. Menyerahkan Rekening a/n Parpol tingkat pusat, provinsi, kab/kota ke KPU
j. Menyerahkan salin AD dan ART Parpol

- Verivikasi Parpol peserta pemilu


a. Penelitian administrasi
Meneliti kebenaran dan keabsahan kelengkapan administrasi berdasarkan
syarat parpol
b. Verivikasi faktual
Mengambil sampel acak sederhana oleh KPU/ KIP Kab/Kota dengan
membuktikan: jumlah dan susunan kepengurusan, pemenuhan keterlibatan
perempuan, domisili kantor tetap, dan keanggotaan partai polittik

3. Penetapan peserta pemilu


- Penetapan Parpol :
a. Berita acara penetepan parpol berdasarkan penelitian administrasi dan verivikasi
faktual syarat parpol
b. KPU mengundi nomor urut dan penetapan melalui pleno terbuka

4. Penetapan jumlah kursi dan penetapan dapil


- Jumlah kursi dan DAPIL
DPR : 575 kuris
DPD : 4 kursi di tiap provinsi
DPRD Prov : paling sedikit 35 kursi dan palig banyak 120 kursi
DPRD Kab/Kota : paling sedikit 20 kursi dan palig banyak 35 kursi
Dapil : batas wilayah atau jumlah pendudukan untuk penetuan jumlah kursi

5. Pencalonan Presiden dan wapres, DPR, DPD dan DPRD


- Peserta Pemilu dan Pilkada
a. Pemilu :
1. Anggota DPR dan DPRD yang diajukan oleh parpol
2. Presiden dan Wakil Presiden yang dicalonkan oleh parpol atau gabungan parpol
3. DPD dicalonkan oleh perorangan dengan menyerahkan jumlah dukungan

b. Pilkada
1. Perseorangan
2. Parpol atau Gabungan parpol

- Syarat Presiden dan wapres:


1. Kursi di DPR 20% dari jumlah kursi di DPR pada pemilu terakhir
2. Atau mendapat 25% suara sah dari total suara sah total nasional di pemilu
terakhir
Kesepakatan (Pasal 7 PKPU 22 tahun 2018) : Tertulis bermaterai dan di ttd oleh
pemimpin parpol dan bakal psangan calon

- Syarat Calon parpol dan gab parpol:


1. Kursi di DPR 20 kursi dari jumlah kursi di DPR pada pemilu terakhir
2. Atau mendapat 25% suara sah dari total suara sah total nasional di pemilu
terakhir

Verivikasi dan penetapan : melalui rapat pleno terbuka

6. Masa Kampanye
- Meyakinkan pemilih dengan visi, misi, program dan citra diri (tanda gambar dan
lambang parpol). Dilaksanakan 21 hari jelang masa tenang
- Metode kampanye:
a. Pertemuan tatap muka
b. Pertemuan terbatas
c. Rapat umum
d. Pemasangan peraga
e. Penyebaran bahan kampanye
f. Iklan media elektronik, cetak dan internet
g. Debat kandidat
h. Kegiatan lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan

- Larangan kampanye:
a. Mempersoalkan Dasar negara, UUD, dan bentuk NKRI
b. Membahayakan keutuhan NKRI
c. Menghina seseorang, agama, ras, dsb
d. Menghasut dan mengadu domba
e. Mengganggu ketertiban umu
f. Mengancam dan melakukan kekerasan
g. Merusak dan menghilangkan alat peraga kampanye
h. Menggunakan fasilitas pemerintah, pendidikan atau tempat ibadah
i. Membawa atribut selain kampanye
j. Menjanjiakan atau memberi uang
k. Mengikutsertakan yang dilarang dalam pemilu seperti anak-anak, pemimpin
daerah dan pusat, BUMN ataupun BI, ASN, TNI/ POLRI

7. Masa tenang
- Logistik pemilu : tepat jenis, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran
- Didistribusikan 3 hari menjelang pemilu
- Jenis logistik di TPS:
a. Kotak suara
b. Bilik suara
c. Surat suara
d. Formulir Model C Plano
e. Formulir model C, C2, C3, C4, C5 dan C7
f. Formulir model C1
g. Formulir A.Tb(2 rangkap),A3 dan A4
h. Alat Bantu tuna netra
i. Daftar pasangan calon
j. Tinta dan segel
k. Perlengkapan lainnya

8. Pemungutan dan penghitungan suara


a. Persiapan
Ketua KPPS mengumumakanhari, tanggal dan waktu pemungutan suara dan nama
TPS kepada pemilih palih lambat 5 hari sebelum pemugutan suara berlangsung
b. Pelaksaan tungsura (jam 07.00-13.00)
- Syarat :
1. DPT daerah : membawa Model C6 dan KTP
2. DPT pindahan : membawa Model A5-KPU dan KTP
3. Pemilih yang tidak tercatat : membawa KTP setelah jam 12.00
- Jenis dan jumlah surat suara berdasarkan jumlah calon peserta
- Dilaksakan oleh KPPS yang terdiri dari 1 ketua, 6 anggotan dan 2 keamanan
- Warna surat suara :
1. Abu-abu: Preiden dan wakil presiden
2. Kuning: DPR RI
3. Merah : DPD RI
4. Hijau : DPRD KAB/KOTA
5. Biru : DPRD PROV

- Tata cara pemberian suara :


a. PPWP : Mencoblos 1 kali dalam kotak gambar, nama foto dan tanda pasangan
calon
b. DPR/DPRD Prov & DPRD Kab/Kota : Mencoblos 1 kali dalam kotak gambar, nama
foto dan tanda parpol yang sama
c. DPD : Mencoblos 1 kali dalam kotak gambar, nama foto dan tanda pasangan
calon

c. Rekapitulasi
- Rekapitulasi dilaksanakan di hari yang setelah jam 13.00 (kecuali yang sudah
mengantri) dan dapat diperpanjang 6 jam berdasarkan putusan MK
- Hasil rekapitulasi : Formulir C, C1, serta BA pemungutan suara
- Saksi dan pengawas dapat salina C1
- Hasil disampaikan ke PPS kemudian hasil rekap di seluruh TPS di serahkan ke PPK
kec dengan diawasi saksi peserta pemilu dan panwascam
- Saksi parpol boleh melakukan pengajuan keberatan dengan bukti selisih
perhitungan di TPS
- PPK membuat BA dan salinan diberikan ke saksi
- Hasil disampaikan ke KPU Kab/Kota, lalu rekapitulasi berjenjang sampai KPU RI
-
9. Penetapan hasil pemilu
1. DPRD Kab/Kota ditetapkan oleh KPU KAB/KOTA
2. DPD Prov ditetapkan oleh KPU PROV
3. DPR RI, DPD RI dan presiden berserta wakil ditetapkan oleh KPU

- Apabila terdapat keberatan dapat diajukan ke MK maksimal 3 hari setelah


pengumuman
- Putusan MK bersifat Final dan mengikat

10. Penyucapan Sumpah dan Janji


- Sumpah dan janji Presiden dan Wakil presiden di sampaikan di sidang istimewa
paripurna MPR RI
- Sumpah DPR dan DPD di sampaikan di sidang istimewa paripurna DPR RI

B. Tahapan Pilkada

PERSIAPAN:

1. Sosialisasi
2. Perenncanaan Anggaran dan aturan pelaksanaan
3. Tahap pembentukan badan penyelenggara AD HOC

PELAKSANAAN:

1. Pemutakhiran data dan penyusunan daftar pemilih


2. Pendaftaran, penelitian dan penetapan pasangan calon
3. Pelaksanaan Kampanye
4. Masa tenang
5. Pemungutan dan penghitungan suara
6. Penetapan hasil pilkada
7. Penyucapan Sumpah dan Janji

Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan AD HOCK ? apakah nama lembaga atau sebuah istilah?
2. Apa hukuman yang didapatkan bagi pelanggar peraturan pemilu/pilkada? Apakah
hukuman juga diatur bagi semua stakeholder pemilu termasuk pemilih ?
3. PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU/PILKADA
Oleh : Amrayadi (bawaslu sulsel)

- Bawaslu memiliki peran yang startegis dan hasil pemilu yang berintegritas
- Menjadi kunci atas berlangsung nya tahapan pemilu yang setara dan adal

Definisi: Kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa dan menilai proses penyelenggarakan pemil
sesuai peraturan perundang-undangan.

Tingkatan : Bawaslu RI, Bawaslu Prov., Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/ Desa, Panwaslu Luar Negeri, Pengawas TPS

Tujuan : 1. memastikan terselenggaranya pemilu LUBERJURDIL serta dilaksankannya peraturan


perundang-undangan mengenai pemilu secara menyeluruh
2. Mewujudkan pemilu yang demokratis
3. Menegakkan integritas, kredibilitas penyelenggara, transparansi penyelenggaraan dan
akuntabilitas pemilu

Tugas :
1. Melakukan pengawasan dan penindakan thd pelanggaran pemilu dan sengketa proses
pemilu
2. Mengawasi pelaksaan tahapan penyelenggraan pemilu
3. Mencegah terjadinya politik uang
4. Menyampaikan dugaan tindak pidana pemilu kepada Gakkumdu
5. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggaraan pemilu kepada DKPP
6. Mengawasi netralitas ASN, anggota TNI dan Polri

Wewenang :
1. Menerim dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran
2. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran admin pemilu
3. Memeriksa , mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang
4. Mengkoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Prov & Bawaslu Kab/Kota apabila terdapat
hal yang bertentangan dg ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Merekomendasikan kepada instasi yang bersangkutan mengenai hasil pengawassan thd
netralitas ASN, Polri dan TNI
6. Menerima, memeriksa, memediasi dan mengajudikasi, memutuskan penyelesaiaan
sengketa proses

Elemen kunci pengawasan pemilu :


1. Paradigma pengawasan
- Cara berpikir yang utuh, tidak parsial, memandang untaian proses sebagai sebuah
kesatuan dari penyelenggaraan pemilu, menjadi prasyarat keberhasilan fungsi
pengawasan
2. Fokus pengawasan
- Diletakaan berdasarakan potensi kerawanan yang paling berdampak pada
terganggunya penyelenggaraan pemilu
- Akan difokuskan pda ketaan penyelenggara pemilu, peserta, tim kampanye,
pemerintah, masyarakat, pemilih dan semua pihak terhadapa ketentuaan
perundang-undangan
3. Metode pengawasan
- Penentuan metodenya mempertimbangkan organisasi dan anggaran pengawas
pemilu
- Peraturan bawaslu no 21 th 2018 pasal 5 ayat 2 : dalam penyelenggaraan
pengawasan bawaslu melakukan hal-hal berikut
1. Penyusunan standart tata laksana pengawasan
2. pelaksaan pengawasan tahapan
3. rekapitulasi dan analisis hasil pengawasana
4. komunikasi hasil pengawassan
4. Pelaporan hasil pengawasan :
a. Formulis pengawasan model A : setiap kali pengawasn pemilu melakukan pengawasan
maka harus dituangkan dalam formulir model A atau laporan hasil pengawasan, baik ada
temuan maupun tidak
b. Laporan periodik
c. Pelaporan berakhirnya tahapan
d. Laporan akhir hasil pengawasan
5. Partisipasi masyarakat
a. Terbukanya ruang bagi partisipasi masyarakat
b. Masyarakat secara sadar dan aktiv terlibat untuk mengawasi dan mengawal jalannya
pemilu

Strategi pengawasan
1. Pencegahan
- Dilakuakan terhadap potensi pelanggaran pemilu dengan melakukan langkah-
langkah dan upaya opyimal mencegah secara dini agar pelanggaran tidak terjadi
2. Penindakan
- Dilakukan terhadap dugaan pelanggaran dengan melakukan tindakan penanganan
terhadap temuan dan/atau dugaan pelanggaran pemilu
3. Partisipatif
- Dialkuakn melalui pelibatan masyarakat dalam pemilu (pengawwasan partisipatif)

Pelaksaaan strategi pengawasan


(Per bawaslu 21 tahun 2018)
1. PEMETAAN KERAWANAN UNTUK MENENTUKAN FOKUS PENGAWASAN
2. KEGIATAN PENCEGAHAN
a. Sosialisasi : kepada para pemangku kepentingan tentang peraturan pemilu dan sanksinya
b. Partisipasi : mendorong semua pihak untuk berperan aktif mengawasi proses
penyelenggaraan pemilu
c. Peringatan dini : menyempaikan peringatan dini kepada partai politik, penyelenggaran
pemilu, peserta pemilu, bakal pasangan calon, tim kampanye, masyarakat pemilih, dan
pemangku kepentingan lainnya agar tidak melakuakn pelanggaran
d. Law enforcement : mengingatkan secara tegas kepda seluruh pemangku kepentingan
terhadap aturan dan sanksi terhadap pelanggaran, apabila terdapat kecenderungan atau
indikasi awal pelanggaran. Mengajukan nota keberatan secara tertulis dan terbuka
apabila KPU dan jajarannya menindaklanjuti teguran, peringatan dan rekomendasi
bawaslu
e. Publikasi : melakukan sosialaisasi langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pengawas
pemilu. Mempublikasikan melalui media masa tentang kecenderungan dan indikasi
pelanggaran

3. PELAKSAAN PENGAWASAN
a. Tahapan Persiapan
- Perencanaan program dan anggaran
- Penyusunan perbawaslu
- Sosialisasi peraturan dan pencegahan pelanggaran
- Bimbingan teknis
b. Tahapan Pelaksaaan
- Pembentukan pengawas AD HOCK
- Pengawasan pemutakhiran dan penyusuanan daftar pemilih
- Pengawasan syarat dukungan calon perseorngan pemilu dana pilkada

Potensi Pelanggaran
- pencoretan paslon aibat dualisme pengurus parpol
- manipulasi hasil perhitungan
- intimidasi dalam pemungutan suara
- penyelenggara tidak netral
- politik uang
- kampanye diluar jadwal
- penggunaan fasilitas pemerintah dalam kampanye
- penggunaan alat peraga yang sama dengan KPU (paslon membuat alat peraga yang
sudah ditetapkan oleh KPU)
- pelibatan PNS atau kepala desa dalam kampanye
- Balck Campaign
- Coklit tidak datang langsung ke warga
- Jajaran KPU tidak melaksakana rekomendasi pengawas pemilu ttg pemutakhiran
data pemilih

Identifikasi titik rawan fokus pengawasan


- Pendataan dan pemutakhiran data pemilih
(tidak akuratnya data pemilih) karena masih terakomodirnya pemilih yang tidak
memenuhi syarat spt :
1. pemilih yang belum cukup umur 17th atau belum pernah menikah
2. pemilih yang telah dicabut hak pilihnya
3. munculnya pemilih ganda (karena ganda dalam satu TPS, ganda antar TPS dalam
desa, Ganda anatar kec, ganda anatar Kab)
4. pemilih meninggal dunia
5. anggota TNI dan polri
6. pemilih yang bukan penduduk setempat
7. pemilih fiktif (tidak dikenal)

- Kampanye
1. Pemasangan alat peeraga dan bahan kampanye yang tidak sesuai ketentuan
atau tidak sesuai wilayah
2. Penjabat negara yang ikut kampanye
3. Money politic dan black campaign
4. Kampanye diluar jadwal
5. Kampanye di media yang tidak sesuai aturan penayangan (tidak di fasilitasi oleh
KPU) termasuk penyebaran HOAX
6. Percetakan dan penyebaran bahan dan alat peraga kampanye diluar ketentuan
KPU
7. Pelaksaan kampanye tanpa disertai surat izin cuti kampanye bagi petaha,
pejabat negara dan daerah
8. Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (mobil dinas misal)
9. Kampanye di masa tenang
10. Pengguanaan program dan anggaran negara untuk kepentingan kampanye
pasangan calon tertentu
11. Materi kampanye mengandung SARA

- Proses pemungutan suara dan perhitungan suara (tahapan yang sangat krusial)
1. Undangan memilih tidak sampai
2. Pemilih silumanpemilih tidak terdaftar
3. Pemilih coblos lebih satu kali
4. Surat suara yang sudah dicoblos
5. Mobilisasi massa
6. Dan potensi pelanggaran lain

Pra pemungutan :
a. Akurasi jumlah surat suara sesuai jumlah pemilih
b. Distribusi undangan (C-4)
c. Kesiapan TPS disertai DCT dan DPT yang ditempelkan di TPS
d. Potensi money politik, intimidasi dan mobilitsasi pemilih
Pemungutan suara
a. Pengecekan jumlah surat suara dan kelengkapan oleh KPPS
b. Potensi pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 kali
c. Potensi KPPS mencoblos kelebihan/sisa surat suara
d. Potensi money-politic, intimidasi dan mobilisasi pemilih
Perhitungan suara
a. Konsistensi KPPS dalam penetuan suara sah atau tidak sah
b. Akurasi KPPS dalamperhitungan suara
c. Kecermatan dan akurasi KPPS dalam membuat salinan C1
d. Potensi KPPS tidak memeberikan salinan C1 kepada saksi dan pengawas
lapangan
Pergerakan kotak suara
a. Pengamanan dalam penyegelan kotak suara
b. Pengamanan dalam pengiriman kotak suara
Rekapitulasi suara
a. Penayangan C1 ketika rekapitulasi di PPS
b. Manipulasi dalam rekapitulasi

4. PENINDAKAN
a. Ketidak patuhan mekanisme dan prosedur
b. Kesalahan penyimpanan formulir C. Plano
c. Manipulasi suara

Pertanyaan : 1. apa yang dimaksud dengan mobilisasi pemilih ?


2. Bagaimana mekanisme pelaporan dugaan? setelah dituliskan di formulir model A
maka pelanggaran dilaporkan kemana terlebih dahulu ?
3. Apa bedanya laporan periodik dan laporan akhir tahapan dan laporan hasil
pengawasan ?
4. PEMILU DAN PILKADA DI INDONESIA
Iskardo p. Panggar (Bawaslu lampung)

Konsep
Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang unutk mengisi jabatan. One man
one vote. Vote punya harga politik yang sangat terasa setelah diakumulasi, pemilu mengkonversi
“grassroot” menjadi pemimpin

Tujuan pemilu/pilkada
- Mekanisme utk menyeleksi para pemimpin pemerintah dan alternatif kebijakan umum
- Mekanisme pemindahan konflik kepentingan
- Sarana mobilisasi dan menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan pemerintah

Fariabel UU PEMILU
- Penyuaraan (nama, parpol, keduanya)
- Distrik pemilihan (electoral, district)
- Formula pemilihan (pluralitas, mayoritas dan perwakilan)

Sejarah pemilu
- Pertama dilakukan pada orde lama (liberal terpimpin) : tahun 1955
- Kedua orde baru (otoritarian) : 1971,1977,1982,1987,1992,1997
- Orde reformasi (demokrasi) : 1999,2004,2009,2014,2019

Maklumat X wakil presiden 3 november 1945


- Pemilu mestinya diselenggarakan pada awal tahun 1946
- Menggapa baru terlaksana 1955
Faktor Internal :
1. Belum tersedianya perangkat perundang-undngan untuk mengatur
penyelenggaraan pemilu maupun akibat rendahnya stabilotas keamanan negara
2. Sikap pemerintah yang enggan menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi)
kekuasaan secara teratur dan kompetitif
Faktor eksternal :
1. Serbuan kekuatan asing yang masih menharuskan negara ini terlibat peperangan

a. Pemilu pertama di orde baru (3 juli 1971)


b. Pemilu kedua (4 mei 1977)
- Sistem proporsional tertutup
- Landasan : Tap MPRNo.VIII/1973. UU 4/1975. UU 5/1975
- Peserta : PPP, Golkar, PDI
c. (2 mei 1982)
- Sistem proporsional tertutup
- Landasan : Tap MPRNo.VIII/1973. UU 2/1980. UU 3/1980
- Peserta : PPP, Golkar, PDI
d. (23 april 1987)
- Sistem proporsional tertutup
- Landasan : Tap MPRNo.III/1983. UU 1/1985. Keppres 70/1985
- Peserta : PPP, Golkar, PDI
e. (6 juni 1992)
- - Sistem proporsional tertutup
- Landasan : Tap MPRNo.III/1988. UU 1/1985. PP 37/1990
- Peserta : PPP, Golkar, PDI
f. (29 mei 1997)
- Sistem proporsional stelsel daftar
- Landasan : Tap MPRNo.III/1988. UU 1/1985. PP 37/1995
- Peserta : PPP, Golkar, PDI
g. (27 juni 1999)
- Sistem proporsional stelsel daftar
- Didasari UU No.2/1999, 3/1999 dan 4/1999
- Peserta : 48 partai politik
h. (5 april, 5 juni, 20 septermber 2004)
- Sistem proporsional (DPR/DPRD), distrik berwakil banyak (DPD), sistem dua putaran
(Pres/wapres)
- Peserta : 24 partai politik dan 4 pasangan calon
i. (9 april dan 8 juli 2009)
- Sistem proporsional (DPR/DPRD), distrik berwakil banyak (DPD), sistem dua putaran
(Pres/wapres)
- Peserta : 38 partai politik nasional dan 6 parpol lokal, 3 pasangan calon
j. (9 april dan 9 juni 2014)
- Sistem proporsional (DPR/DPRD), distrik berwakil banyak (DPD), sistem dua putaran
(Pres/wapres)
- Peserta : 12 partai politik dan 2 pasangan calon
k. Pemilu serentak (27 april 2019)
- Sistem proporsional (DPR/DPRD), distrik berwakil banyak (DPD), sistem dua putaran
(Pres/wapres)
- Peserta : 16 partai politiknasional dan 64 parpol lokal, 2 pasangan calon

PENGERTIAN
- Sistem proporsional tertutup : peserta pemilu mendapatkan alokasi kursi proporsi suara yang
diperolehnya namun pemilih hanya memilih partai bukan nama kandidat
- Sistem proporsional terbuka : peserta pemiu mendapatkan alokasi kursi berdasarkan proporsi
suara yang diperolenya dan dalam kertas usara terdapat nama dan gambar partai juga. Calon
berdasarkan nomer urut
- Sistem proporsional stelsel daftar : peserta pemilu mendapatkan alokasi kursi berdasarkan
proporsi suaranya dan mendudukan wakilnya berdasarkan nomor urut
- Sistem distrik berwakil banyak : Setiap distrik (provinsi) memiliki wakil lebih dari 1 dan
berdasarkan urutan suara terbanyak
- Sistem dua putaran : pasangan calon harus memperoleh suara lebih dari 50%, apabila tidak
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak kesatu dan kedua dipilih kembali pada
putara berikutnya
Penetapan hari pemungutan suara

PARTISIPASI PEMILIH
Partisipasi pemilih pada Orde lama dan orde baru
1955 – 91,4%
1971 – 96,6%
1977 – 96,5%
1982 – 96,5%
1987 – 96,4%
1992 – 95,1%
1997 – 93,6%

Partisipasi pemilih pada Orde lama dan orde baru


1999 – 92,6%
2004 – 84,19% legislatif 78,2% presiden
2009 – 70,9% legislatif 71,17% presiden
2014 – 75,11% legislatif 69,6 % presiden
2019 – 81% bersamaan
PiLKADA ERA PRA KEMERDEKAAN

1903 - pengangkatan oleh penguasa kolonial


1942 - kepala daerah ditunjuk penguasa jepang
1945 - kepala masa sebelumnya diangkat kembali
1948 - gubernur diangkat presiden, Bupati diangkat Mendagri, kepala desa diangkat oleh gubernur
1957 - kepala daerah diangkat oleh presiden atau mendagri
1975 - kepala daerah diangkat dan diberhentikan oleh presiden atau mendagri

PILKADA DI ERA ORDE BARU


UU no 5 tahun 1974
Kepala daerah diangkat oleh presiden dari calon yang memenuhi syarat, yang merupakan usulan dari
DPRD setempat

PILKADA DI ERA REFORMASI


1999- kepala daerah dipilih DPRD
2004- pemilihan pilkada langsung, calon adalah usulan partai
2008- pemilihan kepala daerah langsung, calon adalah usulan parpol maupun independen
2014- kepala daerah dipilih oleh DPR (UU no. 22/2014), tetapi banyak kontra maka dikeluarkan
Perpu no 1 tahun 2011 agar pilkada secara langsung

PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK


9 desember 2015 (269 wilayah) - partisipasi 70%
15 februari 2017 (101 wilayah) – partisipasi 74,20 %
27 juni 2018 (171 wilayah) – partisipasi 79,24 %

Berikutnya – september 2020 ( ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena wabah

Pertanyaan :
1. Pada pelaksaan pemilu dan pilkada, angka partisipasi masyarakat memiliki kecenderungan
menurun dari waktu ke waktu. Apakah penurunan tersebut berdampak pada
penyelenggaraan pemilu dan pilkada secara keseluruhan ?
2. Apa langkah yang dapat diambil untuk mengkatkan kembali tingkat partisipasi masyarakat ?
5. PEMILU DAN PILKADA
Oleh : Siti Rakhmah (Bawaslu DKI Jakarta )
PERANAN MASYARAKAT DALAM SETIAP TAHAPAN PEMILU
- Dibutuhkan masukan masyarakat dalam perencanaan program dan anggaran agar dapat
dilaksanakan secara eketif dan efisien
- Masukan yang dibutuhkan adalah PENYUSUNAN PERATURAN KPU DAN BAWASLU melalui uji
publik agar linier terhadap UU dan menegakan asa LUBERJURDIL serta 11 prinsip
penyelenggaraan pemilu (mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional,
profesional, akuntabel, efektif, dan efisien)

Yang harus dilakukan masyarakat


- aktiv memastikan diri dan keluarga bila telah memenuhi syarat telah terdaftar
- memastikan yang belum memenuhi syarat dan yang dilarang tidak mengikuti pemilu agar
dicoret dari daftar

PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN


- seharusnya mendekatkan rakyat dengan wakil nya sehingga pembangunan dapat terlaksana
maksimal
- daerah pemilihan dengan prinsip demokrasi mempertimbangkan : jumlah penduduk, luas
wilayah geografis dan kompleksitas masalah
- wakil rakyat harus bisa leluasa untuk berkonsultasi serta mendengarkan kebutuhan rakyat di
setiap dapil
PRINSIP PENETUAN DAPIL dalam DPRD
- penentuan dapil adalah reresentasi kehadiran rakyat dalam jabatan publik
- penting bagi masyarakat untuk memberi masukan dalam penetuan dapil
- masyarakat memberi masukan terhadap kredibilitas calon dalam hal administrasi misal keaslian
ijasah, dukungan pencalonan DPD dengan E-KTP, juga mencermati caleg mantan terpidana

MASA KAMPANYE
- masa kampanye adalah peserta pemilu yang mewakilkan pemilih dengan menawarkan visi, misi,
program
- rentan kecurangan, maka masyarakat diharapkan aktiv melaporkan setiap pelanggaran kepada
pengawas pemilu di tiap tingkatan terdekat, dari panwaslu desa sampai bawaslu pprov, atau
melalui media onlie dan hotline
DANA KAMPANYE
Dugaan pelanggaran:
1. sering kali tidak dilaporkan secara benar
2. Potensi penyalahgunaan dana negara atau dana asing
3. Pelanggaran politik uang yang selalu tidak dicatatkanke dana kampanye
- Masarakat harus melaporkan setiap pelanggaran agar para negarawan berjuang setara denga para
hartawan

\\\

MASA TENANG
Dugaan pelanggaran :
1. tidak boleh lagi ada kampanye
2. penurunan alat peraga kampanye
3. Pada masa ini sangat rawan politik uang
4. masa distribusi c6 undangan pemilih
- masyarakat diharapkan aktiv mengawasi setiap pelanggaran masa tenang kepada pengawas pemilu

PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA


Dugaan pelanggran :
1. kampanye dimasa tenang (politik uang )
2. formulir c6 tidak didistribusikan
3. ketidaktahuan prosedur pemungutan suara oelh KPPS
4. kesalahan pemberian surat suara bagi pemilih yang pindah domisili
5. netralitas penyelengggara
6. kesalahan perhitungan/ pencatatan dalam formulir c1 hologram dan c1 plano
- masyarakat diharapkan aktiv mengawasi setiap pelanggaran masa tenang kepada pengawas TPS
karena pada tahapan ini sangat panjang dan melelahkan

REKAPITULASI HASIL PEMUNGUTAN SUARA


Oleh panitia kecamatan atah PPK
Dugaan pelanggaran:
1. manipulasi suara karena politik uang atau traksaksional
2. ketidakpatuhan prosedur rekap di tingkat kecamatan, misalnya rekapitulasi yang terbuka
terbatas, meminimalisir keterlibatan masyarakat
- dibutuhkan pantauan masyarakat pada saat perhitungan agar tidak terjadi kecurangan suara\

PERANAN MASYARAKAT DALAM SETIAP TAHAPAN PILKADA


- peranan masyarakat yang diharapakn dalam setiap tahapan pemilu dan pilkada sama, karena
potensi pelanggaran juga memiliki kesamaan prinsip
- masyarakat dapat melaporkan setiap dugaan pelanggaran pda bawaslu
PEMBENTUKAN BADAN Adhoc
- masyarakat yang memenuhi syarat sebagai penyelenggara pemilu spt : usia, pendidikan dan
non partisan diharapakan bergabung menjadi penyyelenggara pemilu baik badan permanen di
KPU maupun idbawaslu sampai tingkatan kab/kota serta badan Adhoc tingkatan kec sampai TPS
- pendaftaran pemantau pemilu di Bawaslu
- pendaftaran pemantau pilkada di KPU
- masyarakat diharapakn menjadi pemantau pemilu dan pilkada

Pertanyaan :
1. Bagaimana solialisasi tentang aturan dan larangan dalam pemilihan umum, serta mengenai
kecenderungan pelanggaran dan aturan pemilu maupun pilkada kepada masyarakat ?
apakah dilakukan sosialisasi secara aktiv oleh badan penyelenggara ataukah masyarakat
yang dituntut aktiv untuk mencari tahu mengenai aturan pemilihan umum yang
dilaksanakan ?

Anda mungkin juga menyukai